Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

ANALISIS JENIS PIGMEN DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK PIGMEN XANTOFIL PADA ALGA COKLAT Sargassum polycystum (C.Agardh) Paransa, Darus S. J.; Kemer, Kurnia; Rumengan, Antonius P.; Mantiri, Desy M. H.
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The separation of algae extracts in a Thin Layered Chromatography used Matsjeh method, covering plate preparation, sample application, plate development and visualization. In addition, the pigment types of brown algae, Sargassum Polycystum (C. Agardh), were β-caroten, pheofitine, chlorophyll-a and lutein. The pigment types of extracts dissolved difference were β-caroten, xanthofil (zeaxanthin and lutein), chlorophyll-a and chlorophyll-c. The antibacterial activity test used Kirby-Bauer method. Results indicated that the extracts of S. Polycystum, had antibacterial activity on four test bacteria, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Salmonella paratiphy b and Staphylococcus aureus.Kata Kunci: Algae, Sargassum Polycystum, pigment and antibacterial
ANTIBAKTERI DARI BEBERAPA EKSTRAK PADA ALGA COKLAT Kemer, Kurnia; Paransa, Darus S. J.; Rumengan, Antonius P.; Mantiri, Desy M. H.
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biota laut memiliki khasiat farmakologi untuk dapat dikembangkan menjadi bahan sediaan farmasitika. Jenis-jenis alga laut seperti Padina australis, Halimeda opuntia, Halymenia durvillaei, dan Laurencia papillosa merupakan jenis-jenis alga yang ditemukan di perairan pesisir Pulau Nain. Perairan Pulau Nain merupakan salah satu daerah perairan di Sulawesi Utara yang memiliki sumberdaya perairan yang cukup melimpah termasuk di antaranya adalah sumberdaya alga laut. Kehadiran sumberdaya ini di ekosistem perairan intertidal sangatlah penting sebagai produsen dan karena juga kandungan komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain. Namun sejauh ini pemanfaatan sumber bahan bioaktif dari alga sebagai komoditas perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Untuk itu pada penelitian ini, dilakukan uji antibakteri yang diharapkan dapat menunjukkan adanya aktivitas antibakteri di dalam alga tersebut.
Uji Aktivitas Antikoagulan Pada Sel Darah Manusia dari Ekstrak Alga Coklat Turbinaria ornata Armiyanti, Lessy; Paransa, Darus S.; Gerung, Grevo S.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.2.2013.2094

Abstract

Penelitian inidilakukan untuk menentukan apakah sepsis Turbinariaornata berpotensi sebagai antikoagulasi atau koagulasi. penelitian inimenggunakan darah manusia yang diasumsikan tidak memiliki gangguan koagulasidarah. Pengujian dilakukan pada darah manusia golongan darah B, O, AB dan A dan masing masing dengan 5 kali perlakuan. Perlakuanyang pertama dilakukan pada darah sebagai kontrol; Perlakuan ke dua padadarah yang diberi ekstrak Turbinaria ornata; perlakuan ke tiga pada darah yang diberi perlakuan  EDTA danekstrak Turbinaria ornata; perlakuan ke empat pada darah yang diberikan EDTA; perlakuanke lima pada darah yang diberikanetanol PA. Pada perlakuan pertamamenunjukkan terjadi pembekuan darahpada kategori pembekuan darah normal yaitu antara 8-13 menit. Pada perlakuan ke dua,darah yang diberi ekstrak basah dan kering Turbinariaornata terlihat membeku antara 8-10 menit. Pada perlakuanke tiga, darah yang diberi EDTA danekstrak basah dan kering Turbinariaornata terlihat tidak membeku. Pada perlakuan keempagt, darah yang diberi EDTA juga tidak membeku. Padaperlakuan ke lima yaitu darah yang diberi etanol PA, terlihat darah membeku pada menit ke 3-4.Sehingga dari pengujian di laboratorium secara in vitro, ekstrak basah dankering Turbinaria ornata tidakmemiliki aktivitas antikoagulasi, tetapi memiliki sifat koagulasi yaitupembekuan darah.
Isolasi pigmen karotenoid pada mikroalga Nannochloropsis sp. dengan menggunakan beda pelarut Bawias, Miranti; Kemer, Kurniati; Mantiri, Desy; Kumampung, Deislie; Paransa, Darus; Mantiri, Rose
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.2.2018.20641

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jenis-jenis pigmen dari mikroalga Nannochloropsis sp. dan mengetahui komposisi pelarut yang dapat memisahkan pigmen secara maksimal. Metode yang digunakan dimulai dari kultur mikroalga Nannochloropsis sp. sampai tahap eksponensial. Ekstraksi dilakukan dengan penambahan aseton dan petroleum eter, selanjutnya ektrak total yang diperoleh, dipisahkan melalui Kromatografi Lapis Tipis dengan pengembang Petroleum Eter (PE):Aseton (80:20), PE:Methanol (95:5) dan Benzena:DE:Methanol (17:2:1). Hasil pemisahan diserap melalui spektrofotometer UV-VIS. Hasil yang peroleh pada semua proses pemisahan, pigmen β- karoten berwarna kuning selalu muncul dengan Rf 1,00. Pigmen lainnya yang dapat diidentifikasi adalah tipeviolaxantin dan tipe astacen. Pelarut PE:Methanol (95:5) mampu memisahkan ekstrak total pigmen lebih banyak dibandingkan dengan pelarut yang lain.
Distribusi pigmen karotenoid pada kepiting Grapsus sp dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis Abdullah, Ridha; Paransa, Darus Saadah; Mantiri, Desy; Angkow, Esther; Angmalisang, Ping; Mudeng, Joppy
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.2.2018.21389

Abstract

Krustasea merupakan organisme laut dengan keunikan tersendiri, karena visualisasinya yang beraneka warna dan dalam daur hidupnya organisme ini dapat berganti kulit. Kekhasan warna yang dimiliki oleh krustasea juga menarik perhatian pada saat dimasak yakni berubah warna menjadi merah. Fenomena ini terjadi karena adanya zat warna yang dikandung oleh krustasea dan dikenal sebagai pigmen karotenoid.  Pada umumnya organisme laut termaksud krustasea memiliki kandungan pigmen karotenoid dengan jenis dan tipe yang beragam. Pigmen karotenoid merupakan pewarna alami (biokrom) yang umumnya terdapat pada krustasea. Pada penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penentuan jenis pigmen dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). KLT merupakan cara cepat dan mudah untuk pemisahan senyawa pada suatu sampel berdasarkan polaritas. Metode ini memudahkan untuk analisis skala kecil karena hanya memerlukan bahan-bahan yang relatif sedikit dan juga waktu yang cukup singkat, maka dari itu untuk mengetahui distribusi pigmen karotenoid pada kepiting Grapsus sp dalam penelitian ini menggunakan metode KLT. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ditemukan bahwa distribusi  pigmen karotenoid pada kepiting Grapsus sp betina adalah  jenis pigmen β–karoten,  β-kriptoksantin, astaksantin dan pigmen tipe  astasen, yang terdistribusi pada organ karapas, lapisan epidermis, hepatopankreas dan gonad dari kepiting Grapsus sp.
UJI AKTIVITAS ANTIKOAGULAN EKSTRAK MANGROVE Aegiceras corniculatum Tangkery, Robert A. B.; Paransa, Darus Sa’adah; Rumengan, Antonius
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.1.2013.1278

Abstract

Mangrove telah lama dikenal oleh penduduk yang berada di daerah pesisirsebagai sumber bahan pangan, bangunan dan obat-obatan tradisional. Pada penelitianini digunakan batang dari tumbuhan bakau Aegiceras corniculatum yang diambil dipesisir pantai Desa Mokupa Kecamatan Tombariri untuk diamati secara laboratorikapakah Aegiceras corniculatum memiliki aktivitas antikoagulasi. Untuk memperolehekstrak kasar dari tumbuhan bakau Aegiceras corniculatum khususnya pada batang,digunakan metode ekstraksi secara maserasi.Pengujian dilakukan pada darah manusiayang diujikan pada 5 orang sukarelawan. Pengujian ini dilakukan pada masing-masingorang dimana dilakukan 5 pengujian setiap orangnya. Pengujian pertama yaitu pengujiandarah yang tidak diberi perlakuan apa-apa, pengujian kedua yaitu darah yangditambahkan dengan ekstrak Aegiceras corniculatum, pengujian ketiga yaitu darah yangditambahkan dengan EDTA, pengujian keempat yaitu darah yang ditambahkan EDTAdan ekstrak Aegiceras corniculatum, dan pengujian kelima yaitu darah yang ditambahkandengan etanol. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah di laboratorium,apakah pemanfaatan dari tumbuhan bakau Aegiceras corniculatummemiliki aktivitasantikoagulan pada darahmanusia dan juga untuk membandingkan aktivitas koagulasidarah dari ekstrak mangrove Aegiceras corniculatum dengan kontrol.Dari hasil pengujiandi laboratorium, ekstrak Aegiceras corniculatum tidak memiliki aktivitas koagulasi,melainkan memiliki sifat antikoagulan atau anti pembekuan darah.
Analisis Pigmen dan Aktivitas Antibakteri In Vitro Pigmen Astaksantin Kepiting (Grapsus albolineatus Lamarck) Jantan Aswan Thamin; Chairulwan Umar; Darussadah Paransa
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 8, No 2 (2006)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.133

Abstract

Grapsus albolineatus is one of marine crustaceans which have carotenoid (astaxanthin) pigment. This research was conducted to analyze carotenoids (astaxanthin) extracted from G. albolineatus, and evaluate their in vitro antibacterial activity. The research was done in March-July 2002. Samples were collected from Manado Gulf, North Sulawesi. The result indicated that the carapace contained 4 carotenoids namely ß-caroten, ecinenon, astaxanthin diester, and astaxanthin monoester. In addition, the epidermis contained free astaxanthin. In vitro antibacterial activity test indicated that astaxanthin had low bacteriostatic activity against Psedomonas aeruginosa, Enterobacter cloacae, Staphylococcus aureus, and Proteus stuartii.
Seagrass Cover On The Island Of Manado Tua, Bunaken Kepulauan District, Manado City Efraim Bulele; Ferdinand F. Tilaar; Maartianus S. Baroleh; Ridwan Lasabuda; Darus S. J. Paransa; Anneke V. Lohoo
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 11 No. 1 (2022): EDISI JANUARI-APRIL 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.11.1.2020.29888

Abstract

The lamun is a high level of vegetation that lives in the sub-tropical region. The lamun has a high chance of survival in southeast Asia. In Indonesia, details of the largest tidal wave in the east are so much for research about lamun, one of which is information about the current research project of the lamun ocean in old manado island. The study was intended to obtain information about the percentage of lamun caps in the coastal waters of old manando island. Research is based on the old island of manado, the bunaken islands district, the city of manado was completed in the second week of December. To find out which artic percentage patch on Manado Tua island, a type of seagrass Thalassia hemprichii and Enhalus acorides, 71% frame presentation. The total 33 square, the 23 squares is Enhalus acorides and 2 of them Thalassia hemprichii while the other 8 squares are occupied by 2 types seagrass. the other net value of the current was 3,4 cm/s, a precentage of current velocity 100%, and when the water rose 0,21 m, whereas a high rise of 2,17 m, the salinity rate of Manado island is 35 ‰, three times that of salinity measurement was achived in lowest scores 26⁰C and the highest figure 29⁰C, the caostal waters substrat Manado tua island to which is sand, rocky, coral reef mixes, sand blends with gravel.Key words : seagrass, percent of cover, Manado tua island ABSTRAKLamun adalah tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di wilayah sub-tropis. Lamun mempunyai peluang hidup yang tinggi di kawasan Asia Tenggara. Di indonesia rincian luasan lamun terbesar berada dibagian timur sehingga masih banyak kajian penelitian yang harus diungkapkan tentang Lamun, salah satunya informasi mengenai presentase tutupan Lamun. penelitian kali ini mengenai tutupan lamun di perairan pantai pulau Manado Tua. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang persentase tutupan lamun di perairan pantai pulau Manando tua. Penelitian berlokasi di Pulau Manado tua, Kecamatan Bunaken Kepulauan, Kota Manado  dilaksanakan pada minggu kedua bulan Desember. Untuk mengetahui persantese tutupan lamun di pulau Manado Tua menggunakan metode Line transeck . Hasil penelitian di Pulau Manado tua, jenis lamun yaitu: Thalassia hemprichii dan Enhalus acorides, presentase tutupan lamun 71,4%. Total 33 kuadrat, 23 diantarnya adalah Enhalus acorides dan 2 diantaranya Thalassia hemprichii sedangkan 8 kuadrat lainnya ditempati 2 jenis lamun. Parameter biofisik lainnya yang didapat, kecepatan arus rata-rata pengukuran 3 stasiun yaitu 3,4 cm/s, persentase kecepatan arus 100%, kedalam saat air surut 0,21 m sedangkan ketika pasang tertinggi 2,17 m, Pengukuran salinitas di peraiaran pantai pulau Manado Tua diperoleh angka kadar salinitas yaitu 35 ‰, pengukuran suhu dilakukan sebanyak tiga kali dan di peroleh angka terendah 26⁰C dan angka paling tinggi 29⁰C, Substrat perairan pantai pulau Manado yang di temui yaitu berpasir, berbatu,  bercampur terumbu karang, pasir bercampur dengan kerikil. merskipun tingkat keragaman jenis tidak tinggi namun penelitian di perairan pantai pulau Manado Tua menujukan bahwa persentase tutupan lamun berada dalam kategori Baik (≥ 60%). Kata kunci : Lamun, Persentase tutupan, Pulau Manado tua
Morphological and Biomolecular of the Atergatis floridus Crab in the Intertidal Zone of the Minanga Coast, Manado City Tamara Angela Gabriela Siahaan; Darus Saadah J. Paransa; James J.H. Paulus; Stenly Wullur; Remy E.P. Mangindaan; Pankie Pangemanan
Jurnal Ilmiah Sains Volume 22 Nomor 2, Oktober 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jis.v22i2.46363

Abstract

This study examines the morphology and biomolecules of the Atergatis floridus crab found in the Intertidal Zone of the Minanga Beach, Manado City. Species identification was carried out by morphological and biomolecular analysis of DNA barcoding using the COI gene. Samples were collected in February and the isolation stage was in March 2022. The method used was the roaming method, namely exploring the research location to catch samples of crabs on the coast and catching crabs directly using hands protected with gloves and a flashlight for lighting. The morphological characters of concern are the shape of the carapace color and the anterior, posterior and abdominal characters. Furthermore, muscle tissue samples were taken from the crab claws for DNA isolation and sequencing processes at the company's first base laboratories, Malaysia. Based on the results of the research, samples that have been studied morphologically and sequenced show that 99.70% of the species are Atergatis floridus. Keywords: Atergatis floridus;  DNA barcode; Manado City; morphology Morfologi dan Biomolekuler Kepiting Atergatis floridus di Zona Intertidal Pesisir Pantai Minanga, Kota Manado  ABSTRAK Studi ini menelaah morfologi dan biomolekuler kepiting Atergatis floridus yang terdapat di Zona Intertidal Pesisir Pantai Minanga, Kota Manado. Identifikasi spesies dilakukan dengan pendekatan analasis morfologi dan biomolekuler DNA barcoding menggunakan Gen COI. Sampel dikoleksi pada bulan Februari dan tahapan isolasi pada bulan Maret 2022. Metode yang digunakan adalah metode jelajah, yakni menjelajahi lokasi penelitian untuk menangkap sampel kepiting di pesisir pantai dan penangkapan kepiting secara langsung menggunakan tangan yang dilindungi dengan sarung tangan dan senter untuk penerangan. Karakter morfologi yang menjadi perhatian adalah bentuk warna karapas dan karakter anterior, posterior dan abdomen. Selanjutnya diambil sampel jaringan otot pada bagian capit kepiting untuk dilakukan isolasi DNA dan proses sekuensing pada perusahaan first base laboratories, Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian sampel yang telah ditelaah secara morfologi dan disekuens menunjukkan bahwa 99.70% spesies tersebut adalah Atergatis floridus. Kata kunci: Atergatis floridus; DNA barkoding; Kota Manado; morfologi
Skrining Pigmen Karotenoid pada Kepiting Grapsus sp. dengan Menggunakan Pemisahan Kromatografi Werianty Liony Zeak; Darus Sa’adah J. Paransa; Antonius Rumengan; Kurniati Kemer; James J.H Paulus; Desy M.H Mantiri
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.1.2019.23457

Abstract

Screening of Carotenoid Pigmen in Crabs of Grapsus sp. Using Chromatography Separation Grapsus sp. is one of the sea crustaceans that has a unique characteristic on its claws, which has a purplish and blackish green color on the carapace organ, this indicates that the crap carapace of Grapsus sp. has pigment content. From this pigment content that is then isolated to determine the type of pigment by using Thin Layer Chromatography and Column Chromatography. The carapace extract of Grapsus sp. crab which was isolated then analyzed, the result identified that the crab carapace of Grapsus sp. had the type of pigment ß-Carotene, Echinenone, Cantaxanthin and Astaxanthin.Keywords: Grapsus sp., Thin Layer Chromatography, Column Chromatography, Astaxanthin Pigments. Grapsus sp. adalah salah satu krustasea laut yang memiliki ciri khas unik pada bagian capitnya yaitu memiliki warna keunguan dan hijau kehitaman pada organ karapas, hal ini menandakan bahwa karapas kepiting Grapsus sp. memiliki kandungan pigmen. Dari kandungan pigmen inilah yang kemudian diisolasi untuk mengetahui jenis pigmen dengan menggunakan pemisahan Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kolom. Ekstrak karapas kepiting Grapsus sp. yang telah diisolasi kemudian di analisis, maka teridentifikasi bahwa karapas kepiting Grapsus sp. memiliki jenis pigmen ß- Karoten, Ekinenon, Kantaxantin dan Astaxantin.Kata Kunci: Grapsus sp., Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi Kolom, Pigmen Astaxanti
Co-Authors Abdullah, Ridha Adrian, Melinda Margareta Angkow, Esther Angmalisang, Ping Angmalisang, Ping A, Anisa ET Silaa Anneke V. Lohoo Anton P Rumengan Antonius P Rumengan Antonius P. Rumengan Antonius P. Rumengan Antonius Rumengan Antonius Rumengan Antonius Rumengan Aswan Thamin Bawias, Miranti Billy T. Wagey Calvyn F. A. Sondak, Calvyn F. A. Carolus Paulus Paruntu Chairulwan Umar Desy M H Mantri Dias Diasasthisa Efraim Bulele Elvy L Ginting Erly Y. Kaligis, Erly Y. Farnis B Boneka Farnis Bineada Boneka Fatmawati Amin Ferdinand F. Tilaar Fernando Gultom, Fernando Franciskus K.I. Manik Frans Lumoindong, Frans Gaspar D. Manu, Gaspar D. Grevo S Gerung Hariyani Sambali Hengky Manoppo Henky Manoppo Indri S Manembu Irfan Sirajudin James J H Paulus James J.H Paulus Janny D. Kusen Jetty K. Rangan Jetty Rangan Joice R.T.S.L. Rimper Joppy Mudeng Joshep Tamalonggehe Joshian N. W. Schaduw Joshian N.W. Schaduw Joudy R. R. Sangari Jumeini, Jumeini Kemer, Kurnati Kepel, Rene Ch. Kumampung, Deislie Kumampung, Deislie R.H. Kurnia Kemer, Kurnia Kurniati Kemer Kurniati Kemer Kurniati Kemer Kurniati Kemer Kurniati Kremer Laurenzy Tampongangoy Lepa, Bryan Gabriel Lessy Armiyanti Maartianus S. Baroleh Mantiri, Desy M. H Mantiri, Rose Medy Ompi Medy Ompi Medy Ompi Meilin Yulita Walo Meiske Salaki Mokoginta, Fatika Sari Mokolensang, Jeffrie Muhammad Zhaqif Ambarak N. Gustaf F. Mamangkey Nainggolan, Secilya Natalie D Rumampuk Natalie DC Rumampuk Nego E. Bataragoa Nickson J Kawung Nickson J. Kawung, Nickson J. Noldy G.F Mamangkey Ockstan Kalesaran Pankie Pangemanan Paulus, James Paulus, James J. H Paulus, James J. H. Pelle, Wilmy E. Raja Doli Remy E.P. Mangindaan Ridwan Lasabuda Rignolda Djamaluddin Rizald M Rompas Robert A. B. Tangkery Robert A. Bara Rosita Lintang Royke M. Rampengan Rudy Moningkey Rumengan, Antonius Petrus Rustikasari, Irna Silvester B Pratasik Sipriani Tumembow Stenly Wullur Stevania M Runtuwene Sundah, Geraldo Thimoty Sutandi Makalalag Suzanne L Undap suzanne Undap Tamara Angela Gabriela Siahaan Tilaar, Ferdinand F. Veibe Warouw Veibe Warouw Veibe Warouw Werianty Liony Zeak Wilmy E. Pelle