cover
Contact Name
DWIKEN AULIA SUGESTI
Contact Email
dwiken@pknstan.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jpbc@pknstan.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI
ISSN : 26206757     EISSN : 2614283x     DOI : -
Core Subject : Economy,
JPBC invite authors to submit papers (research-based articles) related to all aspects of the activities of Customs and Excise, for example, exports, imports, public accounting, auditing, law, management, logistics, taxation, public policy, economics, administration, information technology and communications for Customs and Excise. The author(s) who willing to submit must use journal template and include the following forms: Ethics statement and Copyright statement.
Arjuna Subject : -
Articles 98 Documents
AN ASSESSMENT OF TOBACCO EXCISE ADMINISTRATION PRACTICES IN INDONESIA Nauly, Yudhi Dharma
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI Vol 1, No 1
Publisher : Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.881 KB) | DOI: 10.31092/jpbc.v1i1.118

Abstract

The global economic slowdown has unquestionably brought down the performance of the Indonesian economy. This, in turn, presented an extraordinary challenge to the Directorate General of Customs and Excise (DGCE) in collecting excise revenues. In the last few decades, tobacco has contributed the largest part of excise revenue. Accordingly, it is inevitable for the DGCE to implement best practices in administrating tobacco excise to optimize revenue collection, while at the same time, enhance public health. Conveniently, The World Health Organization (WHO) provides a series of extensive best practices in that particular field. This study assessed tobacco excise administration practices performed by the DGCE against best practices set by the WHO. This study revealed that, in general, the DGCE has performed well in several practices. However, there are some WHO’s best practices which are unsuitable to be implemented in Indonesia. Unique fiscal, economic, political and social circumstances in Indonesia need to be taken into account in determining and establishing tobacco excise tax policy. 
PENGARUH PENYEDERHANAAN STRUKTUR TARIF CUKAI SPESIFIK TERHADAP KONSUMSI ROKOK Lestari, Nur Indah
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI Vol 2, No 1
Publisher : Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.547 KB) | DOI: 10.31092/jpbc.v2i1.180

Abstract

ABSTRACT:  This study is conducted to estimate the impact of the increase in regular and specific excise rates structure simplification on cigar's consumption through its price. Using data in 2015 and applying random effect model for unbalanced panel data on Sigaret Kretek Mesin-type and Sigaret Kretek Tangan-type of the cigar, this study compares the impact of price increases due to both specific excise rate structure simplification and regular increase on the excise rate in cigar’s consumption. The results indicate that increase in the specific excise rate structure simplification has a lower impact on raising cigar’s prices than regular excise rate increases. Furthermore, the impact of price increases due to the specific excise rate structure simplification is greater in reducing cigar’s consumption than the price increases due to regular excise rate increases. In addition, it is found that the average price of Sigaret Kretek Mesin-type is lower and has an average consumption that is much higher than Sigaret Kretek Tangan-type. Overall, this result suggests that the specific excise rate structure simplification's policy should be continued in order to reduce cigar's consumption.Keywords: specific excise rate structure simplification, cigar’s consumption, random effects modelABSTRAK:  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kenaikan tarif cukai biasa maupun spesifik terhadap konsumsi rokok melalui harga jual ecerannya. Rokok yang digunakan adalah rokok jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT). Dengan menggunakan data tahun 2015 dan menerapkan random effect pada unbalanced panel data, penelitian ini membandingkan pengaruh kenaikan harga jual eceran akibat penyederhanaan struktur tarif cukai spesifik dan kenaikan tarif cukai biasa terhadap konsumsi rokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyederhanaan struktur tarif cukai spesifik berpengaruh lebih rendah terhadap kenaikan harga jual eceran rokok dibandingkan dengan akibat kenaikan tarif biasa. Lebih lanjut, pengaruh kenaikan harga jual eceran akibat penyederhanaan struktur tarif cukai spesifik lebih besar dalam mengurangi konsumsi rokok dibandingkan kenaikan harga jual eceran akibat kenaikan tarif cukai biasa. Selain itu ditemukan bahwa harga jual eceran rata-rata rokok jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) lebih rendah dan mempunyai rata-rata konsumsi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rokok jenis Sigaret Kretek Tangan (SKT). Secara menyeluruh, temuan ini menyarankan agar kebijakan penyederhanaan struktur tarif cukai perlu dilanjutkan karena efektif untuk mengurangi konsumsi rokok. Kata kunci: Penyederhanaan struktur tarif cukai spesifik, konsumsi rokok, random effects model.   
EVALUASI KEBIJAKAN PEMERIKSAAN FISIK BARANG PADA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Firdiansyah, Akhmad; Nugroho, Ario Seno
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI Vol 1, No 1
Publisher : Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.176 KB) | DOI: 10.31092/jpbc.v1i1.121

Abstract

ABSTRACT: Customs clearance activities carried out by the Directorate General of Customs and Excise (DJBC) is closely related to the competitiveness of national economy indicators specifically ease of doing business, logistics performance index and dwelling time. Physical Examination of goods (bahandle) is a performance indicator of DJBC. Physical Examination was performed by the customs because of the number error and type of goods (red channel) or an error of the customs value and/or classification/tariff as well as random examination (green channel and priority channel). This research aims to analyze the effectiveness of the physical examination performed by DJBC. This research exploits descriptive qualitative analysis method using secondary data import (PIB) during 2015-2016. The results of the study showed that the error found (hitrate) was 5.9% meaning among 2.165.243 PIB checked, 127.775 documents were false. This proves that the physical examination conducted by DJBC is not efficient. Risk management is required through the evaluation of the determination of the variables in the physical examination not only because of the number and type of error, but also the customs value and/or classification/tariffs. Improved physical examination can result in the potential for efficient results and implement good governance.Keywords: physical examination, red line, efficientABSTRAK:Kegiatan pemeriksaan pabean (customs clearance) yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) berkaitan erat dengan daya saing perekonomian nasional dalam hal kemudahan melakukan bisnis, indeks performa logistik dan dwelling time. Pemeriksaan fisik barang (bahandle) merupakan indikator kinerja DJBC. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap pemberitahuan pabean karena kesalahan jumlah dan jenis barang (jalur merah) maupun kesalahan karena nilai pabean dan/atau klasifikasi/tarif serta pemeriksaan secara acak (jalur hijau dan jalur prioritas). Penelitian ini bertujuan menganalisa efektivitas kegiatan pemeriksaan fisik (bahandle) yang dilakukan oleh DJBC. Penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif deskriptif dengan menggunakan data sekunder importasi Pemberitahuan Impor Barang nasional (PIB) pada kurun waktu 2015-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya kesalahan yang ditemukan (hitrate) adalah 5,9% yaitu artinya bahwa terhadap 2.165.243 PIB yang diperiksa, terdapat 127.775 dokumen yang salah. Hal ini membuktikan bahwa pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh DJBC belum efisien. Diperlukan penataan manajemen yang baik melalui evaluasi penentuan variabel dalam pemeriksaan fisik dengan manajemen risiko yang obyektif dan terukur, bukan hanya karena kesalahan jumlah dan jenis saja, melainkan juga kesalahan karena nilai pabean dan/atau klasifikasi/tarif. Perbaikan tata kelola pemeriksaan fisik dapat memberikan potensi hasil yang efisien dan dapat mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance).Kata Kunci: pemeriksaan fisik, jalur merah, efisien 
SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BEA MASUK DI KPPBC NGURAH RAI Banuaji, Armananda Didha; Firmansyah, Amrie
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI Vol 2, No 2
Publisher : Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.963 KB) | DOI: 10.31092/jpbc.v2i2.289

Abstract

ABSTRACT This study aims to discuss the information system of import duty that focuses on the procedure of receipt of import duties, potential threats to each process and internal control that has been carried out. This study uses a case study at the Ngurah Rai Customs and Excise Supervision Office, whose main activity is providing services and supervision on the importation of goods. This research was conducted with descriptive qualitative methods carried out from April to July 2016. Import duty and tax cycle in the context of imports of imported goods that enter through cargo at the Ngurah Rai Customs and Excise Supervision Office start from the import notification of goods, payment and repayment of customs obligations to the general state cash account, the process of issuing goods, and reporting income. The Ngurah Rai Customs and Excise Supervision and Service Office, in general, has implemented an internal control system properly, but there are still some weaknesses from the implementation of internal controls at the Ngurah Rai Customs and Excise Service Office. This study suggests that the Directorate General of Customs and Excise need to develop alternative methods as an anticipatory step if there is interference with the Indonesia National Single Window. Also, the Ngurah Rai Customs and Excise Supervision Service Office needs to develop alternative methods as an anticipatory step if the Service User Portal and the Service Computer System experience interference. Keywords; import duty, state revenue information system, state revenue module ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membahas sistem informasi penerimaan bea masuk yang berfokus kepada prosedur penerimaan bea masuk, potensi ancaman pada setiap proses, dan pengendalian internal yang telah dilakukan. Penelitian ini menggunakan studi kasus di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Ngurah Rai yang kegiatan utamanya adalah memberikan pengawasan  dan pelayanan  importasi barang. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif yang dilakukan selama periode April sampai dengan Juli 2016. Siklus pendapatan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor atas barang impor yang masuk melalui kargo pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Ngurah Rai dimulai dari pemberitahuan impor barang, pembayaran dan pelunasan kewajiban kepabeanan ke rekening kas umum negara, proses pengeluaran barang, serta pelaporan pendapatan. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Ngurah Rai secara umum telah melaksanakan sistem pengendalian internal dengan baik, namun masih terdapat beberapa kelemahan dari penerapan pengendalian internal di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Ngurah Rai. Penelitian ini menyarankan agar Direktorat Jenderal Bea Cukai perlu mengembangkan metode alternatif sebagai langkah antisipatif apabila Indonesia National Single Window dan Portal Pengguna Jasa maupun Sistem Komputer Pelayanan mengalami gangguan. . Kata Kunci; bea masuk, sistem informasi penerimaan negara, modul penerimaan negara
PERUBAHAN TIPOLOGI LAYANAN KEBERATAN PENETAPAN PABEAN PADA KPU BEA CUKAI TIPE C SOEKARNO-HATTA DAN IMPLIKASI ADANYA LEAN SERVICES Syahrurrahmah, Nur; Biswan, Ali Tafriji
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI Vol 2, No 2
Publisher : Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.661 KB) | DOI: 10.31092/jpbc.v2i2.292

Abstract

ABSTRACT Lean services in the public sector aim at streamlining the business processes so that they will become more efficient by eliminating useless and non-value-added activities. In this case, the settlement service of the customs objections is simpler, reliable, and cost-effective objective of this study is to determine the process, differences, and benefits of lean services performed on the completion of the filing of the customs declaration objection process on Main Service Office of Customs and Excise (KPUBC) Type C Soekarno-Hatta. The study demonstrated that there are efficiency of time and cost of service on appeal objection customs due to change of office typology from the Office of Supervision and Service of Customs and Excise Type of Customs Soekarno-Hatta to the KPUBC Type C Soekarno-Hatta. Keywords: lean services, public sector, customs objections, efficiency.ABSTRAK Lean services pada sektor publik dilakukan dengan harapan suatu proses bisnis akan menjadi lebih efisien dengan dihilangkannya aktivitas yang sia-sia dan tidak bernilai tambah sehingga layanan penyelesaian permohonan keberatan penetapan pabean lebih efisiensi dan kepuasan pemohon lebih meningkat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui proses, perbedaan, dan manfaat adanya lean services yang dilakukan terhadap penyelesaian pengajuan proses keberatan penetapan pabean pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPUBC) Tipe C Soekarno-Hatta. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan studi kasus ini menghasilkan temuan bahwa dengan adanya perubahan tipologi kantor dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno-Hatta menjadi KPUBC Tipe C Soekarno-Hatta terdapat efisiensi waktu dan biaya layanan atas permohonan keberatan penetapan pabean. Kata Kunci: lean services, sektor publik, keberatan pabean, efisiensi. 
STUDI KASUS PENETAPAN KEMBALI TARIF DAN/ATAU NILAI PABEAN (SPKTNP) OLEH DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI: TINJAUAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI MAHKAMAH AGUNG RI Firdiansyah, Akhmad; Hasyim, Wachid; Pahlevi, Yonathan Agung
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI Vol 2, No 2
Publisher : Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.738 KB) | DOI: 10.31092/jpbc.v2i2.290

Abstract

ABSTRACT In accordance with the mandate of Article 23A of the 1945 Constitution, all tax stipulations must be based on the law. To carry out the mandate in accordance with Article 17 of the Customs Law Number 17 of 2006, the Director General of Customs and Excise is given the attributive authority to issue reassignment letter on Customs Tariff and / or Value for the calculation of import duty within two years starting from the date of customs notification carried out through a mechanism of audit or re-research. To examine the application of these legal norms, there are currently Supreme Court (MA) Judgment (PK) decisions that accept PK applications from PK applicants and question the legality of issuing SPKTNP by the Director General of BC. This study uses explosive qualitative analysis to analyze the issuance of SPKTNP by the Director General of BC. The results of this study indicate that the Supreme Court is of the view that the issuance of SPKTNP by the Director General of BC is a legal defect, while DGCE considers the issuance of SPKTNP by the Director General of BC according to the provisions.Key words: official decision, reassignment letter, DCGE  ABSTRAKSesuai amanah Pasal 23A Undang-Undang Dasar 1945 Segala penetapan pajak harus berdasar undang-undang. Untuk menjalankan amanah tersebut sesuai Pasal 17 Undang-Undang Kepabeanan Nomor 17 Tahun 2006 Direktur Jenderal Bea dan Cukai (Dirjen BC) diberikan kewenangan atributif untuk menerbitkan Surat Penetapan Kembali Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPKTNP) guna penghitungan bea masuk dalam jangka waktu dua tahun terhitung sejak tanggal pemberitahuan pabean yang dilakukan melalui mekanisme audit atau penelitian ulang. Untuk meneliti penerapan norma hukum tersebut dewasa ini terdapat putusan Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung (MA) yang menerima permohonan PK dari pemohon PK dan mempermasalahkan legalitas penerbitan SPKTNP oleh Dirjen BC. Penelitian ini mengunakan analisis kualitatif eksplotarif untuk menganalisis penerbitan SPKTNP oleh Dirjen BC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa MA berpandangan penerbitan SPKTNP oleh Dirjen BC adalah cacat hukum, sedangkan DJBC beranggapan penerbitan SPKTNP oleh Dirjen BC telah sesuai ketentuan.Kata Kunci: penetapan pejabat, SPKTNP, Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENERIMAAN BEA MASUK UNTUK KAWASAN BERIKAT (STUDI KASUS PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA CUKAI BEKASI) Alfani, Adhitya; Firmansyah, Amrie
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI Vol 2, No 2
Publisher : Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.546 KB) | DOI: 10.31092/jpbc.v2i2.287

Abstract

ABSTRACT This study aims to evaluate internal control in the import duty cycle that focuses on the procedure for receipt of import duties on customs services for Bonded Zones. This study uses a case study of the Customs and Excise Supervision and Service Office of Bekasi, where most of its activities carry out customs, excise services for bonded zones, and are one of the offices that serve customs services and supervision in the largest Bonded Zones in Indonesia. This study used descriptive qualitative methods and was conducted during the February period. July 2016. The results of the study show that in general, the application of the import service system for BC 2.5 documents within the KPPBC Bekasi has good related internal controls which include general control and application control. However, there are still weaknesses in employee placement system, employee skills, especially in very important parts, data reconciliation, and manual database updates can result in reduced data accuracy. Keywords: customs duties, internal control, revenue cycle. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengendalian internal pada siklus penerimaan bea masuk yang berfokus pada prosedur penerimaan bea masuk untuk Kawasan Berikat termasuk. Penelitian ini menggunakan studi kasus Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bekasi yang sebagian besar kegiatannya melakukan pelayanan kepabeanan dan cukai untuk kawasan berikat dan merupakan salah satu kantor yang melayani pelayanan dan pengawasan di bidang kepabeanan untuk Kawasan Berikat terbesar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan dilakukan selama periode Februari s.d. Juli 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya penerapan sistem pelayanan impor dokumen BC 2.5 di lingkungan KPPBC Bekasi sudah memiliki pengendalian internal yang baik terkait yang meliputi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Namun, masih terdapat kelemahan terkait dengan sistem penempatan pegawai, kecakapan pegawai khususnya di bagian-bagian yang sangat penting, rekonsiliasi data dan update data base yang masih manual dapat mengakibatkan tingkat akurasi data menjadi berkurang. Kata Kunci: bea masuk, pengendalian internal, siklus penerimaan.
TINJAUAN ATAS PENGAWASAN TERHADAP PERIZINAN PENGUSAHA TEMPAT PENJUALAN ECERAN MINUMAN BERALKOHOL Dwi Cahyo, Ryan Putra; Adhitama, Satria
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI Vol 2, No 2
Publisher : Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.365 KB) | DOI: 10.31092/jpbc.v2i2.304

Abstract

ABSTRACT Currently alcoholic drinks are ready on the market. Although it is easy to find alcoholic beverages is a type of beverage that causes negative impacts on consumers, the government needs to impose excise for repairs and repairs to its circulation. This study recommends discussing the implementation of the Supervision of Licensing of Entrepreneurs in the Location of Retail Sales of Alcoholic Beverages in the Office of Supervision and Service of Customs and Excise XXX. This study uses the constructivism paradigm, discussing qualitative with descriptive nature and case study strategies. The informants in this study were several employees at Office of Supervision and Service of Customs and Excise XXX. The results of this study show facts in several stages of licensing not considering the provisions of PMK 201 / PMK.04 / 2008, besides that, because of overseeing Office of Supervision and Service of Customs and Excise XXX XXX against place to sell entrepreneurs who have the intention to spend more than licensed place to sell entrepreneurs in XXX City no longer request the necessary provisions. Keywords: alcoholic beverages, licence number, and excise ABSTRAK Saat ini minuman beralkohol sudah gampang dijumpai di pasaran. Walaupun gampang ditemui minuman beralkohol adalah jenis minuman yang menimbulkan dampak negatif bagi konsumen sehingga pemerintah perlu mengenakan cukai untuk mengatur dan mengawasi peredarannya. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pelaksanaan Pengawasan atas Perizinan Pengusaha Tempat Penjualan Eceran Minuman Beralkohol pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai XXX. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme, pendekatan kualitatif dengan sifat deskriptif dan strategi studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah beberapa pegawai pada KPPBC XXX. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam beberapa tahapan mekanisme perijinan KPPBC XXX tidak memperhatikan ketentuan PMK 201/PMK.04/2008, selain itu karena kurangnya pengawasan KPPBC XXX terhadap pengusaha TPE yang sudah berijin mengakibatkan hampir setengah dari pengusaha TPE berijin di Kota XXX tidak lagi memenuhi ketentuan yang berlaku. Kata kunci: minuman beralkohol, NPPBKC, DJBC, dan cukai 
TINJAUAN PEMERIKSAAN SARANA PENGANGKUT LAUT (BOATZOEKING) DI KPUBC TANJUNG PRIOK Pardede, Tobias Kevin; Adhitama, Satria
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI Vol 2, No 2
Publisher : Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.043 KB) | DOI: 10.31092/jpbc.v2i2.320

Abstract

ABSTRACT Staggering international trade transactions result in the increase of demand for transportation services. Directorate General of Customs and Excise performs supervision of sea transport facilities (sea patrols) and inspection of sea transport facilities (boatzoeking). This study uses constructivist paradigm, qualitative approach with descriptive nature and case study strategy. The result demonstrates that Main Service Office of Customs and Excise Tanjung Priok has been properly handling boatzoeking. However, there are rooms for improvement. It is advised that Standard Operating Procedures (SOP) in boatzoeking is institutionalized, the number of personnels conducting boatzoeking is validated, ship drafts calculation is mandatory and additional security support and inspection aids are materialized.Keywords: Boatzoeking, transport facilities, sea patrol  ABSTRAK Transaksi perdagangan internasional akan mengakibatkan timbulnya permintaan akan jasa angkutan. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai harus melakukan pengawasan laut yang ketat. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif dengan sifat deskriptif dan strategi studi kasus. Pada dasarnya prosedur pemeriksaan sarana pengangkut laut (boatzoeking) pada KPUBC Tipe A Tanjung Priok telah dilaksanakan dengan baik, namun masih terdapat beberapa kendala atau permasalahan dalam boatzoeking yaitu tidak terdapat suatu standar yang baku berupa Standard Operating Procedures (SOP) dalam melaksanakan kegiatan boatzoeking selama ini, jumlah pegawai yang tergabung dalam Satuan Tugas Bea dan Cukai dalam melaksanakan pemeriksaan administrasi terlalu sedikit, ketidaktahuan Satuan Tugas Bea dan Cukai dalam melakukan penghitungan berat muatan melalui draft kapal, terbatasnya alat-alat penunjang keamanan dan alat bantu pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan sarana pengangkut laut. Kata kunci: Boatzoeking, sarana pengangkut, patroli laut 
KAJIAN PENERAPAN EARMARKING CUKAI HASIL TEMBAKAU DI INDONESIA (PERIODE TAHUN 2006 S.D. 2016) Sukmono, Renny
JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI Vol 3, No 1: 2019
Publisher : Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.703 KB) | DOI: 10.31092/jpbc.v3i1.434

Abstract

Sebagai bentuk earmarking cukai hasil tembakau, pemerintah mengalokasikan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) ke sejumlah propinsi di Indonesia. Tujuan kebijakan ini adalah untuk mengendalikan konsumsi produk tembakau dan sekaligus membantu masyarakat umum yang berada di sekitar konsumen produk tembakau dan industri produk tembakau yang menanggung dampak negatif akibat produksi dan konsumsi produk tembakau. Namun, sampai dengan tahun 2016 proporsi penduduk yang menghisap/mengunyah tembakau makin meningkat. Di satu sisi, daerah yang menerima alokasi DBH CHT sudah berupaya untuk mengalokasikan DBH CHT sesuai dengan ketentuan yaitu untuk mendanai lima kegiatan utama yaitu peningkatan kualitas tembakau sebagai bahan baku, pengembangan industri tembakau,  pengembangan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan cukai dan pemberantasan barang kena cukai illegal. Sitepu (2016) menyatakan bahwa kebijakan yang mendukung tujuan earmarking hanya pada program pembinaan lingkungan sosial. Bedasarkan laporan realisasi anggaran DBH CHT, realisasi terbesar pada tahun 2016 memang pada program pembinaan lingkungan sosial dan yang kedua adalah peningkatan kualitas bahan baku. Pada program pembinaan lingkungan sosial, dinas kesehatan paling banyak mendapatkan alokasi anggaran dan digunakan untuk menambah dan melengkapi fasilitas kesehatan untuk membantu orang-orang yang terkena dampak asap rokok. Upaya ini lebih menekankan pada tindakan penanggulangan, bukan tindakan preventif. Proporsi anggaran yang menempati peringkat kedua adalah anggaran yang digunakan untuk peningkatan kualitas bahan baku. Dengan semakin maraknya iklan rokok, tentunya upaya-upaya ini tidak bisa berkata banyak. Sangatlah wajar jika pengonsumsi rokok makin meningkat. Selain digunakan untuk fasilitas kesehatan, dana program pembinaan lingkungan sosial juga digunakan untuk memberikan pembinaan, pelatihan keterampilan kerja warga di sekitar industri rokok agar tidak bergantung pada keberadaan industri rokok. Pada daerah penerima alokasi DBH CHT memang terbukti jika tingkat penganggurannya lebih rendah dibandingkan dengan daerah bukan penerima. Rata-rata tingkat pengangguran dari tahun 2012 s.d 2016 cenderung meningkat. Namun rata-rata peningkatan pada daerah penerima lebih rendah dibandingkan daerah bukan penerima yaitu 6,756% sedangkan pada daerah bukan penerima sebesar 11,83%. Hal ini memang menjadi dilema bagi pemerintah Indonesia. Di satu sisi, industri rokok dapat menyerap tenaga kerja, namun rokok menyebabkan dampak negatif yang tidak kalah hebat misalnya biaya kesehatan yang besar yang dikeluarkan baik oleh  masyarakat maupun pemerintah dan turunnya produktifitas nasional. Sedangkan untuk rata-rata penurunan tingkat kemiskinan dari tahun 2012 s.d 2016, penerima alokasi DBH CHT memiliki rata-rata penurunan tingkat kemiskinan yang lebih besar jika dibandingkan daerah bukan penerima DBH CHT yaitu 2,4% sedangkan pada daerah bukan penerima turun rata-rata 2,1%. Untuk rata-rata pertumbuhan ekonomi dari tahun 2012 s.d 2016 pada daerah penerima lebih besar jika dibandingkan dengan daerah bukan penerima, yaitu 4,44% sedangkan pada daerah bukan penerima sebesar 3,69%. Kata Kunci : DBH CHT, Earmarking, Pembinaan Lingkungan Sosial, Tingkat Pengangguran, Tingkat Kemiskinan, dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi.

Page 2 of 10 | Total Record : 98