cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
MEDIA MATRASAIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 253 Documents
MAKNA EMIK RUANG PERMUKIMAN ATAS AIR DI PESISIR PANTAI PULAU NAEN Waani, Judy O.; Rogi, Octavianus H.A.; Tinangon, Alvin J.
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 3 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permukiman atas air adalah kawasan yang jarang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Masyarakat Suku Bajo merupakan suku yang memiliki kebiasaan ini. Pulau Naen merupakan salah satu tempat yang menjadi tempat tinggal mereka selain dari masyarakat Sanger Talaud. Penelitian ini mencakup dua dari tiga desa yang ada di Pulau Naen yaitu Desa Nain atau juga disebut Nain Induk dan Desa Nain Satu. Bagaimana kemudian masyarakat memaknai ruang permukiman mereka merupakan salah satu masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini yaitu mengungkapkan makna emik ruang permukiman atas air di pesisir pantai Pulai Naen. Namun demikian dalam tulisan ini, peneliti hanya akan melaporkan tema-tema yang muncul dalam penelitian ini. Tema-tema ini akan didialogkan untuk membentuk konsep ruang permukiman. Paradigma penelitian ini menggunakan Fenomenologi Husserl dengan metode penelitian kualitatif. Analisis data menggunakan cara induktif dan pengambilan data berdasarkan purposive sampling. Tujuan sampling atau informan yaitu masyarakat yang tinggal di permukiman atas air. Hasil penelitian ditemukan 1) beberapa makna emik dalam tema-tema ruang dari penelitian yaitu a) ruang basudara, b) para-para rumah, c) jual beli rumah, d) perubahan material rumah, e) tampa fufu, f) parkir parao, g) sumur Boki Tibe Tiah, h) rumah tompal, i) kantor hukum tua, j) jalan desa.  Secara keseluruhan, tema-tema ruang ini, membentuk konsep yaitu ruang konsensus. 2) Temuan lain yaitu cara masyarakat membentuk rumah dan permukiman didasari dengan konsensus atau kesepakatan antar masyarakat. Konsensus biasanya dimulai dari komunikasi keluarga sehingga masyarakat akan membentuk atau membangun rumah mereka terletak dibelakang rumah orang tua atau keluarga terdekat dan secara linier akan berurut dan menjorok ke arah laut dan bukan ke arah darat. Untuk bangunan umum biasanya dibangun di darat ataupun di atas air tapi harus melalui kesepakan bersama. 3) Ruang konsensus berkaitan dengan kesepakatan bersama antar masyarakat yang didasari dengan aturan  tidak tertulis. Aturan tidak tertulis ini dikuasai dan dipahami oleh masyarakat kemudian menjadi dasar tindakan masyarakat dalam pengambilan keputusan untuk membuat ruang-ruang dalam permukiman mereka. Kesepakatan bersama yang kemudian menjadi keputusan ini, lahir dari komunikasi, solidaritas dan kompromi dalam masyarakat.
ARSITEKTUR HIGH TECH PADA BANGUNAN OTOMOTIF Watung, Georgy S.V.; Makarau, Vicky H.
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 3 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bidang otomotif dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, dengan bertambahnya jumlah kendaraan di kota manado ini bangunan-bangunan yang menampung aktifitas otomotif juga semakin dibutuhkan. Saat ini desain arsitektur tidak bisa terlepas dari pengaruh teknologi dan perilaku manusia yang cenderung mengikuti perkembangan jaman juga ikut mempengaruhi keiinginan mereka untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas yang berteknologi tinggi dan mempermudah aktifitas diberbagai tempat yang mereka kunjungi. Disinilah peran dari para arsitek dan desainer dibutuhkan, yaitu dengan merancang suatu tempat yang dapat memenuhi kebutuhan konsumerisme manusia akan teknologi terkini dan kemudahan fasilitas. Arsitektur high tech memiliki karakter yang transparan dengan penggunaan material baja dan kaca, menunjukan struktur dari bangunan, serta menggunakan kecanggihan teknologi untuk menunjang pengoprasian dari bangunan high tech itu sendiri. Penggunaan warna mencolok untuk elemen bangunan agar perbedaan fungsi menjadi hal yang jelas.
PENERAPAN ANALOGI LINGUISTIK PADA ARSITEKTUR DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SENI EKSPRESIONIS Manaroinsong, Keren E.; Suryono, -
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 3 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan Analogi Linguistik pada Arsitektur dengan Menggunakan Prinsip Seni Ekspresionis akan menjelaskan suatu konsep linguistik yang ekspresionis dengan cara mengungkapkan dan menata imajinasi pada pola penataan sehingga dapat memudahkan interpretasi yang disampaikan oleh bentuk bangunan. Konsep Analogi Linguistik pada Arsitektur dengan Menggunakan Prinsip Seni Ekspresionis akan mengkaji sebuah  pemahaman sehingga dapat menyatakan dan menyatukannya dengan arsitektur yang pada akhirnya secara produktif dapat mencetuskan seni kreatifitas atau ide-ide rancang bangunan yang komprehensif atau menyeluruh dengan penataan objek yang akan dibangun. Ekspresionis dalam hal ini bahwa bangunan dianggap sebagai suatu wahana yang digunakan arsitek untuk mengungkapkan bentuk atau sikap terhadap suatu bangunan. Maksudnya bangunan dapat memberi ulasan tentang keadaan, tentang lokasi dan masalah bagaimana menjaga agar bangunan tersebut mampu membahasakan nilai-nilai estetika.
REAKTUALISASI RAGAM ART DECO DALAM ARSITEKTUR KONTEMPORER Gunawan, D. Enjelina K.; Prijadi, Rachmat
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakArsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia,berkaitan dengan berbagai segi kehidupan antara lain : seni,teknik,ruang/tata ruang, geografis,sejarah. Oleh karna itu beberapa batasan dan pengertian tentang arsitektur,tergantung dari segi mana memandangnya. Dari segi seni, arsitektur adalah seni bangunan termaksud didalamnya bentuk dan ragam hias. Perkembangan arsitektur dunia sejalan dengan perkembangan budaya berbagai bangsa semakin kompleks, rumit dan cepat karna adanya percampuran, saling pengaruh dan perubahanperubahan. Oleh karna itu semakin sulit menentukan batasan social-budaya. Dalam hal ini arsitektur art deco menjadi batasan secara filosofis,sejarah, dan asalnya. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa arsitektur berkembang dari masa kemasa dalam kurun waktu sejak manusia pertama hingga sekarang,diseluruh muka bumi luas tak terbatas. Pada kehidupan saat ini yang bersifat lebih modern dan teknologi,dunia arsitektur pun melahirkan bentuk desain yang semakin modern yang dikenal dengan sebutan arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer menonjolkan bentuk unik, diluar kebiasaan, atraktif, dan sangat komplek. Sehingga dalam penulisan ini diberi batasan bagaimana mereaktualisasikan ragam art deco dalam arsitektur modern.Kata kunci : art deco, reaktualisasi, modern
PERBANDINGAN PENGARUH SUHU LINGKUNGAN PADA KENYAMANAN TERMIS DI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM DI IKLIM TROPIS LEMBAB BAGI MANUSIA BERAKTIFITAS MODERAT Syafriny, Reny; Sangkertadi, -
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini memaparkan hasil simulasi perhitungan skala kenyamanan termis bagi manusia di ruang luar dan ruang dalam. Kasusnya adalah lingkungan iklim tropis lembab, bagi manusia beraktifitas moderat (sekitar 1 met) dan berpakaian tropis (sekitar 0.5-0.7 clo). Variabel iklim sebagai kasus meliputi kecepatan angin, suhu radiasi dan suhu udara. Rentang variabel suhu udara meliputi 25 dan 300C. Sedangkan rentang suhu radiasi meliputi 25 s/d 600C. Rentang variasi kecepatan angin berkisar dari 0.5 s/d 4 m/s.  Hasilnya meunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara persepsi kenyamanan termis manusia di dalam dan luar ruang meskipun mendapat pengaruh variabel iklim mikro yang sama.
TINJAUAN “ANALYTICAL SCALE OF PARTICIPATION” TERHADAP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI INDONESIA Lahunduitang, Johanes D.; Warouw, Fela
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 2 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran Masyarakat dalam penataan ruang sangatlah vital. Keikutsertaan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam penataan ruang secara langsung dapat menyukseskan pelaksanaan program. Levels of participation arnstein dapat mengukur kadar partisipasi masyarakat dengan melihat tingkat partisipasi yang disesuaikan dengan jenis penataan ruang yang diselenggarakan. Kajiananalytical scale of participation dan level of satisfaction dapat menjadi salah satu solusi untuk menetapkan tingkat partisipasi masyarakat karena diisamping dapat memberikan gambaran peran masyarakat juga dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan penataan ruang.Keywords : arnstein, doxiadis, komunitas, partisipasi, tata ruang
ATENUASI BISING LINGKUNGAN DAN BUKAAN PADA RUANG KELAS SEKOLAH DASAR BERVENTILASI ALAMI DI TEPI JALAN RAYA Subagio, Irma
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada daerah urban, gangguan bising sering terjadi pada bangunan-bangunan di tepi jalan raya yang mewadahi kegiatan manusia. Gangguan bising terjadi terutama pada kegiatan manusia yang melibatkan aktivitas komunikasi seperti kegiatan belajar mengajar pada sekolah dasar. Lingkungan dan bukaan pada bangunan berperan untuk membantu mereduksi bising sehingga penetrasi bising dari luar, terutama jalan raya, tidak menimbulkan gangguan pada ruang kelas. Namun demikian, mereduksi bising dengan elemen yang ada pada lingkungan dan bukaan akan sulit dilakukan apabila ruang kelas masih menggunakan ventilasi alami. Lubang udara ventilasi alami akan mempropagasikan bising masuk ke dalam  ruang. Oleh karena itu, kemampuan dari kondisi lingkungan sekolah dan bukaan pada ruang kelas untuk mereduksi bising harus menjadi pertimbangan dalam desain bukaan ventilasi alami untuk menjamin kegiatan belajar mengajar anak sekolah dasar yang kondusif dan memadai.Penelitian ini dilakukan untuk mencari performa insulasi bising yang ditimbulkan dari adanya atenuasi bising lingkungan dan nilai reduksi bising yang terjadi pada bukaan ventilasi alami sebuah ruang kelas. Objek studi penelitian ini adalah SDK 6 BPK Penabur, sebuah sekolah dasar yang berada pada tepi jalan besar di kota Bandung (Jalan Jendral Sudirman). Metode riset mencakup pengukuran lapangan untuk melihat nilai atenuasi bising yang terjadi pada lingkungan (area sekitar bangunan sekolah) dan reduksi bising pada bukaan ruang kelas. Data dikumpulkan pada waktu operasional sekolah untuk setiap lantai bangunan (4 lantai) sehingga dapat diketahui kondisi gangguan bising pada ruang kelas di setiap lantai bangunan sekolah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa atenuasi bising terbesar terjadi pada lantai satu dimana elemen-elemen tapak (seperti pohon, pagar, dll) mereduksi bising lebih banyak dibandingkan pada lantai lainnya. Bukaan ventilasi alami pada lantai 1 dengan sistem jendela swing mereduksi bising lebih banyak dibandingkan tipe jendela pada lantai lainnya yang menggabungkan jendela swing dengan jendela nako. Atenuasi yang terjadi pada lingkungan dan reduksi bising dari bukaan ternyata belum dapat menciptakan kondisi ruang dalam kelas yang sesuai untuk standar kegiatan belajar mengajar.Kata Kunci: Pengendalian bising, atenuasi bising lingkungan, reduksi bising, ventilasi alami, sekolah dasar 
EFEKTIVITAS RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DALAM MEREDUKSI EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DI KAWASAN PERKOTAAN BOROKO Rawung, Frankie Chiarly
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan perkotaan Boroko sebagi pusat pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang letaknya dilalui oleh jaringan jalan trans pulau Sulawesi memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembangnya aktivitas perkotaan. Pertumbuhan kawasan perkotaan akan membawa dampak negatif bila tidak direncanakan dan diarahkan sedini mungkin. Salah satunya adalah penurunan kualitas lingkungan berupa meningkatnya suhu permukaan bumi akibat dari emisi gas rumah kaca. Menurut Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri, dari ke enam gas rumah kaca yang dinyatakan paling berkontribusi terhadap gejala pemanasan global adalah karbondioksida (CO2), yaitu lebih dari 75%, dimana gas tersebut sebagian besar di hasilkan oleh aktivitas manusia berupa penggunaan bahan bakar fosil pada sektor industri maupun transportasi.Penyediaan RTH merupakan bagian dari mitigasi pemanasan global sehingga dipandang sebagai salah satu upaya penanganan terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca khusunya gas CO2 yang paling implementatif dibandingkan cara lainnya. Selain it fungsinya sebagai pengendali kualitas udara memiliki manfaat sebagai sumber peningkatan cadangan oksigen dan memperbaiki iklim mikro di kawasan perkotaan.Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau, Emisi Gas Rumah Kaca, CO2. Kawasan Perkotaan
ARSITEKTUR TRANSISI ABAD-19 SAMPAI AWAL ABAD KE-20 Prasuthio, Kristian; Sondakh, Julianus A. R.
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 3 (2011)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKArsitektur transisi biasanya berlangsung sangat singkat, sehingga sering terlupakan dalam catatan sejarah (arsitektur). Meskipun demikian bentuk arsitektur transisi yang berlangsung cukup singkat tersebut sangat menarik untuk dipelajari, karena arsitektur transisi pada hakekatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah perkembangan arsitektur secara keseluruhan. Bentuk arsitektur transisi yang dibahas kali ini adalah bentuk arsitektur di Hindia Belanda dari akhir abad 19 sampai awal abad ke 20.Bentuk arsitektur ini sering lepas dari perhatian kita. Hal ini disebabkan karena dua hal. Yang pertama adalah minimnya dokumentasi waktu itu. Yang kedua dikarenakan waktunya sangat singkat sekali (antara 20 sampai 30 th). Tulisan ini akan membahas bentuk arsitektur peralihan tersebut,yang pada saat transisi itu indonesia telah memasuki jaman modern.Berbicara tentang arsitektur modern dapat didefinisikan sebagai totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan dengan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, progresif, dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk pranatanya. Pemikiran modern tersebut kemudian didukung oleh adanya perubahan yang selaras dalam perkembangan teknologi, politik, sosial, ekonomi yang pesat.Perubahan yang selaras dalam perkembangan kehidupan pada awal abad 19 (Jaman modernisasi) ini ditandai dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, industrialisasi, urbanisasi dan juga meningkatnya komplektisitas sistem sosial ekonomi.Keywords: Transition, Architecture
Pedoman Penulisan Ilmiah Rogi, Octavianus Hendrik Alexander
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 1 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

-