Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pengaruh Berbagai Pengaturan Jarak Tanam dan Konsentrasi Giberelin (GA3) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Gandum (Triticum aestivum L.) Kultivar Dewata di Dataran Medium Jatinangor Ariani, Efrida; Irwan, Aep Wawan; Wicaksono, Fiky Yulianto
Jurnal Fakultas Pertanian Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.424 KB)

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara jarak tanam dengan konsentrasi giberelin yang dapat memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum di dataran medium. Percobaan dilakukan sejak Mei 2014 hingga September 2014 di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, dengan ketinggian tempat yaitu ± 750 meter di atas permukaan laut. Rancangan percobaan yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor perlakuan, masing-masing terdiri dari 3 taraf faktor, yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah jarak tanam, terdiri dari taraf jarak tanam larikan (25 x 0 cm), jarak tanam legowo 2 : 1 (25 x 12,5 x 25 cm) dan jarak tanam persegi (25 x 25 cm). Faktor kedua adalah konsentrasi giberelin (GA3) terdiri dari taraf konsentrasi 250 ppm, 500 ppm dan 750 ppm. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan jarak tanam dan konsentrasi giberelin terhadap indeks luas daun (ILD), jumlah gabah isi, bobot biji per malai, bobot biji per tanaman dan bobot biji per petak. Jarak tanam larikan dan konsentrasi giberelin 750 ppm menunjukkan indeks luas daun tertinggi (ILD). Jumlah gabah isi menunjukkan hasil tertinggi pada taraf jarak tanam legowo 2 : 1 dan taraf konsentrasi giberelin 250 ppm. Perlakuan jarak tanam legowo 2 : 1 dengan konsentrasi giberelin 250 ppm menghasilkan bobot biji per malai tertinggi namun tidak menunjukkan perbedaan dengan jarak tanam legowo 2 : 1 dengan konsentrasi giberelin 500 ppm. Bobot biji per tanaman tertinggi pada taraf jarak tanam legowo 2 : 1 dengan konsentrasi giberelin 250 ppm. Bobot biji per petak pada taraf jarak tanam larikan dengan konsentrasi giberelin taraf 250 ppm menunjukkan hasil yang tidak berbeda dengan taraf jarak tanam legowo 2 : 1 dan konsentrasi giberelin taraf 250 ppm. Kata Kunci : giberelin, jarak tanam, pertumbuhan dan hasil, tanaman gandum
Pengaruh jarak tanam berbeda dan berbagai dosis pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli pulut (Coix lacryma-jobi L.) di dataran tinggi Punclut Irwan, Aep Wawan; Nurmala, Tati; Nira, Tia Dian
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.546 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh jarak tanam yang berbeda dan berbagai dosis pupuk kandang ayam serta memperoleh salah satu kombinasi jarak tanam dengan dosis pupuk kandang ayam yang memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan dan hasil hanjeli pulut. Percobaan dilaksanakan dari bulan Desember 2015 sampai bulan Mei 2016 di Punclut, Lembang, Kabupaten Bandung dengan ketinggian tempat mencapai  1095 m di atas permukaan laut, dengan tanah Latosol dan tipe iklim C2 menurut klasifikasi Oldeman. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 9 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, dengan perlakuan kombinasi jarak tanam 50 x 50 cm + 0 ton/ha pupuk kandang ayam,  50 x 50 cm + 1 ton/ha, 50 x 50 cm + 2 ton/ha, 75 x 50 cm + 0 ton/ha, 75 x 50 cm + 1 ton/ha, 75 x 50 cm + 2 ton/ha, 100 x 50 cm + 0 ton/ha, 100 x 50 cm + 1 ton/ha, dan 100 x 50 cm + 2 ton/ha. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam berbeda dan pemberian berbagai dosis pupuk kandang ayam dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli pulut. Perlakuan jarak tanam 75 x 50 cm dan 2 ton/ha pupuk kandang ayam dapat meningkatkan bobot biji per rumpun tanaman hanjeli pulut.Kata kunci:Jarak tanam, pupuk kandang ayam, hanjeli
Pemanfaatan jenis-jenis pisang (banana dan plantain) lokal Jawa Barat berbasis produk sale dan tepung Putri, T. K.; Veronika, D.; Ismail, Ade; Karuniawan, Agung; Maxiselly, Yudithia; Irwan, Aep Wawan; Sutari, Wawan
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.199 KB)

Abstract

Pisang merupakan komoditas hortikultura (buah) yang dapat dimakan langsung atau diolah. Pisang merupakan buah yang tidak tahan lama, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menjadikannya lebih tahan lama adalah diolah menjadi sale dan tepung.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemanfaatan beberapa jenis pisang untuk sale atau tepung. Pengujian dilakukan secara organoleptik (uji deskripsi dan uji hedonik) beberapa sampel sale dan tepung pisang. Jumlah panelis yaitu lima orang yang diambil secara acak. Hasil yang diperoleh adalah sale yang terbuah dari pisang Siem/Kepok pada sampel 2 memiliki rasa manis, aroma khas, dan tekstur yang disukai oleh panelis yang berjumlah 5 orang.Kata kunci : Olahan pisang ∙ Sale ∙ Tepung
Pengaruh inokulasi Mikoriza Vesikular Arbuskula (MVA) dan pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman kedelai pada tanah Inceptisols Jatinangor Irwan, Aep Wawan; Wahyudin, Agus
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.009 KB)

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pupuk organik cair dan MVA sehingga diketahui dinamika pengaruh faktor pada taraf pupuk pelengkap cair yang berbeda dari faktor MVA yang diberikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai kultivar Kaba pada tanah inceptisols di Jatinangor. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, dari bulan November 2014 sampai April 2015.Percobaan ini menggunakan metode dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor pertama adalah dosis Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA), yaitu 5 g/polybag, 10 g/polybag dan 15 g/polybag dan faktor kedua yaitu dosis pupuk pelengkap cair (PPC) merk dagang ”Pesat”, yaitu 10 cc/L, 15 cc/L dan 20 cc/L, dan dimana perlakuan tersebut diulang sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh jumlah plot masing-masing unit percobaan adalah 3 x 3 x 3 = 27 polybag, dan setiap plot percobaan dibuat tiga unit sehingga diperoleh 81 polybag. Untuk menguji beda hasil rata-rata perlakuan, dilakukan uji jarak berganda Duncan dengan taraf 5%.Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara inokulasi mikoriza vasikular arbuskula dengan pupuk pelengkap cari terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman kedelai.  Pemberian MVA 15 g/polybag memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi tanaman, Indeks Luas Daun, Jumlah Cabang Produktif dan Jumlah Buku Subur, Jumlah Polong Isi dan Jumlah Polong Hampa per Tanaman, Bobot 100 butir, Bobot Biji per Tanaman dan Indeks Panen, sedangkan pemberian 20 cc/L pupuk pelengkap cair memberikan pengaruh yang lebih baik tinggi tanaman, Indeks Luas Daun, Jumlah Cabang Produktif dan Jumlah Buku Subur, Jumlah Polong Isi dan Jumlah Polong Hampa per Tanaman Bobot 100 butir, Bobot Biji per Tanaman dan Indeks Panen. Bobot biji per tanaman yang tertinggi sebesar 31,71 g/tanaman atau sekitar 3.04 ton/ha. Kata kunci : kedelai, mva, pupuk pelengkap cair 
Pengaruh pupuk pelengkap cair dan sistem olah tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L.) kultivar nkancil pada inceptisols Jatinangor Irwan, Aep Wawan; Wicaksono, Fiky Yulianto
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.34 KB)

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk pelengkap organik cair dan sistem olah tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, dari bulan Januari 2015 sampai April 2015.Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 18 perlakuan dan 2 ulangan. Perlakuannya meliputi : kontrol (50 kg/ha Urea + 125 kg/ha SP-36 + 100 kg/ha KC1) + tanpa olah tanah, kontrol (50 kg/ha Urea + 125 kg/ha SP-36 + 100 kg/ha KC1) + pengolahan tanah minimum, kontrol (50 kg/ha Urea + 125 kg/ha SP-36 + 100 kg/ha KC1) + pengolahan tanah sempurna, 1 L/ha PPC + tanpa olah tanah, 1 L/ha PPC + pengolahan tanah minimum, 1 L/ha PPC + pengolahan tanah sempurna, 2 L/ha PPC + Tanpa olah tanah, 2 L/ha PPC + pengolahan tanah minimum, 2 L/ha PPC + pengolahan tanah sempurna, 3 L/ha PPC + tanpa olah tanah, 3 L/ha PPC + pengolahan tanah minimum, 3 L/ha PPC + pengolahan tanah sempurna, 4 L/ha PPC + tanpa olah tanah, 4 L/ha PPC + pengolahan tanah minimum, 4 L/ha PPC + pengolahan tanah sempurna, 5 L/ha PPC + tanpa olah tanah, 5 L/ha PPC + pengolahan tanah minimum, 5 L/ha PPC + pengolahan tanah sempurna. Nilai rata-rata tiap perlakuan diuji dengan menggunakan uji Scott-knott.Hasil percobaan menunjukkan bahwa dosis pupuk pelengkap cair dan sistem olah tanah berpengaruh terhadap indeks luas daun, bobot kering tanaman, jumlah biji per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, bobot 100 biji, bobot biji per tanaman dan bobot biji per petak. Perlakuan 5 L/ha PPC + pengolahan tanah minimum memberikan pengaruh terhadap indeks luas daun, bobot kering tanaman, jumlah biji per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, bobot 100 biji, bobot biji per tanaman dan bobot biji per petak dibanding dengan perlakuan yang menggunakan pupuk pelengkap cair dan tidak berbeda dengan perlakuan kontrol 50 kg/ha Urea + 125 kg/ha SP-36 + 100 kg/ha KC1 + pengolahan tanah sempurna dan 5 L/ha PPC + pengolahan tanah sempurna. Kata kunci  : kacang tanah, pupuk organik cair, sistem olah tanah. 
Pengaruh pemberian gibberellin dan sitokinin pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) di dataran medium Jatinangor Wicaksono, Fiky Yulianto; Nurmala, Tati; Irwan, Aep Wawan; Putri, Annisa Sarah Utami
Kultivasi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.487 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman gandum yang maksimum di dataran medium melalui pemberian giberelin dan sitokinin dengan konsentrasi yang berbeda. Percobaan dilakukan sejak Maret hingga Agustus 2015 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padja-djaran, Jatinangor, dengan ketinggian tempat yaitu ± 750 m di atas permukaan laut.Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan rancangan perlakuan faktorial. Perla-kuan terdiri dari dua faktor, masing-masing terdiri dari tiga taraf,yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah konsentrasi giberelin, terdiri dari taraf 150 ppm, 250 ppm, dan 350 ppm. Faktor kedua adalah konsentrasi sitokinin, terdiri dari taraf 20, 40, dan 60 ppm. Perbedaan nilai rata-rata tarafdiuji dengan Duncan Multiple Range Test pada taraf nyata 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi terha-dap komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah anakan, dan indeks luas daun), dan komponen hasil (panjang malai) sehingga pem-berian konsentrasi sitokinin dapat menurunkan konsentrasi giberelin. Giberelin dan sitokinin mengurangi jumlah biji karena memicu biji steril. Kata kunci: Gandum ∙ Giberelin ∙ Sitokinin
Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi asam salisilat dan kalsium klorida dengan selang waktu yang berbeda di dataran medium Jatinangor Wicaksono, Fiky Yulianto; Irwan, Aep Wawan; Wahyudin, Agus; Setianingrum, Linda Wahyu
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.935 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil tanaman gandum yang maksimum di dataran medium melalui pemberian kalsium klorida dan asam salisilat dengan interval waktu yang terbaik. Percobaan dilakukan sejak Maret hingga Juli 2015 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Univer-sitas Padjadjaran, Jatinangor, dengan ketinggian tempat yaitu ± 750 m di atas permukaan laut. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari lima perlakuan dan diulang empat kali sehingga terdapat 20 plot percobaan. Ukuran petak percobaan yang digunakan adalah 3 m x 4 m. Adapun perlakuan yang diberikan adalah A = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 3 hari, B = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 6 hari, C = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 9 hari, D = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 12 hari, dan E = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 15 hari.Perbedaan nilai rata-rata perlakuan diuji dengan Duncan Multiple Range Test pada taraf nyata 5 %. Grafik antar perlakuan dibandingkan dengan uji kesejajaran dan keberimpitan garis regresi (uji Chow pada taraf nyata 5 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbe-daan yang nyata yang diberikan salah satu perlakuan terhadap komponen pertumbuhan (jumlah anakan, kandungan klorofil, dan indeks luas daun), komponen hasil (jumlah malai, panjang malai, gabah isi, bobot biji per malai, dan bobot biji per tanaman). Pemberian asam salisilat dan kalsium klorida memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman gandum terbaik pada interval 9 hari. Kata kunci : Gandum ∙ Asam salisilat ∙ Kalsium klorida 
Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor Wahyudin, Agus; Wicaksono, Fiky Yulianto; Irwan, Aep Wawan; Ruminta, Ruminta; Fitriani, Rizka
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.421 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pemberian Pupuk Organik Padat Guano dapat memberikan hasil yang sama dengan pemberian Pupuk N,P,K. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor dengan ketinggian 754m dpl dan menggunakan tanah inceptisol dengan pH 6,18.Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 8 perlakuan kombinasi dosis pupuk, yang terdiri dari 100% N,P,K, 100% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 100% Pupuk Guano, 50% N,P,K + 100% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 75% Pupuk Guano, 50% N,P,K + 75% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 50% Pupuk Guano serta 50% N,P,K + 50% Pupuk Guano. Percobaan diulang sebanyak 4 kali, dengan demikian terdapat 32 satuan percobaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian beberapa dosis pupuk N,P,K dan pupuk guano memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, bobot kering tanaman, biomassa tanaman, jumlah bintil akar efektif, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, indeks panen, bobot biji per hektar. Perlakuan 50% N,P,K + 50% Pupuk Guano memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol pada tinggi tanaman, biomassa tanaman, indeks luas daun, jumlah daun, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, indeks panen serta bobot biji per hektar.Kata Kunci : Tanaman Kedelai, Pupuk N,P,K, Pupuk Guano
Perbandingan pengukuran luas daun kedelai dengan metode gravimetri, regresi dan scanner Irwan, Aep Wawan; Wicaksono, Fiky Yulianto
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.419 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v16i3.14448

Abstract

Luas daun merupakan salah satu parameter penting yang diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max L.), oleh karena itu diperlukan teknik pengukuran yang cepat dan tepat. Dengan mengetahui luas daun, maka akan diketahui indeks luas daunnya dengan cara membaginya dengan luas kanopi tanaman. Selain pengukuran dengan menggunakan Leaf Area Meter,  pengukuran dengan menggunakan metode dasar (gravimetri) masih sering dipergunakan. Penggunaan metode lainnya adalah dengan cara regresi dan penggunaan alat scanner, dimana metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk pelaksanaan pengukuran luas daun kedelai ini digunakan tanaman kedelai kultivar Anjasmoro yang ditanam di polybag di Kebun Percobaan Hidroponik Fakultas Pertanian UNPAD Jatinangor dari bulan September sampai dengan bulan November 2016.  Setelah dilakukan perhitungan, dapat disimpulkan bahwa metode regresi dan metode scanner mendapatkan hasil pengukuran luas daun kedelai yang lebih teliti dibandingkan dengan metode gravimetri. Perlu disarankan penggunaan leaf area meter untuk kalibrasi terhadap tingkat ketelitian dari ketiga metode yang diuji. Kata kunci : luas daun, kedelai, gravimetri, scanner
Pengaruh pola tanam tumpangsari jagung dan kedelai terhadap pertumbuhan dan hasil jagung hibrida dan evaluasi tumpangsari di Arjasari Kabupaten Bandung Yuwariah, Yuyun; Ruswandi, Dedi; Irwan, Aep Wawan
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.804 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v16i3.14377

Abstract

Jagung dan kedelai merupakan tanaman pangan terpenting setelah padi di Indonesia. Konsumsi jagung dan kedelai akan terus mengalami peningkatan setiap tahun dikarenakan pertambahan jumlah penduduk. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman dapat dilakukan dengan cara tumpangsari. Sistem tumpangsari merupakan sistem pertanaman dengan menanam dua atau lebih jenis tanaman secara serentak pada lahan yang sama dalam waktu satu tahun. Penelitian bertujuan untuk mengetahui genotip jagung hibrida yang terbaik ditumpangsarikan dengan kedelai. Percobaan dilaksanakan dari bulan Maret 2016 sampai bulan Agustus 2016 di Arjasari, Kabupaten Bandung dengan ketinggian tempat mencapai  960 m di atas permukaan laut. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 20 perlakuan dan diulang sebanyak 2 kali, dengan perlakuan 18 genotip dan 2 genotip cek, terdiri dari F1B X 4.8.8, F1E X 1.1.3, F1D X 3.1.4, F1F X G203, F1A X 4.8.8,, F1E X 3.1.4, F1H X G-673, F1I X G203, F1B X 1.1.3, F1E X 3.1.4, F1C X G203-1, F1G X 16.5.15, F1D X 16.5.15, F1H X 1.1.3, F1A X 16.5.15, F1I X G673, F1G X 673, F1C X 4.8.8, Maros 1 x 2 dan Maros 11 x 12 yang masing-masing ditumpangsarikan dengan tanaman kedelai. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem tanam tumpangsari jagung dan kedelai dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung genotip F1F x 3.1.4, Maros 1 x 2, dan Maros 11 x 12.  Perlakuan jagung hibrida genotip F1B x 1.1.3, F1B x 4.8.8, F1C x 4.8.8, F1I x G203-1, Maros 1 x 2 dan Maros 11 x 12  yang ditumpangsarikan dengan kedelai memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot biji pipilan kering per petak sebesar 2,60 – 3,30  kg/m2 setara dengan 5,77 – 7,34 ton/ha.Kata kunci : Jagung Hibrida, Kedelai, Tumpangsari