cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota banjarbaru,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Naditira Widya
ISSN : 14100932     EISSN : 25484125     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Arjuna Subject : -
Articles 545 Documents
PREFACE NADITIRA WIDYA VOLUME 7 NOMOR 1 APRIL 2013 Widya, Naditira
Naditira Widya Vol 7, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v7i1.281

Abstract

COVER BELAKANG NADITIRA WIDYA VOLUME 6 NOMOR 1 APRIL 2012 Widya, Naditira
Naditira Widya Vol 6, No 1 (2012): April 2012
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v6i1.291

Abstract

BUKTI-BUKTI PERANAN JUNG NUSANTARA DIBANDING JUNG CINA DALAM PELAYARAN PADA AWAL MASEHI Yogi, Ida Bagus Putu Prajna
Naditira Widya Vol 3, No 1 (2009): Naditira Widya Vol. 3 No.1
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v3i1.152

Abstract

In the early Anno Dominium, Chinese armadas were supported by high technology Jung to travel through the seas, to conquer and monopolize trade in the Southeast Asia. Chinese Jung also reached South Asia and Afrika either to sell or seek for goods. Nevertheless, there is no significant evidence to confirm that Chinese Jung were built and navigated by the Chinese. A number of archaeological finds and Chinese chronicles indicate that they used Jung originally came from Kunlun (Indonesian Archipelago). The journals also stated that Nusantara Jung had made voyages until Madagascar and were used by the Chinese and Persian for trade. This article discusses the contribute of Nusantara Jung in maritime voyaging in the ealy Anno Dominium
PERMASALAHAN HASIL PERTANGGALAN RADIOKARBON PADA SITUS PATIH MUHUR DAN POSISINYA DALAM SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN DI KALIMANTAN SELATAN Wasita, Wasita
Naditira Widya Vol 9, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v9i1.118

Abstract

Kadang-kadang hasil analisis pertanggalan absolut, tidak sepenuhnya menuntaskan persoalan kronologi situs.Tidakjarang hasil pertanggalan absolut justru menimbulkan persoalan baru, contohnya di situs Patih Muhur. Berkaitan denganitu, tujuan kajian ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pemikiran mengenai penempatan situs Patih Muhur dalamkerangka sejarah kerajaan-kerajaan di Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitik. Aplikasinyadilakukan dengan mendeskripsikan tahapan pengambilan sampel, analisis yang dilakukan, dan membandingkan hasilpertanggalan absolut dan relatif. Kajian yang dilakukan menghasilkan temuan bahwa terdapat ketidaksinkronan antarapertanggalan absolut dan relatif. Berdasarkan temuan tersebut disimpulkan bahwa validitas hasil pertanggalan absolut tidakcukup dilakukan hanya dalam satu kali uji pertanggalan dan kemudian dianggap final. Idealnya, kajian pertanggalanabsolut dilakukan terhadap beberapa sampel dan akan lebih baik jika analisis dilakukan dengan radiokarbon modern.Setelah itu, seluruh hasilnya dikaji lagi dengan metode Bayesian untuk mendapatkan durasi aktivitas yang meyakinkanyang pernah terjadi di situs.Terakhir, kritisi kembali cara mendapatkan pertanggalan relatif.
SITUS YOMOKHO DI DISTRIK SENTANI TIMUR, KABUPATEN JAYAPURA Suroto, Hari
Naditira Widya Vol 6, No 1 (2012): April 2012
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v6i1.81

Abstract

Abstrak. Penelitian situs Yomokho ditujukan untuk mengungkapkan bentuk kehidupan manusia melalui materibudaya yang terkandung di dalam tanah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, survei, danekskavasi. Data yang terjaring dari survei adalah konsentrasi himpunan cangkang moluska pada sejumlah bagianbukit, tonggak hunian, dan struktur jajaran batu. Data ekskavasi berupa fragmen gerabah, manik-manik, cangkangmoluska, arang, tulang binatang dan manusia, serta lapisan budaya yang tebal. Hasil analisis artefaktual memberigambaran perilaku dan pemanfaatan situs oleh masyarakat masa perundagian, sedangkan analisis kontekstualmemperkuat dugaan bahwa situs tersebut merupakan bekas pemukiman.
COVER DEPAN NADITIRA WIDYA VOLUME 8 NOMOR 1 APRIL 2014 Widya, Naditira
Naditira Widya Vol 8, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v8i1.272

Abstract

Situs Jangkung dan Komunitas Maanyan wasita, sunarningsih
Naditira Widya Vol 10, No 2 (2016): Naditira Widya Vol. 10 No. 2 Oktober 2016
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v10i2.39

Abstract

Situs pemukiman kuna Pulau Jangkung, Kabupaten Tabalong terletak di tepi aliran anak Sungai Tabalong, telah diteliti oleh Balai Arkeologi Kalimantan Selatan pada tahun 2012. Keberadaan situs tersebut cukup menarik, karena letaknya yang berada di tempat yang jauh dari pemuiman sekarang, dan berada di lereg bukit dengan aliran sungai yang engelilinginya. Meskipun demikian, siapakah komunitas peghui Jangkung masih belum diketahui. Oleh karena itu, artikel ini akan megunakan data hasil peelitian 2012 dan peneusuran pustaka untuk menjawab perasalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif eksplanatif dengan penalara induktif. Data hasil penelitian akan dianalisis kembali dan disintesakan dengan dukungan data pustaka sehingga akan menghasilkan sebuah interpretasi baru. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa situs Jangkung dihuni oleh komunitas Maanyan pada masa setelah peaklukan oleh Majapahit di wilayah Kalimantan bagian tenggara.
MANTRA BANJAR: SUATU KOMPROMI BUDAYA Yulianto, Agus
Naditira Widya Vol 5, No 2 (2011): Oktober 2011
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v5i2.72

Abstract

Abstrak. Tulisan ini membahas perkembangan kebudayaan Banjar yang ditinjau dari peranan mantra. Mantraadalah rangkaian kata yang diucapkan untuk melakukan praktek magis. Mantra Banjar tumbuh dan berkembangdi wilayah tenggara Kalimantan. Pertumbuhan dan perkembangan mantra Banjar sejalan dengan perkembanganpendukungnya, yaitu masyarakat Banjar. Pada awalnya, mantra Banjar lahir dari karya seni ciptaan leluhurimajinatif Banjar yang percaya pada animisme atau kepercayaan Kaharingan. Kedatangan komunitas Jawa danMalayu yang berlatar ideologis Siva-Buddha membawa warna baru untuk mantra. Kemudian, ketika Islamdatang, agama baru ini menolak semua jenis mantra, penolakan ini mempengaruhi keberadaan mantra Banjar.Akibatnya, praktek ritual dengan mantra Banjar menurun, karena Islam mencapai popularitas yang luas. Namun,ternyata ada pula kesengajaan untuk menyembunyikan mantra untuk menjaga efek sakral dari mantra.Bagaimanapun, mantra tidak benar-benar menghilang. Sebagai warisan budaya Banjar, mantra masih menjadibagian dari kehidupan mereka, mantra hidup dan tumbuh di antara orang-orang sampai hari ini.
COVER BELAKANG NADITIRA WIDYA VOLUME 9 NOMOR 2 OKTOBER 2015 Widya, Naditira
Naditira Widya Vol 9, No 2 (2015): OKtober 2015
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v9i2.263

Abstract

PELESTARIAN SITUS-SITUS ARKEOLOGI DI KALIMANTAN SELATAN: MASALAH DAN SOLUSI PEMECAHANNYA Wasita, Wasita
Naditira Widya Vol 10, No 1 (2016): Naditira Widya Vol. 10 No. 1 Tahun 2016
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v10i1.177

Abstract

Realitas di lapangan terdapat beberapa kepentingan yang berbeda terhadap situs arkeologi. Akibat kepentingandi luar arkeologi menyebabkan beberapa situs mengalami kerusakan. Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalahmengetahui sebab-sebab munculnya berbagai kepentingan terhadap situs yang mengakibatkan kerusakan dan caramengatasinya. Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah deskriptif analitis. Deskripsidilakukan terhadap berbagai hal yang terjadi pada situs. Deskripsi itu akan membantu memahami penyebab munculnyaberbagai kepentingan terhadap situs dan kerusakan yang ditimbulkan, sehingga dapat diperoleh solusinya. Hasilnyadiketahui bahwa adanya perbedaan kepentingan karena cara pandang terhadap situs yang berbeda. Solusinya diraihdengan menggunakan cara pelestarian yang melibatkan masyarakat dengan pendekatan ekonomi dan budaya. Cara inidiharapkan akan menjadi sistem pelestarian yang dapat berjalan dengan sendirinya, karena pelestarian dilakukan denganmemperhatikan sistem kehidupan masyarakat yang sedang berlangsung. Kajian yang dilakukan membuktikan bahwapelestarian yang sistemik dapat terwujud jika tinggalan arkeologi itu memiliki relevansi dengan masyarakat, baik dalam aspekekonomi maupun identitas.

Page 2 of 55 | Total Record : 545


Filter by Year

2006 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 17 No 1 (2023): Naditira Widya Volume 17 Nomor 1 Tahun 2023 Vol 16 No 2 (2022): Naditira Widya Volume 16 Nomor 2 Tahun 2022 Vol 16 No 1 (2022): Naditira Widya Volume 16 Nomor 1 Tahun 2022 Vol 15 No 2 (2021): NADITIRA WIDYA VOLUME 15 NOMOR 2 OKTOBER 2021 Vol 15 No 1 (2021): NADITIRA WIDYA VOLUME 15 NOMOR 1 APRIL 2021 Vol 14 No 2 (2020): NADITIRA WIDYA VOLUME 14 NOMOR 2 OKTOBER 2020 Vol 14 No 1 (2020): NADITIRA WIDYA VOLUME 14 NOMOR 1 APRIL 2020 Vol 13 No 2 (2019): NADITIRA WIDYA Vol 13, No 1 (2019): NADITIRA WIDYA Vol 13 No 1 (2019): NADITIRA WIDYA Vol 12 No 2 (2018): Naditira Widya Volume 12 Nomor 2 Oktober Tahun 2018 Vol 12, No 2 (2018): Naditira Widya Volume 12 Nomor 2 Oktober Tahun 2018 Vol 12, No 1 (2018): NADITIRA WIDYA VOLUME 12 NOMOR 1 TAHUN 2018 Vol 12 No 1 (2018): NADITIRA WIDYA VOLUME 12 NOMOR 1 TAHUN 2018 Vol 11, No 2 (2017): Naditira Widya Volome 11 Nomor 2 Oktober 2017 Vol 11 No 2 (2017): Naditira Widya Volome 11 Nomor 2 Oktober 2017 Vol 11 No 1 (2017): Naditira Widya Vol. 11 No. 1 April 2017 Vol 11, No 1 (2017): Naditira Widya Vol. 11 No. 1 April 2017 Vol 10 No 2 (2016): Naditira Widya Vol. 10 No. 2 Oktober 2016 Vol 10, No 2 (2016): Naditira Widya Vol. 10 No. 2 Oktober 2016 Vol 10 No 1 (2016): Naditira Widya Vol. 10 No. 1 Tahun 2016 Vol 10, No 1 (2016): Naditira Widya Vol. 10 No. 1 Tahun 2016 Vol 9 No 2 (2015): OKtober 2015 Vol 9, No 2 (2015): OKtober 2015 Vol 9, No 1 (2015): April 2015 Vol 9 No 1 (2015): April 2015 Vol 8, No 2 (2014): Oktober 2014 Vol 8 No 2 (2014): Oktober 2014 Vol 8 No 1 (2014): April 2014 Vol 8, No 1 (2014): April 2014 Vol 7 No 2 (2013): Oktober 2013 Vol 7, No 2 (2013): Oktober 2013 Vol 7, No 1 (2013): April 2013 Vol 7 No 1 (2013): April 2013 Vol 6, No 2 (2012): Oktober 2012 Vol 6 No 2 (2012): Oktober 2012 Vol 6, No 1 (2012): April 2012 Vol 6 No 1 (2012): April 2012 Vol 5, No 2 (2011): Oktober 2011 Vol 5 No 2 (2011): Oktober 2011 Vol 5, No 1 (2011): April 2011 Vol 5 No 1 (2011): April 2011 Vol 4, No 2 (2010): Oktober 2010 Vol 4 No 2 (2010): Oktober 2010 Vol 4 No 1 (2010): April 2010 Vol 4, No 1 (2010): April 2010 Vol 3 No 2 (2009): Naditira Widya Vol. 3 No.2 Vol 3, No 2 (2009): Naditira Widya Vol. 3 No.2 Vol 3 No 1 (2009): Naditira Widya Vol. 3 No.1 Vol 3, No 1 (2009): Naditira Widya Vol. 3 No.1 Vol 2, No 2 (2008): Naditira Widya Vol. 2 No.2 Vol 2 No 2 (2008): Naditira Widya Vol. 2 No.2 Vol 2 No 1 (2008): Naditira Widya Vol. 2 No.1 Vol 2, No 1 (2008): Naditira Widya Vol. 2 No.1 Vol 1, No 2 (2007): Naditira Widya Volume 1 Nomor 2 Tahun 2007 Vol 1 No 2 (2007): Naditira Widya Vol. 1 No.2 Vol 1 No 1 (2007): Naditira Widya Vol. 1 No.1 Vol 1, No 1 (2007): Naditira Widya Vol. 1 No.1 No 16 (2006): Naditira Widya Nomor 16 Oktober 2006 No 16 (2006): Naditira Widya Nomor 16 Oktober 2006 More Issue