Masalah stunting masih belum bisa dikendalikan di Indonesia, dengan prevalensi mencapai lebih dari 20% yang termasuk kategori tinggi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Stunting tidak hanya menyebabkan perlambatan pertambahan berat badan, namun juga gangguan perkembangan kognitif dan mental, gangguan pertahanan tubuh, serta peningkatan risiko terjadinya penyakit degeneratif. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah dan menangani stunting, namun penanganan stunting yang efektif mencakup kolaborasi berbagai pihak, termasuk kader kesehatan dan orang tua balita. Salah satu penanganan stunting yang dapat dilakukan adalah akupresur. Akupresur yang merupakan bagian dari akupunktur, memanfaatkan penekanan pada titik-titik akupunktur. Akupresur merupakan terapi yang sederhana, murah, non invasif, mudah dilakukan, serta dapat dilakukan secara mandiri oleh siapa saja dan kapan saja, termasuk oleh kader kesehatan dan terutama orang tua balita. Namun masih banyak orang tua dan kader kesehatan yang belum mengetahui terapi akupresur, terutama pemanfaatannya pada kondisi stunting. Penyuluhan dengan seminar awam dilakukan untuk membuka wawasan masyarakat luas terhadap pemanfaatan akupresur untuk stunting. Seminar awam diikuti dengan workshop dilakukan secara hibrida luring di Kabupaten Tangerang dan daring melalui platform Zoom. Kegiatan ini diikuti oleh 60 peserta luring dan 941 peserta daring. Pada evaluasi, ditemukan peningkatan skor posttest dibandingkan dengan pretest yang menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta mengenai pemberian gizi pada balita, stunting, akupresur, dan manfaat akupresur pada stunting. Terdapat peningkatan pengetahuan kader, dan ibu balita stunting setelah pemberian penyuluhan dan workshop akupresur. Diharapkan kader dan ibu balita stunting dapat mempraktekan akupresur mandiri untuk meningkatkan nafsu makan balita stunting.
Copyrights © 2024