cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara terbit pada bulan Januari, Mei dan September, memuat karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan litbang mineral dan batubara mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, ekstraksi, pemanfaatan, lingkungan, kebijakan dan keekonomian termasuk ulasan ilmiah terkait. ISSN: 1979-6560 (print) ISSN: 2527-8789 (online) Accreditation Number (LIPI): 688/AU3/P2MI-LIPI/07/2015
Arjuna Subject : -
Articles 265 Documents
Analisis kepekaan (sensitivity analysis) faktor-faktor yang memengaruhi kelayakan finansial pabrik UBC komersial Hudaya, Gandhi Kurnia
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 4, No 12 (2008)
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.273 KB)

Abstract

Analisis kepekaan usaha Upgraded Brown Coal (UBC) yang akan dikembangkan di Indonesia sebagai salah satu alternatif untuk memanfaatkan batubara peringkat rendah, dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor biaya konstruksi, biaya batubara wantah, biaya pembelian minyak tanah, dan harga jual batubara UBC. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan perhitungan Net Present Value (NPV) yang dihasilkan dari perubahan faktor-faktor diatas. Penelitian ini merupakan kelanjutan studi sebelumnya yaitu analisis kelayakan finansial pabrik komersial UBC dengan studi kasus batubara Mulia berkapasitas 5.000 ton per hari. Batubara Mulia adalah batubara yang berasal dari Satui, Kalimantan Selatan yang dihasilkan oleh PT Arutmin Indonesia. Metodologi yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan finansial usaha UBC paling dipengaruhi oleh harga jual produk. Faktor lainnya yang berpengaruh adalah biaya batubara wantah, biaya konstruksi dan biaya pembelian minyak tanah. Kata kunci : analisis kepekaan, upgraded brown coal, batubara Mulia, kelayakan finansial
POTENSI BATUBARA UNTUK PENGEMBANGAN GASIFIKASI BAWAH PERMUKAAN : STUDI KASUS DESA MACANG SAKTI, PROVINSI SUMATERA SELATAN Asep Bahtiar Purnama; Yudha S. Subarna; Yoga A. Sendjadja; Budi Muljana; Binarko Santoso
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2017
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5010.39 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol13.No1.2017.156

Abstract

Batubara yang cocok untuk kegiatan gasifikasi bawah permukaan harus memenuhi persyaratan, antara lain kondisi geologis, ketebalan, kedalaman, kadar air total dan kadar abu. Berdasarkan persyaratan ini, tidak semua batubara dalam bisa dimanfaatkan untuk kegiatan gasifikasi bawah permukaan. Kegiatan eksplorasi batubara perlu dilakukan untuk meminimalisasi risiko geologis dan untuk mengetahui kondisi batubaranya. Berdasarkan hasil permodelan, ditemukan lapisan batubara D dengan kriteria kedalaman 200-300 m, ketebalan >5 m, kadar total air lembab+kadar abu <60%, nilai kalor 4.912-6.275 kkal/kg, reflektansi vitrinit 0,23-0,44 (lignit-subbituminus). Perhitungan sumber daya batubara dengan menggunakan software yang ada dan mengacu pada aturan SNI 5015-2011, menghasilkan sumberdaya tereka 3.316.578 ton, tertunjuk 1.909.560 ton dan terukur 2.479.951 ton. 
Pengaruh Jumlah Umpan Terhadap Waktu Tinggal Dan Mutu Karbon Aktif Dari Semikokas Air Laya Monika, Ika; Suprapto, Slamet
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 5, No 14 (2009)
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.273 KB)

Abstract

Karbon aktif digunakan  secara luas sebagai penyerap dalam proses industri untuk menghilangkan sejumlah pengotor, terutama sebagai penjernih, pengolahan limbah, pemurnian air, obat–obatan dan lain–lain. Di Indonesia pembuatan karbon aktif menggunakan rotary kiln dengan bahan baku arang kayu atau tempurung kelapa umum sudah dilakukan secara komersial,  sedangkan dengan bahan baku semikokas (arang batubara) masih dalam skala kecil. Hasil penelitian terdahulu pada skala laboratorium dengan menggunakan semikokas Air Laya berukuran 2 mm, menunjukkan bahwa pada temperatur aktivasi 900ºC selama 2 jam, menghasilkan karbon aktif dengan bilangan yodium 650 mg/gr. Berdasarkan hasil tersebut, percobaan ditingkatkan  ke skala pilot menggunakan rotary kiln kapasitas 1 ton/hari dengan menggunakan conto yang sama, yaitu semikokas Air Laya yang berukuran 3 mm, laju alir uap air 70 kg/jam dan variabel jumlah umpan dengan kecepatan 60, 50, 35, 20 dan 10 kg/jam. Percobaan tersebut menghasilkan karbon aktif dengan bilangan yodium tertinggi, yaitu 675 mg/gr, pada waktu tinggal 4 jam dan kecepatan umpan 35 kg/jam. Mutu karbon aktif tersebut telah memenuhi persyaratan untuk pemurnian air minum dan pengolahan limbah. Kata kunci : karbon aktif, bilangan yodium, waktu tinggal, kecepatan umpan
TIDAK SEDERHANA MEWUJUDKAN INDUSTRI PENGOLAHAN NIKEL LATERIT KADAR RENDAH DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN UNDANG-UNDANG MINERBA 2009 Puguh Prasetiyo
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 12, No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.365 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol12.No3.2016.139

Abstract

Ada dua jalur proses untuk mengolah bijih nikel oksida yang lazim disebut laterit, yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi. Pirometalurgi digunakan untuk mengolah laterit jenis saprolit berkadar nikel tinggi (Ni≥1,8%) untuk memproduksi FeNi atau Ni matte. Hidrometalurgi digunakan untuk mengolah laterit kadar rendah (Ni<1,8%) yang belum ada di tanah air. Dalam perkembangannya pirometalurgi digunakan untuk mengolah laterit kadar rendah menghasilkan NCPI/NPI (Nickel Contain Pig Iron/Nickel Pig Iron) di Tiongkok. Selanjutnya NCPI/NPI digunakan sendiri oleh Tiongkok sebagai pengganti FeNi untuk membuat besi-baja tahan karat. Bahan baku pembuatan NCPI/NPI Tiongkok diperoleh dari mengimpor laterit Filipina dan Indonesia. Dengan mulai berlakunya UU Minerba (Mineral dan Batubara) tahun 2009 yang mewajibkan bahan baku harus diolah di dalam negeri sebelum diekspor, dan melarang ekspor bahan baku mulai 12 Januari 2014. Maka Indonesia mungkin akan menghadapi masalah hukum dagang internasional yang tidak sederhana sebagai konsekuensi dari larangan ekspor mineral. Masalah lainnya bagaimana harus mengolah mineral di dalam negeri, dan siapa yang akan menyerap pasar hasil olahan mineral. Melihat kenyataan ini pemerintah harus mengoptimalkan litbang (penelitian dan pengembangan) yang ada di departemen maupun non departemen.
ELIMINASI SENYAWA SILIKA DARI TERAK PELEBURAN TIMAH MENGGUNAKAN ASAM FLUORO-SILIKAT Nuryadi Saleh; Isyatun Rodliyah; Siti Rochani
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.365 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol11.No2.2015.710

Abstract

Terak merupakan produk samping proses peleburan timah yang masih mempunyai nilai ekonomi karena mengandung unsur-unsur logam berharga seperti titanium, tantalum, niobium, wolfram dan sekelumit unsur logam tanah jarang. Logam-logam tersebut diperlukan untuk bahan material maju seperti magnet permanen, baterai hibrid, katalis, generator, telepon, komputer, TV dan serat optik. Terak tersebut mengandung silika cukup tinggi yang sangat mengganggu proses ekstraksi logam berharganya apabila tidak dipisahkan terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan mengeliminasi silika dari terak timah, dengan proses dekomposisi basah yaitu melarutkannya di dalam asam fluoro-silikat dengan variasi konsentrasi asam, suhu dan waktu pemanasan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah persen keterlarutan silika tertinggi hanya 34,55% pada kondisi optimum konsentrasi asam H2SiF6 : H2O = 2:1, waktu pelarutan 0,5 jam pada suhu 90ºC. Persen keterlarutan silika masih rendah, namun kecenderungan silika tereliminasi dari terak akan memudahkan proses ekstraksi unsur-unsur berharganya yang ditandai dengan kenaikan senyawa-senyawa ThO2, V2O5, Nb2O5, Ta2O5, WO3 dan Y2O2 di dalam residu terak.
KARAKTERISASI MINERAL-MINERAL AMPAS UNTUK PEMBUATAN MATERIAL GEOPOLIMER BANGUNAN MUCHTAR AZIZ
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8, No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.755 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No2.2012.797

Abstract

Karakterisasi terhadap tiga jenis mineral ampas yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan geopolimer telah dilakukan. Bahan baku yang dikarakterisasi terdiri dari residu bauksit (red mud) dan ampas pencucian bauksit (asal Tayan, Kalbar) serta abu layang PLTU (asal Asam-asam, Kalsel). Hasil karakterisasi menunjukkan ketiga jenis mineral ampas mengandung alumina (Al2O3) dan atau silikat (SiO2) relatif tinggi; ampas pencucian bauksit mengandung 32 % Al2O3 dan 40 % SiO2, residu bauksit 25 % Al2O3 dan 3 % SiO2, serta abu layang 10 % Al2O3 dan 42 % SiO2. Alumina dan silika merupakan komponen utama pembentuk material (aluminosilikat) geopolimer. Abu layang mengandung 10% alumina reaktif dan 42 % silika reaktif dan ampas pencucian bauksit mengandung sekitar 8 % silika reaktif. Alumina reaktif dan silika reaktif berpotensi membantu mempercepat pembentukan material geopolimer. Ampas pencucian bauksit mengandung fraksi kasar (-12 +60 mesh) sekitar 69 %, berpotensi sebagai grog. Residu bauksit dan abu layang berukuran butir halus (residu bauksit 80 % -200 mesh, abu layang -200 mesh), berpotensi sebagai pengisi rongga di antara grog sehingga menghasilkan produk berkekuatan tekan yang baik. Kandungan 6,35 % Na2O residu bauksit membantu mengurangi pemakaian larutan alkali sehingga mengurangi ongkos pembuatan bahan geopolimer. Hasil pemeriksaan toksisitas dan radioaktifitas menunjukkan residu bauksit, ampas pencucian bauksit dan abu layang aman dari sifat toksik dan radioaktifitas. Hasil karakterisasi secara keseluruhan menunjukkan bahwa secara teknis residu bauksit, ampas pen- cucian bauksit dan abu layang PLTU berpotensi menghasilkan material geopolimer yang memenuhi persyaratan untuk bangunan khususnya untuk bata dan mortar.
DAMPAK PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DARSA PERMANA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 6, No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.933 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol6.No4.2010.847

Abstract

Penerbitan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dipastikan akan berdampak pada pengelolaan usaha pertambangan mineral dan batubara di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 banyak mengandung hal-hal baru, karena terkait dengan otonomi daerah yang bertolak belakang dengan undang-undang sebelumnya, yaitu Undang-Undang  Nomor  11  Tahun  1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan yang bersifat sentralistik. Dari hasil survei terhadap beberapa daerah dan pelaku usaha, terbukti bahwa telah muncul permasalahan yang cukup bervariasi. Kondisi ini memerlukan penanganan secara lebih dini agar tidak terjadi permasalahan yang lebih besar, yang pada akhirnya berdampak negatif pada investasi di bidang pertambangan mineral dan batubara pada khususnya serta proses menyejahterakan masyarakat pada umumnya.
ANALISIS BOBOT DAN PERINGKAT PORTER UNTUK MENGETAHUI AKTIVITAS YANG PALING BERPENGARUH DALAM RANTAI NILAI MINERAL BIJIH BESI DI INDONESIA Endang Mulyani; Harta Haryadi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 14, No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.986 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol14.No2.2018.407

Abstract

Indonesia memiliki sumber daya bijih besi yang besar, namun industri domestik yang membutuhkan bahan baku olahan bijih besi masih dipasok impor, karena industri pengolahan bijih besi belum ada.Hal ini menandakan terputusnya rantai nilai dalam industri bijih besi. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya rantai nilai yang putus dari industri bijih besi dan berbagai kondisi yang menyebabkan aktivitas-aktivitas yang membentuk rantai nilai produk dari industri bijih besi tidak berjalan. Analisis ini menggunakan metode analisis bobot dan peringkat Porter. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode ini pada aktivitas primer, diketahui aktivitas operasi dan penyediaan insfrastruktur memiliki bobot peringkat tertinggi dengan skor 0,615 dibanding aktivitas lainnya, logistik ke dalam (0,461), logistik ke luar (0,307), penjualan dan promosi (0,153), pelayanan (0,153). Dalam aktivitas sekunder, manajemen sumber daya manusia memiliki bobot tertinggi yang mempengaruhi analisis rantai nilai dengan nilai skor (0,727), dibanding infrastruktur perusahaan sebesar 0,363, teknologi (0,545), pengadaan (0,181). Aktivitas-aktivitas yang memiliki bobot peringkat tinggi dalam rantai nilai industri bijih besi, mempunyai potensi untuk dikembangkan, sehingga menjadi unggulan bagi perusahaan untuk menghasilkan produk dari bahan baku menjadi produk yang bernilai tambah tinggi. Hasil analisis dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan meningkatkan aktivitas primer dan sekunder yang memiliki bobot rendah, sehingga rantai nilai bijih besi dapat berjalan.
PELUANG APLIKASI TEKNOLOGI PENGERINGAN BATUBARA DAN BLENDING BATUBARA DI INDONESIA DITINJAU DARI SEGI EKONOMI DAN LINGKUNGAN MIFTAHUL HUDA; GANDHI K. HUDAYA; NINING S. NINGRUM; SUGANAL SUGANAL
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8, No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.863 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No3.2012.787

Abstract

Indonesia mempunyai sumberdaya batubara peringkat rendah (lignit) dalam jumlah besar, oleh sebab itu, PLTU-batubara yang baru dan akan dibangun didesain untuk menggunakan lignit dengan nilai kalor +4.200 kkal/kg (GAR). Namun demikian, beberapa sumberdaya lignit di Indonesia mempunyai nilai kalor kurang dari 4.200 kkal/kg (GAR) sehingga lignit tersebut harus dicampur/di-blending dengan batubara yang mempunyai nilai kalor lebih tinggi atau dikeringkan agar memenuhi spesifikasi PLTU yang ada. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan aplikasi teknologi blending batubara dan teknologi pengeringan batubara untuk menghasilkan batubara dengan nilai kalor sesuai desain PLTU ditin- jau dari segi ekonomi dan lingkungan. Dengan pertimbangan ketersediaan data, hanya teknologi pengeringan batubara Great River Energi, teknologi pengeringan batubara Sojitz-TSK dan teknologi blending batubara dari Petrocom Energy Limited (PEL) yang akan dibandingkan. Asumsi nilai kalor lignit dan nilai kalor batubara pencampur berturut-turut adalah 2.995 kkal/kg (GAR) dan 5.000 kkal/kg (GAR). Hasil proses blending batubara dan proses pengeringan batubara akan dipakai pada dua PLTU di lokasi yang berbeda yaitu PLTU di Aceh dan PLTU di Banten. Hasil perhitungan menunjuk- kan bahwa biaya pengeringan batubara adalah selalu lebih murah dibandingkan biaya blending batubara, walaupun ke dua PLTU tersebut berada di lokasi yang berbeda. Pengeringan batubara menggunakan bahan baku berupa lignit yang murah sebaliknya blending batubara memerlukan batubara kalori lebih tinggi yang harganya relatif mahal. Selain itu proses pengeringan batubara yang terintegrasi dengan PLTU dalam sistem combined heat and power dapat mengurangi total emisi CO2 dari pembakaran batubara pada PLTU. Oleh sebab itu hasil kajian ini merekomendasikan penggunaan teknologi pengeringan batubara untuk meningkatkan nilai kalor lignit.
PELUANG DAN TANTANGAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA DARSA PERMANA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7, No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.35 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No1.2011.838

Abstract

Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, maka komoditas mineral dan batubara perlu ditingkatkan nilai tambahnya. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan nilai tambang, ketersediaan bahan baku di dalam negeri, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan penerimaan negara.Sebagai komoditas hasil tambang yang menjadi salah satu primadona sektor energi dan sumber daya mineral, batubara memiliki peluang untuk dilakukan peningkatan nilai tambah melalui teknologi pengolahan yang ada. Terlebih sumber daya batubara Indonesia cukup banyak serta sebagian besar terdiri atas batubara peringkat rendah, sehingga memungkinkan dilakukan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah batubara. Namun di sisi lain, perkembangan teknologi pemanfaatan batubara ternyata juga sudah berkembang pesat, sehingga batubara kalori rendah sekalipun sudah mampu dimanfaatkan oleh industri pengguna (manufaktur).Dari hasil analisis strength, weakness, opportunity and threat (SWOT) terungkap bahwa peningkatan nilai tambah batubara dapat dilakukan dengan beberapa persyaratan, yang pada dasarnya mengisyaratkan perlunya penanganan ekstra hati-hati oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta instansi peme-rintah terkait agar kebijakan peningkatan nilai tambah batubara dapat berjalan tanpa hambatan berarti.

Page 5 of 27 | Total Record : 265


Filter by Year

2008 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 20 No 3 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2024 Vol 20 No 2 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2024 Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2024 Vol 19 No 3 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2023 Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2023 Vol 18, No 3 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2022 Vol 18, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2022 Vol 18, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022 Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021 Vol 17, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021 Vol 17, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2021 Vol 16, No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020 Vol 16, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2020 Vol 16, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2020 Vol 15, No 3 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2019 Vol 15, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019 Vol 15, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2019 Vol 14, No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018 Vol 14, No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018 Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018 Vol 13, No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017 Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017 Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2017 Vol 12, No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016 Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016 Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016 Vol 11, No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015 Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015 Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2015 Vol 10, No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014 Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014 Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014 Vol 9, No 3 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2013 Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013 Vol 9, No 1 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013 Vol 8, No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012 Vol 8, No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012 Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012 Vol 7, No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011 Vol 7, No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011 Vol 7, No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011 Vol 7, No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011 Vol 6, No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010 Vol 6, No 3 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2010 Vol 6, No 2 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2010 Vol 6, No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010 Vol 5, No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009 Vol 5, No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009 Vol 5, No 2 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2009 Vol 5, No 1 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2009 Vol 5, No 14 (2009) Vol 5, No 13 (2009) Vol 4, No 12 (2008) More Issue