cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Aksara
Published by Balai Bahasa Bali
ISSN : 08543283     EISSN : 25800353     DOI : -
Core Subject : Education,
AKSARA is a journal that publishes results of literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in AKSARA have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. AKSARA is published by Balai Bahasa Bali twice a year, June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020" : 12 Documents clear
INVESTIGATION OF CHILDREN FANTASY LITERATURE IN ENGLISH LANGUAGE: THE CASE OF BEATRIX POTTER’S WORK/INVESTIGASI SASTRA FANTASI ANAK-ANAK DALAM BAHASA INGGRIS: CASE OF BEATRIX POTTER’S WORK Ali Ashrafi
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12.329 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.472.247-257

Abstract

Abstract In this research, we chose the series of Beatrix Potter in English languages. Then the obtained data studied in three parts of the style of writing, the semiotics of fantasy characters, and in terms of social concepts such as power, gender, and collaboration. This research is descriptive research based on the library method. Fantasy is a ction about a topic in the past or an event in the future that is now untrue, but relying on individual knowledge and imagination. Fantasy literature, as it stands today, was created in Europe in the eighteenth century, although its elements exist in myths and ancient myths. Beatrix Potter (1866-1943) grew up in London is the most acclaimed Baby Writer. She was an English writer, illustrator, natural scientist, and conservationist best known for her children’s books featuring animals. She is well-known as the author of children’s books such as The Tale of Peter Rabbit. She wrote 23 books altogether, the most famous of which was “the Tale of Peter Rabbit “, which translated into 35 languages and printed 151 million copies in the world. Keywords: characterization, fantasy literature, story, Beatrix Potter, phantom fantasy, realistic fantasy, writing style Abstrak Dalam penelitian ini, dipilih seri Beatrix Potter dalam bahasa Inggris. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dalam tiga bagian: gaya penulisan, semiotika karakter fantasi, dan ditinjau dari konsep sosial, seperti kekuasaan, jenis kelamin, dan kolaborasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif berdasarkan metode kepustakaan. Fantasi adalah ksi tentang suatu topik di masa lalu atau peristiwa di masa depan yang sekarang tidak benar, tetapi mengandalkan pengetahuan dan imajinasi individu. Sastra fantasi, seperti yang ada saat ini, diciptakan di Eropa pada abad kedelapan belas, meskipun unsur-unsurnya ada dalam mitos dan mitos kuno. Beatrix Potter (1866-1943) besar di London adalah Penulis Bayi, ilustrator, ilmuwan alam, dan konservasionis yang terkenal karena buku anak-anaknya yang menampilkan hewan. Karyanya yang terkenal adalah buku anak-anak, seperti The Tale of Peter Rabbit. Kata kunci: penokohan, sastra fantasi, cerita, Beatrix Potter, fantasi hantu, fantasi realistik, gaya menulis 
THE PLOT OF THE CHARACTERS IN ALL THE BRIGHT PLACES/KARAKTER DALAM ALUR CERITA ALL THE BRIGHT PLACES Patricia Dharma Widyantara; I Gusti Agung Istri Aryani; Ni Luh Nyoman Seri Malini
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.253 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.564.259-274

Abstract

Abstract Nowadays, plot within characters with mental health issues still a sensitive issue to be discussed by most people. Some parents often avert their children from the exposure of the topics in the purpose to protect them suffering the same illness. It is important to discuss on this topic since intend to show the reality of individuals’ feeling as mentioned in the plot of this study. The novel of All the Bright Places managed to succeed in delivering the message through interesting plot development where two main characters get together and share their perspectives to carry out the story. Hence, this study aims to investigate how Niven as a story writer structured her story with the plot. The results of this study showed a progressive kind of plot where plot elements are chronologically arranged within the mental health issues. These were found from the language in the plot including their point of views and symbols used as the elements of ction shown in the exposition, complication, crisis, climax, falling action, and resolution. It seemed that there were connection between characters supported with the language use and events covered inside the plot. These re ected to the whole part of patterns inside the story that give personal touchs to their readers from the events. Keywords: ction, literature, mental illness, novel, plot Abstrak Dewasa ini, pembahasan alur cerita dengan karakter-karakter yang memiliki masalah kejiwaan masih dianggap sensitif bagi kebanyakan orang. Beberapa orang tua masih sering menghindarkan anaknya dari paparan topik tersebut demi alasan keamanan supaya tidak terkena penyakit yang sama. Pengangkatan topik ini penting sebab berusaha mengungkapkan perasaan seseorang secara nyata dalam alur cerita seperti kajian ini. Pada novel “All the Bright Places” berhasil menyajikan pembahasan yang memberikan alur cerita menarik melalui sudut pandang kedua tokoh utama yang secara berdampingan dibagikan dalam memandu perkembangan alur cerita. Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara Niven sebagai penulisnya mengemas alur ceritanya. Hasil penelitian membuktikan bahwa Niven mengadaptasi tipe alur cerita progresif karena urutan alur yang tersusun secara kronologis dengan permasalahan kejiwaan di dalamnya. Temuan berupa penggunaan bahasa termasuk sudut pandang dan simbol-simbol sebagai unsur-unsur dalam alur cerita yaitu ekposisi, komplikasi, krisis, klimak cerita, penurunan klimak dari alur cerita, dan resolusi. Keterkaitan antara karakter-karakter, bahasa dan kejadian-kejadian yang ada turut mendukung alur cerita itu. Hal ini mere eksikan bahwa pola-pola kejadian yang ada mengalir di dalam cerita sehingga dapat memberikan sentuhan mendalam kepada pembacanya. Kata kunci: fiksi, kesusastraan, masalah kejiwaan, novel, alur cerita
ILOKUSI-ILOKUSI HOAKS COVID-19 DI MEDIA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF CYBER-PRAGMATICS/COVID-19 HOAX ILLOCUTIONS IN INSTAGRAM IN THE PERSPECTIVE OF CYBERPRAGMATICS R. Kunjana Rahardi
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.205 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.561.313-322

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan wujud-wujud ilokusi hoax Covid-19 di media sosial Instagram dalam perspektif Cyberpragmatics. Data penelitian berupa tuturan-tuturan dalam Instagram yang di dalamnya terkandung ilokusi-ilokusi hoax covid-19. Data dikumpulkan dengan metode simak. Teknik yang digunakan dalam rangka penerapan metode simak adalah teknik simak bebas libat cakap sebagai teknik dasar dan teknik rekam dan teknik catat sebagai teknik lanjutan. Setelah tipe-tipe data tersaji dengan baik, langkah selanjutnya adalah memvalidasi data. Metode dan teknik analisis data diterapkan adalah metode analisis distribusional. Teknik yang digunakan dalam rangka menerapkan metode distribusional adalah teknik bagi unsur langsung. Adapun dimensi-dimensi ekstrakebahasan penelitian ini dianalisis dengan menerapkan metode kontekstual atau metode padan khususnya padan ekstralingual. Penelitian ini berhasil menemukan ilokusi-ilokusi hoax Covid-19 sebagai berikut: (1) ilokusi menebar informasi tidak jelas, (2) ilokusi menyoal informasi keliru, (3) ilokusi menebar berita palsu, (4) ilokusi menyoal desas-desus, (5) ilokusi menebar berita tidak benar, (6) ilokusi membesar-besarkan informasi keliru, (7) ilokusi menebar informasi yang tidak jelas, (8) ilokusi membesar-besarkan masalah. Kata Kunci: cyberpragmatics, ilokusi hoax, Covid-19 Abstract The purpose of this research is to describe the forms of Covid-19 hoax illocution in Instagram social media in the perspective of Cyberpragmatics. The research data were in the form of utterances in which contained the illusion of covid-19 hoaxes. Data were collected by the observation method. The technique used in the framework of applying the refer to method was a free, engaging, involved listening technique as the basic technique and the record technique and the note technique as an advanced technique. After the types of data were presented properly, the next step was to validate the data. The method and data analysis technique applied was the distributional analysis method. The technique used in the framework of applying the distributional method was the technique for the direct element. The extra dimensions of this research were analyzed by applying the contextual method or the matching method speci cally the extralingual padding. This research succeeded in nding Covid-19 hoax illocution as follows: (1) illocution to spread unclear information, (2) illocutionary to erroneous information, (3) illocution to spread false news, (4) illocution to rumors, (5) illocution to spread untrue news, (6) illocution to exaggerate misinformation, (7) illocution to spread information that is not clear, (8) illocution to exaggerate the problem. Keywords: cyberpragmatics, illocution hoaxes, Covid-19
KAJIAN PRONOMINA PERSONA DALAM CERPEN KESETIAAN ITU DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP/ANALYTIS OF PERSONAL PRONOUNS IN KESETIAAN ITU SHORT STORY AND ITS IMPLICATIONS FOR LEARNING INDONESIAN LANGUAGE AT JUNIOR HIGH SCHOOL Asep Muhyidin
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.69 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.483.299-311

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengkaji penggunaan pronomina persona dalam cerpen Kesetiaan Itu  karya Hamsad Rangkuti. Data penelitian berupa satuan lingual berupa kalimat-kalimat yang mengandung pronomina persona. Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data tertulis berupa paragraf-paragraf yang terdapat pada cerpen. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode catat. Penelitian ini menggunakan validitas semantik yaitu data mengenai pemarkah pronomina persona sebagai sarana kohesi hubungan antarkalimat dalam wacana cerpen dapat dimaknai sesuai dengan konteksnya. Instrumen penelitian berupa kartu data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 173 pronomina persona pertama, 65 pronomina persona kedua, dan 192 pronomina persona ketiga. Semua pronomina persona yang ditemukan bersifat takrif. Pronomina persona yang paling banyak ditemukan berwujud aku, -mu dan -nya. Hasil penelitian dapat diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP karena teks cerpen merupakan medium pembelajaran sastra. Siswa diharapkan dapat memahami penggunaan pronomina persona dalam teks cerpen. Karakter tokoh dalam cerpen tersebut dapat diteladani siswa dalam menjalani kehidupan nyata di masyarakat.  Untuk itu, guru harus mampu membuat skenario pembelajaran di kelas.Kata kunci: pronomina persona, cerpen, pembelajaran bahasa IndonesiaAbstractThis study aims to describe the use of personal pronouns  in Kesetiaan Itu short story by Hamsad Rangkuti. The data were lingual units in the form of sentences with personal pronouns. The data sources were paragraphs in the short story. The data were collected through documentation and note. They were analyzed by the distributive method. The findings show that there are 173  the first personal pronouns,  65 the second personal pronouns, and 192 the third personal pronouns. All personal pronouns were found are definitive. The most pronounced personal pronouns is aku, -mu, and -nya. The findings can be utilized in the Indonesian language learning at junior high schools because short stories are a medium of literary learning. Students are expected to understand use of personal pronouns in short stories. The characters in the short story can be emulated by students  life in the community.  For this reason, teachers must be able to create learning scenarios. Keywords: personal pronouns, short story, Indonesian language learning
KRITIK SOSIAL BERMUATAN LOKAL BALI DALAM KUMPULAN CERITA NGUNTUL TANAH NUNULÉNGÉK LANGIT KARYA I MADE SUARSA/LOCAL BALINESE SOCIAL CRITICISTS IN THE STORIES COLLECTION OF NGUNTUL TANAH NULÉNGÉK LANGIT BY I MADE SUARSA Ni Nyoman Tanjung Turaeni; Puji Retno Hardiningtyas
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.249 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.660.223-234

Abstract

Abstrak Kritik sosial sebagai sebuah ide atau berbagai bentuk gagasan yang bertolak belakang dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan tujuan dan harapan dari tatanan dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan membahas aspek sosial yang meliputi struktur cerita, masalah sosial dan kritik sosial bermuatan lokal Bali yang tercermin dalam kumpulan cerita pendek berbahasa Bali Nguntul Tanah Nulengék Langit karya I Made Suarsa. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan teknik interpretatif. Dalam pengolahan data dilakukan tahapan klasifikasi, pendeskripsian, penerjemahan, dan penganalisisan data. Untuk mengetahui masalah sosial dan kritik sosial dalam cerpen tersebut, digunakan teori sosiologi sastra dan teori struktural untuk mengetahui struktur formal yang membangun cerita tersebut. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa kritik sosial yang dapat terhimpun dalam cerita tersebut adalah kritik sosial terhadap kemiskinan, kritik sosial disorganisasi keluarga dan kritik terhadap adat dan tradisi serta serta kehidupan sosial masyarakat Bali. Dengan demikian, lahirnya cerpen karya I Made Suarsa ini memperlihatkan kemegahan pariwisata, masih terdapat ketimpangan sosial dalam masyarakat Bali. Kata kunci: cerpen, kritik sosial, masalah sosial, muatan lokal Bali Abstract Social criticism as an idea or various forms of ideas that are contrary to reality is not in accordance with the goals and expectations of the order in society. This study aims to discuss the social aspects which include story structure, social issues and social criticism with local Balinese content as re ected in a collection of short stories in Balinese language “Nguntul Tanah Nulengék Langit” by I Made Suarsa. The method used in this research is descriptive qualitative and note taking techniques. In data processing, the stages of classi cation, description, translation and data analysis are carried out. To nd out the social problems and social criticism in the short story, the sociology approach of Sapardi Djoko Damono’s view is used and is assisted by a structural approach to determine the formal structure that builds the story. The results of the study show that the social criticisms that can be collected in the story are social criticism of poverty, social criticism of family disorganization and criticism of customs and traditions as well as the social life of Balinese people who seem famous by tourism, but in fact there are still social inequalities in Balinese society. Keywords: social problems, social criticism, short stories 
PERAN SEMANTIK PREDIKAT PADA VERBA BERVALENSI SATU, DUA, DAN TIGA DALAM BAHASA SAMAWA DIALEK SUMBAWA BESAR/THE SEMANTIC ROLES OF THE PREDICATES ON VERB ONE, TWO, AND THREE SUMBAWA LANGUAGES IN THE SUMBAWA BESAR DIALECT Kasman Kasman
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.321 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.445.287-298

Abstract

Abstrak Penelitian terhadap peran semantik bahasa Samawa masih belum banyak dilakukan. Untuk mendukung pengembangan dan pelestarian bahasa Samawa, penelitian-penelitian deskriptif seperti ini tetap perlu dilakukan. Penelitian ini difokuskan pada peran verba bervalensi satu, dua, dan tiga dalam bahasa Samawa dialek Sumbawa Besar dan bertujuan untuk mendeskripsikan peran semantik verba bervalensi tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sintaksis struktural. Data dikumpulkan dengan metode cakap dan metode simak. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan me- tode padan intralingual. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa verba bervalensi satu melibatkan argumen-argumen yang secara semantik mencermainkan verba proses, tindakan, dan verba keadaan. Adapun verba bervalensi dua melibatkan argumen-argumen yang secara semantik merefleksikan verba tindakan, seperti pada sangode (mengecilkan), samasak (memasak), dan pina (membuat). Secara sintaksis verba-verba tindakan itu membutuhkan kehadiran dua argumen kalimat sekaligus. Sementara itu, verba bervalensi tiga yang secara semantik merefleksikan makna benefaktif membutuhkan kehadiran tiga argu-men kalimat sekaligus. Kata kunci: semantik, sintaksis, subjek, predikat, argumen Abstract Research on semantic roles in Samawa language has not been comprehensively done. To support the ef- forts of fostering and developing Samawa language, descriptive studies like this study are always needed. This study is focused on the role of verb valency one, two, and three in Samawa language, especially in Sumbawa Besar Dialect and aimed to describe their semantic roles. The theory used in this study is syntax structural theory. The data were collected using two methods realized by observing and listening to the conversation. The collected data were then analyzed using comparative method. Results of data analysis indicated that syntactically one-valence verbs require argument which semantically re ies process, ac- tion, and constant meaning. While two-valence verb requires arguments which semantically re ies action, such as verbs Sangode (to make something smaller), Samasak (to cook), and Pina (to make). These kind of verbs syntactically require two sentence arguments. While three-valence verb which semantically shows benefective meaning needs the presence of three sentence arguments. Keywords: Semantic, syntactic, subject, predicate, argument 
MENGGALI MAKNA NAMA-NAMA MAKANAN SEKITAR KAMPUS DI PURWOKERTO/EXPLORING THE MEANING OF FOOD NAMES AROUND CAMPUS IN PURWOKERTO Muharsyam Dwi Anantama; Aditya Setiawan
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2186.763 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.511.275-286

Abstract

Abstrak Nama adalah kata-kata yang menjadi identitas bagi benda, peristiwa, dan makhluk di dunia. Manusia hidup dalam relasi yang rumit dan beragam, untuk memudahkan penyebutan kemudian diberikan penamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis makna, jenis penamaan, dan komponen makna nama-nama makanan di sekitar kampus di Purwokerto. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik. Data dalam penelitian ini adalah nama-nama makanan yang berjumlah 19 data. Sumber data dalam penelitian ini adalah pembuat dan penjual makanan kaki lima di sekitar kampus di Purwokerto. Tahap penyedian data menggunakan teknik wawancara. Teknik analisis data yang digunakan, antara lain (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan simpulan. Hasil dan pembahasaan penelitian ini menunjukkan bahwa jenis makna yang ada dalam data adalah makna denotatif (5 data), makna konotatif (3 data), makna kontekstual (2 data), dan makna referensial (3 data). Jenis penamaan yang ditemukan adalah peniruan bunyi (1 data), penamaan sifat khas (2 data), penamaan tempat asal (1 data), penamaan bahan (1 data), penamaan keserupaan (1 data), penamaan pemendekan (1 data). Komponen makna yang ditemukan antara lain berdasarkan bahan yang digunakan, berdasarkan warna, berdasarkan bentuk, berdasarkan pembuatan, dan berdasarkan kemasan. Berdasarkan analisis tersebut, disimpulkan bahwa penamaan makanan dapat ditelusuri dari tiga aspek, yaitu jenis, makna, dan komponen makanan dengan menerapkan pada aspek semantiknya. Kata kunci: nama makanan, makna, penamaan, sematik Abstract Names are words that become identities for things, events, and creatures in the world. Humans live in complex and diverse relationships, so that naming is given to facilitate the naming. This research aims to describe the types of meanings, types of naming, and components of the meaning of food names around the campus in Purwokerto. This research is a qualitative descriptive research. This research uses a semantic approach. The data in this research are 19 food names. The data source in this research is the maker and seller of street food around the campus in Purwokerto. Data collecting stage uses interview techniques. Data analysis techniques used include (1) data collection, (2) data reduction, (3) data presentation, and (4) drawing conclusions. The results and discussion of this research indicate that the types of meanings contained in the data are denotative meanings (5 data), connotative meanings (3 data), contextual meanings (2 data), and referential meanings (3 data). The types of naming found are mimicking sounds (1 data), naming unique traits (2 data), naming origin (1 data), naming material (1 data), similarity naming (1 data), naming shortening (1 data). The meaning components that are found are based on the material used, based on color, based on shape, based on manufacture, and based on packaging. Based on this analysis, it was concluded that the naming of food can be traced from three aspects, namely the type, meaning and component of food by applying to its semantic aspects. Keywords: food names, meanings, naming, semantic
NASALIZATION IN BALINESE VERBS/PENASALAN VERBA BAHASA BALI I Nyoman Udayana
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.876 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.643.339-348

Abstract

Abstract Balinese has two forms in relation to nasal pre xes. First, the initial segment of the verb root can be assimilated with the homorganic nasal and both coalesce. Second, the nasal pre x still assimilates with the rst segment of the verb root but forms a CC cluster. The data source of this study is Balinese dictionaries and analyzed by Optimality Theoretic (OT) so it was found that the af x nasal did not form a cluster with the rst segment of the verb root uniformly occurred in verbs where the rst segment is obstruent both voiced and voiceless while the one forming the cluster is the rst segment of a verb root which is realized by a sonorant. The rst phenomenon can be handled by the constraint * NC (obs) while the second one by violates linearity constraint, namely, Align-L (root) constraint. OT analysis also predicts that the ungrammaticality of an output verb structure ngmaang ‘to give’ due to fact that the correct underlying form baang is confused with its corresponding surface form. Keywords: nasalization, obstruent, sonorant, OT analysis Abstrak Bahasa Bali mempunyai dua bentuk dalam kaitannya dengan pre x nasal. Pertama, segmen awal dari akar verba bisa berasimilasi dengan nasal yang homorganik dan keduanya berkoalisi. Kedua, nasal pre ks masih berasimilasi dengan segmen pertama akar verba, tetapi membentuk klaster CC. Sumber data penelitian ini adalah Kamus Bahasa Bali dan dianalisis dengan Optimality Theoretic (OT) sehingga didapatkan bahwa nasal a ks yang tidak membentuk klaster dengan segmen pertama akar verba secara seragam hanya terjadi pada verba yang mana segmen pertamanya adalah obstruent, baik bersuara maupun tak bersuara sedangkan yang membentuk klaster adalah segmen pertama verba yang direalisasikan oleh segmen bertipe sonorant. Yang pertama bisa ditangani oleh konstrein *NC (obs), sedangkan yang kedua adalah secara jelas melangggar konstrein linieritas, yaitu Align-L (root). Analisis OT juga memprediksi ketidakgramatikalan bentuk-output verba ngmaang ‘memberi’ yang bentuk dasarnya yang benar adalah baang dikacaukan dengan bentuk output-nya. Kata kunci: penasalan, hambatan, sonoran, Analisis OT
LICIK ATAU CERDIK? SERANGKAIAN TANGGAPAN DARING KEPADA SI KANCIL/A TRICKY OR CLEVER? THE RESPONSES ON CYBERSPACE TO THE MOUSE DEER Tri Amanat
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.302 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.543.209-222

Abstract

                               Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tanggapan daring terhadap (cerita) Si Kancil. Data penelitian diambil dari google.id dan google.com pada rentang November 2019—Januari 2020 berbentuk teks-teks tanggapan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori resepsi pembaca. Tanggapan yang ditemukan berbentuk; interpretasi, kritik sastra, dan konkretisasi. Nada tanggapan berkategori; positif, netral, dan negatif. Tanggapan interpretasi berisi; pengaruh Si Kancil pada pembentukan karakter, implikasi budayanya, nilai-nilai dalam cerita, dan sejarahnya. Tanggapan kritik sastra berupa sorotan adanya kemungkinan pengaruh negatif Si Kancil terhadap karakter pembaca, dan solusi mengatasinya. Tanggapan konkretisasi berbentuk; menerjemahkan dalam bahasa Inggris, transfer media, dan menggubah cerita Si Kancil. Ditemukan kecenderungan orang asing/non-Indonesia lebih bisa menemukan sisi positif dari Si Kancil, dengan cara mengolah cerita Si Kancil sehingga layak dikonsumsi oleh anak-anak. Sebagian penanggap orang Indonesia ada yang menganggap Si Kancil bernilai negatif, ada yang menyarankan untuk menghapus cerita ini, dan ada yang menganggap cerita bangsa lain lebih hebat. Kata kunci: cerita Si Kancil, resepsi pembaca, tanggapan daring Abstract This study aims to examine online responses to the (Kancil) mouse deer. The research data was taken from google.id and google.com in the range of November 2019-January 2020 in the form of response texts. This research uses descriptive qualitative method with reader reception theory. The response found is shaped; interpretation, literary criticism, and concretization. The tone of response categorized; positive, neutral, and negative. Interpretation responses contain; Si Kancil’s in uence on character formation, cultural implications, values in the story, and its history. Literary criticism responses in the form of highlights of the possibility of the negative in uence of the Mouse Deer on the reader’s character, and solutions to overcome them. Concretization response takes the form of; translate in English, transfer media, and compose the story of The Mouse Deer. It was found that the tendency of foreigners / non- Indonesians was more able to nd the positive side of The Mouse Deer, by processing the Mouse Deer’s story so that it was suitable for consumption by children. Some of the Indonesian respondents consider that the Mouse Deer is negative, some suggest removing this story, and some consider the story of other nations to be more powerful. Keywords: The Mouse Deer story, reader reception, online responses
ORAL TRADITION OF SANSANA BANDAR OF DAYAK NGAJU IN KAPUAS WATERSHED CENTRAL KALIMANTAN/TRADISI LISAN SANSANA BANDAR DAYAK NGAJU DI DAS KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Titik Wijanarti; Bani Sudardi; Mahendra Wijaya; Sri Kusumo Habsari
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.411 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.513.235-246

Abstract

Abstract Sansana Bandar is one of the oral traditions of the Dayak Ngaju people of Central Kalimantan in the form of a story about Bandar. This study aims to examine the narrative of the Bandar by contextualizing all aspects of the story to the socio-cultural history of the Dayak ethnic group. This study used an ethno- graphic approach. Data collection techniques used were library research, interviews, staging, recording, and transcription. The data obtained were then analyzed semiotics. The results show that Sansana Bandar is still maintained by the Dayak Ngaju community in the Kapuas Regency. The purpose of staging Sansana Bandar is so that one’s ideals can be achieved. Sansana Bandar staging requires requirements and is carried out from afternoon to morning. Sansana Bandar’s text analysis shows the in uence of cultures outside the island of Kalimantan in the life of the Ngaju Dayak community. Keywords: oral tradition, Sansana Bandar, Dayak Ngaju, Kapuas wastershed, Central Kalimantan Abstrak Sansana Bandar adalah salah satu tradisi lisan masyarakat Dayak Ngaju Kalimantan Tengah yaitu berupa cerita tentang seorang tokoh bernama Bandar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis narasicerita Bandar melalui seluruh aspek cerita yang dikaitkan dengan konteks social historis dan social budaya suku Dayak Ngaju. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnogra . Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah penelusuran pustaka, wawancara, pementasan, perekaman, dan transkripsi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara semiotik. Hasil penelitian menunjuk- kan bahwa Sansana Bandar masih dipertahankan oleh masyarakat Dayak Ngaju di wilayah Kabupaten Kapuas. Tujuan pementasan Sansana Bandar bagi tuan rumah adalah supaya cita-cita berhajat dapat tercapai. Sansana Bandar dipentaskan memerlukan persyaratan dan dilakukan pada waktu sore sampai pagi hari. Analisis teks cerita Sansana Bandar menunjukkan adanya pengaruh kebudayaan luar pulau Kalimantan dalam kehidupan masyarakat Dayak Ngaju. Kata kunci: tradisi lisan, Sansana Bandar, Dayak Ngaju, DAS Kapuas, Kalimantan Tengah 

Page 1 of 2 | Total Record : 12