cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Studi Pemuda
ISSN : 22529020     EISSN : 25273639     DOI : -
Jurnal Studi Pemuda is a pioneer of youth studies journal in Indonesia. Jurnal Studi Pemuda aims to facilitate academic, practical, and policy discussions on youth issues from a variety of perspectives. Jurnal Studi Pemuda aims to raise critical and alternative discourse in youth studies in Indonesia and at the global level.
Arjuna Subject : -
Articles 168 Documents
Pengembangan Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Remaja dengan Metode Game Kognitif Proaktif Taukhit Taukhit
Jurnal Studi Pemuda Vol 3, No 2 (2014): EDISI KHUSUS: Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Anak Muda
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32028

Abstract

Tulisan ini berupaya untuk mengelaborasi metode edukasi game kognitif-proaktif merupakan salah satu cara pendekatan edukasi kesehatan reproduksi dan seksualitas pada pemuda. Edukasi ini dilakukan dengan permainan partisipasi diskusi satu kasus tentang permasalahan reproduksi atau penyimpangan dengan prinsip koginif-proaktif. Prinsip kognitif-proaktif adalah dilakuakan dengan mengajak pemuda berpartisipasi menyebutkan hal postif dan negatif terhadap suatu masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas pada pemuda secara proaktif, sampai bisa menyimpulkan sendiri masalah tersebut itu baik atau tidak jika dilakukan oleh pemuda. Metode ini sendiri merupakan sebuah respon dari persoalan kesehatan reproduksi di kalangan remaja yang membutuhkan pendekatan berbasis pendidikan yang utuh. Data dari Kemenkes tahun 2010 menunjukkan bahwa hampir separuh (47,8%), tiga kasus AIDS berdasarkan usia juga diduduki oleh kelompok usia muda (20-29 tahun). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku seks berisiko terjadi pada usia remaja. Data dari Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)menyebutkan bahwa 15% remaja Indonesia yang berusia 10-24 tahun telah melakukan hubungan sexual diluar nikah. Delapan puluh lima persen diantaranya melakukannya di rumah dengan pacarnya. United Nation Population Fund (UNPFA) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mensinyalir jumlah kasus aborsi di Indonesia mencapai 2,3 juta pertahunnya dengan 20% diantaranya dilakukan oleh para remaja. Oleh karena itu, metode Pendidikan kesehatan reproduksi dan dan seksualitas pada pemuda harus disesuaikan dengan tahap tumbuh kembang remaja. Pada usia remaja dalam pembelajaran cenderung ingin tahu terhadap suatu hal. Metode pembelajaran yang lebih sesuai adalah dengan metode diskusi untuk menerima suatu kesimpulan dan tidak kaku secara penyampaian materi. Metode pembelajaran tersebut bertujuan supaya pesan edukasi dapat diterima dan sesuai dengan tugas perkembangannyaKata kunci: pendidikan, pemuda, kognitif proaktif
Youth, Music and Creative Culture: Playing for Life Dana Hasibuan
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 1 (2013): Pemuda Diantara Ruang Transisi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32060

Abstract

Oleh : Derajad S. WidhyhartoPeneliti Youth Studies Centre FISIPOL UGM
Menertawakan Politik: Anak Muda, Satire dan Parodi dalam Situs Mojok.co Wisnu Prasetya Utomo
Jurnal Studi Pemuda Vol 4, No 1 (2015): PEMUDA KEWARGAAN DAN TIK
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.161 KB) | DOI: 10.22146/studipemudaugm.36729

Abstract

Ketika konglomerat media berhasil membuat pesan media menjadi homogen dan mengabaikan kepentingan umum, kemuncula teknologi internet membuka kemungkinan akan kemunculan media alternatif. Keadaan ini kemudian menciptakan banyak media alternatif seperti Mojok.co. Meskipun awalnya media ini tidak sengaja dibuat sebagai media satire, dalam perkembangannya Mojok.co menjelma menjadi medium yang mempelopori penulisan satir di Indonesia. Mojok.co yang dikelola oleh para penulis muda yang antusias menunjukan bahwa generasi millenial yang selama ini dianggap apolitis, ternyata mampu merespon isu-isu sosial dan politik dengan gaya komunikasi mereka sendiri.
Identitas Pemuda Tionghoa Pasca Reformasi: Nasionalisme dalam Transformasi Kepemimpinan pada Organisasi Sosial di Lasem, Jawa Tengah Munawir Aziz
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 2 (2013): Pemuda, Identitas, dan Pertarungan Ekspresi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32042

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang eksplorasi identitas pemuda Tionghoa di Lasem pasca reformasi, dengan fokus pada proses transformasi kepemimpinan pada organisasi keagamaan dan religius warga Tionghoa (Yayasan Tridharma Klenteng Cu Ang Kiong dan Hoo Hap Hwe Koan Rukun Santosa, Lasem). Riset ini mengeksplorasi tema-tema identitas Tionghoa di luar pusat pemerintahan Jakarta, untuk mengetahui dampaknya di daerah. Setelah tahun 1998, arus besar pemuda Tionghoa di Indonesia terjadi dengan kecenderungan ingin menjadi bagian dari dunia global, yang tidak berpengaruh sentimen etnis dan berkarya di lembaga ekonomi internasional maupun organisasi transnasional. Dengan demikian, nasionalisme dipahami sebagai bagian yang jauh dari genggaman. Namun, hal ini tidak berlaku sepenuhnya bagi pemuda Tionghoa di Lasem. Di kota ini, pemuda-pemuda Tionghoa masih berkomitmen dengan nilai-nilai nasionalisme dengan menciptakan gerakan budaya dengan menggerakkan organisasi-organisasi sosial. Denganmelakukan wawancara mendalam dan penelitian arsip-arsip lokal, penelitian ini berusaha memberikan kontribusi pada pemetaan identitas pemuda Tionghoa dan orientasinya padaspirit nasionalisme, kususnya pada daerah di luar kota Jakarta. Penelitian ini memberikan bukti bahwa ikatan dengan kebudayaan akan menghasilkan relasi yang kuat dengan tradisidan memberikan dampak positif bagi identitas nasionalisme pemuda.Kata kunci: pemuda Tionghoa, nasionalisme, organisasi sosial, tradisi etnis, Lasem
Pemuda, Bunuh Diri dan Resiliensi: Penguatan Resiliensi sebagai Pereduksi Angka Bunuh Diri di Kalangan Pemuda Indonesia Wahyu Budi Nugroho
Jurnal Studi Pemuda Vol 1, No 1 (2012): Pemuda, Agensi dan Reformasi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32074

Abstract

dalam keseharian hidup. Secara sederhana, resiliensi dapat diterjemahkan sebagai kemampuan individu untuk bertahan, beradaptasi berikut bangkit dari berbagai bentuk penderitaan hidup yang menderanya. Persoalan ini menjadi penting mengingat masa muda merupakan periode-periode transisi yang begitu berat bagi setiap individu, di mana ketidakstabilan emosi dan psikologis besar mempengaruhi di dalamnya. Lebih jauh, artikel ini mendiskusikan karakteristik pemuda dan alasan diperlukannya dimensi resiliensi, maraknya aksi bunuh diri yang dilakukan pemuda dewasa ini sebagai implikasi lemahnya dimensi resiliensi, serta berbagai upaya yang dapat ditempuh dalam rangka memperkuat dimensi resiliensi pada diri pemuda guna mengatasi persoalan tersebut. Artikel diawali dengan uraian ihwal perkembangan studi resiliensi, baik menyangkut aspek konseptual maupun kemanfaatannya.
Dampak Perkawinan Anak di Indonesia Djamilah Djamilah; Reni Kartikawati
Jurnal Studi Pemuda Vol 3, No 1 (2014): EDISI KHUSUS: Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Anak Muda
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32033

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifi kasi dampak ekonomi, sosial, kesehatan, dan budaya dari permasalahan perkawinan anak di 8 (delapan) wilayah penelitian, yaitu DKI Jakarta, Semarang, Banyuwangi, Bandar Lampung, Kabupaten Sukabumi, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Selain itu, memberikan rekomendasi kebijakan terkait dengan pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja. Tulisan didasarkan penelitian yang menggunakan metode kualitatif melalui diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam di delapan kota di Indonesia selama bulan Juni - Juli 2014. Diskusi kelompok terfokus dilakukan terhadap remaja yang tidak melakukan perkawinan dini, sedangkan wawancara mendalam dilakukan terhadap remaja yangmelakukan perkawinan muda, orang tua remaja, tokoh agama/masyarakat, pemerintah daerah, organisasi sosial masyarakat, kepala sekolah/guru/akademisi, kepala catatan sipil/KUA, dan petugas kesehatan/dinas kesehatan. Penelitian ini berhasil mengidentifi kasi dampak ekonomi, sosial, kesehatan, dan budaya di masing-masing daerah. Faktor dominan mengapa terjadi perkawinan anak karena kurangnya pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual (PKRS) yang komprehensif sejak dini untuk memberikan pemahaman yang tepat untuk remaja akan pilihannya. Oleh sebab itu direkomendasikan untuk memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi yang komprehensif sejak dini di sekolah dan meninjau ulang UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974.
Pemuda, Ojek dan Ruang Urban di Ternate* Basri Amin
Jurnal Studi Pemuda Vol 1, No 2 (2012): Ragam Transisi Pemuda : Pengalaman Bertumbuh di Indonesia
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32065

Abstract

Artikel ini menelaah pengalaman orang-orang muda dalam moda transportasi yang belakangan dipergunakan, ojek (taksi sepeda motor), di sebuah kota pulau. Tulisan ini mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana dinamika sosial dan spasial pengojek, yang terkait dengan jenis-jenis berbeda pangkalan ojek, dibentuk oleh, tetapi juga mempengaruhi, urusan-urusan lokal dan bisnis sistem transportasi alternatif. Dinamika sosial dan spasial adalah faktor kunci yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari pengojek. Dunia ojek aktif memperantarai makna ruang publik bagi anak-anak muda yang mengecap kebebasan tertentu itu, dan mampu membangun solidaritas, tetapi pada saat yang sama menjadi instrumen politik.
Agensi dan Negosiasi Remaja Hamil dalam Menghadapi Stigma dan Hambatan-hambatan dalam Kehidupannya di Kota Yogyakarta Fina Itriyati; Deshinta Dwi Asriani
Jurnal Studi Pemuda Vol 3, No 2 (2014): EDISI KHUSUS: Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Anak Muda
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32024

Abstract

Studi mengenai stigma terhadap kehamilan remaja sudah banyak dilakukan baik itu dalam konteks negara barat yang kebiasaan seksualnya (sexual mores) nya lebih terbuka dan bebas maupun di negara-negara di timur yang masih merujuk pada agama dan tradisi dalam pengaturannya. Penelitian yang dilakukan Yardley (2008) di Inggris mengenai efek dari stigma terhadap remaja hamil dan bagaimana mereka melakukan mekanisme koping untuk menyelesaikan masalahnya menunjukkan bahwa remaja hamil yang mengambil nilai positif dari proses menjadi seorang ibu muda lebih tahan terhadap tekanan dibandingkan dengan mereka yang merasa dirinya tidak berharga. Berbeda dengan Yardley, penelitian ini tidak membahas mengenai koping mekanisme remaja hamil, tetapi melihat agensi remaja yang hamil di usia sekolah dalam menghadapi hambatan struktural dan kultural dalam kehidupannya baik selama kehamilan maupun setelah menjadi seorang ibu. Dengan menggunakan teori human agency nya Martin Hewson (2010) dengan konsepnya intentionality, power dan rationality, penelitian ini mengungkap bahwa remaja yanghamil di usia sekolah bisa sekaligus mendayagunakan posisi mereka sebagai remaja di usia transisi (sebagai anak) dan sebagai ibu muda untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan-keputusan dalam kehidupannya. Kedua peran sebagai anak dan sebagai orang tua ini digunakan secara bergantian untuk bisa tetap cair dan luwes dalam pergaulannya dengan teman sebaya atau peer group maupun dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas. Penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap remaja usia 16-18 tahun ini menunjukkan bahwa kelompok terstigma tidak selalu terus menerus menyandang atribut negatif jika agensi atau individu bisa memainkan peran sebagai remaja dan sebagai ibu muda secara positif.Kata kunci: pelajar hamil, stigma, agensi, negoisasi
Bagaimana Hidup Saya Setelah Ini? Aspirasi Masa Depan Narapidana Ditinjau dari Perspektif Kepemudaan Regisda Machdi
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 1 (2013): Pemuda Diantara Ruang Transisi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32056

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspirasi masa depan narapidana ditinjau dari perspektif kepemudaan. Narapidana yang berada di usia produktif, sebagaimana pemuda lainnya, dituntut untuk sukses dalam tiga domain kehidupan: pendidikan, pekerjaan, dan pernikahan. Adanya beberapa masa dalam kehidupan mereka yang harus dikungkung dalam sebuah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) ditambah beban akan stigma negatif setelah keluar dari Lapas membuat tiga domain tersebut tidak bisa melaju bersamaan. Pendidikan menjadi domain kehidupan yang harus ditinggalkan demi mengejar kesuksesan di domain yang lain. Optimisme akan masa depan muncul ketika ada kepastian lapangan pekerjaan dan rumah bagi mereka untuk kembali pulang.Kata kunci: narapidana, aspirasi masa depan, pemuda
Pengembangan Wirausaha Muda Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta Lak Lak Nahat El Hasanah
Jurnal Studi Pemuda Vol 4, No 2 (2015): PEMUDA DAN NEW ENTREPENEURSHIP
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.36812

Abstract

Saat ini pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya di Indonesia perlu ditingkatkan. Ekonomi kreatif Indonesia sebagai kekuatan baru menuju 2025 tidak hanya sebatas semangat tetapi juga mission statement untuk berkreasi dengan mengatasnamakan identitas budaya Indonesia pada setiap karya kreatif yang diciptakan oleh anak bangsa. Perkembangan ekonomi kreatif juga tidak dapat terlepas dari generasi muda sebagai gudang kreativitas. Generasi muda adalah sumber daya produktif yang dengan ide kreatifnya dapat membuka sebuah usaha (wirausaha) yang juga membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di angkatan kerja produktif. Semakin banyak anak muda yang berkecimpung di dunia wirausaha, semakin banyak pula  produktivitas yang dihasilkan sehingga berdampak pula pada meningkatnya  perkembangan ekonomi nasional. Analisis SWOT yang lakukan menghasilkan kegiatan pengembangan wirausaha muda dalam ekonomi kreatif berbasis budaya melalui program pelatihan, pengembangan serta pemodalan.

Page 6 of 17 | Total Record : 168


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 1 (2024): Kaum Muda, Gaya Hidup, dan Fluiditas Vol 12, No 2 (2023): Pemuda dalam Budaya Populer Vol 12, No 1 (2023): Pemuda, Krisis, dan Digitalisasi Vol 11, No 2 (2022): Konstruksi Identitas dan Budaya pada Pemuda Vol 11, No 1 (2022): Kaum Muda dan Kerentanan di Era Pandemi Vol 10, No 2 (2021): Generasi Muda, Kerja dan Aspirasi Masa Depan Vol 10, No 1 (2021): Kaum Muda, Identitas, dan Kerja di Era Digital Vol 9, No 2 (2020): Perubahan Pemuda, Pernikahan, dan Keluarga Vol 9, No 1 (2020): Kaum Muda dan Karier Subkultural Vol 8, No 2 (2019): Pemuda, Risiko, dan Malapetaka Lingkungan Global Vol 8, No 1 (2019): Pemuda di Era Post-Fordisme: Melihat Kerja dalam Konteks yang Berubah Vol 7, No 2 (2018): Sociopreneur Muda Vol 7, No 1 (2018): Angkatan Kerja Muda Inklusif Vol 6, No 2 (2017): Pemuda Milenial: Antara Kreativitas, Perlawanan, dan Kerja Vol 6, No 1 (2017): PEMUDA DAN BONUS DEMOGRAFI Vol 5, No 2 (2016): Pemuda, Perlawanan, dan Inklusivitas Vol 5, No 1 (2016): PEMUDA DAN RADIKALISME Vol 4, No 2 (2015): PEMUDA DAN NEW ENTREPENEURSHIP Vol 4, No 1 (2015): PEMUDA KEWARGAAN DAN TIK Vol 3, No 2 (2014): EDISI KHUSUS: Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Anak Muda Vol 3, No 1 (2014): EDISI KHUSUS: Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Anak Muda Vol 2, No 2 (2013): Pemuda, Identitas, dan Pertarungan Ekspresi Vol 2, No 1 (2013): Pemuda Diantara Ruang Transisi Vol 1, No 2 (2012): Ragam Transisi Pemuda : Pengalaman Bertumbuh di Indonesia Vol 1, No 1 (2012): Pemuda, Agensi dan Reformasi More Issue