cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan
ISSN : 24431141     EISSN : 25415301     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Higiene :Jurnal Kesehatan Lingkungan menerbitkan manuskrip tentang segala aspek kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan paparan dan dampak lingkungan, serta studi terkait toksikologi dan epidemiologi lingkungan
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 3 (2018): Kesehatan Lingkungan" : 8 Documents clear
Exploring Oral Health Behavior In Residential Gunung Masigit Village with Radon Level 2030±509 Bq/m3 and 1140+ 393 Bq/m3 Azhari azhari; Ivhatry Rizky Octavia Putri Susilo; Suhardjo SItam; Merry Annisa
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 3 (2018): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.293 KB)

Abstract

Konsep sehat pada ronga mulut adalah ilmu baru dalam revolusi sosial industrialisasi untuk mencerminkan aktualisasi diri yang berkembang dan menjadi konsep dalah penialian kesehatan secara umumnya.Faktor lingkungan salah satunya radiasi pengion radon dapat mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Penelitian ini diperlukan untuk menilai perilaku masyarakat terhadap kesehatan rongga mulut yang tinggal di sumber mata air yang terpapar radon dengan berkonsentrasi terhadap penilaian individu tentang kondisi gigi dan mulutnya, perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut, dan perilaku pencarian pengobatan dalam kuesioner WHO 2013.
Management Waste in The Public Service Area of The Southern Konawe Hospital Lia Amelia; Erwin Azizi Jayadiparaja DM; Ridwan Adi Surya
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 3 (2018): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.669 KB)

Abstract

Waste from such hospital activity is likely to result in pathogenic microorganisms and toxic chemicals that cause infection and may spread to hospital environments due to inadequate health care techniques, errors in the treatment of contaminated materials and equipment, and the provision and maintenance of sanitary facilities still not good, can cause the occurrence of transmission of diseases originating from waste and declining aesthetic value. Therefore, to improve the quality of hospital services, the need for proper waste management and in accordance with established procedures. This study aims to analyze the waste management in the Regional Public Service Agency of South Konawe District Hospital.The type of this research is quantitative descriptive research. population in this research is all officer in charge of managing waste from start of room until to final disposal which amounted to 25 people. In this study using population research because the subject amounted to 25 people. The analysis used in this study uses descriptive analysis.The results show that the problem that exists on the input aspect is the head of the sanitation installation is not a minimal Diploma Kesling. But the Nutrition Diploma. Officers sent for training are only ambulance coordinator and IPRS Coordinator while management staff never participate in specific training. In the input aspect, the budget for limba management is carried out efficiency so that there is still need from the unfulfilled waste management. In the process aspect, the problem related to the waste management process itself starts from the transportation process where the officers rarely use personal protective equipment, there is no special lane, the garbage is collected for several days to be burned, also the burning that is accommodated to wait for the third party to carry the transportation.Expected To the South Konawe Hospital, it is necessary to consider following the Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 1204 / MENKES / SK / X / 2004 on the head of the sanitation installation is a minimum of Diploma 3 Environmental Health Keywords : Hospital Waste Management, Input, Output; Process
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS BAKTEOROLOGIS E.COLI SUNGAI KARANG MUMUS SERTA GEJALA DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN BANDARA KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA Putri Hatifah; Andi Anwar; Risva Risva
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 3 (2018): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.577 KB)

Abstract

Masalah pencemaran air dapat berasal dari aktivitas masyarakat yang menghasilkan limbah, sampah dan kotoran. Kondisi sanitasi yang buruk dan sulitnya mendapatkan air bersih dapat memicu timbulnya masalah kesehatan, terutama penyakit berbasis lingkungan.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengelolaan limbah rumah tangga, pengelolaan tinja dan pengelolaan sampah dengan kualitas bakteorologis E.coli sungai Karang Mumus serta gejala diare pada balita di Kelurahan Bandara. Metode penelitian adalah cross sectional. Sample berjumlah 113 responden dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Analisis data menggunakan uji Mann Whitney dan uji Korelasi koefisien Cramer.Hasil penelitian ini didapatkan hubungan pengelolaan limbah rumah tangga (p value 0,023), pengelolaan tinja (p value 0,039) dan pengelolaan sampah (0,048) dengan kualitas bakteorologis E.coli, serta pengelolaan limbah rumah tangga (p value 0,000), pengelolaan tinja (p value 0,003) dan pengelolaan sampah (0,026) dengan gejala diare pada balita.Kesimpulan, terdapat hubungan pengelolaan limbah rumah tangga, pengelolaan tinja dan pengelolaan sampah dengan kualitas bakteorologis E.coli sungai Karang Mumus serta gejala diare pada balita di Kelurahan Bandara. Saran, bagi Pemerintah dapat membangun IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal, kepada instansi kesehatan Puskesmas dapat melakukan peningkatan program penyehatan lingkungan pemukiman dan diharapkan masyarakat di Kelurahan Bandara dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Kata Kunci : Pengelolaan lingkungan, Diare, Eschericia coli
Kualitas Bakteriologis dan Higiene Sanitasi Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat Komang Try Adnyani Rahayu; Ni Luh Utari Sumadewi; Ni Putu Widya Astuti
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 3 (2018): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.682 KB)

Abstract

The existence of Drinking Water Refill Depot (DAMIU) continues to increase appropriate with the dynamics of community needs for drinking water that has good quality and safe for consumption. Although it had a low price, not all DAMIU product guaranteed safety. DAMIU as an alternative choice to fulfill the community needs for drinking water becomes a risk that harmful to health if producen did not pay attention in DAMIU hygiene and sanitation. The purpose of this study was to analyze quality of bacteriological and sanitation hygiene at refill drinking water depot in Puskesmas II West Denpasar. Design of this research is descriptive correlation with cross sectional method. Sampling technique of this research is non probability sampling technique that is purposive sampling with 16 sample people. Collection data using a worker's hygiene questionnaire and environmental sanitation at refill drinking water depot and Laboratory inspection instruments with MPN E. coli and MPN Coliform Parameters. Data processing using Chi Square test to determine whether or not the correlation between two variables. Results of the study were from 16 samples of 14 (87.5%) qualified in bacteriological quality and 13 (81.2%) qualified in sanitary hygiene. The concluded was a significant correlation between bacteriological quality and sanitation hygiene at refill drinking water depot in Puskesmas II West Denpasar (p value of 0.002 <0.05). From the results advisable for drinking water refill operators to always implement hygiene behavior that include clean living behavior and for Denpasar Health Department to keep performing its role in conducting guidance and supervision of sanitary hygiene problem DAMIU periodically both physical inspection and water quality.Keywords: DAMIU, Hygiene Sanitation, Quality of Bacteriological
Kandungan Logam Berat dan Pestisida pada Sayuran Segar di Kota Tangerang Diana Rinawati; Sofiatun Sofiatun
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 3 (2018): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.669 KB)

Abstract

Sayuran merupakan salah satu menu sehat dalam mencukupi kebutuhan gizi seimbang, baik sayuran hijau maupun sayuran berwarna lain. Lingkungan tempat tumbuh sayuran sangat mempengaruhi kualitas sayuran terutama jenis tanah dan air penyiraman. Sayuran yang tumbuh diwilayah tercemar atau disiram dengan air yang tercemar, mengindikasikan  sayuran tersebut dapat tercemar oleh bahan berbahaya terutama logam berat. Kota Tangerang Dalam Angka 2013 luas lahan di kecamatan Tangerang kota Tangerang yang dipergunakan untuk tegal/kebun/ladang seluas  90 ha dengan asumsi sebagian besar dipergunakan untuk budidaya sayuran yang tersebar dibeberapa tempat.   Banyaknya budidaya sayuran yang ditanam diatas tanah yang berdekatan dengan industri, serta penyiraman sayuran dengan air yang sudah tercemar dan penggunaan pestisida sebagai pemusnah hama, maka perlu diketahui keberadaaan logam berat dan pestisida  dalam sayuran segar di kota Tangerang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan disain cross sectional yang melibatkan patani sayur guna mengetahui kandungan pestisida dan logam berat pada sayuran yang ada di kota Tangerang melalui pemeriksaan laboratorium Balai Besar Pertanian (Balitbangtan) Cimangu Bogor. Jenis logam berat yang terdeteksi dalam sayuran segar di kota Tangerang yaitu jenis kangkung, bayam dan caisim adalah Cd (Kadmium). Residu logam berat pada sampel bayam (0,23 ppm), kangkung (0,3 ppm) berada diatas Batas Maksimum Residu yang dipersyaratkan 0,2 ppm (BSN), sedangkan caisim masih dibawah batas Baku Mutu Residu yaitu 0,19 ppm. Kandungan pestisida golongan organophosfat jenis Klorofiros terdapat pada ketiga jenis sayuran bayam, kangkung dan caisim dengan konsentrasi 0.0127 ppm, 0.0093 ppm dan 0.0188 ppm. Sedangkan Pestisida golongan organophosfat jenis Profenofos terdapat pada sayuran bayam dengan konsentrasi residu 0,0155 ppm. Menurut Permentan no 39 tahun 2015 residu pestisida yang masuk ketubuh manusia dengan nilai ADI (Acceptable Daily Intake)  masih aman kurang dari 0,015 mg/kg/hari atau sama dengan tingkat residu yang diperkirakan aman kurang dari 1 ppm. Berdasarkan permentan tersebut maka  kandungan pestisida pada sayuran kangkung, bayam dan caisim di kota Tangerang masih dibawah batas maksimal residu (BMR). Kata Kunci : residu logam berat, residu pesitisa, BMR (Baku Mutu Residu)
Pengelolaan Obat Kedaluwarsa dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Puskesmas Wilayah Kerja Kota Serang Yeti Nuryeti; Yaslis Ilyas
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 3 (2018): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.101 KB)

Abstract

Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah bahan farmasi menjadi kekhawatiran global. ditemukan jejak limbah farmasi dilingkungan akuatik memiliki potensi untuk menimbulkan efek berbahaya bagi kehidupan akuatik. Sumber yang signifikan dari pencemaran limbah farmasi di lingkungan adalah pembuangan obat kedaluwarsa yang tidak dilakukan pengelolaan sebelumnya. Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan merupakan salah satu penghasil limbah farmasi yaitu obat kedaluwarsa. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengelolaan obat kedaluwarsa di Puskesmas wilayah Kota Serang tahun 2017.Desain penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan metode observatif. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas wilayah Kota Serang. Responden penelitian adalah pengelola obat dan kepala puskesmas sebanyak 32 orang responden.Hasil penelitian diperoleh dari 32 responden yang diperiksa, diperoleh 100% tidak memiliki kebijakan pengelolaan obat Kedaluwarsa. Dari 32 responden yang diperiksa diperoleh sebanyak 20 (62,5%) responden melakukan penyimpanan obat Kedaluwarsa yang kurang baik dan 12 (37,5%) responden mempunyai penyimpanan obat kedaluwarsa yang baik. Sebanyak 28 (87,5%) responden melakukan pemusnahan obat kedaluwarsakurang baik dan sebanyak 4 (12,4%) responden memiliki pengelolaan obat kedaluwarsa yang baik dan sebanyak 32 (100%) responden melakukan pencatatan dan pelaporan obat Kedaluwarsa yang baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah di seluruh Puskesmas belum ada kebijakan tentang pengelolaan obat kedaluwarsa dan belum melakukan pengelolaan obat kedaluwarsa yang baik. Maka diperlukan pembuatan kebijakan pengelolaan obat kedaluwarsa dan meningkatkan pengawasan dan kordinasi lintas sektor. Keywords : Limbah Farmasi, Obat Kedaluwarsa, Pengelolaan, Puskesmas
Hubungan Antara Higiene Perorangan dengan Kejadian Infeksi Kecacingan pada Pemulung Sampah Usia Anak Sekolah Dasar di Tempat Pembuangan Akhir Antang Kota Makassar Muharti Syamsul; Nur Ramadani Nur
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 3 (2018): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.598 KB)

Abstract

Penyakit-penyakit infeksi di Indonesia pada umumnya masih cukup tinggi. Salah satu penyakit yang insidennya masih tinggi adalah infeksi kecacingan yakni cacing usus yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminthiasis). Hal ini terjadi mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris dengan tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, keadaan sanitasi lingkungan dan hygiene masyarakat yang masih rendah serta beriklim tropis sehingga sangat memungkinkan untuk terjadinya infeksi dan penularan kecacingan. Infeksi kecacingan biasanya insidennya paling tinggi di pedesaan, daerah kumuh, dan daerah yang padat penduduknya.Tujuan ini penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara hygiene perorangan dengan kejadian infeksi kecacingan pada pemulung sampah usia anak sekolah dasar di tempat pembuangan akhir Antang, kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini yakni seluruh pemulung usia anak sekolah dasar di tempat pembuangan akhir Antang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi kemudian besar sampel minimal diperoleh 30 anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) uji laboratorium, (2) kuesioner, (3) lembar observasi.h 19 anakrposif ngan menggunakan pendekatan katan an kejadian infeksi kecacingan pada Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan rumus statistik uji Chi-square dengan derajat kemaknaan (α= 0,05).Hasil Penelitian ini adalah ada hubungan antara kebiasaan memakai alas kaki dengan infeksi kecacingan (p=0.005), ada hubungan antara CTPS dengan infeksi kecacingan (p=0.000), ada hubungan antara kebersihan kuku dengan infeksi kecacingan (p=0.000) dan ada hubungan antara kebiasaan memakai sarung tangan dengan infeksi keacingan (p=0.019). Kata Kunci: Infeksi Kecacingan, Higiene Perorangan, Pemulung Sampah Usia, Anak SD
Timbulan Limbah Medis Padat dan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Petugas Limbah Medis Rumah Sakit X Jawa Timur Devi Ditabeliana Rachmawati; Lilis Sulistyorini
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 3 (2018): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.105 KB)

Abstract

Timbulan sampah medis rumah sakit dapat membahayakan lingkungan sekitar karena adanya risiko infeksi dari mikrobiologi dan virus. Rumah sakit yang telah melakukan pengelolaan limbah medis padat dengan tepat dan sesuai masih sangat sedikit, semakin memperbesar risiko gangguan kesehatan bagi pasien, petugas, dan masyarakat sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemusnahan limbah medis padat dan penggunaan APD serta keluhan kesehatan pada petugas. Metode penelitian adalah deskriptif observasional melalui pengukuran terhadap berat limbah medis padat dan pengamatan serta wawancara pada petugas pengelola limbah medis padat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa per hari limbah medis padat yang dihasilkan rata-rata sebanyak 506,3 kg/hari atau 85% sehingga limbah medis padat yang tidak dibakar rata-rata 76,8 kg/hari atau 15%. Petugas pengelola limbah medis padat telah menggunakan seluruh APD yang disediakan oleh rumah sakit, namun rumah sakit belum menyediakan APD lengkap. Bagi pihak rumah sakit disarankan untuk melakukan perbaikan segera untuk insinerator untuk memaksimalkan kinerja insinerator dan melengkapi ketersediaan APD sehingga kedepannya tidak menyebabkan risiko lain.

Page 1 of 1 | Total Record : 8