cover
Contact Name
Panji Suroso
Contact Email
panjisuroso@unimed.ac.id
Phone
+6285173022012
Journal Mail Official
gondang@unimed.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan Jl.Willem Iskandar Ps. V, Medan Estate.
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya
ISSN : 25990594     EISSN : 25990543     DOI : https://doi.org/10.24114/gondang.v8i1
Core Subject : Humanities, Art,
Gondang is a Journal of Art and Cultural for information and communication resources for academics, and observers of Art and Culture, Performing Arts, Educational Arts, Methodology of Art and Cultural. The published paper is the result of research, reflection, and actual critical study with respect to the themes of Art and Culture. All papers are peer-reviewed by at least two referees. The scope of Gondang is the Science of Art and Culture. Published twice a year (June and December) and first published for print edition in June 2017.
Articles 25 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022" : 25 Documents clear
Studi Efektivitas Model Manajemen Pendidikan Seni Rupa Osberth Sinaga
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v6i1.34516

Abstract

Studi tentang manajemen pendidikan Seni Rupa dilakukan untuk memperoleh model manajemen pendidikan seni yang efektif. Sejak lama telah terjadi fenomena kegelisahan di dunia pendidikan tentang efektifitas proses pendidikan seni yang terkesan masih belum produktif dan efisien . Hal ini dapat dilihat pada proses-proses pendidikan di banyak sekolah, misalnya tentang penataan kurikulum, penyusunan perangkat pembelajaran, kesediaan tenaga guru yang masih banyak bukan dari lulusan yang sesui bidang setudi, materi dan peralatan yang belum memadai, serta sistem menejemen yang masih kurang efektif. Pendidikan seni yang efektif dibutuhkan inovasi manajemen yang baik pula. Untuk menciptakan sebuah manajemen pendidikan seni yang efektif dan baik sangat penting dalam melibatkan pakar atau ahli dibidangnya. Hal tersebut tentu niscaya akan mampu membawa hasil produk manajemen seni yang memiliki karakteristik dan berdampak pada implementasi yang sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran yang efektif. Manajemen dalam sebuah pendidikan seni merupakan kebutuhan untuk memudahkan pencapaian tujuan pendidikannya, serta dibutuhkan dalam mengelola segela sumber daya yang ada, misalnya seperti sarana prasarana, waktu, SDM, dan metode yang inovatif, efektif dan efisien. Berdasarkan hal-hal tersebut sangat penting melibatkan banyak pihak kususnya para ahli dibidang manajemen pendidikan seni yang akan dapat menghasilkan formulasi manajemen yang efektif dalam menjalankan kurikulum, sarana prasarana, dan tenaga pengajar yang sesuai dengan ciri khas pendidikan seni yang terprogram dalam fungsi manajemen pendidikan seperti : 1) perencanaan, 2) pengorganisasian, 3) pelaksanaan dan 4) evaluasi.
Perancangan Produk Souvenir Objek Wisata Lubuak pandakian Nagari Sumpur Kudus Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung Ahmad Bahrudin; Ferry Fernando; A Fachrizky Al-Amien
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v6i1.30493

Abstract

Nagari Sumpur Kudus merupan Nagari yang berada di Kec. Sumpur Kudus yang memiliki kekayaan alam yang melimpah juga situs bersejarah bukti perjuangan pahlawan yaitu Tugu PDRI, selain itu juga memiliki objek wisata yang saat ini sedang dikembangkan, dan pembangunann impra strukturnya sedang di kerjakan Adapun dana yang digunakan adalah dana desa, Adapun objek wisata yang sedang dikembangkan adalah air terjun Lubuak pandakian, yang menjadi kendala pengembangan selanjutnya adalah belum adanya produk cenderamata yang menjadi ciri khas objek wisata tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental  suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) metode ini digunakan dalam melakukan eksperimen tentang produk souvenir mulai dari pra desain, perancangan desain dan pembuatan prototype. Adapun hasil penelitian berupa beberpa produk hasil perancangan souvenir / cenderamata dalam bentuk mockup digital diharapkan menjadi jawaban atas kebutuhan pendukung bagi objek wisata air terjun Lubuak pandakian, selain sebagai buah tangan bagi wisatawan juga sebagai saraa promosi bagi objek wisata, yang lebih dikenal baik tingkat nasional, maupun internasional, produk yang di hasil kan berupa souvenir.
Meko: Bentuk dan Makna Gong Rote dalam Tarian foti Apris Yulianto Saefatu; Zulkarnaen Mistortoify; Aris Setiawan
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v6i1.32085

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan simbolis makna Gong Rote yang terkandung dalam tarian foti. Tarian Foti merupakan tarian tradisional yang berasal dari pulau Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Tarian ini ditampilkan oleh seorang penari pria dengan menampilkan gerakan yang atraktif dan 'energik'. Tarian foti sering ditampilkan baik dalam budaya maupun acara ceremonialdalam masyarakat pulau Rote Ndao. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dimana proses pengumpulan data dilakukan secara deskriptif dengan desain penelitian fenomenologi. Data penelitian dikumpulan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, serta aktivitas, dan transkripsi. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa, bentuk musik ritmik dari Gong Rote terdiri dari beberapa elemen irama yaitu ketukan, aksen, dan pola. Makna simbolis dari bentuk musik ritmik Gong Rote dalam tarian foti adalah sebagai simbol semangat, ketangkasan, dan keperkasaan sserta identitas masyarakat. Gong Rotedimaknai masyarakat sebagai simbol yang menarik semangat keluarga, yang kemudian memberikan perjuangan menjalani kehidupan dalam keluarga maupun sesama.
TRADISI UPACARA ADAT NGASA DALAM KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT DUSUN JALAWASTU CISEURUH Riska Dinda Permata; Muhammad Iqbal Birsyada
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v6i1.27199

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Sejarah upacara adat Ngasa di Dusun Jalawastu: (2) Prosesi upacara adat Ngasa di Dusun Jalawastu: (3) Konstruksi sosial masyarakat dalam tradisi upacara adat Ngasa di Dusun Jalawastu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Ada dua jenis data yang digunakan yaitu data primer yang diperoleh melalui wawancara informan kunci serta data sekunder berupa kajian pustaka. Alat pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan berupa pengumpulan data sampai dengan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teori. Jumlah informan penelitian ini sebanyak  tujuh orang yang terdiri dari perwakilan pemangku adat, juru kunci, sesepuh, jagabaya dan ketua RT setempat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Upacara adat Ngasa di Jalawastu dilakukan  sebagai bentuk perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa: (2) Prosesi tradisi Ngasa di Jalawastu meliputi beberapa beberapa tahap yaitu mempersiapkan gunungan dari hasil panen sampai Ngasa di Pasarean Gedong: (3) Konstruksi sosial masyarakat terhadap tradisi Ngasa adalah sebagai wujud syukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa serta menjaga nafsu, menjaga ketertiban, menjaga ketertiban leluhur, gotong royong, saling menerima, dan mengikuti perintah leluhur.
Matematika dalam Seni: Barisan Fibonacci dan Golden Ratio Pada Lagu Hey Jude dari The Beatles Maria Klara Amarilis Citra Sinta Dewi Tukan; Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v6i1.31981

Abstract

Golden ratio atau rasio emas sering diidentikkan dengan dengan suatu keindahan di alam. Karya-karya musik yang indah dan terkenal sering dipercaya mengandung golden ratio di dalam komposisi musiknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Barisan Fibonacci dan Golden Ratio pada lagu Hey Jude. Keindahan dari lagu yang dirilis pada tahun 1968 ini menjadikannya sangat populer di berbagai kalangan dari masa ke masa dan tetap dinyanyikan hingga sekarang. Penelitian diawali dengan melakukan studi literatur untuk memperdalam pemahaman konsep terkait materi penelitian. Selanjutnya, solmisasi lagu Hey Jude versi orisinal dilakukan dengan menggunakan aplikasi komputer. Analisis kemudian dilakukan pada interval nada-nada lagu Hey Jude untuk mengetahui persentase Nada Fibonacci dan ketepatan golden ratio pada lagu tersebut. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa lagu Hey Jude mengandung Barisan Fibonacci dan golden ratio di dalam susunan notasinya. Persentase total Nada Fibonacci dalam lagu Hey Jude yaitu sebesar  dari total seluruh nada dengan bait kedelapan adalah bait yang paling banyak mengandung Nada Fibonacci yaitu sebesar 54.72%. Sedangkan dari sisi golden ratio, lagu Hey Jude memiliki ketepatan golden ratio yang tinggi yaitu sebesar 83.87%.
Perubahan Fungsi Musik Kolintang di Desa Lembean Minahasa Utara Marlyn Brainy Girlie Windewani; Zulkarnain Mistortoify
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v6i1.32100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan fungsi musik kolintang yang ada di desa Lembean, Minahasa Utara. Penelitian ini berada di ranah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode partisipan observer, di mana peneliti turun langsung ke lapangan dan melakukan observasi, serta melakukan wawancara mendalam dengan para narasumber. Masyarakat di desa Lembean melakukan upacara ritual menggunakan tiga bilah kayu sebagai alat untuk ritual. Kemudian masuknya Kristen Protestan di desa Lembean, kolintang ini dianggap kafir oleh Gereja. Nelwan Katuuk seorang difabel memperkenalkan kembali Kolintang dengan memainkan lagu-lagu rohani pada sebuah acara pernikahan sehingga terbentuklah orkes kolintang. Banyak pemuda Desa Lembean tertarik untuk belajar memainkan kolintang sehingga membentuk grup kolintang legendaries yang bernama Kadoodan, dari situlah orkes kolintang bertransmutasi menjadi alat-alat kolintang. Setelah Kadoodan melalukan rekaman kaset maka masyarakat mulai mengapresiasi musik kolintang baik di Minahasa hingga ke Nusantara bahkan sampai keluar negeri. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu, perubahan fungsi musik kolintang di Desa Lembean, Minahasa Utara diawali dari fungsi ritual dan sekarang berubah menjadi musik rakyat.
Revitalisasi Tari Topeng Kemindu Kutai Kartanegara ing Martadipura Kalimantan Timur Belinda Astriddana; Nanik Sri Prihatini; Aris Setiawan
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v6i1.32790

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membangkitkan kembali ketertarikan generasi muda sebagai warisan budaya lokal. Pengenalan budaya keraton kepada masyarakat adalah sebuah gebrakan dalam menggalakkan pariwisata sekaligus sebagai penjaga cagar budaya. Suatu pengorbanan dalam kesenian yang dilakukan Sultan ke-20, Sultan H. Adji Muhammad Salehuddin II untuk mendapatkan pengakuan keberadaan mahligai Kutai Kartanegara. Dengan memperbolehkan tarian klasik tari Topeng Kemindu untuk dibawakan oleh masyarakat di luar lingkungan keraton. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan yang tidak hanya membuat sesuatu yang baru, tetapi juga dapat memperbaiki seni tari yang hampir hilang sehingga memperoleh sintesis pengetahuan baru. Dengan melihat permasalahan mengenai kepentingan dan peran Tari Topeng Kemindu, penelitian ini menggunakan perspektif fungsionalisme. Perbedaan peran yang dimiliki Tari Topeng Kemindu dari masa ke masa mempunyai tujuan untuk mempertahankan budaya yang dimiliki Kedaton Kutai Kartanegara. Jejak akulturasi ini sudah bertahan selama kurang lebih 8 abad semenjak peninggalan hubungan diplomasi antara Kerajaan Kutai Kartanegara dengan Kerajaan Majapahit. Tidak heran jika banyak kemiripan motif gerak, musik, dan kostum yang digunakan dalam kesenian tersebut. Hasilnya, Tari Topeng Kemindu selalu ada dalam perhelatan masyarakat di dalam maupun luar keraton yang digelar oleh Sultan seperti Festival Erau, penobatan sultan, perayaan kelahiran di kalangan keluarga bangsawan dan dikenal sebagai pewaris budaya kerajaan Kutai Kartanegara.
Gaya Melodis Dan Makna Chanting Ritual Bulung-bulung Si Melias Gelar Pada Masyarakat Karo Kumalo Tarigan
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v6i1.33396

Abstract

Dalam kepercayaan animisme Karo ada berbagai nyanyian ritual. Salah satunya adalah rudang si melias gelar yang dapat diartikan sebagai kumpulan daun dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki nama baik. Lantunan nyanyian ritual ini dilakukan dalam raleng tendi, yaitu 'upacara pemanggilan roh manusia' dan dalam upacara penyembuhan lainnya. Lantunan ritual ini merupakan jenis nyanyian vokal solo tanpa iringan musik. Orang-orang yang hadir dalam upacara ritual atau untuk penyembuhan adalah dukun dan keluarga pasien. Untuk menjelaskan nyanyian ini dilakukan dengan pendekatan sistematis dalam studi etnomusikologis. Hasil analisis menunjukkan bahwa melodi rudang-rudang si melias gelar dilantunkan dengan melodi yang berdasarkan 3 atau 2-nada modal. Dalam kalimat lagu ini sering terdapat rengget atau melisma. Teksnya memiliki konten yang berguna untuk tujuan penyembuhan. Isi teks tersebut menyatakan bahwa ada beberapa tumbuhan bermanfaat yang menjadi simbol penunjang kehidupan manusia dalam masyarakat Karo. Hal ini sungguh dipercaya dapat menyembuhkan penyakit tertentu. Disamping itu manusia dibimbing dalam menjalani kehidupan agar sehat, kuat, rukun, tabah, banyak keturunan dan kaya raya.
Pendidikan Seni Sanggar Teras Warna Di Kampung Kaliasin Surabaya Fajar Nugroho Sakti; Djuli Djatiprambudi; I Nyoman Lodra
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v6i1.33078

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan (a) konsep pendidikan Sanggar Teras Warna Kampung Kaliasin Surabaya, (b) metode pendidikan seni Sanggar Teras Warna, (c) dampak pendidikan seni Sanggar Teras Warna Kampung Kaliasin Surabaya. Dalam penelitian, peneliti menggunakan pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara, wawancara semistruktural, dan dokumentasi. Adapun informan yang dibutuhkan peneliti meliputi pengurus Sanggar Teras Warna, owner atau pendiri, pengurus Sanggar, anak-anak Kampung Kaliasin dan warga Kelurahan Tegalsari. Hasil penelitian ini menemukan konsep pendidikan di Sanggar Teras Warna bertujuan mengembangkan potensi anak-anak Kampung Kaliasin melalui kegiatan-kegiatan yang telah di programkan. Sasaran dari kegiatan tersebut adalah anak-anak Kampung Kaliasin sendiri dimana anak-anak Kampung Kaliasin sendiri merupakan generasi penerus yang akan merubah kondisi kampung. Metode yang digunakan pada dasarnya adalah kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas yang kemudian menghasilkan produk berupa aktivitas event­ dari implementasi peserta belajar. Dampak yang terlihat dari proses kegiatan di Sanggar Teras Warna nantinya dapat mengurangi aktivitas-aktivitas yang bersifat negatif dari pengaruh luar Kampung Kaliasin
Siginyang Saluang Pauh dalam Menembus Perkampungan Seni di Kota Padang Desmawardi Desmawardi; Sriyanto Sriyanto; Azzura Yenli Nazrita; Mesy Andriana
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 6, No 1 (2022): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v6i1.31636

Abstract

Saluang Pauh adalah salah satu bentuk alat musik tiup Minangkabau di kota Padang. Secara tradisi Saluang Pauh akan tampil dikala ada kaba yang akan diiringi. Artinya penampilan Saluang Pauh berfungsi sebagai pengiring kaba atau saluang tidak akan tampil secara tunggal. Kaba merupakan salah satu seni tutur mengisahkan berbagai pola kehidupan masyarakat Minangkabau. Siginyang Saluang Pauh terinspitasi dari imbauan Saluang Pauh sebelum masuk kaba. Garitiak dari melodi yang dilahirkan peniup Saluang Pauh seolah-olah menghimbau masyarakat Minangkabau agar menoleh ke belakang sebelum melanjutkan perjalanan sejauhmana berjalan dan jangan lupakan kampung halaman sesuai dengan falsafah Minangkabau “satinggi tinggi tabang bangau, jatuah ka kubangan juo”. Penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai seni yang terdapat dalam pertunjuan Saluang Pauh dan mengkabarkan kepada anak negri sendiri agar dapat mencintai seni budaya sendiri agar jangan hilang ditelan masa serta menciptakan sebuah komposisi musik baru yang diproses dari jalinan melodi Saluang Pauh. Proses penelitian dan penciptaan Komposisi musik dilakukan dengan tahapan pengumpulan data, validasi data dengan instrumen, penulisan struktur pertunjukan serta membuat notasi dasar beberapa irama Saluang Pauh dan notasi pengembangan. Penelitian Komposisi musik Siginyang Saluang Pauh menggunakan metode penelitian yang kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan Deskriptif Analitif, dengan tahapan (1) Observasi dan studi pustaka, (2) Riset ke lokasi di mana Saluang Pauh tumbuh dan berkembang. (3) Interpretasi dan eksperimentasi yang menghasilkan pola interpretasi penelitian ini dilakukan selama lebih kurang satu bulan.

Page 1 of 3 | Total Record : 25