cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis mewadahi kajian-kajian ilmiah dalam bidang bio-ekologi pesisir dan laut, hidro-oesanografi dan morfologi pesisir, toksikologi dan farmasitika, kajian substansi kimiawi biota dan perkembangan bioteknologi kelautan lainnya, di lingkup pesisir dan laut di daerah tropis. Kajian ilmiah dimaksud bisa berupa hasil penelitian maupun critical review. Jurnal ini terbit 3 (tiga) kali dalam satu tahun (Februari, Juni, September). Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Kelautan FPIK-UNSRAT
Arjuna Subject : -
Articles 324 Documents
PEMISAHAN JENIS PIGMEN KAROTENOID DARI KEPITING Grapsus sp JANTAN MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM Anisa ET Silaa; Darus SJ Paransa; Anton P Rumengan; Kurniati Kemer; Natalie DC Rumampuk; Hengky Manoppo
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.2.2019.24247

Abstract

Grapsus sp crab has a greenish black body color and also known as stone crab. Crabs in the genus Grapsus sp have a swift movement, long legs, they do not have swimming legs and have small reddish purple or purple-orange color, claws on the body of this crab indicated the presence of pigments such as carotenoid pigments. Carotenoid pigments are one form of secondary metabolites which consist of carotene and xanthophyll groups. Carotenoid pigments are present in yellow, orange or orange red which are also found in crabs. Separation of carotenoid pigments can be done using the TLC method, High Performance Liquid Chromatography (HPLC) and Column Chromatography (CC). The purpose of this study was to determine the type of carotenoid pigment from male Grapsus sp crab extract using the Column Chromatography separation method. From the results of this study, the carotenoid pigment content in the 1,2 and 3 carapace was 46,85 μg, 39 µg, and 33,14 µg. The carotenoid pigment concentrations in carapace extracts 1,2 and 3 are 25,38 µg/g, 23,4 µg/g and 5,11 µg/g. From the results of the separation using the column chromatography method, the type of carotenoid pigment identified from the carapace extract of Grapsus sp male is β-Carotene, Ekinenon, Astaxantine, Kantaxantine and Astacen.Keywords: Grapsus sp, Carotenoid, Column ChromatographyKepiting Grapsus sp memiliki warna tubuh hitam kehijauan dan dikenal dengan nama kepiting batu. Kepiting dalam genus Grapsus sp memiliki gerakkan yang cekatan, mempunyai kaki yang panjang, tidak memiliki kaki renang dan memiliki capit berukuran kecil yang berwarna ungu kemerahan atau ungu-oranye warna pada tubuh kepiting ini mengindikasikan adanya kandungan pigmen seperti pigmen karotenoid. Pigmen karotenoid merupakan salah satu bentuk metabolit sekunder yang yang terdiri dari golongan karoten dan xantofil. Pigmen karotenoid  hadir dalam warna kuning, oranye, atau merah oranye, yang juga ditemukan pada kepiting. Pemisahan pigmen karotenoid dapat dilakukan dengan menggunakan metode KLT, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dan Kromatografi Kolom (KK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis pigmen karotenoid dari ekstrak kepiting Grapsus sp Jantan dengan menggunakan metode pemisahan Kromatografi Kolom. Dari hasil penelitian ini, didapatkan kandungan pigmen karotenoid pada karapas 1,2 dan 3 adalah 46,85 µg 39 µg, dan 33,14 µg. Konsentrasi pigmen karotenoid pada ekstrak karapas 1,2 dan 3 adalah 25,38 µg/g, 23,4 µg/g dan 5,11 µg/g. Hasil pemisahan menggunakan metode pemisahan kromatografi kolom didapatkan ekstrak karapas kepiting Grapsus sp jantan memiliki jenis pigmen β-Karoten, Ekinenon, Astaxantin, Kantaxantin dan Astasen.Kata kunci: Grapsus sp, Karotenoid, Kromatografi Kolom, 
NEMATOSIT DAN TIGA MACAM WARNA KARANG Galaxea fascicularis (Linnaeus) DITEMUKAN DI TERUMBU KARANG PANTAI MALALAYANG KOTA MANADO Paruntu, Carolus P.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.2.1.2014.7343

Abstract

Nematosit dan tiga macam warna karang G. fascicularis (Gs, B dan Wt) ditemukan berlimpah di terumbu karang sekitar Nusantara Diving Center (NDC) lama di pantai Malalayang Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, diteliti di Laboratorium Biologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi.  Tiga dari 25 nematosit yang dikenal dalam filum Cnidaria, diamati dalam tiga macam warna karang G. fascicularis, yaitu MpM, MbM dan HI.  Tipe MpM ditemukan paling dominan terdapat dalam bagian ujung tentakel normal dari tiga macam warna karang spesies ini.  MpM dari warna karang Wt memiliki bentuk kapsul nematosit yang lebih kecil dan tangkai-tangkai lebih pendek dibandingkan dengan yang ada pada warna karang Gs atau B, sedangkan yang dari Gs dan B adalah mirip.  Penelitian sekarang ini memperlihatkan bahwa tipe nematosit dan karakteristik tubuh dari tiga macam warna karang G. fascicularis adalah berbeda antara Gs atau B dengan Wt, sedangkan yang dari Gs dan B adalah mirip.  Penelitian sekarang ini mengusulkan bahwa ketiga macam warna karang  G. fascicuaris (Gs atau B dengan Wt) adalah spesies yang berbeda berdasarkan morfologi nematosit dan karakteristik tubuhnya.  Penelitian selanjutnya tentang dimensi dan komposisi nematosit, DNA dan pengaruh faktor lingkungan habitat terhadap bermacam warna karang G. fascicularis adalah penting untuk memastikan apakah mereka spesies yang sama atau berbeda.
Status persentase tutupan karang scleractinia di pulau Bunaken (Taman Nasional Bunaken) dan di pantai Malalayang, pesisir kota Manado Emma Caroles; Janny Kusen; Georis Kaligis
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.3.2017.16869

Abstract

Karang scleractinia atau karang batu merupakan karang pembentuk terumbu. Sehingga penentuan status kondisi karang batu menjadi bagian penting dan sangat menentukan peran ekologis dan ekonomis ekosistim terumbu karang. Salah satu parameter untuk mengetahui kondisi karang batu yaitu persentase tutupan di alam. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif kuantitatif  dengan  tehnik pengambilan data dengan menggunakan LIT (Line InterceptTransect) yang selanjutnya dianalisis dengan Persentase Tutupan Karang setelah data diolah dengan ‘benthic life form’. Parameter lingkungan berupa salinitas dan suhu air serta kecerahan juga diukur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tutupan di perairan pantai Malalayang Kota Manado dalam status kategori ‘poor’ (Buruk) khususnya di kedalaman 3 dan 5 meter yaitu pada kisaran antara 0-24,9 %, sekalipun pada kedalaman 10 meter hanya kategori ‘good’ (Baik), pada kisaran antara 50 – 69,9 %.. Sedangkan di stasiun penelitian Pulau Bunaken baik di bagian selatan yaitu Stasiun Fukui dan bagian utara pulau yaitu Stasiun Pangalisang hasilnya sebagian besar ‘excellent’ (sangat baik) yaitu dalam kisaran > 70 % persentase tutupan karang batunya. Dengan demikian diketahui bahwa karang yang berada di kawasan yang dilindungi atau konservasi masih relatif lebih baik kondisinya daripada karang yang berada di kawasan terbuka untuk umum sehingga tekanan kegiatanantropogenik intensitasnya relatif tinggi.
Struktur komunitas ekosistem mangrove dan kepiting bakau di Desa Lamanggo dan Desa Tope, Kecamatan Biaro, Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro Reinol Jacobs; Janny Kusen; Calvyn Sondak; Farnis Boneka; Veibe Warouw; Winda Mingkid
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.1.2019.22817

Abstract

Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui struktur komunitas mangrove di Desa Lamanggo dan Desa Tope, untuk mengetahui kelimpahan kepiting bakau di hutan mangrove, dan untuk mengetahui hubungan antara kerapatan mangrove dengan kepadatan kepiting.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode line transek kuadran dengan menentukan lima lokasi titik pengamatan pengambilan sampel, dan untuk mengetahui kondisi mangrove maka dilakukan perhitungan kerapatan jenis, frekuensi jenis, penutupan jenis, dominasi, indeks nilai penting dan keanekaragaman serta analisis kelimpahan kepiting bakau yang berhubungan dengan kerapatan mangrove dengan rumus Y = a + b X.. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa jenis mangrove yang memiliki nilai kerapatan tertinggi yaitu Rhizophora apiculata, dan untuk nilai frekuensi tertinggi juga yaitu jenis Rhizophora apiculata, sedangkan untuk nilai dominasi tertinggi dimiliki oleh jenis Sonneratia alba.Berdasarkan uji korelasi antara kerapatan pohon mangrove (X) terhadap kepadatan kepiting (Y) sebagaimana terlihat diperoleh r sebesar = 0,814 dengan Fhitung sebesar 1.94 < Ftabel 10.12. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kerapatan  mangrove dengan kepadatan kepiting bakau. Selanjutnya untuk melihat besarnya kontribusi kerapatan mangrove terhadap kepadatan kepiting dicari melalui koefisien determinasi R² = 0.66 yang berarti variabel kerapatan pohon mangrove tidak memberikan kontribusi terhadap kepadatan kepiting. Karena jika setiap penambahan variabel X, maka variabel Y akan berkurang sebesar 67.54937 - 0.110 X.
Aktivitas Sitotoksik Dari Ekstrak Bintang Ular (Ophiomastix annulosa) Terhadap Perkembangan Awal Embrio Bulu Babi (Tripneustes gratilla) Mangindaan, Remy E. P.; Lesnussa, Margareth S. P.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.3.2013.3725

Abstract

Penelitian di bidang alam bahari telah berkembang ditandai dengan ditemukannya substansi-substansi seperti sitotoksik, antimikroba, antifungi dan sebagainya yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan-bahan farmasi.  Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya substansi sititoksik pada bintang ular Ophimastix annulosa dan menelusuri keberadaan senyawanya.  Sampel diekstraksi dengan pelarut metanol, kemudian dipartisi menggunakan pelarut etil asetat, heksan dan kloroform.  Tiap fraksi diuji pada sel telur bulu babi (Tripneustes gratilla) sebelum dan sesudah difertilisasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ekstrak metanolik O. annulosa dan ketiga fraksi (etil asetat, heksan dan kloroform)  memiliki substans sitotoksik.  keempat fraksi yang diuji mampu menghambat perkembangan  sel telur dan embrio bulu babi. fraksi kloroform menunjukkan aktivitas sitotoksik tertinggi dibandingkan ketiga fraksi lainnya  sehingga perlu dilakukan pemurnian lanjut untuk menemukan senyawa murni.
ANALISIS PIGMEN KLOROFIL PADA ALGA Kappaphycus alvarezii YANG DIBUDIDAYAKAN DI TELUK TOTOK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Raja Doli; Desy MH Mantiri; Darus S J Paransa; Kurniati Kremer; Rosita Lintang; Sipriani Tumembow
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.1.2020.27399

Abstract

Macroalgae is a chlorophyll plant and its body is thallus and is able to live in polluted waters. The research was conducted with the intention of knowing the content of chlorophyll pigment and comparing the concentration of chlorophyll on Kappaphycus alvarezii using the formula Jeffrey and Humprey (1975) and Harbone (1987). The results obtained to separate the chlorophyll pigment on Kappaphycus alvarezii using the thin layer chromatography (KLT) method, thus obtained the pigment identified from Kappaphycus alvarezii namely chlorophyll a. Keywords: Kappaphycus alvarezii, thin-layer chromatography. Chlorophyll.AbstrakMakroalga merupakan tumbuhan yang berklorofil dan tubuhnya berupa thallus serta mampu hidup pada perairan tercemar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kandungan pigmen klorofil dan membandingkan konsentrasi klorofil pada Kappaphycus alvarezii menggunakan rumus Jeffrey dan Humprey (1975) dan Harbone (1987). Hasil yang diperoleh untuk memisahkan pigmen klorofil pada Kappaphycus alvarezii menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT), sehingga diperoleh pigmen yang teridentifikasi dari Kappaphycus alvarezii yaitu klorofil a. Keywords : Kappaphycus alvarezii, Kromatografi Lapis Tipis. Klorofil.
Pemurnian Dan Karakterisasi Lektin Dari Alga Laut Eucheuma cotonii Rawung, L. D.; Mangindaan, R. E. P.; Posangi, J.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 1 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.4.1.2016.12464

Abstract

Lektin adalah protein yang mengikat monosakarida dan oligosakarida secara spesifik tetapi tanpa aktivitas katalisis (yaitu bukan enzim) dan, berbeda dengan antitibody yaitu bukanlah produk dari suatu respon sistim pertahanan tubuh.    Lektin dapat mengagglutinasi berbagai macam sel seperti limfosit, sperma, bakteri dan jamur.  Dengan sifat-sifatnya ini, lektin dapat berperan dalam pencegahan infeksi HIV dan AIDS dan pertahanan terhadap virus dan infeksi dari bakteri dan juga pencegahan terjadinya pembuahan.  Walaupun peningkatan telah dibuat melalui karakterisasi biokimia dari lektin alga laut ini, informasi tambahan diperlukan untuk pengertian yang lebih komprehensif tentang sifat-sifat, struktur bahkan fungsi biologis mereka. Penelitian ini menggunakan alga merah laut Eucheuma cotonii sebagai sumber lektin.  Pemurnian lektin menggunakan serangkaian metode yang dimulai dari ekstraksi, kolom kromatografi dan diakhiri dengan SDS-PAGE.  Penentuan karakteristiknya dilakukan melalui pengujian terhadap eritrosit dan beberapa jenis gula untuk menentukan aktivitas hemaglutinasi dan jenis gula spesifik.  Dari hasil Ekstraksi ekstrak kasar lektin diperoleh sebanyak 1.86% dari berat keringnya.  Setelah melewati kolom kromatografi dari 25 tabung yang dihasilkan  hanya diperoleh 5 tabung yang memiliki kandungan lektin.  Melalui SDS-PAGE diperoleh lektin murni dengan berat molekul 11,7 kD.  Konsentrasi terkecil lektin yang masih memiliki aktivitas hemagglutinasi adalah 2,75 µg.mL-1.  Aktivitas hemaglutinasi lektin ini dapat dihambat oleh gula L-Rhamnose dan Maltose.
Analisis logam berat timbal (Pb) pada akar mangrove di Desa Bahowo dan Desa Talawaan Bajo Kecamatan Tongkaina Sanadi, Troy; Schaduw, Joshian; Tilaar, Sandra; Mantiri, Desy; Bara, Robert; Pelle, Wilmy
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.2.2018.21382

Abstract

Mangrove merupakan jenis tumbuhan yang memiliki kemampuan biofilter, yaitu kemampuan untuk menyaring, mengikat dan memerangkap polusi di alam bebas atau biasa disebut sebagai Tumbuhan Hiperakumulator. Kemampuan mengikat dan memerangkap berupa kelebihan sedimen, limbah buangan rumah tangga dan menyimpan logam berat pada akar, batang dan daunnya berperan penting dan membantu dalam menetralisir masuknya sumber pencemar logam berat seperti timbal (Pb) yang masuk ke dalam perairan dan meningkatkan kualitas air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan daya serap Tumbuhan mangrove dalam menyerap logam berat Pb pada akar mangrove di daerah Pesisir Bahowo dan Pesisir Talawaan Bajo. Sampel yang telah diperoleh kemudian di analisis mmengunakan Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS) dan dilakukan pengolahan data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menemukan bahwa kemampuan mangrove dalam menyerap logam berat setiap spesiesnya memiliki kemampuan menyerap yang berbeda-beda. Hasil dari analasis sampel akar yang dilakukan mengunakan alat AAS, menemukan bahwa mangrove jenis Avicennia marina memiliki kemampuan menyerap logam berat Pb lebih baik dari jenis Soneratia alba. Dari hasil analisis ditemukan pada daerah Bahowo memiliki konsentrasi logam berat Pb yang cukup yang masih berada dibawah standar baku mutu pada tumbuhan.
Struktur Komunitas Moluska Di Vegetasi Mangrove Desa Kulu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara Rau, Arnol R.; Kusen, Janny D.; Paruntu, Carolus P.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.2.2013.2123

Abstract

Di daerah mangrove terdapat biota akuatik yang hidup berasosiasi dengan mangrove antara lain moluska, krustasea dan ikan. Moluska sangat banyak ditemukan pada daerah mangrove di Indonesia. Jenis-jenis moluska ini ada yang menempati akar dan ada juga yang mendiami batang mangrove antara lain famili Littorinidae dan yang menempati daerah lumpur di dasar akar antara lain famili Ellobiidae dan Pottamidae. Tujuan dari pernelitian ini yaitu untuk mengidenifikasi moluska yang berasosiasi dengan vegetasi mangrove; mendeskripsikan struktur komunitas melalui analisa nilai indeks keanekaragaman, kekayaan jenis, kepadatan, frekuensi, dominasi dan indeks nilai penting. Metode yang digunakan yakni, metode kuadran, dengan cara meletakan lima buah kuadran 1 x 1 meter pada masing-masing stasiun. Terdapat 11 spesies dari 8 famili yaitu, Littoraria scabra, Nerita planospira, Chicoreus capucinus, Nerita undata, Chrithidea cingulata, Terebralia sulcata, Telecopiun telescopium, Polymesoda expansa, Isognomon ephippium, Saccostrea cucculata, Anomalocardia squamosa. Nilai indeks keanekaragaman yaitu 2,060, nilai indeks kekayaan yakni 2,387, kepadatan 0,660 ind/m², frekuensi kemunculan bervariasi antara 0,067-0,667, nilai indeks dominasi yakni 0,152 dan indeks nilai penting tertinggi yakni Littoraria scabra 75,67 dan terendah terdapat 3 spesies yakni Polymesoda expansa, Saccostrea cucculata dan Anomalocardia squamosa dengan nilai indeks 3,54.
IPTEK MARIKULTUR BAGI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN DESA MOTANDOI SELATAN KECAMATAN PINOLOSIAN TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Carolus P Paruntu; Suria Darwisito; Antonius P Rumengan; Hengky J Sinjal; Billy Wagey; Johan Tumiwa
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.3.2019.25784

Abstract

The purpose of the community partnership program is to increase the capacity of independent and sustainable marine fish farmers groups.  Specific targets are 1) Increasing the quantity and quality of fish products from marine aquaculture in floating net cages, and 2) Enhancing partners' understanding and skills in terms of effective and efficient marine fish aquaculture technology in floating net cages. The main problems recorded, namely: 1) lack of knowledge of marine fish aquaculture technology in floating net cage; 2) fish harvest time that requires a long time, and 3) poor financial management.  To overcome these problems, an approach is carried out through direct education and training, mentoring, and management of fisheries business management in the field to partners.  After that, each trainee in the partner group is given the opportunity until they can do it themselves.  The target that will be achieved at the end of this education and training is that all group members and their families have knowledge of: 1) superior marine fish polyculture technology in floating net cage and 2) good financial management. Keywords: Fish cultivator group, floating net cage, South Motandoi village, financial management, marine fish polyculture technologyAbstrakTujuan program kemitraan masyarakat (PKM) adalah meningkatkan kapasitas kelompok pembudidaya ikan laut yang mandiri dan berkelanjutan. Target khusus adalah 1) peningkatan kuantitas dan kualitas produk ikan hasil budidaya laut dalam karamba jaring apung, dan 2) peningkatan pemahaman dan ketrampilan mitra dalam hal teknologi budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung yang efektif dan efisien. Permasalahan utama yang terekam, yaitu: 1) kurang pengetahuan tentang teknologi budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung (KJA); 2) waktu panen ikan yang membutuhkan waktu yang lama, serta 3) pengelolaan keuangan yang kurang baik. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan pendekatan melalui penyuluhan dan pelatihan, pendampingan, dan pendidikan manajemen usaha perikanan secara langsung di lapangan kepada mitra. Setelah itu, setiap peserta pelatihan dalam kelompok mitra tersebut diberikan kesempatan sampai mereka bisa melakukannya sendiri.  Target akhir yang dicapai dalam PKM ini adalah semua anggota kelompok maupun keluarganya mempunyai pengetahuan tentang: 1) teknologi polikultur budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung yang unggul, dan 2) manajemen keuangan yang baik.  Kata-kata kunci: Kelompok pembudidaya ikan, karamba jaring apung, Desa Motandoi Selatan, manajemen keuangan, teknologi polikultur ikan laut

Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 3 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 1 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 3 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 2 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 1 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 3 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 1 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 1 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 2 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 1 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS More Issue