cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
MEDIA MATRASAIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 253 Documents
TIPE TEORI PADA ARSITEKTUR NUSANTARA MENURUT JOSEF PRIJOTOMO Bakhtiar, .; Waani, Judy O.; Rengkung, Joseph
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 2 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsitektur dan manusia adalah timbal-balik dalam hubungannya. Ini berarti bahwa satu tinjauan dapat dikatakan bahwa arsitektur itu bergantung pada manusia penghadir arsitektur. Arsitektur Nusantara yang hadir merupakan hasil cipta dan rasa dari pengetahuan kelisanan anakbangsa Nusantara. Perwujudan dari pengetahuan kelisanan yang terdiri dari aspek-aspek tan-ragawi (gagasan, norma, status maupun nilai perlambangan) dimanifestasikan ke dalam bentukan arsitektural (baik berupa persolekan/dekorasi-ornamnetasi, maupun warna). Di sini, pengetahuan tan-ragawi (esensi) maupun ragawi (bentuk) menjadi suatu rekaman-rekaman pengetahuan arsitektur Nusantara yang sudah ditumbuhkembangkan sejak sebelum republik ini dibentuk. Mengutip pernyataan Prijotomo (2004) bahwa, “..arsitektur Nusantara dibangun sebagai sebuah pengetahuan yang berlandaskan dan dipangkalkan dari filsafat, ilmu dan pengetahuan arsitektur..”. Studi ini mengkaji tentang Teori arsitektur  Nusantara menurut pemikiran Josef Prijotomo. Jenis penelitian yang digunakan adalah Kualitatif dengan pendekatan teori kritis. Pemilihan sampel secara bertujuan (purposive sample). Analisis data menggunakan analisis isi (content analisys). Data hasil analisis kemudian dikomparasikan dengan kajian Tipe teori arsitektur. Tujuannya adalah menemukan Tipe teori pada arsitektur Nusantara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arsitektur Nusantara menempatkan posisinya pada tipe “Theory In Architecture” dari Edward Robbins, teori Normatif dari Jon Lang dan teori Preskriptif dari Kate Nesbitt. Kata Kunci : arsitektur Nusantara, tipe teori, pengetahuan arsitektur
TEORI DAN METODA PERANCANGAN : Suatu Kajian Pola Pemikiran Josef Prijotomo Terhadap Arsitektur Nusantara Bakhtiar, .; Waani, Judy O.; Rengkung, Joseph
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 1 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsitektur dan manusia adalah timbal-balik dalam hubungannya. Ini berarti dapat dikatakan bahwa arsitektur itu bergantung pada sebagai manusia penghadir arsitektur. Arsitektur Nusantara yang hadir merupakan hasil cipta dan rasa (nuansa) dari pengetahuan kelisanan anak bangsa Nusantara. Konsep-konsep geoklimatologi, kebaharian, perwujudan dari pengetahuan kelisanan yang terdiri dari aspek-aspek tan-ragawi (gagasan, norma, status maupun nilai perlambangan) dimanifestasikan ke dalam bentukan arsitektural (baik berupa persolekan / dekorasi-ornamnetasi, maupun warna). Di sini, pengetahuan tan-ragawi (esensi) maupun ragawi (bentuk) menjadi suatu rekaman-rekaman pengetahuan Arsitektur Nusantara yang sudah ditumbuhkembangkan sejak sebelum republik ini dibentuk. Mengutip pernyataan Prijotomo (2004) bahwa, “... Arsitektur Nusantara dibangun sebagai sebuah pengetahuan yang berlandaskan dan dipangkalkan dari filsafat, ilmu dan pengetahuan arsitektur…”. Studi ini mengkaji tentang pola pemikiran Josef Prijotomo terhadap Arsitektur Nusantara yang kemudian membentuk teori dan metoda perancangan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan teori kritis. Pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling. Tulisan-tulisan diposisikan sebagai sumber data. Analisis data menggunakan pendekatan induktif. Pendekatan induktif memungkinkan temuan-temuan penelitian muncul dari keadaan umum yang dibentuk dari satuan (unit) informasi, kategorisasi dan merumuskan pernyataan proporsional yang masih terkait dengan data (teori substantif) atau disebut dengan tema atau hipotesis kerja. Tujuan penelitian adalah mengungkapkan teori dan metoda perancangan Arsitektur Nusantara seperti apa yang tersampaikan pada pemikiran-pemikiran Josef Prijotomo yang membentuk teori substantif. Hasil analisis pola pemikiran Prijotomo membentuk kerangka temuan (pola pemikiran), yakni bangunan teori Arsitektur Nusantara meliputi: filsafat, landasan dan ideologi, pengetahuan tradisi tanpa tulisan (struktur dan tektonika bangunan), bentuk dan fungsi ruang (interior). sedangkan metoda perancangan Arsitektur Nusantara (konsep pengkinian) meliputi: interpretasi (penafsiran) dan transformasi (stilisasi/peniruan, mimesis/asimilasi dan hibrida/pencampuran). Kata Kunci: Arsitektur Nusantara, teori, metoda, pengkinian
IMPLEMENTASI KONSEP ‘AMBIGUITAS’, ‘BOTH-AND’ DAN ‘DIFFERANCE’ DALAM RANCANGAN BANGUNAN MASJID DI INDONESIA Erdiono, Deddy
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 3 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK“Dan carilah uapa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuatlah baik (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang berbuat kerusakan.”( Surat Al-Qashash ayat 77 )Secara eksplisit Surat Al-Qashash ayat 77 tersebut di atas merupakan wanti-wanti Allah kepada kita (manusia) sebagai umat-Nya, agar dapat memelihara dan menjaga kehidupan akhirat dan duniawi sebaik mungkin (Hablum minallah, hablum minannas). Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling mulia. Manusia adalah makhluk Allah yang tidak diciptakan di muka bumi ini kecuali untuk menyembah kepada-Nya (Q. Adz-Dzaariyaat : 56). Kemudian kepada manusia juga dimintakan untuk menciptakan keselarasan hubungan antar sesama, hidup berdampingan penuh kasih sayang. Dengan demikian, hubungan antara manusia dengan Tuhannya tidak harus mengenyampingkan hubungan manusia terhadap sesama, atau sebaliknya. Secara implisit, nampaknya hal tersebut di atas seperti sesuatu yang bersifat ‘binari oposisi’, yakni dua hal yang saling berlawanan satu sama lain secara hirarkis seperti pemahaman surat tersebut di atas antara ke-Tuhan-an atau kemanusiaan, kesucian atau ketidak sucian (najis), akhirat atau dunia, surga atau neraka, sakral atau profan, vertikal atau horisontal….. dan seterusnya. Namun setelah dipahami dengan seksama dan mendalam, ternyata maknanya adalah sesuatu yang bersifat ‘both-and’, seperti masalah ke-Tuhan-an dan kemanusiaan, kesucian dan ketidak sucian, akhirat dan dunia, surga dan neraka, sakral dan profan, vertikal dan horisontal. Both-and juga dapat diartikan tentang keselarasan, keserasian dan keseimbangan, bahkan dalam konteks tertentu bermakna kesetaraan (kedua-duanya, either…….or, neither……..nor / Ventury,1966). Both-and tidak akan menjadi sesuatu yang ‘ambigu’, karena sesuatu yang bersifat ambigu itu artinya adalah mendua,meleburnya dua hal menjadi satu, memunculkan genre baru dengan sifat keduaan.Kata kunci : binari oposisi; ambigu; keduaan
ARSITEKTUR MIMESIS Pasla, Vincent D.J.; Tinangon, Alvin Jance
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 1 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan desain arsitektur dari zaman dahulu tak lepas dari sebuah pemikiran yang mengkarakterisasikan dasar-dasar suatu contoh objek yang nyata dan menjadikan suatu model untuk menciptakan suatu karya arsitektur. Dengan pemikiran yang berbeda-beda setiap manusia memiliki Mimesis/Mimetic dalam dirinya sendiri sejak lahir sehingga proses peniruan ini juga menjadi proses tercipta suatu budaya. Pengetahuan mengenai Mimesis/Mimetic terdapat dalam dunia seni, bahasa/teks, dan biologis juga dan memiliki pengertian masing-masing bidang, Sehingga pada dunia arsitektur juga dikenal sebagai gaya Mimesis/Mimetic Architecture dimana desain bangunan yang mereplikasikan suatu objek nyata dan dituangkan dalam suatu karya arsitektur. penerapan tema mimesis ini dominan pada desain bentuk massa bangunan dan selubung bangunan yang menyerupai dan mirip suatu objek lain yang merupakan inspirasi konsep awal.Mimesis/Mimetic Architecture sangat bergantung pada pemikiran dan model objek nyata yang akan di replikasikan sehingga kreatifitas sangat diperlukan. Penerapan Mimesis Architecture dituntut bukan hanya sekedar meniru saja melainkan merupakan suatu proses pemikiran peniruan yang membutuhkan Imajinasi dan Fantasi Seseorang namun juga memerhatikan perancangan arsitektur yang dapat beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Kata Kunci : Peniruan, Mimetic, Architecture
GEOMETRI FRAKTAL DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR Hasang, Stenly; Supardjo, Surijadi
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya tulis ini menelusuri tentang konsep-konsep dasar dari geometri fraktal yang merupakan suatu cabang dari ilmu matematika yang mempelajari bentuk dan perilaku dari fraktal,dan kemudian diaplikasikan dalam lingkup wilayah arsitektur. Fraktal adalah bentuk apa saja yang jikalau bagian-bagian dari bentuk itu diperbesar akan terlihat rincian yang sebanyak-banyaknya seperti bagian fraktal keseluruhannya. Adanya geometri fraktal menunjukkan bahwa matematika tidak hanya menjadi subjek yang selalu membahas tentang hitung menghitung, tetapi juga dapat dikaitkan dengan seni untuk  menghasilkan karya-karya arsitektur yang indah dan memiliki nilai intelektual yang tinggi. Kata kunci : Geometri Fraktal, Adaptasi, Perancangan
LANGGAM ARSITEKTUR CANDI SUKUH Wirakusumah, Indri A.
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 1 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsitektur candi merupakan warisan kebudayaan Indonesia yang masih dapat dikagumi kemegahannya hingga saat ini. Sejarah perkembangannya telah melampaui beberapa abad. Sepanjang perjalanan sejarah arsitektur klasik di Indonesia, candi telah mengalami berbagai macam zaman, Hal ini membentuk karakteristik bentuk candi yang berbeda-beda pada tiap periode. Tulisan ini akan membahas candi yang dibangun pada masa penting sejarah kebudayaan Indonesia yang ditandai dengan latar belakang sejarah menjelang runtuhnya kerajaan Majapahit pada abad ke -15, yaitu candi Sukuh yang berlokasi di Desa Berjo, Karangnyar, Jawa Tengah, yang dibangun pada periode yang sama dengan runtuhnya kerajaan Majapahit. Majapahit adalah kerajaan besar pada bagian periode sejarah Indonesia, sehingga candi yang dibangun pada masa ini memiliki bentuk yang signifikan.  Candi ini memiliki bentuk yang berbeda dengan candi-candi yang dibangun pada periode sebelumnya. Pada masa ini bentuk candi didominasi oleh susunan berundak yang diakui sebagai salah satu ciri bangunan pada budaya Megalitikum pra-Hindu Jawa, selain itu bangunan candi pada zaman ini kaya  ornamen berbentuk relief dan arca yang menggambarkan alat reproduksi wanita dan pria sebagai simbol dua kutub. Perwujudan simbolik ini mengarah pada erotisme yang  belum pernah ditemukan pada arsitektur candi masa sebelumnya. Hal ini terjadi sebagai akibat dari pengaruh kepercayaan Tantrayana. Tantrayana adalah kepecayaan yang menggabungkan antara Hindu dan Buddha (Siwa), pada kepercayaan ini banyak digunakan simbol pada ikonografi seni Buddha dan Hindu, selain itu kepercayaan ini juga dikenal bersifat magis dan penuh kerahasiaan. Fenomena ini menjadi menarik untuk ditelusuri lebih lanjut dengan tujuan untuk mengetahui asal mula pemikiran dan peristiwa yang menjadi latar belakang terbentuknya sosok arsitektur candi seperti pada masa akhir kerajaan Majapahit ini.  Metoda penelitian memakai pendekatan kualitatif-deskriptif-interpretatif. Hasil temuan yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk candi pada masa akhir kerajaan Majapahit dipengaruhi oleh kepercayaan Tantrayana yang tengah berkembang pada masa tersebut, selain itu dialog juga terjadi dengan kepercayaan yang dianut oleh budaya lokal masyarakat Hindu Jawa. Akibat dari peleburan hal tersebut, maka menghasilkan bentuk yang merupakan hasil integrasi dari aspek aspek tersebut.
PENGARUH PERMUKAAN JALUR PEDESTRIAN TERHADAP KEPUASAN & KENYAMANAN PEJALAN KAKI DI PUSAT KOTA MANADO Prijadi, Rachmat; Sangkertadi, .; Tarore, Raymond D. Ch.
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakManado sebagai kota wisata dan kota jasa perdagangan, memerlukan fasilitas pedestrian yang nyaman agar menyenangkan bagi wisatawan maupun warganya. Fakta menunjukkan bahwa di bagian pusat kota Manado, pedestrian nampak belum nyaman dipakai oleh para pejalan kaki karena beberapa hal. Diantaranya adalah penggunaan material pelapis pedestrian yang kurang tepat seperti kondisinya yang terlalu licin, mudah rusak, tampilannya kurang menarik serta penyelesaian konstruksi yang beresiko mengganggu kelancaran gerak pengguna, atau mengganggu kenyamanan bagi pejalan kaki.Tulisan ini fokus pada hasil penelitian mengenai dua hal, pertama adalah pengungkapan kondisi fisik jalur pedestrian ditinjau terhadap resiko gangguan kenyamanan gerak bagi pejalan kaki, pada “siang hari”. Kedua untuk mendapatkan respon dari pengguna tentang “tingkat kepuasan” dari pejalan kaki terhadap kualitas material pelapis pedestrian. Lokasi kajian meliputi bagian pusat kota dan juga merupakan area wisata belanja. Metode yang di gunakan adalah campuran cara kualitatif dan kuantitatif. Temuan studi ini meliputi dua hal, yakni pengungkapan adanya 4 skala tingkat kepuasan pejalan kaki, dan pengungkapan bahwa di area studi, respon pengguna menunjukkan skala antara “kurang puas/kurang nyaman” dan “agak puas/ agak nyaman”. Hanya sedikit yang merasa puas dan juga sangat sedikit yang menyatakan tidak puas.Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengembangan teori bagi perancangan pedestrian dan masukan bagi pembangunan arsitektur kota Manado.Kata kunci :  pedestrian, trotoir, pusat kota, tekstur, warna, tingkat kepuasan gerak
ARSITEKTUR FEMINISME Silaban, Chintya Victorya; Punuh, Claudia Susan
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKFemina” berarti memiliki sifat keperempuanan. Sifat keperempuanan ini diadopsi sebuah paham yang muncul pada abad 19, yaitu paham yang dinamakan Feminisme. Pada saat itu perhatian dunia lebih cenderung terhadap sosial demokratis dimana adanya perlakuan yang beda karena perbedaan jenis kelamin, ras, warna kulit, dan sebagainya. Paham yang bermunculan di masyarakat saat itu membawa jenis kelamin sebagai pengontrol sosial, dimana seorang perempuan tidak diberikan kebebasan mutlak dalam segala hal. Maka, munculnya sebuah paham yaitu Feminimisme, yang bertujuan untuk membuka suatu persamaan perlakuan dalam perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat.Feminsme berarti sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan. Arsitektur Feminisme merupakan bagian dari Arsitektur Post-modern yang hadir karena kejenuhan akan bangunan-bangunan modern. Salah satu arsitek wanita yang menganut paham Feminisme adalah Zaha-Hadid.Makna feminisme itu sendiri dalam bidang arsitektur yaitu selain pengapdosian sifat perempuan mempunyai arti yang lebih dalam yaitu kebebasan dan kesejajaran dalam mengekspresikan ide dan desain bangunan. Hal ini terbukti dari terbentuknya paham baru yangmengutamakan kebebasan berekspresi serta berteknologi.Kata kunci : feminin, kebebasan, teknologi
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PENERANGAN DI TAMAN KOTA, Studi Kasus Taman Kesatuan Bangsa (TKB) Manado Kapugu, Herry; Sangkertadi, -; Waani, Judy O.
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 3 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman kesatuan bangsa merupakan taman kota yang menjadi tempat favorit untuk bersosialisasi danberekreasi masyarakat Kota Manado karena memiliki letak yang strategis berada di pusat Kota Manadotepatnya di Kawasan Pasar 45 di tengah pusat ekonomi dan hiburan serta memiliki pencitraan yang baikberkat nilai historisnya yang kuat. Pencahayaan yang kurang maksimal pada malam di TKB memilikiberagam persepsi bagi pengunjungnya. Persepsi masyarakat disaat malam hari bahwa TKB memiliki imagetempat yang kurang baik, diantaranya tempat mangkal PSK dan transaksi Narkoba. Penelitian ini mengkajipersepsi masyarakat terhadap efek pencahayaan di Taman Kesatuan Bangsa.Penelitian persepsi masyarakat terhadap kualitas penerangan di Taman Kesatuan Bangsamenggunakan metode penelitian gabungan (Mixed methods) yang mengkombinasikan atau menggabungkanantara penelitian kuantitatif dengan metode kualitatif, dengan strategi penelitian menggunakan strategimetode embedded konkuren, menggunakan skala likert untuk nilai persepsi. Penelitian ini terbagi 3 tahap,yang pertama pengambilan data persepsi awal terhadap penerangan, kemudian melakukan percobaanpertama menggunakan lampu 33 watt dan percobaan ke 2 menggunakan lampu 69 watt. Dari hasilpercobaan dikaji kembali persepsi responden terhadap penerangan percobaan 1 dan 2.Hasil penelitian persepsi pengunjung Taman Kesatuan Bangsa terhadap efek pencahayaan yaituKualitas penerangan di TKB masih kurang, Hasil analisis perbedaan nilai rata-rata persepsi masyarakatterhadap penerangan pada dua percobaan di zona 1, 2, 3 dan 4 menunjukan peningkatan dengan dari hasilpersepsi awal kecuali pada nilai rata-rata pada zona 5 menunjukan penurunan yang dari persepsi awalmenggambarkan bahwa terdapat aktifitas yang berbeda di area ini.Kata kunci: persepsi masyarakat, penerangan, Taman Kesatuan Bangsa
STUDI PENGAMATAN TERJADINYA POLA PERGESERAN FUNGSI RUANG PADA BANGUNAN RUMAH-TOKO DI MANADO Erdiono, Deddy; Karonkong, Hendriek H.; Siregar, Frits O.P.
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 3 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah-toko (Shop house) adalah bangunan khas perkotaan dengan fungsi ganda sebagai tempat usaha (dagang) sekaligus hunian (rumah tinggal). Fungsi ini biasanya berawal pada satu kawasan pasar dengan aktivitas utama adalah dagang. Rumah dalam konteks rumah-toko (ruko) tersebut merupakan kebutuhan papan (primer) di samping aktivitas mata pencaharian utama. Jajaran ruko itu sendiri merupakan bangunan rintisan mengawali kegiatan bisnis terutama aktivitas dagang pada satu kawasan kemudian perkembangan berikutnya menjadi pusat perdagangan dan jasa dengan berbagai kesibukan bisnis yang merupakan bagian integral suatu kota. Perencanaan bangunan ruko di Manado awalnya didominasi oleh masyarakat pedagang keturunan Tionghoa (Cina) dengan rancangan ruko pada lahan yang terbatas. Fungsi rumah-toko tersebut masih seimbang antara fungsi hunian dan dagang, namun seiring dengan perkembangan jaman serta meningkatnya aktivitas berdagang daripada aktivitas berhuni, telah menyebabkan terjadinya perubahan fungsi ruang pada bangunan rumah-toko. Untuk mengetahui tentang perubahan tersebut, maka dilakukan penelitian terjadinya pergeseran fungsi ruang pada bangunan rumah-toko pada beberapa kawasan di Manado menurut urutan tahun pembangunannya. Penelitian ini dilakukan untuk: 1) Mengamati transformasi fungsi ruang pada beberapa kelompok bangunan rumah-toko di Manado secara berurut sesuai tahun pembangunannya; 2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendominasi penyebab terjadinya perubahan fungsi ruang pada bangunan rumah-toko tersebut. Hasil dari kedua pengamatan tersebut akan dijadikan bahan dalam merumuskan tipe atau karakteristik perubahan yang terjadi pada bangunan rumah-toko di kota Manado. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kualitatif. Diharapkan nantinya dari proses penelitian ini diperoleh karakteristik pola transformasi fungsi ruang bangunan rumah-toko di Manado, adalah pola transformasi yang didominasi oleh penyebab yang spesifik. Kata Kunci : Rumah-toko, fungsi ruang, transformasi, pergeseran, dagang.