cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis mewadahi kajian-kajian ilmiah dalam bidang bio-ekologi pesisir dan laut, hidro-oesanografi dan morfologi pesisir, toksikologi dan farmasitika, kajian substansi kimiawi biota dan perkembangan bioteknologi kelautan lainnya, di lingkup pesisir dan laut di daerah tropis. Kajian ilmiah dimaksud bisa berupa hasil penelitian maupun critical review. Jurnal ini terbit 3 (tiga) kali dalam satu tahun (Februari, Juni, September). Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Kelautan FPIK-UNSRAT
Arjuna Subject : -
Articles 324 Documents
PENENTUAN KANDUNGAN PIGMEN KAROTENOID PADA KEPITING Grapsus albolineatus (Lamarck) BETINA DARI PERAIRAN PESISIR PANTAI DESA TANAWANGKO Sutandi Makalalag; Darus saadah Paransa; Desy M H Mantri
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.3.2017.24262

Abstract

Grapsus albolineatus (Lamarck) is one of the species of blackish-green crab found above or below the coastal rocks. At has long legs and no swimming legs and has a small claw. Purple capitals, is characteristic of this type of crab., the G. albolineatus crab has an attractive color on the carapace organ that indicates the presence of pigment content. This study was aimed to determined the content and it’s pigment type of the organs of the carapace, epidermal layer, hepatopancreas, blood and gonads in the female G. albolineatus (Lamarck) crab. The method of this research in order to separated and determinated of pigment content by using thin layer chromatography (TLC) method. The results obtained in this study were the total pigment content of G. albolineatus crab showed the highest value in gonad organ with value 34,41 μg, followed by epidermal layer organ 12,19 μg, hepatopancreas 9,61 μg, blood 1,06 μg and carapace 0.42 μg. the pigment content of the gonads organ has the highest value compared with other organs, it is presumed that the female G. albolineatus crab is at the mature stage of the gonad, so that the carotenoid pigment is still accumulated on the gonad organ used for the gonadal maturation process. The types of pigment identified in the extract of the carapace organ, epidermal layer, hepatopancreas, gonads and blood from female G. albolineatus crabs with semipolar solution of Petroleum Eter and Acetone are: β-carotene, echinone, kantaksantin, adonirubin type, astaxanthine and astacene .Keywords: Grapsus albolineatus, TLC, pigmentGrapsus albolineatus (Lamarck) merupakan salah satu spesies kepiting yang berwarna hitam kehijauan yang ditemukan di atas atau di bawah batu pantai. Memiliki kaki jalan yang panjang dan tidak memiliki kaki renang serta memiliki capit yang berukuran kecil. Capit berwarna ungu, merupakan ciri khas kepiting jenis ini. Kepiting G. albolineatus memiliki warna yang menarik pada organ karapas yang mengindikasikan adanya kandungan pigmen. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan dan jenis pigmen pada organ karapas, lapisan epidermis, hepatopankreas, darah dan gonad pada kepiting G. albolineatus (Lamarck) betina. Pemisahan yang umum digunakan dalam penentuan jenis pigmen karotenoid adalah menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis. Pemisahan ini dikenal karena proses pemisahannya mudah, sederhana dan membutuhkan waktu yang relatif singkat serta dapat menghasilkan data yang akurat. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kandungan pigmen total dari kepiting G. albolineatus menunjukkan nilai tertinggi pada organ gonad dengan nilai 34,41 g, diikuti organ lapisan epidermis 12,19 g, hepatopankreas 9,61 g, darah 1,06 g dan karapas 0,42 g. kandungan pigmen pada organ gonad memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan organ lainnya, diduga kepiting G. albolineatus betina ini berada pada tahap matang gonad, sehingga pigmen karotenoid masih tertumpuk pada organ gonad yang digunakan untuk proses pematangan gonad. Jenis-jenis pigmen yang teridentifikasi pada ekstrak organ karapas, lapisan epidermis, hepatopankreas, gonad dan darah dari kepiting G. albolineatus betina dengan larutan pengembang PE dan Aseton (80:20) yang bersifat semipolar yaitu: β-karoten, ekinenon, kantaksantin, tipe adonirubin, astaksantin dan astasen.Kata kunci : Grapsus albolineatus, KLT, pigmen
Karakteristik non-harmonik pasang surut di perairan sekitar Kota Bitung Jalaluddin Hamzah; Royke Rampengan; Agung Windarto
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.3.2017.17828

Abstract

Analisis non-harmonik merupakan metode yang diaplikasikan dengan cara secara langsung menghubungkan waktu terjadi pasang dan surut air laut serta ketinggiannya dengan fase umur bulan dan parameter-parameter astronomis. Dua variabel utama yang dideterminasi dari pencatatan data muka laut adalah tunggang pasang surut dan periodenya. Variabel lain turut diperhitungkan adalah muka laut rata-rata. Tunggang pasang surut yang terbesar terjadi pada saat fase umur bulan purnama. sedangkan tunggang pasang surut terkecil terjadi pada saat fase umur bulan perbani. Rata-rata tunggang pasang surut terbesar dan terkecil terjadi pada semester awal. Muka laut rata-rata pada tahun 1987 di periaran Kota Bitung merupakan muka laut rata-rata yang terendah bila dibandingkan dengan tahun 2010 yang merupakan muka laut rata-rata paling tertinggi, mengindikasikan muka laut rata-rata tahunan pada perairan sekitar Kota Bitung mengalami kenaikan.
BAKTERI PADA KARANG SCLERACTINIA DI KAWASAN PERAIRAN BUNAKEN, MOROTAI DAN RAJA AMPAT Eghbert Elvan Ampou; Iis Triyulianti; Nuryani Widagti; Suciadi Catur Nugroho; Yuli Pancawati
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.1.2020.28128

Abstract

Research on hard coral (Scleractinian coral) contaminated with bacteria is still not much done, especially in Indonesian waters. This study took samples of coral mucus in 2010 at 3 (three) different locations, namely Bunaken (May); Morotai (September) and Raja Ampat (November), which focused on the analysis of Research on hard coral (Scleractinian coral) contaminated with bacteria is still not much done, especially in Indonesian waters. This study took samples of coral mucus in 2010 at 3 (three) different locations, namely Bunaken (May); Morotai (September) and Raja Ampat (November), which focused on the analysis of gram-positive and gram-negative bacteria. The method used for field sampling is time swim, which is by diving at a depth of 5-10 meters for ± 30 minutes and randomly taking samples of coral mucus using siring or by taking directly on corals (reef branching). Mucus samples were analyzed by bacterial isolation in the laboratory. The result shows that there were differences between gram-positive and gram-negative bacteria in the three research sites and that gram-positive bacteria were higher or dominant. Further research that can identify the bacteria species and explain its relationship to the ecosystem is highly recommended.Keywords: Bacteria, Scleractinian coral, gram-positive and -negative, Bunaken, Morotai, Raja Ampat                                               AbstrakPenelitian tentang karang keras (Scleractinian coral) yang terkontaminasi bakteri masih belum banyak dilakukan, terutama di perairan Indonesia. Penelitian ini mengambil sampel mucus karang pada tahun 2010 di 3 (tiga) lokasi berbeda, yakni Bunaken (Mei); Morotai (September) dan Raja Ampat (November), yang difokuskan pada analisis bakteri gram postif dan gram negatif. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel di lapangan adalah time swim, yaitu dengan penyelaman pada kedalaman 5-10 meter selama ±30 menit dan mengambil sampel mucus karang secara acak menggunakan siring atau dengan mengambil langsung pada karang (fraksi cabang). Sampel mucus dianalisis dengan cara isolasi bakteri di laboratorium. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan antara bakteri gram positif dan gram negative di tiga lokasi survei dan bakteri gram positif lebih tinggi atau dominan. Penelitian lebih lanjut yang dapat menentukan jenis bakteri serta menjelaskan hubungannya dengan ekosistem sangat disarankan untuk dilakukan.Kata Kunci : Bakteri, Scleractinian coral, gram positif dan negatif, Bunaken, Morotai, Raja Ampat
AKTIVITAS SENYAWA ANTIBAKTERI DAN ANTI-UV DARI Phyllidia varicosa (Cuvier, 1804) DAN BAKTERI SIMBIONNYA (NUDIBRANCHIA GASTROPODA) DARI PERAIRAN TANJUNG MANDOLANG, MINAHASA Melania Ukar; Robert A Bara; Inneke F M Rumengan; Fitje Losung; Meiske Salaki; Veibe Warouw
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.2.2020.28767

Abstract

Phyllidia varicosa is an organism belongs to the order Nudibranchia, which is commonly known as a sea rabbit. This organism is able to synthesize secondary metabolites from food. The purpose of this study was to obtain P. varicosa extract and symbiotic bacterial extract from P. varicosa, then determine the antibacterial activity of P. varicosa extract and the symbionic bacteria extract against Escherichia coli DSM498, Bacillus megaterium DSM32T and anti-UV activity. P. varicose symbiotic bacterial were isolated and extracted. The results obtained 5 bacterial isolates. The results of antibacterial assay of isolates PhVa 1.1, PhVa 1.3, PhVa 2.1, PhVa 2.3 and PhVa 2.4 shown that these isolates have an antibacterial activity against E. coli DSM498 and B. megaterium DSM32T. Anti-UV assay results shown an absorption at UV-A with the highest value of 1.991 at λ 340 nm. Keywords: Nudibranchia, Phyllidia varicosa, Antibacterial, Anti-UV, Escherichia coli, Bacillus megaterium Abstrak Phyllidia varicosa merupakan organisme yang termasuk dalam ordo Nudibranchia, yang umumnya dikenal sebagai kelinci laut. Organisme ini mampu mensintesis metabolit sekunder dari bahan makanannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan ekstrak P. varicosa dan ekstrak bakteri simbion dari P. varicosa, kemudian mengamati aktivitas antibakteri dari ekstrak P. varicosa dan ekstrak bakteri simbionnya terhadap bakteri Escherichia coli DSM498 dan Bacillus megaterium DSM32T serta menguji aktivitas anti-UV. Bakteri yang bersimbion dengan P. varicosa diisolasi dan diekstraksi, lalu diuji bioaktivitas antibakteri dan diuji anti-UV terhadap ekstrak P. varicosa dan ekstrak bakteri simbionnya. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu didapatkan 5 isolat bakteri. Hasil uji aktivitas antibakteri yaitu isolat PhVa 1.1, PhVa 1.3, PhVa 2.1, PhVa 2.3 dan PhVa 2.4 memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli DSM498 dan B. megaterium DSM32T. Hasil uji anti-UV menunjukkan serapan pada UV-A dengan nilai tertinggi 1,991 pada λ 340 nm. Kata kunci: Nudibranchia, Phyllidia varicosa, Antibakteri, Anti-UV, Escherichia coli, Bacillus megaterium
ISOLASI DAN SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BAKTERI SIMBION NUDIBRANCHIA Phyllidiella pustulosa dan Thuridilla lineolata Ade Kurniawan Arie; Rosita A J Lintang; Remy E P Mangindaan; Agung B Windarto; Fitje Losung; Sammy N J Longdong
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.2.2020.28768

Abstract

Nudibranchs are marine invetebrates belongs to the class of Gastropoda that are able to camouflage and develop a self-defense systems. Marine bacteria contain chemicals compunds that have potentials on marine drugs discovery through the secondary metabolism. The purpose of this study was to isolate the symbiotic bacteria from nudibranches Phylidiella pustulosa and Thuridilla lineolate and to screen the antibacterial activity of these bacterial isolates against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. Isolation and culture of the symbiotic bacteria was made on B1 (solid) media. The results of the antibacterial assay showed that the symbiotic bacterial isolates from Phylidiella pustulosa and Thuridilla lineolate were able to inhibit the growth of the Staphylococcus aureus and Escherichia coli test. Keywords: nudibranch, Phyllidiella pustulosa, Thuridilla lineolate, bacteria, antibacterialAbstrakNudibranch adalah avetebrata laut dalam kelas Gastropoda yang mampu melakukan kamuflase dan mengembangkan sistem pertahanan diri. Bakteri laut mengandung senyawa kimia yang berpotensi sebagai bahan obat-obatan yang dihasilkan melalui metabolit sekunder. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengisolasi bakteri yang bersimbion dengan nudibranch Phylidiella pustulosa dan Thuridilla lineolate, kemudian mengamati aktivitas antibakteri dari isolat bakteri tersebut terhadap Escherichia coli danStaphylococcus aureus. Isolasi dan kultur bakteri yang bersimbion dibuat pada media B1 (padat). Skrining aktivitas antibakteri menunjukkan isolat bakteri yang bersimbion dengan nudibranch Phylidiella pustulosa dan Thuridilla lineolate mampu menghambat pertumbuhan organisme uji Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Kata kunci: nudibranch, Phyllidiella pustulosa, Thuridilla lineolate, bakteri, antibakteri
Efek Senyawa Timbal Asetat Terhadap Pertumbuhan Dan Kandungan Pigmen Klorofil Mikroalga Dunaliella sp. Joshep Tamalonggehe; Kurniati Kemer; Darus Sa’adah J Paransa; Desy MH Mantiri; Nickson J Kawung; Suzanne L Undap
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.2.2020.28764

Abstract

Microalgae is one of the marine biota that has an important role in the waters because it acts as a supplier of food in the waters. Microalgae is a biological source that needs to be exploited because it is rich in essential compounds. Dunaliella sp. is one of the many micro algae used as research. Utilization of Dunaliella sp. quite diverse and has been marketed in developed countries because of its very attractive economic value. This study aims to determine the effects of lead acetate compounds on growth and content of chlorophyll pigments microalgae Dunaliella sp. The results obtained in this study are the lead acetate compounds can affect the number of cells in the growth of microalgae and analysis results obtained with a spectrophotometer showed that the extraction concentration of control day 5 (Exponential Phase) was higher than the concentration of 15 ppm and 25 ppm, whereas extraction on day 21 (Death Phase) concentration of 15 ppm was higher than 25 ppm.Keywords : Dunalella sp., Lead Acetate, Pigment chlorophyll RingkasanMikroalga adalah salah satu biota laut yang memiliki peran penting di perairan karena berfungsi sebagai pemasok makanan di perairan. Mikroalga adalah sumber biologis yang perlu dieksploitasi karena kaya akan senyawa esensial. Dunaliella sp. adalah salah satu dari banyak mikroalga yang digunakan sebagai penelitian. Pemanfaatan Dunaliella sp. cukup beragam dan telah dipasarkan di negara maju karena nilai ekonominya yang sangat menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek senyawa timbal asetat terhadap pertumbuhan dan kandungan pigmen klorofil Dunaliella sp. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah senyawa timbal asetat dapat mempengaruhi jumlah sel dalam pertumbuhan mikroalga, penurunan jumlah sel mengikuti konsentrasi timbal asetat yang diberikan dan hasil analisis yang diperoleh dengan spektrofotometer menunjukkan bahwa konsentrasi ekstraksi kontrol hari 5 (Fase Eksponensial) lebih tinggi daripada konsentrasi 15 ppm dan 25 ppm, sedangkan ekstraksi hari 21 (Fase Kematian) konsentrasi 15 ppm lebih tinggi dari 25 ppm.Kata kunci : Dunaliella sp., Timbal Asetat, Pigmen Klorofil
STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA LESAH, KECAMATAN TAGULANDANG, KABUPATEN SITARO Indra Asman; Calvyn F A Sondak; Joshian N W Schaduw; Deislie R H Kumampung; Medy Ompi; Haryani Sambali
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.2.2020.28769

Abstract

Mangroves are forests that grow in brackish water and are affected by tides and seawater, and these forests grow specifically in places where there are pavement and accumulation of organic material. The purpose of this research is to identify the types of mangroves and determine the structure of the mangrove community in Lesah Village. This research was conducted from September to October 2019. The method used in this research is the quadrant line transect method. The types of mangroves were identified with identification books. Community structure data taken are density, frequency, dominance and important value index (IVI) and then analyzed with Microsoft Excel program. Based on the results of the research, there are 2 types of mangroves found in the research location, Rhizophora stylosa and Sonneratia alba. The highest density value (0.122 ind / m2), relative density (81.88%), frequency types (1), relative frequency (50%). Closure types (1.83 m2), types of relative closure (50.18%), the highest important value index at the research site was (182.12%). The results of the mangrove ecological index data analysis for the diversity index value (0.51), dominance (0.73). Keywords: Structure Community, Mangrove, Lesah Village. Abstrak Mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuaran dan akumulasi bahan oraganik. Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi jenis-jenis mangrove dan mengetahui struktur komunitas mangrove di Desa Lesah. Penelitian dilaksanakan dari September-Oktober 2019. Metode yang digunakan adalah metode line transek kuadran. Jenis-jenis mangrove di identifikasi dengan bantuan buku identifikasi. Data struktur komunitas yang di ambil adalah kerepatan, ferkuensi, dominasi dan indeks nilai penting(INP) dan kemudian di analisa dengan bantuan program computer Microsoft Excel. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 2 jenis mangrove yang terdiri dari, Rhizophora stylosa dan Sonneratia alba. Nilai kerepatan tertinggi (0.122 ind/m2), kerapatan relatif jenis (81.88%), frekuensi jenis (1), frekuensi relatif jenis (50%). Penutupan jenis (1.83 m2), penutupan relatif jenis (50.18%), indeks nilai penting tertinggi dilokasi penelitian adalah (182.12%). Hasil analisis data indeks ekologi mangrove untuk nilai indeks keanekaragaman (0.51), dominasi(0.73). Kata Kunci: Struktur Komunitas, Mangrove, Desa Lesah.
BIOAKTIVITAS JAMUR Aspergillus flavus YANG BERSIMBION DENGAN ASCIDIAN Eudistoma sp. Alfa Mongi; Deiske A Sumilat; Fitje Losung; Remmy E P Mangindaan; Rosita A Lintang; Suzanne L Undap
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.2.2020.28765

Abstract

Ascidian is a marine invertebrate that produce bioactive compounds such as antibacterial and antifungal. The purpose of this study was to obtain symbiotic fungi isolates, ethyl acetate extracts from ascidian symbiotic isolates, and to determine the antibacterial and antifungal activities of ethyl acetate extracts of symbiotic isolates using the diffusion method (disc diffusion Kirby and Bauer) against Escherichia coli, Staphylococcus aureus bacteria and against the Candida albicans fungus. The results obtained 1 ascidian species which was cultured to obtain pure isolates, the pure isolates were tested molecularly and the results showed that the isolate was Aspergillus flavus, then the isolates were grown on rice medium and extracted. The results of the fungal extract showed the presence of antibacterial and antifungal activity against Escherichia coli by 10 mm, Staphylococcus aureus by 19 mm and against the Candida albicans by 13.5 mm. Keywords : Ascidian, Eudistoma sp., Aspergillus flavus, Antibacterial, Antifungal, Symbiotic.                                                  AbstrakAscidian merupakan avertebrata laut yang dapat menghasilkan senyawa bioaktif yang seperti antibakteri dan antijamur. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan isolat jamur simbion dari ascidian, mendapatkan ekstrak etil asetat dari isolat jamur simbion ascidian, dan menguji aktivitas antibakteri dan antijamur ekstrak etil asetat isolat jamur simbion dengan metode difusi agar (disc diffusion Kirby and Bauer) terhadap bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan terhadap jamur Candida albicsans. Hasil penelitian didapatkan 1 jenis ascidian yang kemudian dikultur untuk mendapatkan isolat murni, isolat murni diuji secara molekuler dan didapati hasil bahwa isolat tersebut merupakan jamur Aspergillus flavus. Isolat tersebut kemudian ditumbuhkan pada media nasi dan diekstrak. Hasil ekstrak jamur tersebut menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dan antijamur terhadap bakteri Escherichia coli sebesar 10 mm, Staphylococcus aureus sebesar 19 mm dan terhadap jamur Candida albicsans 13,5 mm. Kata kunci : Ascidian, Eudistoma sp., Aspergillus flavus, Antibakteri, Antijamur, Simbion.
ISOLASI BAKTERI YANG BERSIMBION DENGAN ASCIDIAN Herdmania momus YANG MEMILIKI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Silvia E Koyongian; Deiske A Sumilat; Rosita A J Lintang; Stenly Wullur; Sandra O Tilaar; Henneke Pangkey
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.2.2020.28766

Abstract

 Ascidian is marine invertebrates in coral reef ecosystems that produce many bioactive compounds for pharmacology. The presence of symbiotic bacteria with marine organisms is protected the host biota by producing secondary metabolites. The purpose of this study is to obtain symbiotic bacterial isolates with Herdmania momus ascidian, then to observe the antibacterial activity of these bacterial isolates against Escherichia coli, and Staphylococcus aureus. Isolation and culture of the symbiotic bacteria were made on Nutrient Agar and Zobell Marine Broth media. The antibacterial screening showed that the Herdmania momus symbiotic bacteria were able to inhibit the growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli.Keywords: ascidians, Herdmania momus, bacteria, isolation, antibacterialAbstak          Ascidian adalah avetebrata laut di ekosistem terumbu karang yang banyak menghasilkan senyawa bioaktif untuk bidang farmakologi. Keberadaan bakteri yang bersimbion dengan organisme laut pada umumnya untuk melindungi biota yang ditumpanginya dan dirinya dengan cara menghasilkan senyawa metabolit sekunder. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan isolat bakteri yang bersimbion dengan ascidian Herdmania momus, kemudian mengamati aktivitas antibakteri dari isolat bakteri tersebut terhadap Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus. Isolasi dan kultur bakteri yang bersimbion dengan ascidian dibuat pada media Nutrient Agar dan Zobell Marine Broth. Skrining aktivitas antibakteri menunjukkan isolat bakteri yang bersimbion dengan ascidian Herdmania momus mampu menghambat pertumbuhan organisme uji Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.Kata kunci: ascidian, Herdmania momus, bakteri, isolasi, antibakteri
KARBON PADA PADANG LAMUN DI PERAIRAN PULAU MANADO TUA Mikhael A Maramis; Billy Wagey; Antonius P Rumengan; Calvyn F A Sondak; Esry T Opa; Khristin F I Kondoy
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.2.2020.29950

Abstract

Peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) antara lain karbondioksida (CO2)  yang terjadi terus menerus mengakibatkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim yang berdampak pada  pola cuaca dan mempengaruhi kehidupan di bumi. Ekosistem padang lamun diketahui memiliki kemampun dalam menyerap karbondioksida dan menyimpannya dalam waktu yang lama. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui keanekaragaman jenis lamun, presentasi tutupan dan kandungan karbon pada padang lamun di perairan Pulau Manado Tua. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis dilakukan pengamatan secara langsung pada setiap stasiun penelitian dan untuk mengetahui presentase tutupan lamun menggunakan metode line transek kuadran dengan mengadopsi Seagrass Watch dimana sampel lamun juga diperoleh dari line transek kuadran pada keseluruhan stasiun kemudian dianalisis selanjutnya menggunakan metode Loss on ignition (LOI). Didapatkan hasil penelitian pada keseluruhan stasiun indeks keanekaragaman H’ 1 kategori sedang dengan presentase penutupan dan status kondisi pada stasiun negri 36% kurang kaya/kurang sehat, stasiun pangalingan  69% kaya/sehat, stasiun papindang 51% kurang kaya/kurang sehat : kandungan karbon pada keseluruhan stasiun yang didapat sebesar 222,85gC Kata Kunci :  Keanekaragaman Lamun, Presentase Penutupan, Kandungan Karbon, Line Transek,  Kuadran,  LOI (Loss On Ignition), Pulau Manado Tua.

Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 3 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 1 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 3 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 2 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 1 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 3 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 1 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 1 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 2 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 1 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS More Issue