cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Mesencephalon
ISSN : 22525637     EISSN : 22525637     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Mesencephalon merupakan jurnal yang memuat artikel ilmiah dalam bidang kesehatan baik dari hasil penelitian, studi kasus maupun literature review. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen Malang dan terbit sebanyak dua kali dalam setahunnya yaitu pada bulan April dan Oktober. Redaksi Jurnal Kesehatan Mesencephalon menerima artikel ilmiah yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Artikel ilmiah yang masuk ke Tim redaksi akan dilakukan proses penyuntingan oleh tim redaksi dan tim reviewer. Artikel ilmiah yang memenuhi tata aturan, akan dipublikasikan dalam jurnal kesehatan mesencephalon.
Arjuna Subject : -
Articles 112 Documents
ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP KEMAMPUAN NON TEKNIS DALAM PELAKSANAAN KEGAWATAN NEONATAL Ni Luh Diah Ayu Sita Dewi; Ali Haedar, Ahsan
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.076 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.28

Abstract

Abstract : The ratio of neonatal mortality rate increases with the number of births. The quality of the emergency of neonatal treatment with adequate facilities supported capacity of health personnel in the management of neonatal emergency is very important. Emergency nurse competence consists of: cognitive, clinical skills, and non-technical skills. Non-technical skills or soft skills, namely: communication, teamwork, situation awareness, leadership and decision-making and stress management. They still lack the training and learning curriculum non technical capability in the handling of the emergency of neonatal into inaccuracies in implementing the emergency of neonatal handling competence. Characteristics demographic is very influential in the implementation of the competence and performance of the emergency of neonatal nurses. The aim of this research is to analyze the characteristics of nurses to non technical capabilities in the implementation of the emergency of neonatal health center PONED. The design was cross-sectional sampling using purposive sampling technique. The number of study subjects consisted of 153 respondents. Instruments used in the form Closed Ended instrument. Based on the test results with Cross Table p value p> 0.05 characteristics of the training and continuing education, long work experience, and employment status of nurses is not related to the ability of non-technical nurses. Characteristics middle adulthood, the sex of male nurses (p <0.05) related to the non-technical abilities of nurses though not significant. Characteristics of respondents with education level S1 nursing significantly related to non technical capabilities of nurses in the decision-making capability variables. The conclusion of this study is characteristic of primary education nursing nurses correlate significantly on the ability of non-technical in neonatal emergency handler. Nursing implications of this research are expected to be upgraded non-technical ability to repair competence in the handling of the emergency of neonatal nurses.Keywords : demographics, skills, neonatal, non-technical, emergency, nurse Abstrak : Rasio angka mortalitas neonatal meningkat seiring peningkatan jumlah kelahiran. Kualitas penanganan kegawatan neonatal dengan fasilitas memadai ditunjang  kemampuan tenaga kesehatan dalam penanganan kegawatan  neonatal sangat penting. Kompetensi perawat kegawatan terdiri dari : kognitif, keterampilan klinis, dan keterampilan non teknis. Keterampilan non teknis atau soft skill yaitu :komunikasi, kerjasama tim, kesadaran situasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan manajemen stres. Masih minimnya pelatihan dan kurikulum pembelajaran kemampuan non teknis dalam penanganan kegawatan neonatal menjadi ketimpangan dalam melaksanakan kompetensi penanganan kegawatan neonatal. Karakteristik demografi sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kompetensi dan performa perawat kegawatan neonatal. Tujuan dari penelitian ini menganalisis karakteristik perawat terhadap kemampuan non teknis dalam pelaksanaan kegawatan neonatal di Puskesmas PONED. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah subyek penelitian terdiri dari 153 responden. Instrumen yang digunakan berupa Closed Ended Instrumen. Berdasarkan hasil uji dengan Cross Table nilai p value p>0.05 karakteristik pelatihan dan pendidikan lanjut, lama pengalaman kerja, dan status kepegawaian perawat tidak berhubungan terhadap kemampuan non teknis perawat. Karakteristik usia dewasa pertengahan, jenis kelamin laki-laki perawat (p<0,05) berhubungan terhadap kemampuan non teknis perawat walau tidak signifikan. Karakteristik responden dengan tingkat pendidikan S1 keperawatan berhubungan secara signifikan terhadap kemampuan non teknis perawat pada variabel  kemampuan pengambilan keputusan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah karakteristik  pendidikan dasar keperawatan perawat berhubungan secara signifikan terhadap kemampuan non teknis dalam penanganan kegawatan neonatal. Implikasi keperawatan dalam penelitian ini adalah diharapkan kemampuan non teknis ditingkatkan untuk perbaikan kompetensi perawat dalam penanganan kegawatan neonatal. Kata kunci : demografi, ketrampilan, neonatal, non teknis, kegawatan, perawat
ANALISIS PERUBAHAN HEMODINAMIKA TUBUH PADA PASIEN HIPERGLIKEMIA DENGAN TERAPI REHIDRASI DI IGD RSUD DR. ISKAK TULUNG AGUNG Erik Irham Lutfi; Titin Andri Wihastuti; Heri Kristianto
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.305 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i2.49

Abstract

Abstract : Disease patterns change in the World led to significant increases of non infectious diseases, one of which is DM hyperglycemia with Indonesian rank fifth in the World. Uncontrolled DM hyperglycemia will lead an increase in osmolarity that will disrupt the body's fluid and electrolyte balance. The primary management of hyperglycaemia according to ADA is by fluid rehydration therapy. Successful replacement of rehydration fluids can be seen by monitoring continuous and sustained of hemodynamics. This study aims is to analyze the changes in hemodynamics in hyperglycemia patients receiving rehydration therapy.This study included into comparative studies with a cohort approach. The number of samples in this study as many as 56 respondents. Date collection using consecutive sampling technique. From the result of the research based on the bivariate analysis test, there is no change in the hemodynamic variables with p value for each hemodynamic research variable more than 0.005 (p value of pulse frequency variable = 0,825, p value of respiratory frequency = 0,434, p value of systolic blood pressure = 0,534, p value of oxygen saturation = 0,007 and p value of consciousness = 0,368). Changes in osmolarity occur due to a decrease in blood glucose levels after fluid rehydration. This further proves that rehydration therapy is very effective in lowering blood glucose levels (hyperosmolarity) in the blood. Continuous osmolarity and hemodynamic examination is needed for hyperglycemic patients receiving rehydration therapy to determine the effect of rehydration therapy and to know the side effects of rehydration therapy so that prevention can be done to avoid problems causing emergency situations.Keywords : Rehydration Therapy, Osmolarity, Hemodynamics Abstrak : Perubahan pola penyakit di dunia dengan angka penyakit tidak menular mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular di Indonesia, yang meningkat salah satunya adalah penyakit DM dengan Indonesia berada pada peringkat ke lima di Dunia. DM Hiperglikemia yang tidak terkontrol akan menyebabkan peningkatan osmolaritas yang akan menganggu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Tatalaksana utama hiperglikemia menurut ADA adalah dengan terapi rehidrasi cairan. Keberhasilan penggantian cairan rehidrasi dapat dilihat dengan melakukan pemantauan secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan hemodinamika tubuh pada pasien hiperglikemia yang mendapatkan terapi rehidrasi. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian komparatif dengan pendekatan cohort. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak  56 responden dengan pengambilan data menggunakan teknik consecutive sampling. Dari hasil penelitian berdasarkan uji analisis bivariat tidak terlihat perubahan pada variabel hemodinamika tubuh dengan p value untuk masing-masing variabel penelitian hemodinamika lebih dari 0,005 (p value variabel frekuensi nadi = 0,825,  p value frekuensi pernapasan = 0,434, p value variabel tekanan darah sistolik  = 0,534, p value variabel saturasi oksigen = 0,007 dan p value variabel kesadaran = 0,368). Perubahan osmolaritas terjadi  akibat adanya penurunan kadar glukosa darah setelah dilakukan rehidrasi cairan. Hal ini semakin membuktikan bahwa terapi rehidrasi sangat efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah (hiperosmolaritas) di dalam darah. Pemeriksaan osmolaritas dan hemodinamika yang berkesinambungan sangat diperlukan bagi pasien hiperglikemia yang mendapatkan terapi rehidrasi untuk mengetahui efek terapi rehidrasi maupun untuk mengetahui efek samping dari terapi rehidrasi sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan agar tidak menjadi permasalahan yang menimbulkan situasi kegawat daruratan.Kata kunci : Terapi Rehidrasi, Osmolaritas, Hemodinamika
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELF EFFICACY PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN RESUSITASI PADA PASIEN HENTI JANTUNG Kusno Ferianto; Ahsan, Ika Setyo Rini
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 2, No 4 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.653 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v2i4.10

Abstract

Abstrak : Henti jantung merupakan kasus kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa jika tidak mendapatkan penanganan yang segera dan baik dari perawat. Self efficacy perawat menjadi fakctor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam melaksanakan resusitasi henti jantung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang mempengaruhi self efficacy perawat dalam melaksanakan resusitasi pada henti jantung. Desain penelitian yang digunakan  adalah  analitik korelatif dengan  pendekatan  cross  sectional  terhadap 30 Perawat IGD RSUD dr. R. Koesma Tuban. Pengumpulan data menggunakan tehnik total sampling dengan .Iinstrumen yang akan digunakan adalah kuisioner standar Perawat Karir, OSS-3, PSS Score dan GSE Score. Analisis menggunakan uji koefisien kontingensi dan regresi logistik. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat hubungan antara mastery experience dan verbal persuasif dengan self efficacy perawat dalam melaksanakan resusitasi henti jantung. Koefisien signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,015 dan 0,013 dimana lebih kecil dari 0,05 sehingga menimbulkan hubungan yang bermakna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mastery experience dan verbal persuasive merupakan fakctor yang mempengaruhi self efficacy. Oleh karena itu, perawat perlu meningkatkan self efficacy dalam melaksanakan resusitasi pada henti jantung dengan cara pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan.Kata Kunci: self efficacy, henti jantung, perawat, resusitasi
PERAN KELUARGA DALAM MEMANTAU KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT Saiful Nurhidayat
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.379 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.38

Abstract

Abstract : Hypertension or high blood pressure is an abnormal increase in blood pressure in the arteries continuously over a period. The dangers of hypertension can lead to damage to various organs including kidneys, brain, heart, eye, causing vascular resistance and stroke. Hypertension takes care of the old and continuously. One effective way to lower blood pressure is to obediently take medicine so that it takes the role of families in monitoring patients taking the medication. With the participation of the family are expected to hypertension sufferers can be controlled. This study aims to determine the family's role in monitoring the adherence of hypertensive patients. The study was conducted in rural communities Slahung Ponorogo, a representative sample of 53 respondents taken by purposive sampling. Quantitative design with cross sectional design of the study the family's role in monitoring the adherence of hypertensive patients. Instruments in this study using questionnaires and observation sheets. The results of 53 respondents obtained the majority of the 29 respondents (55%) has the role of both families and 24 respondents (45%) families have a bad role in monitoring medication adherence. Age and education contribute to determining the role family. Intermediate (41-60 years old) and college education contribute to determining the role well. Conversely > 61 years of elementary education and contribute in a bad role.Keywords : the role of the family, medication adherence, hypertension. Abstrak : Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Bahaya hipertensi dapat memicu rusaknya berbagai organ tubuh diantaranya: ginjal, otak, jantung, mata, menyebabkan resistensi pembuluh darah dan stroke. Penyakit hipertensi membutuhkan perawatan yang lama dan terus menerus. Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan patuh minum obat sehingga dibutuhkan peran keluarga dalam memantau minum obat penderita. Dengan adanya peran serta keluarga diharapkan penyakit hipertensi penderita dapat terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dalam memantau kepatuhan minum obat penderita hipertensi. Penelitian dilakukan pada masyarakat desa Slahung Ponorogo,sampel representatif sejumlah 53 responden diambil secara Purposive Sampling. Desain kuantitatif dengan rancangan Cross sectional yang mempelajari peran keluarga dalam memantau kepatuhan minum obat penderita hipertensi. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian dari 53 responden didapatkan sebagian besar 29 responden (55 %) keluarga mempunyai peran baik dan 24 responden (45 %) keluarga mempunyai peran buruk dalam memantau kepatuhan minum obat. Faktor usia dan pendidikan berkontribusi dalam menentukan peran keluarga. Usia madya (41-60 tahun) dan jenjang pendidikan perguruan tinggi berkontribusi dalam menentukan peran baik. Sebaliknya > 61 tahun dan jenjang pendidikan SD berkontribusi dalam peran buruk.Kata Kunci : peran keluarga, kepatuhan minum obat, penyakit hipertensi.
HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT STRES PADA REMAJA Ahsan Ahsan; Shofi Khaqul Ilmy
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.527 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v4i1.70

Abstract

Abstract : One of the stress experienced by adolescents is development. Adolescent development task focused in efforts to leave the attitude and behaviour of the childhood to adulthood.Thus, the task of adolescent emotional development became one of the sources stressor in adolescents.This study aims to know the relationship between the fullfilment of emotional development task with levels of stress in SMA Negeri 1 Sumberpucung’s adolescents.Observational studies using cross-sectional design conducted to adolescents in SMA 1 Sumberpucung.The sampling technique used is stratified random sampling with a total of 222 respondents and divided in each class and program. Results showed the correlation value is -0.519. This study concluded there is a relationship between the fulfillment of emotional development task with level of stress in SMA Negeri 1 Sumberpucung’s adolescents by moderate level in correlation and inverse relationship. Based on these results, it is recommended to use design with a more objective measurement, instrument which is more specific and objective, and applied to other development phases. Keywords : emotional development tasks, stress, adolescents. Abstrak : Stres yang dialami oleh remaja salah satunya adalah perkembangan. Tugas perkembangan remaja difokuskan upaya meninggalkan sikap dan perilaku masa anak-anak dan menuju masa dewasa. Sehingga tugas perkembangan emosional remaja menjadi salah satu sumber stresor pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemenuhan tugas perkembangan emosional dengan tingkat stres pada remaja SMA Negeri 1 Sumberpucung. Studi observasional menggunakan desain cross-sectional dilakukan pada remaja SMA Negeri 1 Sumberpucung. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling dengan total sebanyak 222 orang responden dan dibagi dalam setiap kelas dan program. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar -0,519. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pemenuhan tugas perkembangan emosional dengan tingkat stres pada remaja SMA Negeri 1 Sumberpucung dengan tingkat korelasi sedang dan hubungan yang  terbalik. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar menggunakan desain dengan pengukuran yang lebih objektif, instrumen yang lebih spesifik dan objektif, dan diterapkan pada fase perkembangan yang lain. Kata kunci : tugas perkembangan emosional, stres, remaja
HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT STRES PASIEN HIV/AIDS Pria Wahyu Romadhon Girianto, Wiwik
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.279 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.29

Abstract

Abstract : HIV/AIDS was one of psychosocial stressors in a person's life, because the disease was classified as chronic. The aims to determine the correlation between family support and HIV/AIDS patient stress level in Melati Ward Kediri General Hospital. Design was used correlation analytic with cross sectional approach. 20 respondents was taken by accidental sampling technique. Data were analyzed with Spearman rank test  0.05. The results showed nearly all respondents 80.0% less to get psychological support from family, and nearly half of the respondents 30.0% with moderate stress levels. Spearman rank test was obtained p value =0.024 that means there is a correlation between family support and HIV/AIDS patient stress level. Correlation coefficient was moderate (r = -0.503) with a negative direction. The level of stress on HIV/AIDS patient depends on their family support. The family as a support system of HIV/AIDS patient should be provide both moriil and material support to prevent high level of stress on HIV/AIDS.Keywords : family support, stress levels, HIV/AIDS Abstrak : Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu stressor psikososial dalam kehidupan seseorang, karena penyakit ini tergolong kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres pasien HIV/AIDS di Ruang Melati RSUD Kab Kediri. Desain penelitian menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan cross Sectional. Didapatkan sampel 20 respondendengan teknik accidental sampling. Data di analisis dengan uji rank spearman dengan =0,05. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden (80%) kurang mendapatkan dukungan psikososial dari keluarga dan hampir setengah responden 30,0% dengan tingkat stress sedang. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,024 artinya ada hubungan dukungan psikososial keluarga dengan tingkat stres pada HIV/AIDS dengan nilai kekuatan hubungan sedang dan arah negative (r = -0,503). Tingkat stress pasien HIV tergantung padakoping masing-masing individu, dan dukungan keluarga hanya dapat sedikit membantu meringankan beban pasien. Keluarga sebagai pendamping terdekat pasien harus selalu siap memberikan bantuan baik moriil maupun materiil.Kata kunci : dukungan keluarga, tingkat stres, HIV/AIDS
EFEKTIFITAS VITALPAC EARLY WARNING SCORING SEBAGAI DETEKSI DINI PERBURUKAN PASIEN ACCESS BLOCK DI IGD dr. ISKAK TULUNGAGUNG Zaky Soewandi Ahmad; Setyowati Soeharto; Mukhamad Fathoni
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.805 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i2.50

Abstract

Abstract : The prolongation of length of stay access block patients in emergency department (ED) can cause the risk of deterioration. Currently there is no study to prove the accuracy of any early warning system on a group of patient who are waiting for inpatient beds in ED. The purpose of this study was to validate the performance of detecting patient deterioration using  vitalpac early warning scoring (ViEWS) for inpatient beds in ED. This prospective, an observational study was carried out over 1 month in ED of Dr.Iskak Hospital in adult and older patient presenting to the ED. The VIEWS were calculated using the recorded physiological parameters of patient. Deterioration  were used as the primary outcomes. Out of a total of 75 access block patients, 24% of them had deterioration in ED. Result analysis from Test of Contingency Coefficient in this research represented that significant correlation between ViEWS value with deterioration of access block patients which is p-value <0,05. Comparative results in AUC represented that ViEWS had AUC value (0,967), sensitivity (0,889), specificity (0,965). The conclusion is the composite ViEWS was perform well in detection of early deterioration in ED.Keyword : vitalpac early warning scoring, deterioration, access block Abstrak : Memanjangnya lama waktu tinggal pasien access blockdi IGD dapat menyebabkan resiko perburukan. Saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan efektifitas dari deteksi dini pada pasien yang menunggu rawat inap di instalasi gawat darurat (IGD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas vitalpac early warning scoring (ViEWS)sebagai deteksi dini pasien access blockdi IGD. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain studi prospektif yang dilakukan selama 1 bulan di IGD RSUD Dr. Iskak Tulungagung.Skoring VIEWSmenggunakan parameter fisiologis pasien.Outcome utama dari penelitian ini adalah perburukan pasien access block dalam 24 jam.Dari 75 pasien access block, 24% diantaranya mengalami perburukan di IGD. Hasil analisis Uji Koefisien Kontigensi penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara nilai VIEWS dengan perburukan pasien access block dengan p-value< 0,05. Hasil komparatif AUC menunjukkan bahwa ViEWS memiliki nilai AUC (0,967), sensitivitas (0,889), spesifitas (0,965) Oleh karena itu ViEWS efektif sebagai deteksi dini perburukan pasien di IGD.Kata Kunci : vitalpac early warning scoring, perburukan, access block
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERAWAT GAWAT DARURAT Karyo, Ahsan, Setyoadi
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 2, No 4 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.329 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v2i4.11

Abstract

Abstrak: Kinerja perawat merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan pelayanan di rumah sakit. Kinerja dipengaruhi oleh kemampuan tenaga kerja, motivasi kerja, dukungan yang diterima (kepemimpinan), keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja perawat gawat darurat. Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan waktu (Cross Sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat instalasi gawat darurat RSUD dr. R. Koesma Tuban, RSNU Tuban dan RS Medika Mulia Tuban. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 perawat dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu simple random sampling. Uji bivariat yang digunakan adalah uji Spearmen dan menggunakan uji regresi linier sebagai uji multivariat. Dari hasil analisis diketahui faktor yang berhubungan adalah kemampuan dan keterampilan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi kuat (r =0,678), faktor Kepemimpinan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang kuat (r=0,662), faktor budaya organisasi (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang sangat kuat (r=0,854), sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah pengalaman (p=0,872). Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah kemampuan dan keterampilan, kepemimpinan, budaya organisasi, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pengalaman. Sebaiknya perawat Instalasi Gawat Darurat lebih memahami dan mampu menerapkan metode pendekatan budaya organisasi dalam malaksanakan tugas dan kinerja sehari-hari, sehingga dapat menjadi contoh untuk petugas kesehatan yang lain. saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan pendekatan teori tentang budaya organisasi dan kinerja yang lain. Kata kunci: kinerja, kemampuan, keterampilan, budaya organisasi, kepemimpinan
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OUTCOME PASIEN CEDERA KEPALA YANG DIRUJUK DI IGD RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG MELALUI PENDEKATAN MODEL INTERPERSONAL NURSINGHELDEGRAD E. PEPLAU Nanang Bagus Sasmito; Titin Andri Wihastuti; Heri Kristianto
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.565 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i2.41

Abstract

Abstract : Head injuries will affect more serious disorder compared with other organ traumatic. Lack of nurse competences, particularly on identify the early sign of critical head injuries and misunderstood of onset head injuries happened with the patient, will cause delays to give precise treatment and decision for the patient, such as giving reference to other hospital. The objective of this study is to analyze the influencing factor related to outcome of head injury patient in RSUD dr. Iskak Tulungagung using Interpersonal Interpersonal Nursing Model by Heldegrad E. Peplau approach. This research used analytical analytics comparative with cross-sectional approch. The data collected by purposive sampling and finally 78 respondent were included in this research. With regard to outcome of head injury patient whose referenced in, the bivariat analysis result showed conditions patients a head injury (p-value 0,005), assistance referral (p-value 0,042), the distnace referral (p value 0,020), and time referral (p value 0,006). In addition, the regression analysis showed variable pattients condition the most dominant relating to outcome patients a head injury referred (p value 0,001 and OR 16.184). The decrease of GCS value for patients who reference at other hospital indicated the deterioration of their condition. Hence, the values of GCS was important indication to be noticed.When in every phase in interpersonal nursing implementation well in patients referred to a head injury, so outcome head injuries with the glasgow outcome scale would be good.Key Word : Outcome Patient Head Injuries, Referrals, Interpersonal Nursing. Abstrak : Cedera kepala akan memberikan gangguan yang sifatnya lebih kompleksbila dibandingkan dengan trauma pada organ tubuh lainnya. Minimnya kompetensi yang dimiliki perawat dalam mengenali tanda dini kegawatan cedera kepala dan tidak memahami onset cedera kepala yang dialami oleh korban memberi dampak pada keterlambatan tindakan segara yang harus diberikan kepada pasien cedera kepala, salah satunya dalam membuat keputusan rujukan.Beberapa hal yang dapat mengurangi dampak dari pelaksanaanrujukan pasien yang tidak optimal, perlu disusun manajemenrujukan pasien gawat darurat yang berfungsi sebagai kerangka acuan bagi petugas kesehatan terlebih lagiperawat. Salah satu teori model keperawatan yang menunjang dan mengembangkan pelaksanaan rujukan adalah teori interpersonal relations in nursingdari Heldegard E Peplau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala yang dirujuk di IGD RSUDdr. Iskak Tulungagung melalui pendekatan model interpersonal nursing Heldegrad E. Peplau. Metode dalam penelitian ini adalah analitik komparatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 78 responden dengan menggunakan purposive sampling. Dari analisis bivariat faktor yang berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala yang dirujuk adalah tingkat kesadaran pasien cedera kepala (p value 0,005), pendampingan saat merujuk (p value 0,042), jarak rujukan (p value 0,020) dan faktor waktu yang ditempuh (p value 0,006). Hasil analisis uji regresi logistik menunjukkan faktor kondisi pasien yang paling dominan berhubungan dengan outcome pasien cedera kepala yang dirujuk (p value 0,001 dan nilai OR 16.184). Pasien cedera kepala mengalami penurunan nilai GCS pada saat dirujuk merupakan petunjuk bahwa terjadi perburukan kondisi pasien, sehingga nilai GCS menjadi parameter yang penting utnuk diperhatikan. Sehingga apabila dalam setiap fase dalam interpersonal nursing dapat dilaksanakan dengan baik pada pasien cedera kepala yang dirujuk, maka outcome cedera kepala dengan penilaian glasgow outcome scale akan baik.Kata Kunci : Outcome Pasien Cedera Kepala, Rujukan, Interpersonal Nursing.
HUBUNGAN FREKUENSI MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT Saiful Nurhidayat
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.606 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v4i1.71

Abstract

Abstract : A person is said to be a smoker if he has smoked at least 100 cigarettes. A person smoking more than a pack of cigarettes a day becomes 2 times more prone to hypertension than those who do not smoke.. Dangers of hypertension trigger the destruction of organs including: kidney, brain, heart, eyes, cause blood vessel resistance and stroke.The purpose of this study is to get a picture of the frequency of smoking, knowing the incidence of hypertension and analyzing the smoking frequency relationship with the incidence hypertension in the community. The study was conducted on the community of RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo, a sample of 30 respondents using Purposive Sampling. Quantitative design with a cross sectional design to study the frequency of smoking and the incidence of hypertension. Instruments use questionnaires and observation sheets. Univariate analysis uses frequency distribution and bivariate analysis with chi square test with α = 0.05. To analyze the strength of the relationship with the coefficients contengency. Result of research of smoking frequency mostly (63,3%) or 19 people medium category. The incidence of hypertension 40% or 12 respondents had moderate hypertension. There is a relationship between the frequency of smoking with the incidence of hypertension RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo with the closeness of the relationship mild. It is expected the community RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo to reduce the number of cigarettes smoked each day in stages so that blood pressure can be lowered or controlled. Keywords : frequency of smoking, hypertension disease. Abstrak : Seseorang dikatakan perokok jika telah menghisap minimal 100 batang rokok. Seseorang menghisap rokok lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan terhadap hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok. Bahaya hipertensi memicu rusaknya organ tubuh diantaranya : ginjal, otak, jantung, mata, menyebabkan resistensi pembuluh darah dan stroke. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang frekuensi merokok, mengetahui kejadian hipertensi dan menganalisis hubungan frekuensi merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat. Penelitian dilakukan pada masyarakat RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo, sampel sejumlah 30 responden menggunakan purposive sampling. Desain kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional untuk mempelajari frekuensi merokok dan kejadian hipertensi.Instrumen menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi  dan analisis  bivariat dengan uji chi square  dengan α=0,05. Untuk menganalisis kekuatan hubungan dengan KK. Hasil penelitian frekuensi merokok sebagian besar (63,3%) atau 19 orang kategori sedang. Kejadian hipertensi 40% atau 12 responden mengalami hipertensi sedang. Terdapat hubungan antara frekuensi merokok dengan kejadian hipertensi Masyarakat RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo dengan keeratan hubungan ringan. Diharapkan masyarakat RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo untuk mengurangi jumlah rokok yang dihisap setiap hari secara bertahap agar tekanan darah dapat diturunkan atau terkontrol.  Kata Kunci : frekuensi merokok, penyakit hipertensi

Page 2 of 12 | Total Record : 112