Normalisasi sungai berbasis ekosistem menjadi pendekatan berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan lingkungan akibat pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkendali. Sungai Alue Masyik di Desa Alue Gunto, Kecamatan Syamtalira Aron, mengalami pendangkalan dan penyempitan aliran akibat akumulasi eceng gondok, yang berpotensi meningkatkan risiko banjir serta menurunkan kualitas ekosistem perairan. Program normalisasi sungai yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi dampak negatif tersebut melalui pengelolaan eceng gondok yang sistematis dan berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan penumpukan eceng gondok berdampak positif terhadap kelancaran aliran sungai, pemulihan ekosistem, serta peningkatan kualitas air. Pengelolaan yang terkontrol, termasuk pemangkasan rutin dan pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan kompos, berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem serta mengurangi pencemaran akibat pembusukan tanaman. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan eceng gondok meningkatkan kesadaran lingkungan serta memberikan manfaat sosial dan ekonomi. Pemanfaatan eceng gondok sebagai kompos tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal. Program normalisasi sungai ini memiliki dampak luas, baik dari segi lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Peningkatan kualitas air mendukung keberlanjutan ekosistem perairan dan sektor perikanan, sementara manfaat ekonomi dari kompos dan hasil pertanian yang lebih baik turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, tantangan utama dalam pengelolaan eceng gondok adalah perlunya pemeliharaan rutin untuk mencegah pertumbuhan kembali yang tidak terkendali. Oleh karena itu, keberlanjutan program ini memerlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.
Copyrights © 2025