Journal of Japanese Language Education and Linguistics
Journal of Japanese Language Education and Linguistics (JJEL) is an online journal, open access peer review journal, published twice a year every February and August. This journal is for all contributors who are concerned with research related to the study of Japanese language education and Japanese Linguistics.
Articles
8 Documents
Search results for
, issue
"Vol 5, No 2 (2021): Agustus"
:
8 Documents
clear
Pengaruh Metode Power Teaching terhadap Penguasaan Goi Tingkat Dasar
Wikarya, Rahmi Oktayory;
Putri, Meira Anggia
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 5, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/jjlel.v5i2.11705
Salah satu kesulitan yang dialami siswa selama mempelajari bahasa asing di sekolah terutama dalam mempelajari bahasa Jepang adalah kesulitan dalam menguasai kosakata. Penelitian ini berawal dari banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari kosakata selama pembelajaran bahasa Jepang di sekolah. Oleh karena itu metode pembelajaran yang menarik sangat dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa Jepang di sekolah agar memudahkan siswa dalam mengingat kosakata. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh metode Power Teaching terhadap penguasaan goi siswa dan untuk mengetahui persepsi siswa mengenai metode Power Teaching. Penelitian ini menggunakan metode true experimental dengan pre-test and post-test control group desain. Sampel yang digunakan adalah 26 siswa kelas XI MIPA 1 SMA Pasundan 2 Bandung. Instrumen yang digunakan yaitu tes dan angket. Hasil dari penelitian ini adalah metode power teaching sangat berpengaruh dalam meningkatkan penguasaan goi siswa dan dari hasil data angket, dapat dikatakan bahwa metode ini sangat efektif sehingga mampu membuat siswa lebih aktif dan fokus dalam mempelajari bahasa Jepang.
Nominalization and Its Role in the Formation of Noun Phrase in Japanese
Faquire, Razaul Karim
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 5, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/jjlel.v5i2.11407
This study sheds light on the yields of nominalization and their role in the formation of Noun Phrases in Japanese in an envisaged framework which considers nominalization to be a morphosyntactic process. Nominalization operates on the linguistic constituent to transform it into a derivative/transformed constituent. It brings forth derivative nouns by operating on the words other than nouns involving the process of derivation as well as action nominal constituent and nominal clause respectively involving the simultaneous process of desententialization and transformation, and the process of reduction of clausal properties from a finite clause. It fundamentally differs from the prevalent nominalizer approach, which derives bound-noun-headed nominals by juxtaposition of a dependent constituent with the nominalizers, e.g. no and koto. The derivative noun, bound-noun-headed constituent, action nominal constituent as well as nominal clause together form a grammatical category called nominals, which partake both as the head or the adnominal in the formation of NP involving certain grammatical rules. Â
Analisis Strategi Interpretasi Makna Jukugo yang Tidak Diketahui oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Brawijaya Angkatan 2018
Ratnasari, Novita Putri Wahyu;
Saragih, Febi Ariani
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 5, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/jjlel.v5i2.11958
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan strategi interpretasi makna jukugo yang tidak diketahui, serta faktor penyebab pemilihan strategi. Analisis penggunaan strategi dikaji menggunakan tiga teori yaitu teori kontekstual, mnemonic dengan rikusho, dan pembentukan jukugo. Faktor penyebab pemilihan strategi dikaji berdasarkan teori faktor pengaruh pemilihan strategi pembelajaran bahasa kedua. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan desain penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Brawijaya angkatan 2018. Dari 47 responden didapatkan hasil bahwa kecenderungan strategi yang sering digunakan adalah strategi kontekstual, kemudian mnemonic dan metode pembentukan jukugo jarang digunakan. Diketahui faktor pemilihan strategi kontekstual yaitu pengetahuan kosakata, motivasi, gaya belajar kinestetik, kemampuan aptitude, dan kecerdasan linguistik. Faktor penyebab pemilihan strategi mnemonic yaitu kecerdasan spasial visual, gaya belajar visual, pengetahuan kosakata dan motivasi. Sementara Pengetahuan kosakata dan motivasi merupakan faktor penyebab pemilihan penggunaan strategi metode pembentukan jukugo.
Kesulitan Mempelajari Yarimorai Hyougen dan Permasalahan Pengenalan Yarimorai Hyougen ke Pembelajar Indonesia
Aritonang, Betty Debora;
Ardi, Heru Prasetyono
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 5, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/jjlel.v5i2.10772
Penelitian ini membahas kesulitan-kesulitan pembelajar dalam mempelajari Yarimorai Hyougen dan mengulas pengenalan konsep Yarimorai Hyougen khususnya -te morau dan -te kureru di buku panduan mengajar Bahasa Jepang 『ã¿ã‚“ãªã®æ—¥æœ¬èªžï¼æ•™ãˆæ–¹ã®æ‰‹å¼•ã〠serta buku pegangan pembelajar 『ã¿ã‚“ãªã®æ—¥æœ¬èªžï¼ç¿»è¨³ãƒ»æ–‡æ³•解説ã€. Penulis menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa aktif di perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki JLPT N3 untuk menyelidiki jenis kesalahan pembelajar. Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa 1) Pembelajar belum bisa membedakan kapan suatu peristiwa diungkapkan menggunakan konsep Yarimorai Hyougen dan kapan tidak, 2) Pemahaman pembelajar tercampur dengan bentuk pasif, dan 3) Pembelajar kebingungan membedakan pemakaian -te morau dengan -te kureru.†Sementara, di buku panduan mengajar tidak dituliskan dengan jelas perbedaan -te morau dengan -te kureru, hasil terjemahan kalimat -te morau dengan -te kureru dalam Bahasa Indonesia tidak konsisten dan dirasa ambigu sehingga kedua hal ini berpotensi menimbulkan kebingungan kepada pembelajar. Untuk itu penelitian ini mengulas tentang kesalahan pembelajar menggunakan ungkapan ini serta kelemahan buku ajar yang sering digunakan untuk dijadikan referensi dalam pengembangan teknik pengajaran yang lebih efektif. Namun, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menemukan model pengajaran yang tepat dengan memperhatikan kesulitan-kesulitan yang telah ditemui dalam penelitian ini.
Keefektifan Student-Centered Learning (SCL) Metode Cerita dalam Pembelajaran Huruf Kanji Level Menengah
Rosiah, Rosi;
Savana, Azizia Freda
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 5, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/jjlel.v5i2.12557
Dalam mempelajari Bahasa Jepang pembelajaran huruf Kanji merupakan salah satu hal yang paling sulit. Oleh karena itu, diperlukan metode dalam mempelajarinya. Telah banyak penelitian mengenai metode pembelajaran huruf kanji. Tapi, isu mengenai huruf kanji masih merupakan isu yang layak untuk diteliti berhubung masih banyak keterbatasan dan hal yang perlu dikembangkan dari metode sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keefektifan Student-Centered Learning (SCL) Metode cerita dalam pembelajaran huruf kanji level menengah. Metode yang digunakan kuantitatif eksperimental dengan jumlah partisipan sebanyak 22 partisipan. Hasil yang setelah dilakukan perlakuan dengan metode cerita selama enam kali. Menunjukan bahwa metode cerita efektif untuk meningkatkan kemampuan terhadap kanji level menengah.
Nominalization and Its Role in the Formation of Noun Phrase in Japanese
Faquire, Razaul Karim
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 5, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/jjlel.v5i2.11407
This study sheds light on the yields of nominalization and their role in the formation of Noun Phrases in Japanese in an envisaged framework which considers nominalization to be a morphosyntactic process. Nominalization operates on the linguistic constituent to transform it into a derivative/transformed constituent. It brings forth derivative nouns by operating on the words other than nouns involving the process of derivation as well as action nominal constituent and nominal clause respectively involving the simultaneous process of desententialization and transformation, and the process of reduction of clausal properties from a finite clause. It fundamentally differs from the prevalent nominalizer approach, which derives bound-noun-headed nominals by juxtaposition of a dependent constituent with the nominalizers, e.g. no and koto. The derivative noun, bound-noun-headed constituent, action nominal constituent as well as nominal clause together form a grammatical category called nominals, which partake both as the head or the adnominal in the formation of NP involving certain grammatical rules. Â
Analisis Strategi Interpretasi Makna Jukugo yang Tidak Diketahui oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Brawijaya Angkatan 2018
Novita Putri Wahyu Ratnasari;
Febi Ariani Saragih
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 5, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/jjlel.v5i2.11958
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan strategi interpretasi makna jukugo yang tidak diketahui, serta faktor penyebab pemilihan strategi. Analisis penggunaan strategi dikaji menggunakan tiga teori yaitu teori kontekstual, mnemonic dengan rikusho, dan pembentukan jukugo. Faktor penyebab pemilihan strategi dikaji berdasarkan teori faktor pengaruh pemilihan strategi pembelajaran bahasa kedua. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan desain penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Brawijaya angkatan 2018. Dari 47 responden didapatkan hasil bahwa kecenderungan strategi yang sering digunakan adalah strategi kontekstual, kemudian mnemonic dan metode pembentukan jukugo jarang digunakan. Diketahui faktor pemilihan strategi kontekstual yaitu pengetahuan kosakata, motivasi, gaya belajar kinestetik, kemampuan aptitude, dan kecerdasan linguistik. Faktor penyebab pemilihan strategi mnemonic yaitu kecerdasan spasial visual, gaya belajar visual, pengetahuan kosakata dan motivasi. Sementara Pengetahuan kosakata dan motivasi merupakan faktor penyebab pemilihan penggunaan strategi metode pembentukan jukugo.
Kesulitan Mempelajari Yarimorai Hyougen dan Permasalahan Pengenalan Yarimorai Hyougen ke Pembelajar Indonesia
Betty Debora Aritonang;
Heru Prasetyono Ardi
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 5, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18196/jjlel.v5i2.10772
Penelitian ini membahas kesulitan-kesulitan pembelajar dalam mempelajari Yarimorai Hyougen dan mengulas pengenalan konsep Yarimorai Hyougen khususnya -te morau dan -te kureru di buku panduan mengajar Bahasa Jepang 『みんなの日本語-教え方の手引き』 serta buku pegangan pembelajar 『みんなの日本語-翻訳・文法解説』. Penulis menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa aktif di perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki JLPT N3 untuk menyelidiki jenis kesalahan pembelajar. Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa 1) Pembelajar belum bisa membedakan kapan suatu peristiwa diungkapkan menggunakan konsep Yarimorai Hyougen dan kapan tidak, 2) Pemahaman pembelajar tercampur dengan bentuk pasif, dan 3) Pembelajar kebingungan membedakan pemakaian -te morau dengan -te kureru.” Sementara, di buku panduan mengajar tidak dituliskan dengan jelas perbedaan -te morau dengan -te kureru, hasil terjemahan kalimat -te morau dengan -te kureru dalam Bahasa Indonesia tidak konsisten dan dirasa ambigu sehingga kedua hal ini berpotensi menimbulkan kebingungan kepada pembelajar. Untuk itu penelitian ini mengulas tentang kesalahan pembelajar menggunakan ungkapan ini serta kelemahan buku ajar yang sering digunakan untuk dijadikan referensi dalam pengembangan teknik pengajaran yang lebih efektif. Namun, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menemukan model pengajaran yang tepat dengan memperhatikan kesulitan-kesulitan yang telah ditemui dalam penelitian ini.