cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kultivasi
ISSN : 14124718     EISSN : 2581138X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di bidang budidaya tanaman. Bidang kajian yang dipublikasikan jurnal ini diantaranya adalah agronomi, pemuliaan tanaman, ilmu gulma, teknologi benih, teknologi pasca panen, ilmu tanah, dan proteksi tanaman.
Arjuna Subject : -
Articles 495 Documents
Pengaruh pupuk biosilika terhadap pertumbuhan, hasil, dan kekerasan biji tanaman hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) varietas batu dan pulut Tati Nurmala; Ani Yuniarti; Winna Firdawati; Warid Ali Qosim
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.197 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.22556

Abstract

Sari. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dosis pupuk silika organik yang tepat yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan, hasil, dan kekerasan biji hanjeli (Coix lacryma-jobi L.). Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UNPAD, Ciparanje, Jatinangor,  sejak bulan Desember 2015 sampai Mei 2016.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 12 perlakuan dan 4 ulangan.  Perlakuan terdiri enam taraf dosis pupuk biosilika (arang kulit biji hanjeli pulut yang mengandung 12% SiO2)  masing-masing per ha  adalah  0 kg; 150 kg; 300 kg; 450 kg; 600 dan 750 kg pada dua jenis hanjeli batu (var. Stenocarpa) dan pulut (var. Mayuen). Data dianalisis menggunakan Sidik Ragam  dengan Uji F pada taraf nyata 5%, sementara nilai beda dengan Uji Duncan pada taraf nyata 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk biosilika berpengaruh terhadap jumlah malai per rumpun, indeks panen, dan kekerasan biji hanjeli pada kandungan silika tanah tinggi. Dosis 150 kg/ha dan 750 kg/ha pada hanjeli batu berpengaruh terhadap jumlah malai per rumpun dibandingkan kontrol. Dosis 600 kg/ha memberikan IP terbaik dibandingkan kontrol pada hanjeli pulut. Semua dosis silika berpengaruh terhadap kekerasan biji hanjeli batu dibandingkan kontrol. Kata Kunci: Hanjeli, Biosilika, Pertumbuhan dan hasil, Kekerasan biji  Abstract. The research was conducted to determine the dosage of organic silica that can give the best effect to the growth, yield, and seed hardness of Job’s tears. This research was conducted from Desember 2015 to May 2016 at Ciparanje Experiment Station, Jatinangor, West Java in Faculty of Agriculture, Padjadjaran University. The experimental design used Randomized Block Design of twelve treatments and four replication. Treatments consisted of biosilica fertilizer (kg/ha): 0; 150; 300; 450; 600 and 750; that given to two varieties of job’s tears: stenocarpa and mayuen. Data were analyzed by Anova (F test) at 5% significance level, then tested by Duncan test at 5% significance level. The results showed that the biosilica fertilizer influenced panicle number, harvest index; and seed hardness.  Dosage of 150 kg/ha and 750 kg/ha biosilica affected panicle number on Stenocarpa. Dosage of 600 kg/ha gave the better harvest index than no silica fertilizer on Mayuen. All of silica dosage gave higher seed hardness than no silica fertilizer on Stenocarpa.Keywords: Job’s tears, Growth and yield, Seed hardness
Pengaruh kondisi genangan dan pemupukan silika terhadap hasil dan kualitas padi dua kultivar Poso Tati Nurmala; Wan Priando; Meddy Rachmadi
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.613 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i2.18118

Abstract

Sari  : Padi dapat dibudidayakan dalam kondisi sebagai padi sawah ataupun padi gogo.  Padi kultivar lokal asal Poso umumnya dibudidayakan dengan sistem padi gogo yang produktivitasnya rendah namun memiliki rasa pulen (amilase tinggi 20-25%).  Pupuk silika dengan sistem budidaya sawah bisa mengoptimalkan hasil dan kualitas hasil.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kultivar Poso yang mana yang produktivitasnya tinggi dengan rasa pulen, yang diberi dosis pupuk silika, dalam sistem budidaya yang tepat. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan Januari 2017, di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UNPAD Jatinangor.  Penelitian menggunakan Rancangan Split-Split Plot, dalam 3 ulangan.  Petak utama adalah Kultivar 36-Super dan Kultivar Togalu, faktor anak petak terdiri atas perlakuan sistem budidaya sawah dan sistem budidaya padi gogo, sedangkan faktor anak petak adalah aplikasi pupuk silika dengan dosis masing-masing 0 L/ha (kontrol); 0,5 L/ha; 1,0 L/ha dan 1,5 L/ha.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kultivar adalah kultivar 36-Super lebih baik dalam jumlah malai per rumpun, sedangkan kultivar togalu lebih baik terhadap jumlah malai per rumpun.  Sistem sawah berpengaruh terhadap jumlah malai per rumpun.  Pemberian pupuk silika 1 L/ha berpengaruh terhadap bobot gabah per rumpun, bobot 1000 butir, panjang gabah, lebar gabah, dan tebal gabah.  Tidak terdapat efek interaksi dari ketiga perlakuan tersebut terhadap semua variabel hasil.Kata kunci : Kultivar Poso, pupuk silika, dan penggenangan.Abstract :  Rice can be cultivated on lowland and upland cultivated conditions. Poso rice cultivars were a local cultivars which the low productivity  and higher amylase contain(20-25%). Silica fertilizer on rice Poso cultivar in wetland system  can optimalized yield and yield quality of rice. This study aimed  to determine dosage of silica with cultivated system on yield and quality yield of  Poso cultivar.The experiment was conducted from Agustus 2016 until January 2017, at the Eperiment Station of the Faculty of Agriculture, Padjadjaran University.  The experimental design used Split-Split Plot Design, consisted of 16 treatmens. Data were analyzed by Fisher test then were continued by Duncan Multiple Range Test (DMRT) at 5% significance level. The main plot factor consisted of two levels, there were 36-Super Cultivar and Tagolu Cultivar.  The sub plot factor consisted of flooding conditions, there were as dryland and wetland systems. The sub-sub plot factor consisted of four treatment  level dosages of liquid silica,  there were  without silica (0 L/ha); 0.5 L/ha ; 1.0 L/ha ; and 1.5 L/ha. and repeated three times. The results showed that significant response on number of paniclesof cultivar 36- Super , and  length of panicle of Tagolu cultivar. The wetland system has higher the number of panicle.  The 1 L/ha silica dosage was higher grain weightand 1000 grains weight .  The physical characters of grain were higher to length, width, and thickness of grain.There were not interaction effect  between treatments to all variables. Key words : Poso cultivars, Silica fertilizer, floodingSari  : Padi dapat dibudidayakan dalam kondisi sebagai padi sawah ataupun padi gogo.  Padi kultivar local lokal asal Poso umumnya dibudidayakan dengan system sistem padi gogo yang produktivitasnya rendah namun memiliki rasa pulen (amilase tinggi 20-25%).  Pupuk Silica silika dengan system sistem budidaya sawah bias bisamengoptimalkan hasil dan kualitas hasil.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kultivar Poso yang mana yang produktivitasnya tinggi dengan rasa pulen, yang diberi dosis pupuk silicasilika, dalam system sistem budidaya yang tepat. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan Januari 2017, di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UNPAD Jatinangor.  Penelitian menggunakan Rancangan Split- PSplit Plot, dalam 3 ulangan.  Sebagai pPetak utama adalah Kultivar 36-Super dan Kultivar Togalu, Faktor faktor anak petak terdiri atas perlakuan system sistem budidaya sawah dan system sistem budidaya padi gogo, sedangkan fakytor anak petak adalah aplikasi pupuk silica silika dengan dosis masing-masing 0L/ha (controlkontrol); 0,5 L/ha; 1,0 L/ha dan 1,5 L/ha.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kultivar adalah kultivar 36-Super lebih baik dalam jumlah malai per rumpun, sedangkan kultivar togalu lebih baik terhadap jumlah malai per rumpun.  Sistem sawah berpengaruh terhadap jumlah malai per rumpun.  Pemberian pupuk Silica silika 1 L/ha berpengaruh terhadap bobot gabah per rumpun, bobot 1000 butir; ,panjang gabah; ,lebar gabah, dan tebal gabah.  Tidak terdapat efek inyteraksi dari ketiga perlakuan ytersebut terhadap semua variablel hasil. Kata kunci : Kultivar Poso,; pupuk silicasilika,; dan penggenangan.
Pengaruh dosis pupuk fosfor dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau (Vigna radiata L.) pada ultisol Jatinangor Agus Wahyudin; Tati Nurmala; R. D. Rahmawati
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.037 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i2.12041

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk fosfor dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan sembilan perlakuan dan diulang tiga kali yaitu 50 kg ha-1 pupuk fosfor + O L ha-1 pupuk organik cair, 50 kg ha-1 pupuk fosfor + 4 L ha-1 pupuk organik cair, 50 kg ha-1 pupuk fosfor + 8 L ha-1 pupuk organik cair, 75 kg ha-1 pupuk fosfor + O L ha-1 pupuk organik cair, 75 kg ha-1 pupuk fosfor + 4 L ha-1 pupuk organik cair, 75 kg ha-1 pupuk fosfor + 8 L ha-1 pupuk organik cair, 100 kg ha-1 pupuk fosfor + O L ha-1 pupuk organik cair, 100 kg ha-1 pupuk fosfor + 4 L ha-1 pupuk organik cair, 100 kg ha-1pupuk fosfor + 8 L ha-1 pupuk organik cair. Hasil percobaan menun-jukkan bahwa perlakuan pupuk fosfor 50 kg dan pupuk organik cair 8 Lha-1  menghasilkan bobot biji per petak sebesar 298,68 gr dan hasil rata-rata per hektar sebesar 0,99 t ha-1. Kata kunci : Kacang hijau ∙ Pupuk fosfor ∙ Pupuk organik cair
Pemanfaatan empat isolat Trichoderma sp. untuk mengendalikan penyakit akar gada pada tanaman caisin Melinda Yudha; L. Soesanto; E. Mugiastuti
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.809 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i3.11771

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi empat isolat Trichoderma sp. dalam mengendalikan penyakit akar gada serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisin. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, mulai Mei 2016 sampai bulan Juni 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri atas 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri atas, kontrol diinokulasikan P. brassicae, kontrol tidak diinokulasikan P. brassicae, Trichoderma sp. isolat jahe, Trichoderma sp. isolat bawang, Trichoderma sp. isolat pisang, Trichoderma sp. isolat nenas, dan fungisida berbahan aktif Azoksistrobin dan Difenokonazol. Variabel yang diamati adalah masa inkubasi, intensitas penyakit di atas permukaan tanah, intensitas penyakit di bawah permukaan tanah, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar, dan volume akar gada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Trichoderma isolat bawang efektif dalam mengendalikan penyakit akar gada dan meningkatkan hasil tanaman caisin, dengan menekan intensitas penyakit di atas tanah sebesar 50,00%, menekan intensitas di bawah tanah sebesar 34,48%, menurunkan volume akar gada sebesar 72,73%,  menunda masa inkubasi sebesar 26,65%, meningkatkan jumlah daun sebesar 18,12%, dan bobot basah sebesar 30,75%. Perlakuan empat isolat Trichoderma sp. belum mampu meningkatkan tinggi tanaman caisin.Kata Kunci: Caisin, Plasmodiophora brassicae, Trichoderma sp. 
Respons pertumbuhan, hasil, dan tingkat kerebahan padi varietas IPB 3S terhadap pupuk hayati dan nano silika Lia Marliani; Sumadi Sumadi; Tati Nurmala
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.103 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.18808

Abstract

SARIPeningkatan produktivitas tanaman pangan merupakan salah satu upaya dalam mendukung ketahanan pangan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Penggunaan pupuk hayati dan nano silika secara mandiri mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman serta menurunkan tingkat kerebahan tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi dosis pupuk hayati dan nano silika yang tepat sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan, hasil, dan ketegaran tanaman padi sawah (Oryza sativa L) varietas IPB 3S. Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah yang berlokasi di Kampung Bojongloa, Desa Tegalsawah, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Perlakuan terdiri dari 2 faktor, yakni aplikasi pupuk hayati yang terdiri dari 3 taraf (h0 = 0 g.plot-1, h1 = 0,8 g.plot-1, dan h2 = 1,6 g.plot-1) dan perlakuan aplikasi pupuk silika yang juga terdiri dari 3 taraf (s0 = 0 mL.plot-1, s1 = 2 mL.plot-1, dan s2 = 4 mL.plot-1) dengan jumlah kombinasi perlakuan sebanyak 9 dan masing – masing diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh interaksi pada parameter pertumbuhan dan hasil varietas IPB 3S. Pemberian pupuk hayati dan silika dengan dosis 1,6 g.plot-1 dan 4 mL.plot-1 merupakan kombinasi terbaik terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot 1000 butir gabah isi, dan tingkat sudut kerebahan. Keyword :Padi varietas IPB 3S, Pupuk hayati, Nano Silika, Kerebahan ABSTRACTIncreasing the productivity of food crops is one of the efforts to support food security along with the increasing population in Indonesia. The use of biofertilizer and nano silica with each application had could increase growth and yield also todecrease the level of fall down of rice plant. This study aimed to obtain the appropriate dosagecombination of biofertilizers and nano silica so as to increase the growth, yield and straighten of rice (Oriza sativa L) variety IPB 3S. The experiment was conducted in paddy fields located in Bojongloa, Tegalsawah village, East Karawang District, Karawang City from March to July 2017. The experimental design was used factorial Randomized Block Design (RBD). The treatment consisted of 2 factors, namely the application of biological fertilizer consisting of 3 levels (h0 = 0 g.plot-1, h1 = 0.8 g.plot-1, h2 = 1.6 g.plot-1) and the application of silica fertilizer application consists of 3 levels (s0 = 0 mL.plot-1, s1 = 2 mL.plot-1, s2 = 4 mL.plot-1) with 9 treatment combinations and repeated 3 times. The results showed that the application of biofertilizers and silica significantly affected the component parameters of growth, yield, and degree of angularity of IPB 3S varieties. The interaction between biofertilizers and silica at a dosage of 1.6 g. plot-1 and 4 mL.plot-1 was the best treatment on parameters of plant height, number of tillers, weight of 1000 grains of filled grain, and level of angle of lodging. Keyword : IPB 3S rice variety, biofertilizer, nano silica fertilizer
Kadar pati akar dan sitokinin endogen pada tanaman teh menghasilkan sebagai dasar penentuan pemangkasan dan aplikasi zat pengatur tumbuh Intan Ratna Dewi Anjarsari; Jajang Sauman Hamdani; Cucu Suherman Victor Zar; Tati Nurmala; Heri Sahrian; Vitria Puspitasari Rahadi
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.569 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i2.16786

Abstract

ABSTRAK Pemangkasan pada tanaman teh dilakukan salah satunya untuk menginisiasi tumbuhnya banyak tunas sebagai bakal pembentukan pucuk peko. Pemangkasan mengubah luas daun, kapasitas fotosintesis perdu, mempengaruhi keseimbangan metabolisme antara organ di atas dan di bawah tanah dengan  mengurangi  jumlah tumbuh tunas yang berfungsi sebagai sumber dan pengguna untuk nutrisi dan hormon. Sampai saat ini pertumbuhan tunas sebagai bakal daun setelah pemangkasan terjadi secara alami tanpa penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pada dasarnya rekayasa fisiologis dengan menggunakan ZPT sitokinin dapat menjadi pilihan untuk lebih memacu pertumbuhan cabang lateral dan tunas serta memecahkan dormansi pucuk. Tujuan penelitian pendahuluan ini  adalah untuk mengetahui   kadar pati akar, kadar sitokinin endogen, serta status hara tanah  guna menentukan waktu pemangkasan yang tepat dan dasar untuk dilakukan aplikasi zat pengatur tumbuh setelah dipangkas. Penelitian selanjutnya adalah penggunaan sitokinin BAP pada berbgai dosis pada tanaman teh yang sudah dipangkas.  Penelitian pendahuluan dilakukan pada bulan Agustus  hingga Oktober 2017 di kebun percobaan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung  pada ketinggian 1250 m di atas permukaan laut (dpl). Metode pengambilan sampel daun, akar, dan tanah di lapangan dilakukan secara komposit untuk setiap ulangan selanjutnya dilakukan analisis pati akar, sitokinin endogen serta hara tanah. Hasil uji kualitatif pati akar menggunakan iodium mengindikasikan bahwa tanaman teh siap untuk dipangkas terlihat dari sampel akar yang ditetesi iodium menunjukkan warna hitam. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa kadar pai akar berada pada kisaran 6.99 % hingga 9,16% dan sitokinin endogen ada pad akisaran 0,0016% hingga0,0019%.  Penentuan kadar pati akar, kondisi lingkungan serta status hara sebelum pemangkas diperlukan agar meminimalisasi tingkat kematian perdu teh serta analisis sitokinin endogen diperlukan untuk lebih  mengoptimalkan dosis sitokinin yang akan diberikanKata Kunci : pemangkasan, sitokinin endogen, kadar pati akar. ABSTRACT  Pruning on tea plants is  perfomed initiating growth of shoots to be pecco stadia. Pruning changes the leaf area, the capacity of photosynthetic tea bush, affecting the metabolic balance between upper and underground organs by reducing the growing number of buds that function as sources and sinks for nutrients and hormones. Until now the growth of shoots as leaf will after pruning occurs naturally without the addition of plant growth regulating substances (PGR). Essentially physiological engineering using  cytokinins can be an option to increase the growth of lateral branches and buds as well as break the shoot dormancy. The preliminary study was conducted from August to October 2017 at experimental field of Gambung Tea and Quinine Research Center (PPTK) at an altitude of 1250 m above sea level (asl). Preliminary method used in the form of analysis of root starch, endogenous cytokinin and soil nutrients to  determined the proper pruning time and the basis for the application of  plant growth regulator substances after pruning. The results of a qualitative test of root content using iodine indicated that the tea plant was ready to be pruned visible from the root samples that iodized spots showed black. The result of  laboratory test  showed that root starch content was in the range of 6.99 to 9.16. and cytokinin endogen  preliminary analysis showed that the levels are in the range of 0.0016 up to 0.0019. Determination of root starch, environmental conditions and nutrient status before pruning is necessary in order to minimize mortality rate of tea bush as well as analysis of endogenous cytokinin is needed to further optimize the dose of cytokinin to be given. Keywords : cytokinins, pruning,  root starch content
Hasil benih empat kultivar kedelai yang ditanam di dataran medium dan dataran tinggi Sumadi Sumadi; Muhammad Kadapi; Anne Nuraeni; Noladhi Wicaksana; Meddy Rachmadi; S Rodiah
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.69 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.13224

Abstract

ABSTRAK                    Pertumbuhan  dan  hasil suatu tanaman merupakan hasil interaksi antara karakter genetik setiap kultivar dengan lingkungan tumbuhnya. Tujuan penelitian ini adalah  menetapkan kultivar kedelai yang paling cocok ditanam pada musim hujan di dataran medium ( ± 753 m dpl)  dan dataran tinggi ( ± 1200 m dpl) . Penelitian merupakan percobaan lapangan dilaksanakan pada April sampai dengan Juli 2016. Percobaan dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok sederhana  yang menguji kultivar meliputi Anjasmoro,  Argomulyo , Arjasari dan Grobogan yang diulang 5 (lima) kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa secara umum potensi hasil kedelai di dataran medium hasilnya lebih tingggi dibandingkan  yang ditanam di dataran tinggi. Kultivar Anjasmoro dan Arjasari hasinya secara nyata lebih tinggi dibandingkan kultivar Grobogan dan Argomulyo, baik yang ditanam di dataran tinggi maupun dataran medium. Masing-masing 16.96 g, 14.41 g, 8. 21g dan 7.40 g yang ditanam di datarn medium atau setara dengan 2.71 , 2.31 , 1.31  dan 1.20 ha-1, sedangkan yang ditanam di dataran tinggi sebesar 1.09, 0.99, 0.67 dan 0.85 ton ha-1. Kultivar Anjasmoro dan Arjasari merupakan kultivar kedele yang lebih adaptif dibandingkan kultivar Grobogan dan Argomulyo. Ukuran biji kultivar Grobogan  paling besar dibandingkan ketiga kultivar lainnya, tetapi hasilnya paling rendah. Walaupun demikian  tidak berpengaruh secara nyata terhadap kualitas benih yang dihasilkan. Kata kunci : kedele, kultivar , dataran medium, dataran tinggi, hasil benih 
Pengaruh pupuk silikon organik dan kompos terhadap pertumbuhan dan hasil gandum di dataran medium Jatinangor Fiky Yulianto Wicaksono; Agus Wahyudin; Tati Nurmala; Muhammad Irfan Janitra
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.921 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11349

Abstract

Gandum di daerah tropis mempunyai potensi pengembangan di dataran medium.Silikon dapat mengurangi cekaman panas pada gandum di dataran medium, sementara kompos diharapkan dapat menjadi substitusi pupuk silikon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pupuk silikon dengan kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum (Triticum aestivum L.) di dataran medium. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 – September 2016 di kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok sementara rancangan perlakuan adalah faktorial yang terdiri dari 6 taraf dosis silikon 50 kg ha-1, 100 kg ha-1, 150 kg ha-1, 200 kg ha-1, 250 kg ha-1, 300 kg ha-1 dan 2 taraf dosis kompos 3 ton ha-1 dan 6 ton ha-1 yang diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara aplikasi pupuk silikon organik dengan kompos terhadap hasil (bobot biji pertanaman). Aplikasi pupuk silikon organik 250 kg/ha disertai kompos 3 ton ha-1 menghasilkan bobot biji per tanaman tertinggi sebesar 6,39 g per tanaman, sedangkan pada pada aplikasi kompos 6 ton ha-1, hasil tertinggi ditunjukkan pada aplikasi pupuk silikon organik 200 kg ha-1 dengan hasil sebesar 6,09 g per tanaman.Kata kunci: gandum, silikon, kompos
Pengaruh jenis media tanam dan aplikasi pupuk hayati mikoriza terhadap pertumbuhan, pembungaan dan infeksi mikoriza pada tanaman anggrek Dendrobium sp. Okti Herliana; E Rokhminarsi; S Mardini; M Jannah
Kultivasi Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.607 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i1.15774

Abstract

The research aimed to find out 1) the best growing media for growth and flowering of Dendrobium orchid, 2) the best dosage of mycorrhizal biofertilizer for growth and flowering of Dendrobium orchid, 3) the best combination type of growing media and mycorrhizal biofertilizer for growth and flowering of Dendrobium orchid. The research was conducted at Screen house of Datar Village, Sumbang Subdistrict, Banyumas Regency from May 2017 to November 2017. The research design was using Randomized Block Design (RBD) method with 2 factors and 3 replicates:(1) Growing media with 3 treatment types; wood charcoal, fern (Cyathea contaminans), root of the bird’s net fern (Asplenium nidus), and (2) dosage of mycorrhizal biofertilizer with 3 levels; without mycorrhizal, 10g /plant (20 spores), 20g /plant (40 spores). Data were analyzed by analysis of variance followed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) at 5% level. The observed variables were the increase of plant height, number of leaves, the increase of leaf area, number of buds, number of roots, number of root length, the appearing of first primordia flower, the first flower blossom, number of flower per stalk, number of flower stalk per plant, length of flower stalk, and percent of mycorrhizal infections. The result of the research showed that root of the bird’s net fern is the best of growing media for variables of the number of leaves and the number of buds for each 5,63 leaves and 1,37buds, as well as the percentage of mycorrhizal infections by 54,44%. Result also showed that the best dosage of mycorrhizal biofertilizer is 10 g/plant for variables of the number of root and the percentage of mycorrhizal infections for each 20,78 roots and 64,44%. The highest number of flowers per stalk was obtained on the combination of growing media using fern (Cyathea contaminans) without mycorrhizal biofertilizer by 8 flowers.Anggrek merupakan tanaman hias yang potensial untuk dibudidayakan, karena mem-punyai nilai ekonomis tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis media tanam dan dosis mikoria terbaik pada pertumbuhan dan pembungaan anggrek dendrobium serta mem-pelajari interaksi antara pemberian jenis media tanam dan dosis pupuk hayati mikoriza terhadap pertumbuhan, pembungaan anggrek Dendrobium sp. dan infeksi mikoriza. Penelitian dilaksanakan di Screen house Desa Datar, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas mulai Mei hingga November 2017. Rancangan penelitian meng-gunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan, yaitu (1) media tanam dengan 3 jenis media; arang kayu, pakis (Cyathea contaminans), akar kadaka (Asplenium nidus), dan (2) dosis pupuk hayati mikoriza dengan 3 taraf; tanpa mikoriza, 10 g tanaman-1 (20 spora), 20 g tanaman-1 (40 spora) Hasil penelitian menunjukkan media akar kadaka merupakan media terbaik untuk variabel pertambahan jumlah daun dan jumlah tunas anggrek Dendrobium masing-masing yaitu sebanyak 5,63 helai dan 1,37 tunas, serta persen infeksi mikoriza sebesar 54,44%. Pupuk hayati mikoriza 10 g/tanaman merupakan dosis terbaik untuk variabel pertambahan jumlah akar dan persen infeksi mikoriza anggrek Dendrobium masing-masing sebanyak 20,78 akar dan 64,44%. Jumlah bunga per tangkai tertinggi diperoleh pada kombinasi jenis media tanam pakis dengan tanpa pupuk hayati mikoriza sebanyak 8 kuntum. Kata Kunci : Dendrobium sp., media tanam, pupuk hayati mikoriza, pertumbuhan dan pembungaa
Pengaruh inokulasi Mikoriza Vesikular Arbuskula (MVA) dan pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman kedelai pada tanah Inceptisols Jatinangor Aep Wawan Irwan; Agus Wahyudin
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.009 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.13856

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pupuk organik cair dan MVA sehingga diketahui dinamika pengaruh faktor pada taraf pupuk pelengkap cair yang berbeda dari faktor MVA yang diberikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai kultivar Kaba pada tanah inceptisols di Jatinangor. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, dari bulan November 2014 sampai April 2015.Percobaan ini menggunakan metode dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor pertama adalah dosis Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA), yaitu 5 g/polybag, 10 g/polybag dan 15 g/polybag dan faktor kedua yaitu dosis pupuk pelengkap cair (PPC) merk dagang ”Pesat”, yaitu 10 cc/L, 15 cc/L dan 20 cc/L, dan dimana perlakuan tersebut diulang sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh jumlah plot masing-masing unit percobaan adalah 3 x 3 x 3 = 27 polybag, dan setiap plot percobaan dibuat tiga unit sehingga diperoleh 81 polybag. Untuk menguji beda hasil rata-rata perlakuan, dilakukan uji jarak berganda Duncan dengan taraf 5%.Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara inokulasi mikoriza vasikular arbuskula dengan pupuk pelengkap cari terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman kedelai.  Pemberian MVA 15 g/polybag memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi tanaman, Indeks Luas Daun, Jumlah Cabang Produktif dan Jumlah Buku Subur, Jumlah Polong Isi dan Jumlah Polong Hampa per Tanaman, Bobot 100 butir, Bobot Biji per Tanaman dan Indeks Panen, sedangkan pemberian 20 cc/L pupuk pelengkap cair memberikan pengaruh yang lebih baik tinggi tanaman, Indeks Luas Daun, Jumlah Cabang Produktif dan Jumlah Buku Subur, Jumlah Polong Isi dan Jumlah Polong Hampa per Tanaman Bobot 100 butir, Bobot Biji per Tanaman dan Indeks Panen. Bobot biji per tanaman yang tertinggi sebesar 31,71 g/tanaman atau sekitar 3.04 ton/ha. Kata kunci : kedelai, mva, pupuk pelengkap cair