cover
Contact Name
Ahmad Nimatullah Al-Baarri, PhD
Contact Email
redaksi@ift.or.id
Phone
-
Journal Mail Official
redaksi@ift.or.id
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013" : 9 Documents clear
POTENSI PENERAPAN TEPUNG UBI JALAR DALAM PEMBUATAN BAKSO SAPI Isye Jean Liur; A F Musfiroh; M Mailoa; R Bremeer; V P Bintoro; Kusrahayu Kusrahayu
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.593 KB)

Abstract

Pengolahan ubi jalar menjadi tepung dapat meningkatkan diversifikasi produk pangan dan dapat memberi nilai tambah dan mengangkat ubi jalar menjadi komoditas yang bernilai tinggi. Selain itu, pengolahan ubi jalar menjadi tepung, diharapkan dapat mengurangi jumlah ubi jalar yang terbuang percuma karena rusak ataupun busuk karena dapat berguna sebagai bahan utama olahan produk pertanian maupun sebagai bahan suplemen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui sifat kimia dari tiga jenis tepung ubi jalar. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari satu faktor yaitu jenis ubi jalar dengan tiga taraf perlakuan yaitu: A1 (Tepung ubi jalar putih), A2 (Tepung ubi jalar kuning), dan A3 (Tepung ubi jalar ungu). Peubah yang diamati berupa kandungan air, abu, karbohidrat dan protein. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, perbedaan jenis ubi jalar menunjukkan sifat kimia tepung yang berbeda antara lain; tepung ubi jalar putih (A1) memiliki kandungan karbohidrat dan kandungan protein tertinggi masing-masing sebesar 98,37 persen dan 1,31 persen. Tepung ubi jalar kuning (A2) memiliki nilai kadar air yang rendah sebesar 11,04 persen, sedangkan tepung ubi jalar ungu (A3) memiliki nilai kadar abu yang tinggi sebesar 2,03 persen. Berdasarkan hal tersebut,  diperoleh bahwa tepung ubi jalar ungu yang terbaik, selanjutnya tepung ubi jalar ungu disubtitusikan ke dalam bakso. Subtitusi terbaik tepung ubi jalar ungu ke dalam bakso sebanyak 40%. Hasil subtitusi menghasilkan bakso yang kenyal. Kekenyalan ini karena terjadi perpaduan yang baik antara ubi jalar ungu dengan tapioka. Menurut Santosa (2006) rasio amilosa dan amilopektin tepung ubi jalar ungu dengan tapioka berbading terbalik.
DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN ZAT GIZI FORMULA TEPUNG TEMPE DENGAN PENAMBAHAN SEMI REFINED CARRAGEENAN DAN BUBUK KAKAO Februadi Bastian; E Ishak; A B Tawali; M Bilang
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.558 KB)

Abstract

Tempe merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang berasal dari kedelai. Tempe memiliki nilai gizi dan daya cerna yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai. Produk turunan tempe masih sangat kurang, karena selama ini tempe langsung dikonsumsi dalam bentuk gorengan atau direbus. Penelitian ini dilakukan untuk membuat produk turunan tempe yaitu formula tepung tempe, kemudian dianalisis daya terimanya yang  meliputi rasa, aroma, dan tekstur; serta kandungan gizi. Penelitian ini terbagi atas dua tahap, pada tahap pertama akan ditentukan berapa persen penambahan semi refine carragenan (SRC) untuk meningkatkan kestabilan larutan formula tepung tempe. Pada tahap kedua, akan dilihat penerimaan panelis terhadap formula tepung tempe dengan penambahan bubuk kakao. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan penambahan SRC 4% (b/b) atau 1 g dari berat formula tepung tempe 25 g merupakan penambahan SRC terbaik dengan tingkat kestabilan larutan sebesar 71%. Penambahan bubuk kakao terbaik yaitu dengan penambahan 9% (b/b). Produk formula tepung tempe ini memiliki kandungan gizi protein 21,7%; lemak 13,65%; serat 5,18%; air 3,02%; abu 6,44%; dan karbohidrat 50,18%.
PENURUNAN KUALITAS TELUR AYAM RAS DENGAN INTENSITAS WARNA COKLAT KERABANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN N Jazil; A Hintono; Sri Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.895 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penurunan kualitas telur ayam ras yang memiliki intensitas warna coklat kerabang yang berbeda selama penyimpanan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi dalam RAL dengan lama penyimpanan (segar,1 minggu penyimpanan, dan 2 minggu penyimpanan) sebagai petak utama dan intensitas warna coklat kerabang (coklat tua, coklat, dan coklat muda) sebagai anak petak. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali, telur yang digunakan dalam percobaan dianggap homogen dalam hal strain induk, umur induk, dan berat telur. Hasil analisis ragam dengan bantuan software SPSS 16.0 menunjukkan bahwa lama penyimpanan sebagai petak utama berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap susut berat telur, nilai Haugh Unit dan ukuran rongga udara. Intensitas warna coklat kerabang telur sebagai anak petak juga berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap susut berat telur, nilai Haugh Unit dan ukuran rongga udara. Penyusutan berat telur tertinggi terjadi pada telur yang disimpan selama 2 minggu, nilai Haugh Unit tertinggi pada telur segar dan ukuran rongga udara terbesar adalah telur yang disimpan selama 2 minggu. Telur dengan warna kerabang coklat muda menunjukkan penurunan kualitas tertinggi untuk susut berat, Haugh Unit dan ukuran rongga udara selama 2 minggu penyimpanan jika dibandingkan dengan telur yang memiliki intensitas warna kerabang coklat dan coklat tua. Semakin muda warna coklat kerabang telur semakin cepat terjadi penurunan kualitas telur selama penyimpanan.
KARAKTERISTIK MIKROBIOLOGIS, KIMIA, FISIK DAN ORGANOLEPTIK SUSU PASTEURISASI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN AILERU (Wrightia calycina) SELAMA PENYIMPANAN Centhya Victorin Maitimu; A M Legowo; A N Al-Barrii
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.056 KB)

Abstract

Penelitian susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun Aileru selama penyimpanan telah dilakukan untuk mengetahui konsentrasi daun Aileru yang tepat dalam mempertahankan mutu susu pasteurisasi, dan pengaruhnya terhadap karakteristik mikrobiologis (total mikroba), kimia (kadar protein, profil protein, kadar lemak dan kadar laktosa), fisik (nilai pH dan total asam) dan organoleptik (warna, tingkat kesukaan, aroma dan konsistensi) susu pasteurisasi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak, Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, serta Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan UNIKA Soegijapranata Semarang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial yang terdiri atas 2 (dua) faktor, faktor pertama (A) adalah konsentrasi daun Aileru yang terdiri dari 4 taraf perlakuan (0%, 7,5%, 10%, 12,5%) dan faktor kedua (B) adalah lama penyimpanan yang terdiri dari 4 taraf perlakuan (0 jam, 5 jam, 10 jam, 15 jam), masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali. Data dianalisa secara statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA), apabila terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (UBNJ) dengan taraf signifikansi 5%. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi ekstrak daun Aileru dan lama penyimpanan berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap karakteristik mikrobiologis (total mikroba), karakteristik kimia (kadar protein, kadar lemak, kadar laktosa), karakteristik fisik (total asam dan pH), katakteristik organoleptik (warna, tingkat kesukaan, konsistensi dan aroma) susu pasteurisasi, serta berpengaruh terhadap terbentuknya pita atau band pada parameter profil elektroforesis protein karena memiliki pita atau band yang sangat tebal (konsentrasi 7,5% dan 10%), hal ini menunjukkan bahwa daun Aileru memiliki kandungan protein. Secara umum kosentrasi ekstrak daun Aileru 7,5% (A1) dan 10% (A2) pada penyimpanan 5 jam (B1) dapat memberikan efek yang baik terhadap susu pasteurisasi baik terhadap karakteristik mikrobiologis, kimia, fisik maupun organoleptik serta profil elektoforesis protein susu pasteurisasi.
PROFIL PRODUKSI ALKOHOL DARI FERMENTASI WHEY DAN AMPAS TEBU Ahmad Ni&#039;matullah Al-Baarri; M T Fawaid; anang mohammad Legowo
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.845 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kadar alkohol, pH, dan produksi gas dari whey dan air dari ampas tebu yang difermentasi dengan ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) selama 60 jam fermentasi dalam suhu kamar. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap  dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah lama fermentasi 12, 24, 36, 48, dan 60 jam sebagai perlakuan T1, T2, T3, T4, dan T5. Variabel yang diuji adalah kadar alkohol, profil pH, dan produksi gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap kadar alkohol, pH dan produksi gas. Penelitian ini berhasil menghasilkan alkohol hingga mencapai kadar maksimal sebesar 1,75%. Nilai pH yang dihasilkan mencapai titik paling rendah sebesar 3,61. Produksi gas yang dihasilkan dapat mencapai 5,40 cL. Berdasarkan tingginya kadar alkohol, maka lama fermentasi 48 jam adalah lama fermentasi terbaik karena berhasil diproduksi kadar alkohol tertinggi.
PEMANFAATAN SUSU KADALUWARSA DENGAN FORTIFIKASI KULIT NANAS UNTUK PRODUKSI BIOETANOL Novi Kamila Prametha; A M Legowo
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.438 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi lama waktu fermentasi pada proses pembuatan bioetanol dari susu rusak yang disubstitusi dengan kulit nanas terhadap kadar alkohol, pH dan produksi gas yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu lama fermentasi 12 jam (T1), 24 jam (T2), 36 jam (T3), 48 jam (T4) dan 60 jam (T5). Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu fermentasi pada bioetanol, maka semakin meningkat kadar alkohol dan produksi gas, sedangkan untuk pH semakin menurun.
PENGARUH PERBANDINGAN TETELAN MERAH TUNA DAN TEPUNG MAIZENA TERHADAP MUTU NUGGET Wellyalina Wellyalina; F Azima; Aisman Aisman
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.473 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah tepung maizena yang tepat sebagai bahan pengikat dalam pembuatan nugget tetelan merah tuna. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari lima perlakuan dan empat ulangan. Data pengamatan dianalisis dengan uji F kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey Honestly Significant Difference (Tukey-HSD) pada taraf nyata 5 %. Perlakuan pada penelitian ini adalah perbandingan tetelan merah tuna dengan tepung maizena dengan perlakuan adalah A= 95 : 5, B= 90 : 10, C= 85 : 15, D= 80 : 20, E= 75 : 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tetelan merah tuna dengan tepung maizena berpengaruh nyata (p< 0,05) terhadap kadar air, lemak, protein, abu, karbohidrat, daya serap minyak, kekerasan sebelum digoreng, warna, dan tekstur. Perbandingan tetelan merah tuna dengan tepung maizena yang terbaik adalah dengan perbandingan 85:15, baik sebelum maupun setelah digoreng terhadap kadar air (56,43 % dan 44,53 %), kadar lemak (1,6 % dan 7,8 %), kadar protein (20,64 % dan 13,45 %), kadar abu (1,01 % dan 1,07 %), dan kadar karbohidrat (20,38 % dan 33,14 %), serta pengujian organoleptik terhadap warna, rasa, dan tekstur yang berada pada taraf biasa - suka, sedangkan terhadap aroma dengan penilaian biasa. Daya serap minyak sebesar 6,2 % , tingkat kekerasan (0,58 N/m2 dan 1,38 N/m2) dan analisa lempeng total 4,9 x 103 .
KUALITAS BAKSO BERBAHAN DASAR DAGING AYAM DAN JANTUNG PISANG DENGAN BAHAN PENGIKAT TEPUNG SAGU Meiske Wattimena; V P Bintoro; S Mulyani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.504 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh interaksi antara formulasi daging ayam dan jantung pisang dengan menggunakan tepung sagu sebagai bahan pengikat terhadap kualitas bakso ayam. Penelitian ini bermanfaat mengetahui formulasi daging ayam dan jantung pisang dengan konsentrasi tepung sagu yang tepat dalam pembuatan bakso sehingga dapat meningkatkan konsumsi. Rancangan percobaan faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali pengulangan. Faktor pertama (A) adalah formulasi daging ayam dan jantung pisang,yaitu A0 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (100% : 0%) (Perlakuan   kontrol), A1 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (95% : 5%), A2 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (90% : 10%), A3 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (85% : 15%), A4 : Formulasi daging ayam dengan jantung pisang (80% : 20%), dan faktor kedua (B) konsentrasi tepung sagu, yaitu B1 : Kosentrasi Tepung sagu 10%, dan B2 : Kosentrasi Tepung sagu 20. Uji oganoleptik terhadap bakso ayam yang dihasilkan, dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Non Parametrik Kruskal-Wallis menggunakan program SPSS 16, jika berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Gibbon. Kombinasi bakso menggunakan formulasi daging ayam dan jantung pisang (80%:20%) dengan menggunakan tepung sagu 20%, merupakan kombinasi yang optimum, untuk menghasilkan bakso ayam dengan uji organoleptik yang dapat diterima.
Spirulina platensis: POTENSINYA SEBAGAI BAHAN PANGAN FUNGSIONAL M Christwardana; M M A Nur; Hadiyanto Hadiyanto
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.408 KB)

Abstract

Fungsi bahan pangan saat ini tidak hanya untuk memenuhi rasa lapar saja, tetapi juga digunakan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran bagi manusia. Konsumsi nutrisi khususnya protein oleh manusia sangat kurang karena ketersediaan makanan sehat yang kurang serta pola makan manusia yang tidak teratur. Protein adalah zat yang penting bagi manusia, serta bahan pembentuk enzim dan hormon dalam tubuh. Manusia membutuhkan sekitar 1 g protein / kg berat badan per hari. Untuk memenuhi kebutuhan protein, cara alternatif yang digunakan adalah untuk memproduksi makanan fungsional atau suplemen yang mengandung protein tinggi seperti dari ganggang Spirulina sp. Spirulina adalah cyanobacteria berbentuk spiral, memiliki klorofil, dan mengandung protein sekitar 50-70% berat kering, beberapa vitamin dan mineral. Spirulina platensis dapat dibudidayakan pada media air tawar, air payau atau air laut. Untuk kebutuhan obat-obatan dan makanan manusia, Spirulina platensis dibudidayakan di air tawar lebih baik karena memiliki kandungan protein yang tinggi dan kandungan sodium rendah. Spirulina platensis dibudidayakan di media air laut memiliki fikosianin dan karbohidrat yang tinggi, dan memiliki biaya produksi rendah. Spirulina yang dibudidayakan menggunakan media air laut juga cenderung memiliki kandungan natrium tinggi sehingga tidak baik bagi kesehatan. Ulasan ini menggambarkan potensi penggunaan dari Spirulina sebagai sumber protein untuk makanan fungsional. Dalam makalah ini penerapan biomassa Spirulina akan ditampilkan dalam aplikasi makanan dan farmasi.

Page 1 of 1 | Total Record : 9