cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Journal of Government and Civil Society
ISSN : 25497669     EISSN : 2579440X     DOI : -
The Journal of Government and Civil Society (JGCS) (p-ISSN 2579-4396, e-ISSN 2579-440X) is an academic journal published by Government Science Study Program, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Indonesia in collaboration with Asosiasi Ilmu Pemerintahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AIPPTM). Journal of Government and Civil Society (JGCS) published twice in a year. The focus and scope of Journal of Government and Civil Society (JGCS) are about local and regional government, governance, public services, politics, democracy and elections, civil society, and public policy.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2022): Journal of Government and Civil Society (April)" : 10 Documents clear
Rent-seeking Practices in the Budget Policymaking Processes at Local Government: Case Studies in Indonesia Salahudin Salahudin; Achmad Nurmandi; Kisman Karinda; Tinuk Dwi Cahyani
Journal of Government and Civil Society Vol 6, No 1 (2022): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v6i1.5849

Abstract

ABSTRACTThis paper tries to analyze and utilizes qualitative document content analysis as a means of understanding rent- seeking practices in fiscal policymaking processes. This study revealed that rent-seeking practices in fiscal policymaking in Malang City, Malang Regency, and Batu City, Indonesia, involved the practices of bribery, corruption, collusion, lobbying, negotiation, and transactional politics between regional leaders, bureaucrats, private actors, and political brokers. Rent-seeking practices trough informal policymaking have a strong positive correlation to corruption. It shows that corruption resulted from rent-seeking practices in fiscal policymaking in Malang City, Malang Regency, and Batu City. Transactional politics, negotiations, bribery, collusive relations, and lobbying were also involved in rent-seeking, ultimately resulting in corruption. Therefore, the new thesis of this research is that transactional relations, negotiation, collusion, bribery, and political lobbies between regional heads, bureaucracy, parliamentary politicians, brokers, and businessmen trigger corruption in the formulation of regional budget policies. This research confirms that the practices of rent-seeking take place through informal budget policy formulation, such a transactional relations, negotiation, collusion, bribery, and political lobbies that result in acts of corruption in budget policies. Keywords: Informal policymaking, fiscal politics, local government, corruption, budget policy ABSTRAKArtikel ini mencoba menganalisis dan menggunakan analisis konten dokumen kualitatif sebagai sarana untuk memahami praktik rent-seeking dalam proses pembuatan kebijakan anggaran. Studi ini mengungkapkan bahwa praktik rent-seeking dalam pembuatan kebijakan anggaran di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, Indonesia, melibatkan praktik penyuapan, korupsi, kolusi, lobi, negosiasi, dan politik transaksional antara pemimpin daerah, birokrat, aktor swasta, dan pialang politik. Praktik rent-seeking melalui pembuatan kebijakan informal memiliki korelasi positif yang kuat dengan korupsi. Hal ini menunjukkan bahwa korupsi dihasilkan dari praktik rent-seeking dalam pembuatan kebijakan anggaran di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Politik transaksional, negosiasi, penyuapan, hubungan kolusi, dan lobi juga terlibat dalam rent-seeking, yang pada akhirnya mengakibatkan korupsi. Oleh karena itu, tesis baru dari penelitian ini adalah bahwa hubungan transaksional, negosiasi, kolusi, penyuapan, dan lobi-lobi politik antara kepala daerah, birokrasi, politisi parlemen, pialang, dan pengusaha memicu korupsi dalam perumusan kebijakan anggaran daerah. Penelitian ini menegaskan bahwa praktik rent-seeking terjadi melalui perumusan kebijakan anggaran informal yaitu hubungan transaksional, negosiasi, kolusi, penyuapan,dan lobi-lobi politik yang mengakibatkan tindakan korupsi dalam kebijakan anggaran.Kata kunci: Pembuatan kebijakan informal, politik anggaran, pemerintah daerah, korupsi, kebijakan anggaran
Diffusion of Ideology and Role of Local Party Control to Understand Aceh Post-War Vellayati Hajad; Susetiawan Susetiawan
Journal of Government and Civil Society Vol 6, No 1 (2022): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v6i1.5518

Abstract

AbstractThe purpose of this work are to explore the role of ideological diffusion in the creation and maintenance of GAM 's political hegemony after the Aceh War 2005-2020 and to consider how the practice of command and control were reflected when GAM worked in political parties. The study used a qualitative method with a case study approach and the research data were collected through in-depth interviews with GAM and through journals, books, and articles in print and online. Analysis of this research using data reduction, data presentation, and conclusions/verification. Diffusion of ideology is the main strategy of GAM to win elections by continuing to receive political support from the community. The spread of political ideology were reflected in the behavior of political party, legislative and executive actors, especially when they try to control the management of the government. This research was expected to explain of the use of ideology as a political strategy through the diffusion of ideology in former conflict areas. The diffusion of ideology is a tool used by local political actors as a main strategy for gaining power. By disseminating ideology, the goal is to achieve a situation of hegemony of balance that used as a way to command and control politics. AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali peran difusi ideologis dalam penciptaan dan pemeliharaan hegemoni politik GAM pasca Perang Aceh 2005-2020 dan untuk mempertimbangkan bagaimana praktik komando dan kontrol tercermin ketika GAM bekerja di partai politik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan GAM dan melalui jurnal, buku, dan artikel baik cetak maupun online. Analisis penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Difusi ideologi merupakan strategi utama GAM untuk memenangkan pemilu dengan tetap mendapat dukungan politik dari masyarakat. Penyebaran ideologi politik tercermin dalam perilaku para aktor partai politik, legislatif dan eksekutif, terutama ketika mereka mencoba untuk mengontrol pengelolaan pemerintahan. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan penggunaan ideologi sebagai strategi politik melalui difusi ideologi di daerah bekas konflik. Difusi ideologi merupakan alat yang digunakan oleh aktor politik lokal sebagai strategi utama untuk mendapatkan kekuasaan. Dengan menyebarluaskan ideologi, tujuannya adalah untuk mencapai situasi hegemoni keseimbangan yang digunakan sebagai cara untuk memerintah dan mengontrol politik.
Transparency of Local Financial Management: Evidence from Local Governments in Indonesia Toni Nurhadianto; Slamet Sugiri
Journal of Government and Civil Society Vol 6, No 1 (2022): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v6i1.5433

Abstract

ABSTRACTThis study aims to provide empirical evidence about the influence of political competition, local independence, level of human development, and Supreme Audit Board (BPK) audit opinion on increasing transparency in local financial management in Indonesia. The research sample consisted of 436 local governments in Indonesia in 2016. The analytical method used to test the hypothesis is multiple linear regression. This study shows that local independence, level of human development, and BPK audit opinion have been proven to have a positive effect on increasing transparency in local financial management in Indonesia. On the other hand, political competition does not affect increasing transparency in local financial management in Indonesia. The results indicate that future studies should consider other factors to obtain more complete results. These include local government size, local expenditure, local government wealth, legislative size, local government complexity, level of dependence, local government financial capacity, press visibility, and local government administrative age. The findings contribute to the fundamental idea and recommendation for the government to improve Indonesia’s local financial management transparency. Keywords : Transparency, local financial management, local government ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh persaingan politik, kemandirian daerah, tingkat pembangunan manusia, dan opini audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap peningkatan transparansi pengelolaan keuangan daerah di Indonesia. Sampel penelitian terdiri dari 436 pemerintah daerah di Indonesia pada tahun 2016. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemandirian daerah, tingkat pembangunan manusia, dan opini audit BPK terbukti berpengaruh positif terhadap peningkatan transparansi pengelolaan keuangan daerah di Indonesia. Di sisi lain, persaingan politik tidak mempengaruhi peningkatan transparansi pengelolaan keuangan daerah di Indonesia. Temuan penelitian ini berkontribusi dijadikan sebagai gagasan dan rekomendasi mendasar bagi pemerintah untuk meningkatkan transparansi pengelolaan keuangan daerah di Indonesia. Kata Kunci : Transparansi, tatakelola keuangan daerah, pemerintah daerah
The Transparency Honorary Board of Election Organizers in The Violations Trial of The Election Ethics Code Organizers in Indonesia Lulu Qurrata A'yun; Nuryanti Mustari; Ahmad Harakan; Nursaleh Hartaman
Journal of Government and Civil Society Vol 6, No 1 (2022): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v6i1.5776

Abstract

ABSTRACTThe spirit of the Election Organizing Honorary Council in supporting the disclosure of public information in terms of handling violations of the election organizers’ code of ethics has been seen since 2017. This study aims to determine the transparency carried out by the Election Organizers Honorary Council in Enforcement of the Code of Ethics for Election Organizers in Indonesia. The research method used is descriptive qualitative by conducting in-depth interviews with several key informants from election organizers in Indonesia with data analysis techniques using nvivo 12 plus software. The results of the study show that the Openness of the honorary election organizers council has maximized the disclosure of public information in the implementation of the trial for violations of the election organizers’ code of ethics by doing live streaming in every trial process. Furthermore, informative indicators have also been applied in implementing the transparency of election organizers by providing easy and complete access to information. Then the disclosure of the court’s decision on the enforcement of the code of ethics is carried out in real time according to the day the case decision is issued. Keywords: Transparency, election organizers, openness of public information ABSTRAKSemangat Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dalam mendukung keterbukaan informasi public dalam hal penanganan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu telah terlihat sejak tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transparansi yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dalam Penegakan Kode etik penyelenggara pemilu di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara secara mendalam dengan beberapa informan kunci dari penyelenggara pemilu di Indonesia dengan Teknik analisis data menggunakan software Nvivo 12 plus. Hasil penelitian menujukkan Opennes (keterbukaan) Dewan kehormatan penyelenggara pemilu telah memaksimalkan keterbukaan informasi publik dalam pelaksanaan persidangan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu dengan melakukan live streaming disetiap proses persidangan. Selanjutnya indicator informative juga telah diterapkan dalam pelaksanaan transparansi penyelenggara pemilu dengan menyediakan akses informasi yang mudah dan lengkap. Kemudian indicator disclosure atau pengungkapan hasil putusan persidangan penegakan kode etik dilakukan secara real time sesuai dengan hari dikeluarkannya putusan perkara. Kata Kunci: Transparansi, penyelenggara Pemilu, keterbukaan informasi publik
Village Law, Village Government, And Community Empowerment: The Case Study in Sub-district of Kedawung, Cirebon Ros Awaliyah Rosadah; Muhammad Iqbal Bin Samadi
Journal of Government and Civil Society Vol 6, No 1 (2022): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v6i1.5268

Abstract

ABSTRACTThis study aims to analyze the effect of policy implementation of Law Number 6 of 2014 on rural community empowerment in the Kedawung Sub-district, Cirebon Regency. In this study, policy implementation was described in the bureaucratic structure. This descriptive research applied a quantitative approach. The samples used were 100 respondents, and the research method employed was the descriptive analysis method. Data were collected through the distribution of questionnaires as the main instrument. Based on the study results, the influence of communication describing the implementation of the bureaucratic structure explained the policy implementation by 49.13%. The value of the policy implementation variable could be explained largely by the bureaucratic structure. Then, simultaneously, the effect of the policy implementation of Law Number 6 of 2014 on rural community empowerment was 77.87%. Meanwhile, the remaining 22.13% that participated in determining the achievement of community empowerment were affected by other variables outside of this study. This study concludes that The implementation of Law Number 6 of 2014 concerning Villages had a significant positive effect on the empowerment of rural communities. The strongest indicator of effect was the indicator that the village government’s policies could increase people’s income. The urgency of research on community empowerment is to increase community participation and independent activities through village funds towards superior HR competitiveness and to support regional autonomy through village government which the Village Law constructs.  Keywords: Village government, policy implementation, community empowerment ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh implementasi kebijakan undang-undang nomor 6 tahun 2014 terhadap pemberdayaan masyarakat Desa di Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon. Implementasi kebijakan dijelaskan dalam struktur birokrasi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sample yang digunakan sebanyak 100 responden, kemudian metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket sebagai instrumen utama. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh komunikasi yang menjelaskan implementasi struktur birokrasi menerangkan implementasi kebijakan sebesar 49,13%. Nilai variable implementasi kebijakan dapat dijelaskan paling besar oleh struktur birokrasi. Kemudian secara simultan pengaruh implementasi kebijakan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 terhadap pemberdayaan masyarakat desa sebesar 77,87%. Sedangkan sisanya yang ikut menentukan pencapaian pemberayaan masyarakat sebesar 22,13% ditentukan oleh variabel lain di luar penelitian ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa berpengaruh positif signifikan terhadap pemberdayaan masyarakat desa. Indikator pengaruh yang paling kuat adalah indikator bahwa kebijakan pemerintah desa dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Urgensi dari penelitian tentang pemberdayaan masyarakat yaitu untuk meningkatkan partisipasi dan aktifitas mandiri masyarakat melalui dana desa menuju daya saing SDM yang unggul, dan mendukungn otonomi daerah melalui pemerintah desa yang dikontruksi UU Desa. Kata Kunci : Pemerintah desa, implementasi kebijakan, pemberdayaan masyarakat
Does COVID-19 Pandemic Transform the Performance Management of North Indralaya Sub-district Government? Faisal Nomaini; Sofyan Effendi; Oemar Madri Bafadhal; Anang Dwi Santoso
Journal of Government and Civil Society Vol 6, No 1 (2022): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v6i1.5384

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study is to illustrate how sub-district governments manage performance during a time of crisis, specifically the COVID-19 pandemic. When the pandemic struck, the government, which had been criticized for its excessive concentration on routine and administrative affairs, was at a loss for how to respond. COVID-19 requires the government to perform double duty since it must continue to deliver ordinary public services while also working harder to contain the spread of COVID-19 at all levels. Thus, performance management is critical for assuring organizational performance and managing the performance of its personnel in the face of increasing work stress and work-related weariness. This study employed a qualitative method and a case study approach in the North Indralaya sub-district government. The study’s findings indicate that, aside from implementing work- from-home policies and increasing the use of information and communication technologies in public services, the sub-district government has made few modifications to performance management. As a practical consequence, adaptive and evidence-based performance management must be implemented to enable a more rapid response to the dynamics of society as a result of the COVID-19 pandemic. Due to the qualitative nature of the current study, a future study may examine the same issue using quantitative research, assessing the influence of current performance management on employee satisfaction, performance, and motivation. Keywords: Performance management, sub-districts, Covid-19 ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana pemerintah kecamatan mengelola kinerja pada masa krisis, khususnya pandemi COVID-19. Ketika pandemi melanda, pemerintah yang dikritik karena konsentrasinya yang berlebihan pada urusan rutin dan administrasi, memiliki sedikitpengetahuan tentang bagaimana meresponsnya. COVID-19 menuntut pemerintah untuk melakukan tugas ganda, karena harus terus memberikan pelayanan publik biasa sambil juga bekerja lebih keras untuk menahan penyebaran COVID-19 di semua tingkatan. Dengan demikian, manajemen kinerja sangat penting untuk memastikan kinerja organisasi dan mengelola kinerja personelnya dalam menghadapi peningkatan stres kerja dan kelelahan terkait pekerjaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus di Pemerintah Kecamatan Indralaya Utara. Temuan studi menunjukkan bahwa, selain menerapkan kebijakan bekerja dari rumah dan meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan publik, pemerintah kecamatan hanya melakukan sedikit modifikasi pada manajemen kinerja. Sebagai konsekuensi praktis, manajemen kinerja yang adaptif dan berbasis bukti harus diterapkan untuk memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap dinamika masyarakat akibat epidemi COVID-19. Karena sifat kualitatif dari studi saat ini, studi masa depan dapat memeriksa masalah yang sama menggunakan penelitian kuantitatif, menilai pengaruh manajemen kinerja saat ini terhadap kepuasan, kinerja, dan motivasi karyawan.Kata Kunci: Manajemen kinerja, kecamatan, Covid-19
The Implementation Of Pertisun As A Policy Innovation In Absorbing Public Aspirations In Merangin Regency Pahrudin HM; Agus Mustawa; Riant Nugroho; Abdul Halim
Journal of Government and Civil Society Vol 6, No 1 (2022): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v6i1.5599

Abstract

ABSTRACTThis study aims to analyze the implementation of Pertisun as a policy innovation in Merangin Regency. The autonomy performance gives the regions sufficient flexibility in managing their territory. Its form is regional development programs based on community inputs. Various studies show that many people’s desires are not accommodated in conventional mechanisms, thus requiring innovative ways. Merangin Regency has Pertisun as a mechanism to pick up people’s aspirations, especially in remote areas. Innovation is an idea, product, information technology, institution, behaviour, values, and new practices or objects that individuals or society perceive as something new. According to van Metter and van Horn, six the performance of public policy implementation, namely: policy size and purpose, resources, characteristics of implementing agents, attitudes and variables affect tendencies of the implementers, inter-organizational communication and implementing activities, and economic, social and political environment. This study was conducted using a qualitative research approach in Merangin Regency. This study found that the implementation of the Pertisun program has been going well as innovative policy in absorbing people’s aspirations. The Pertisun program has been able to increase the role of the community in development activities, especially public aspiration in the development planning stage. Keywords: Policy implementation, policy innovation, local government, Pertisun ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Pertisun sebagai inovasi kebijakan di Kabupaten Merangin. Kinerja otonomi memberikan keleluasaan yang cukup bagi daerah dalam mengelola wilayahnya. Wujudnya adalah program pembangunan daerah yang berbasis masukan masyarakat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa keinginan banyak orang tidak terakomodasi dalam mekanisme konvensional, sehingga membutuhkan cara-cara yang inovatif. Kabupaten Merangin memiliki Pertisun sebagai mekanisme penampung aspirasi masyarakat khususnya di daerah terpencil. Inovasi adalah ide, produk, teknologi informasi, institusi, perilaku, nilai, dan praktik atau objek baru yang dirasakan oleh individu atau masyarakat sebagai sesuatu yang baru. Menurut van Metter dan van Horn, enam kinerja implementasi kebijakan publik, yaitu: ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana, sikap dan variabel yang memengaruhi kecenderungan pelaksana, komunikasi antarorganisasi dan kegiatan pelaksana, serta ekonomi, lingkungan sosial dan politik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif di Kabupaten Merangin. Kajian ini menemukan bahwa implementasi program Pertisun telah berjalan dengan baik sebagai kebijakan inovatif dalam menyerap aspirasi masyarakat. Program Pertisun mampu meningkatkan peran masyarakat dalam kegiatan pembangunan, khususnya aspirasi masyarakat dalam tahap perencanaan pembangunan. Kata Kunci: Implementasi kebijakan, inovasi kebijakan, pemerintah daerah, Pertisun
Muhammadiyah Social Movement: Networking and Philanthropy in Handling Covid-19 in Indonesia Dian Eka Rahmawati; Cahya Wulan Wulan
Journal of Government and Civil Society Vol 6, No 1 (2022): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v6i1.4177

Abstract

ABSTRACTThe government’s limited resources in dealing with the Covid-19 pandemic require civil society organizations (CSOs). Since the first outbreak of Covid-19, Muhammadiyah has become one of the CSOs active in handling Covid-19 in Indonesia. Muhammadiyah’s experience and resources are a tremendous asset to sustain the country’s limitations. One of these assets is Muhammadiyah’s philanthropic and network strength. Therefore, this study aims to find and analyze the philanthropic movement and the Muhammadiyah network. This research uses qualitative research methods, with interview and documentation data collection techniques. Interviews were conducted with several sources from MCCC and Lazismu and previous studies. The study results indicate that the extent of the network and public trust in Muhammadiyah are potent modalities for obtaining and managing resources, especially assistance. In various forms, the help of Muhammadiyah members shows a strong sense of brotherhood during the pandemic across religious, ethnic, and economic class boundaries. Assistance from various domestic and foreign donor agencies shows the trust and confidence of Muhammadiyah to manage its trust. With it, we can reach and distribute it to the grassroots level. In addition to the resources that Muhammadiyah has, many philanthropic social movements carried out during the pandemic are supported by these resources. This proves that in limitations during the Covid-19 pandemic, Muhammadiyah, as a CSO, can fill the country’s restrictions through philanthropic movements in health, economy, religion, and education. Keywords: Civil society organization (CSO), Muhammadiyah, networking, philanthropy movement ABSTRAKKeterbatasan sumber daya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 membutuhkan organisasi masyarakat sipil (ORMAS). Sejak pertama kali mewabahnya Covid-19, Muhammadiyah menjadi salah satu CSO yang aktif dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Pengalaman dan sumber daya Muhammadiyah adalah aset yang luar biasa untuk mempertahankan keterbatasan negara. Salah satu aset tersebut adalah kekuatan filantropi dan jaringan Muhammadiyah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis gerakan filantropi dan jaringan Muhammadiyah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan beberapa sumber dari MCCC dan Lazismu dan penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejauh mana jaringan dan kepercayaan publik terhadap Muhammadiyah adalah modalitas yang kuat untuk memperoleh dan mengelola sumber daya, terutama bantuan. Dalam berbagai bentuk, bantuan anggota Muhammadiyah menunjukkan rasa persaudaraan yang kuat selama pandemi melintasi batas-batas agama, etnis, dan kelas ekonomi. Bantuan dari berbagai lembaga donor dalam dan luar negeri menunjukkan kepercayaan dan keyakinan Muhammadiyah untuk mengelolanya dengan amanah. Dengan itu, dapat menjangkau dan mendistribusikannya ke tingkat akar rumput. Selain sumber daya yang dimiliki Muhammadiyah, banyak gerakan sosial filantropis yang dilakukan selama pandemi didukung oleh sumber daya tersebut. Hal ini membuktikan bahwa dalam keterbatasan di masa pandemi Covid-19, Muhammadiyah sebagai CSO dapat mengisi keterbatasan negara melalui gerakan filantropi di bidang kesehatan, ekonomi, agama, dan pendidikan. Kata Kunci: Organisasi masyarakat sipil (OMS), Muhammadiyah, jejaring, gerakan filantropi
Non-Pharmaceutical Intervention Policies in Overcoming COVID-19 in Aceh: A Cross-Sectional Online Survey Saddam Rassanjani; Aryos Nivada; Ratnalia Indriasari; Iqbal Ahmady
Journal of Government and Civil Society Vol 6, No 1 (2022): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v6i1.5618

Abstract

ABSTRACTCOVID-19, which transmitted rapidly from China, has crossed all the lands in the world, infecting people in every corner. This phenomenon has shocked the public on a large scale, ranging from the mass media; government; to individuals. This study seeks to assess the perceptions of the Acehnese regarding government policy in dealing with COVID-19 in the local realm, especially related to the implementation of non-pharmaceutical interventions (NPIs). An online survey was conducted using a semi-structured questionnaire using a non-probability snowball sampling technique to answer the abovementioned problem. Finally, the questionnaire distributed online collected as many as 264 respondents. In general, the results of the study report that respondents have a high level of compliance with the policies taken by the government in fighting the Coronavirus. Most of them claim to be ready to help their neighbors who have problems with loss of livelihood during the implementation of NPIs that require people to work at home. Interestingly, even though the community has shown willingness to follow government guidelines on quarantine and social distance, most people reject the call to worship at home. Therefore, in formulating the best policy, a comprehensive socio-economic study and cooperation from community leaders, especially religious leaders, are needed to equalize the public’s perception. Keywords: Non-pharmaceutical intervention, public policy, Covid-19, Aceh ABSTRAKCOVID-19 yang menular dengan cepat dari Cina telah melintasi seluruh daratan di dunia, menjangkiti manusia di setiap sudut. Fenomena ini telah menghebohkan publik secara besar-besaran, mulai dari media, pemerintah, hingga individu. Kajian ini berupaya mengkaji persepsi masyarakat Aceh mengenai kebijakan pemerintah dalam menangani COVID-19 di ranah lokal, khususnya terkait penerapan intervensi nonfarmasi (NPIs). Untuk menjawabnya, dilakukan survei online dengan menggunakan kuesioner semi terstruktur dengan teknik non-probability snowball sampling, dan akhirnya berhasil mengumpulkan sebanyak 264 tanggapan. Secara umum responden memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap kebijakan yang diambil pemerintah dalam memerangi virus corona. Sebagian besar dari mereka mengaku siap membantu tetangganya yang bermasalah dengan hilangnya mata pencaharian selama penerapan NPIs. Menariknya, meski masyarakat telah menunjukkan kesediaan untuk mengikuti pedoman pemerintah tentang karantina dan menjaga jarak, kebanyakan orang menolak ajakan untuk beribadah di rumah masing-masing. Oleh karena itu, dalam merumuskan kebijakan yang terbaik, diperlukan kajian sosial ekonomi yang komprehensif dan kerjasama dari tokoh masyarakat, khususnya tokoh agama, untuk menyamakan persepsi masyarakat. Kata Kunci: Non-pharmaceutical intervention, kebijakan publik, Covid-19, Aceh
Analysis of the Impact of Policy and Political Economics in The Development of The Rattan Craft Industry in Cirebon Haryono Haryono; Titik Sumarti; Didin S Damanhuri; Sofyan Sjaf
Journal of Government and Civil Society Vol 6, No 1 (2022): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v6i1.5043

Abstract

ABSTRACTThe rattan handicraft industry is growing rapidly, supported by government policies in the rattan trading system and people who have expertise and skills in managing rattan into household handicraft products. The presence of this industry creates a pattern of relations in it as a symptom of political economy, where the pattern of relations which generally involves business and political relations develops into a pattern of relations between actors in the economy itself. These actors take advantage of the rattan industry for profit (rent-seeking) improperly or through transaction processes outside the economy. The results showed that the dynamics of the rattan industry development were highly dependent on government policies in the raw rattan trading system. The production process involves exporters, pengesub, raw material traders, and local traders. The rattan industry creates a relationship pattern in the form of exploitation and cooperation with three types of socio-economic-political relations between actors in the rattan handicraft industry. Rent-seeking can be categorized into local, national, and global rent-seeking.Keywords: rattan handicraft industry, political economy, rent-seeking actorsABSTRAKIndustri kerajinan rotan berkembang dengan pesat didukung oleh kebijakan pemerintah dalam tataniaga rotan dan masyarakat yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam mengelola rotan menjadi produk-produk kerajinan rumah tangga. Hadirnya industri ini menimbulkan pola relasi di dalamnya sebagai suatu gejala ekonomi politik, dimana pola relasi yang pada umumnya melibatkan relasi bisnis dan politik berkembang menjadi pola relasi antar aktor dalam ekonomi itu sendiri. Aktor- aktor ini memamfaatkan industri rotan untuk mendapatkan keuntungan (rent-seeking) dengan tidak wajar atau melalui proses transaksi di luar ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika perkembangan industri rotan sangat tergantung dari kebijakan pemerintah dalam tataniaga rotan mentah. Proses produksi melibatkan aktor-aktor eksportir, pengesub, pedagang bahan baku dan pedagang lokal. Industri rotan menimbulkan pola relasi yang berbentuk eksploitasi dan juga Kerjasama dengan tiga tipe sosial ekonomi politik relasi aktor dalam industri kerajinan rotan. Rent seeking dapat dikategorikan ke dalam rent seeking lokal, nasional dan global.Kata Kunci: Industri kerajinan rotan, ekonomi politik, aktor rent-seeking

Page 1 of 1 | Total Record : 10