Pendahuluan: Prevalensi diabetes melitus dan hiperurisemia yang meningkat pada wanita dewasa di Indonesia menjadi perhatian karena berkaitan dengan peningkatan lemak tubuh dan penurunan massa otot. Lemak viseral diketahui sebagai prediktor risiko metabolik, sementara massa otot penting dalam regulasi glukosa. Namun, studi untuk evaluasi hubungan antara kadar gula darah, asam urat, dan komposisi tubuh pada populasi wanita Indonesia masih terbatas. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang multisenter di enam kelurahan DKI Jakarta, melibatkan 325 perempuan dewasa yang dipilih secara purposive. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan gula darah puasa dan asam urat dari darah vena setelah puasa ≥8 jam, serta pengukuran komposisi tubuh menggunakan OMRON HBF-375. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji korelasi Pearson dan partial correlation dengan usia sebagai variabel kontrol. Hasil: Rerata usia responden adalah 48,7 tahun (SD 13,26). Kadar gula darah puasa berkorelasi positif signifikan dengan total lemak tubuh (r = 0.175, p = 0.002), lemak viseral (r = 0.156, p = 0.005), dan lemak subkutan (r = 0.136, p = 0.014); korelasi tetap signifikan setelah kontrol usia (p < 0.05). Kadar asam urat juga berkorelasi signifikan dengan lemak viseral (r = 0.235) dan subkutan (r = 0.210), p < 0.001. Tidak ditemukan korelasi signifikan antara kedua biomarker dengan massa otot (p > 0.05). Kesimpulan: Gula darah dan asam urat berkaitan dengan peningkatan lemak tubuh secara independen terhadap usia, sedangkan penurunan massa otot lebih dipengaruhi oleh proses penuaan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025