cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Melayu
Published by Universitas Riau
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Melayu (jKM) is a peer-reviewed, open access national journal published by Fakultas Kedokteran Universitas Riau and is dedicated to publish and disseminate research articles, literature reviews, and case reports, in the field of medicine and health, and other related disciplines. jKM publishes three editions every year (January, May and September), each consists 10-15 articles. Articles mostly are written in Bahasa Indonesia, and abstract is written in two languages, Bahasa Indonesia and English.
Arjuna Subject : -
Articles 23 Documents
Hemoglobin SD dengan Eosinofilia Donaliazarti Donaliazarti
Jurnal Kesehatan Melayu Vol 1, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.469 KB) | DOI: 10.26891/jkm.v1i2.2018.130-135

Abstract

Hemoglobin SD adalah suatu keadaan heterozigot HbS dan HbD yang merupakan bentuk penyakit sel sabit yang jarang. Pasien dengan Hb SD menunjukkan manifestasi klinis yang bervariasi. High performance liquid chromatography (HPLC) merupakan metode rujukan untuk membantu menegakkan diagnosis kelainan Hb saat ini. Anak laki-laki berusia 7 tahun mengeluh nyeri pada kedua tungkai sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit dan sudah muncul berulang sejak 4 tahun yang lalu. Keluhan disertai demam dan tampak pucat. Riwayat keluar cacing dari BAB usia 2 tahun. Pemeriksaan fisik menunjukkan hipertermia, konjungtiva anemis, limfadenopati dan hepatomegali. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan anemia normositik normokrom dengan retikulositosis dan leukositosis dengan eosinofilia. Hasil pemeriksaan HPLC menunjukkan adanya S-window, D-window, dan peningkatan HbF.  Nyeri pada kedua tungkai merupakan gambaran terjadinya proses vasooklusif akut yang dicetuskan oleh keadaan demam dan infeksi. Sumber infeksi pada pasien ini belum diketahui pasti namun diperkirakan adalah infestasi cacing yang didiagnosis banding dengan sindrom hipereosinofilik. Manifestasi klinis lainnya dihubungkan dengan anemia hemolitik yang dapat terjadi intravaskular maupun ekstravaskular.
Hubungan Faktor Risiko dengan Infestasi Pediculus humanus capitis pada Anak Panti Asuhan di Kota Pekanbaru Esy Maryanti; Suri Dwi Lesmana; Melia Novira
Jurnal Kesehatan Melayu Vol 1, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1254.145 KB) | DOI: 10.26891/jkm.v1i2.2018.73-80

Abstract

    Pedikulosis kapitis dikategorikan sebagai penyakit yang terabaikan dan masih menjadi masalah kesehatan. Infestasi Pediculus humanus capitis dengan mudah ditularkan melalui hubungan langsung antar individu atau benda pribadi yang digunakan bersama. Pedikulosis kapitis memiliki berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya infestasi Pediculus humanus capitis. Penyakit ini menyerang semua usia terutama usia muda dan cepat meluas dalam lingkungan hidup yang padat seperti asrama dan panti asuhan. Gejala klinis yang khas berupa gatal disertai adanya bekas garukan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan infestasi Pediculus humanus capitis pada anak panti asuhan di kota Pekanbaru. Anak panti asuhan yang diperiksa berjumlah 127 orang dari 3 panti asuhan di Pekanbaru. Hasil pemeriksaan didapatkan infestasi Pediculus humanus capitis pada perempuan lebih tinggi (87,1%), infestasi berdasarkan kelompok usia lebih banyak terjadi pada usia 6-12 tahun (65,9%), infestasi Pediculus humanus capitis menurut karakteristik rambut tertinggi pada keriting (81,8%). Anak yang memiliki panjang rambut sebahu adalah 91,3%. Kebiasaan anak yang selalu memakai alat rambut dan tidur bersama memiliki infestasi Pediculus humanus capitis sebesar 57,5% dan infestasi Pediculus humanus capitis untuk anak yang mencuci rambut 3 kali seminggu adalah 58,3%. Jenis kelamin dan karakteristik rambut memiliki hubungan yang signifikan mempengaruhi kejadian pedikulosis kapitis dengan nilai p<0,05.
Biofilm Bakteri pada Penderita Rinosinusitis Kronis Dolly Irfandy; Yolazenia Yolazenia; Bestari Jaka Budiman; Dolly Irfandy
Jurnal Kesehatan Melayu Vol 1, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.208 KB) | DOI: 10.26891/jkm.v1i2.2018.106-113

Abstract

Banyak dilaporkan kegagalan pengobatan pada rinosinusitis kronis (RSK) disebabkan resistensi terhadap antibiotik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa biofilm bakteri berperan penting pada etiologi dan persistensi dari RSK. Penulisan tinjauan pustaka ini adalah untuk mengetahui implikasi biofilm bakteri pada penderita RSK. Rinosinusitis kronis adalah penyakit inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal yang berlangsung dalam waktu lebih dari 12 minggu. Biofilm adalah suatu struktur komunitas sel-sel bakteri yang ditutupi oleh matriks polimer yang dihasilkan sendiri dan menempel pada permukaan. Berbagai penelitian menunjukkan terdapatnya biofilm bakteri pada mukosa sinonasal penderita RSK dan berhubungan dengan resistensi terhadap pengobatan dengan antibiotika. Berbagai pemeriksaan untuk mendeteksi biofilm yaitu Scanning Electron Microscopy (SEM), Transmission Electron Microscopy (TEM), Confocal Scanning Laser Microscopy (CSLM), modifikasi Calgary Biofilm Device Assay, Tube Method dan Congo Red Agar Method. Beberapa terapi potensial untuk mengatasi biofilm pada RSK sedang berkembang.

Page 3 of 3 | Total Record : 23