Gaya hidup modern telah membawa masyarakat pada kehidupan yang serba instan, nyaman dan cepat. Dari segi kesehatan, gaya hidup ini tentu saja mempunyai dampak negatif. Oleh karena itu, banyak orang menderita berbagai penyakit. Salah satu kondisi yang sering dialami adalah pegal-pegal dan nyeri sendi. Seringkali, penyebab utama berbagai penyakit ini adalah Asam Urat, yang sering kali muncul di kemudian hari. Hiperurisemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan peningkatan kadar asam urat dalam darah atau serum melebihi batas normal, yaitu >7,0 mg/dl pada pria dan >6,0 mg/dl pada wanita. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder pada daun lamtoro (Leucaena leucocephala L.) dan efeknya sebagai antihiperurisemia secara in vivo. Metode penelitian yang digunakan yakni Maserasi, skrining fitokimia, analisis kromatografi lapis tipis (KLT) dengan perbandingan eluen N-heksan : Etil asetat (8:2) dan uji efek antihiperurisemia. Dalam uji efek antihiperurisemia dilakukan menggunakan hewan uji mencit yang di bagi dalam 5 kelompok perlakuan, kelompok 1 kontrol negatif (Na-CMC), kelompok 2 kontrol positif (Allopurinol 100 mg), kelompok 3 dosis ekstrak 100 mg/kg BB, kelompok 4 dosis ekstrak 150 mg/kg BB, dan kelompok 5 dosis ekstrak 200mg/kg BB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun lamtoro (Leucaena leucocephala L.) mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin. Kemudian, ekstak daun lamtoro juga memiliki efek menurunkan kadar asam urat dengan dosis yang paling baik dalam menurunkan kadar asam urat yakni dosis 200 mg/kg BB dengan rata-rata penurunan sebanyak 4,67 mg/dL. Hasil Penelitian kemudian di analisis menggunakan uji statistik One Way ANOVA dengan nilai p<0,05 (α 0,05).
Copyrights © 2025