cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (Jurnal CARE)
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 84 Documents
Community Empowerment Model Based on Merang Mushrooms as Corporate Social Responsibility (CSR) Implementation Of PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field Achmad Rivano Tuwow; Adi Firmansyah
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (Care)
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.115 KB)

Abstract

PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field sebagai suatu perusahaan diwajibkan untuk berkontribusi dalam pengembangan masyarakat di sekitar wilayah produksinya. Kewajiban untuk berkontribusi tersebut dilandaskan oleh Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan. Program pengembangan masyarakat yang dilaksanakan oleh PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field di Desa Sukamulya, Kabupaten Karawang, yang merupakan wilayah ring 1 dari kegiatan produksinya, adalah kegiatan yang berbasiskan pengembangan masyarakat berdasarkan kegiatan produksi jamur merang. Program yang diberi nama Kampung Jamur Merang ini adalah suatu usaha pengembangan masyarakat yang menitikberatikan pada pengembangan kegiatan jamur merang dari hulu hingga ke hilirnya. Selain dalam rangka pengembangan ekonomi atau pemberdayaan masyarakat, program Kampung Jamur Merang Sukamulya ini juga memiliki tujuan dalam pengurangan emisi yang dihasilkan dari kegiatan pembakaran jerami sisa panen padi yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat. 
Program Pemberdayaan Toga Asuh Dalam Rangka Meningkatkan Struktur Komunitas Tumbuhan Bawah di Hutan Kota Ranggawulung, Kabupaten Subang Adi Firmansyah; Achmad Rivano Tuwow; Sibbil Rusdiana Addriyani
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (Care)
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.132 KB)

Abstract

Hutan Kota Ranggawulung merupakan sebuah hutan kota yang terletak di Kabupaten Subang dimana pengelolaannya merupakan kerjasama Dinas Kehutanan Kabupaten Subang berkerjasama dengan PT. Pertamina EP Asset 3 Subang Field. Selain sebagai hutan kota yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, pemanfaatannya juga diintegrasikan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah sekitar kawasan Hutan Kota Ranggawulung, yaitu Desa Parung. Pelaksanaan pemberdayaannya berupa Program KOPI TAWAR yaitu suatu program yang bertujuan selain meningkatkan kapasitas dan pemahaman masyarakat terkait pelestarian hayati juga bertujuan meningkatkan stuktur komunitas tumbuhan bawah di kawasan Hutan Kota. Pada penelitian kali ini didapatkan peningkatan pada kerapatan menjadi D=20,85, keragaman menjadiE’=0,77, keanekaragaman menjadi H’=3,29. Hasil pada sisi sosial program ini adalah interaksi sosial yang terjadi menjadikan pengembangan pelestarian lingkungan menyebar tidak hanya di Hutan Kota Ranggawulung, tetapi juga penanaman toga langka di rumah masing-masing anggota kelompok.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Ternak Domba Terpadu di Desa Karanglayung, Kecamatan Sukra, Indramayu, Jawa Barat Dede Darmawan; Annisa Sophia
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (Care)
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.504 KB)

Abstract

Karanglayung merupakan salah satu desa di kawasan pantura Indramayu. Desa Karanglayung memiliki potensi untuk pengembangan peternakan domba. Program yang dijalankan adalah pendampingan kelompok ternak domba. Tujuan program pendampingan adalah: (1) Berkembangnya inovasi dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan; dan (2) Mengembangkan usaha produktif masyarakat sehingga memiliki manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan yang lebih besar. Program dilaksanakan di Desa Karanglayung, Kecamatan Sukra, Indramayu. Kesimpulan: Manfaat program ternak domba terpadu di bidang sosial adalah adanya peningkatan pengetahuan dan pengelolaan budidaya ternak lebih baik dengan manajemen agribisnis. Dalam tinjauan aspek ekonomi, program ternak terpadu secara berkelompok ini cukup meningkatkan pendapatan kelompok. Selain itu, pemanfaatan limbah sebagai biogas mampu melayani kebutuhan gas dua rumah. Dalam aspek lingkungan, program ternak domba terpadu menghasilkan limbah yang lebih sedikit, adanya pemanfaatan limbah sebagai produk yang bernilai, serta adanya pemanfaatan lahan tidur menjadi lahan yang produktif.
Peran Kelompok Usaha dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (KUPEK) Assolahiyah dalam Upaya Menciptakan Kemandirian Masyarakat di Bidang Ekonomi Ikrimatul Maknun
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (Care)
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.876 KB)

Abstract

Permasalahan ekonomi selalu saja menjadi masalah utama yang berada di masyarakat pedesaan, tidak terkecuali masyarakat di Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang. Mayoritas masyarakat yang merupakan buruh tani tidak setiap saat dapat menggantungkan pendapatannya kepada hasil pertanian. Pemberdayaan masyarakat berujung pada pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini juga yang dilakukan oleh PKBM Assolahiyah untuk meningkatkan ekonomi keluarga dengan mendirikan unit kerja yaitu kelompok usaha dan pemberdayaan ekonomi keluarga (KUPEK) Assolahiyah. PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field bekerjasama dengan CARE LPPM IPB untuk mendampingi program CSR perusahaan. Kegiatan KUPEK Assolahiyah berlangsung di Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang. Pengamatan dilakukan sejak tahun 2015 dan dianalisis menggunakan analisis SWOT. KUPEK Assolahiyah berperan dalam : (1) Pemasaran; (2) Peningkatan kemampuan pelaku UKM; (3) Peningkatan kualitas produk. Masalah yang dihadapi oleh KUPEK Assolahiyah berasal dari internal dan eksternal organisasi. Kegiatan yang dilaksanakan KUPEK menuju kemandirian UKM untuk meningkatkan pendapatan dari hasil penjualan produk. UKM yang mengikuti KUPEK mulai memahami pentingnya menjaga dan meningkatkan kualitas produk untuk menambah nilai jual produk.
Pemanfaatan Teknologi Biogas sebagai Sumber Bahan Bakar Alternatif di Sekitar Wilayah Operasional PT. Pertamina Asset 2 Prabumulih Field Indri Oktavia; Adi Firmansyah
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (Care)
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.532 KB)

Abstract

Kegiatan pemeliharaan ternak menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Pengolahan limbah perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan. Biogas merupakan teknologi yang dapat menghasilkan sumber bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui karena menggunakan bahan baku yang berasal dari kotoran ternak. Program teknologi biogas ini memiliki tujuan untuk mengurangi biaya ekonomi rumah tangga masyarakat Desa Tanjung Bulan yang berdekatan dengan lokasi produksi PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field. Berdasarkan kajian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa program biogas dari Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field sangat bermanfaat bagi masyarakat Tanjung Bulan, khususnya kelompok Rambang Sejahtera.  Ada tiga manfaat utama yang dirasakan, (1) Biogas sebagai pengganti LPG yang selama ini digunakan masyarakat. (2) Hasil sampingan biogas, telah digunakan menjadi pupuk organik. (3) Dari segi sosial, program ini juga telah mengedukasi masyarakat bahwa kotoran ternak yang selama ini dianggap masyarakat sebagai limbah, ternyata dapat memberikan manfaat dari segi ekonomi dan lingkungan. Hasil samping dari teknologi biogas yang diolah menjadi pupuk organik (padat dan cair) dapat meningkatkan unsur hara tanah, menghemat biaya untuk pembelian pupuk dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Model Pemberdayaan Peternak Desa Pasirukem Melalui Inovasi Budidaya Ternak Domba Terpadu di Wilayah Operasi PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang Kurnia Bagus Ariyanto; Adi Firmansyah
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (Care)
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.53 KB)

Abstract

PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang mempunyai komitmen yang besar terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan. Untuk itu melalui program CSR, PT Pertamina EP bekerja sama dengan CARE LPPM IPB melakukan inovasi-inovasi untuk meningkatkan efektifitas peternakan domba dan meningkatkan kapasitas peternak domba di Desa Pasirukem, Karawang. Program ini dimaksudkan agar masyarakat (khususnya)peternak yang berada di Pasirukem mampu secara mandiri melakukan inovasi guna meningkatkan kapasitas produksi serta pendapatan ekonomi dari bidang peternakan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan metode partisipatif dengan menempatkan masyarakat sebagai subjek dalam setiap aktivitas kegiatan, dimulai dari perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi. Tiga kegiatan inovasi utama yang dilakukan di masyarakat peternak pada tahun 2016, antara lain: (1) Burger Pakan; (2) Jamu Kesehatan Ternak; (3) Demplot Biogas. Burger pakan merupakan complete feed yang berasal dari pemanfaatan limbah pertanian/ agroindustri yang bertujuan untuk mengurangi limbah yang menumpuk demi tercapainya konsep zero waste agriculture.Jamu kesehatan ternak merupakan program peningkatan kesehatan ternak dengan menggunakan tanamantanaman lokal dan hasilnya menunjukan bahwa pemberian jamu kesehatan ternak memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan ternak. Biogas merupakan program pemanfaatan kotoran hewan yang pada awalnya menumpuk menjadi energi bersih berupa gas rumah tangga dan pupuk organik yang bermanfaat untuk tanaman.
Program Pemberian Makanan Tambahan untuk Peningkatan Status Gizi Ibu Hamil dan Balita di Kecamatan Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan, Karawang Rahma Nurina
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (Care)
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.561 KB)

Abstract

PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field dalam upaya melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan perusahaan terutama dalam bidang kesehatan masyarakat di wilayah operasional perusahaan melakukan kegiatan CSR pendampingan untuk Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada ibu hamil dan balita kurang gizi di wilayah Kecamatan Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang (UPTD Puskesmas Sukatani dan UPTD Puskesmas Pasirukem). Tujuan pelaksanaan program PMT-P adalah untuk memperbaiki status gizi dan kesehatan guna mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit yang menyerang ibu hamil dan balita. Program ini berhasil mengurangi jumlah ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) hingga 100% di UPTD Pkm Sukatani dan 60% di UPTD Pkm Pasirukem. Adapun jumlah balita dengan status gizi normal berdasarkan BB/TB pada 2 wilayah UPTD Pkm (Sukatani dan Pasirukem) mengalami penurunan pada bulan ke-3, berturut-turut yakni sekitar 20 persen dan 27 persen dibandingkan kondisi status gizi awal. Namun, berdasarkan BB/U, jumlah balita dengan status gizi tergolong normal meningkat, berturut-turut sekitar 20 persen (Sukatani) dan 18,2 persen (Pasirukem). Peningkatan jumlah balita dengan status gizi berdasarkan penghitungan TB/U tergolong normal mengalami peningkatan yang lebih besar pada bulan ke-3 pemberian PMT-P berturut-turut sekitar 14 persen dan 13 persen dibandingkan status gizi awal. Kondisi yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan status gizi baik pada ibu hamil dan balita kemungkinan adalah budaya turun temurun warga berupa pantangan dalam memberikan sayur dan buah baik pada masa kehamilan ibu maupun pada masa pertumbuhan dan perkembangan balita hingga umur 1 tahun,serta kondisi pemberian PMT-P (susu dan biskuit) yang dijadikan sebagai makanan utama dan bukan sebagai makanan tambahan pendamping makanan utama.
Pemberdayaan Masyarakat pada Kelompok Ternak Lele “Pangeran Jalon” di Desa Losarang, Indramayu Susan Susan; Annisa Sophia
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (Care)
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.389 KB)

Abstract

Desa Losarang merupakan salah satu desa yang berada di ring 1 wilayah operasional PT. Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field sehingga menjadi desa sasaran program CSR perusahaan. Desa Losarang memiliki potensi yang baik di bidang perikanan, terutama komoditas lele. Guna memberdayakan masyarakat desa di bidang perikanan, dilakukanlah pendampingan masyarakat dalam program community development yang diadakan oleh perusahaan. Tujuan program pendampingan adalah berkembangnya inovasi dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan dalam kegiatan: (1) Budidaya lele pembesaran dengan metode bioflok, (2) Program budidaya cacing sutera, dan (3) Program pembenihan lele dengan semi alami atau buatan. Hasil dari program pendampingan adalah adanya penguatan budidaya, yaitu penguatan sistem budidaya yang dilakukan pada program pemberdayaan ini (pembenihan, budidaya cacing sutera, dan pembesaran). Kegiatan pendampingan juga telah meningkatkan pengetahuan anggota kelompok tentang budidaya lele dengan sentuhan teknologi, termasuk terkikisnya mitos-mitos yang sebelumnya menghambat masyarakat untuk melakukan usaha lele di Desa Losarang.
Karanganyar Hijau sebagai Program Pemberdayaan Masyarakat di Desa Karanganyar Winar Nur Aisyah Fatimah
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 1 No. 1 (2016): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (Care)
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.507 KB)

Abstract

Karanganyar merupakan salah satu desa di kawasan pantura Indramayu yang mendapatkan dampak dari tidak adanya pengelolaan sampah. Masyarakat Desa Karanganyar dengan tingkat pendidikan 45.1% lulusan SD memang masih kurang memiliki pemahaman dan kesadaran akan lingkungan yang bersih dan sehat. Selain masalah sampah, pekarangan di Desa Karanganyar belum banyak termanfaatkan dengan baik. Pekarangan memiliki potensi besar sebagai penunjang berbagai kebutuhan hidup harian pemiliknya.Pekarangan dapat dimanfaatkan dengan menanam berbagai tanaman buah, sayuran, bumbu, dan obat bahkan dapat dibuat lubang resapan biopori di setiap pekarangan sebagai metode pengomposan sederhana skala rumah tangga. Melihat keadaan itu maka diadakan program Karanganyar Hijau dengan tujuan program adalah (1) Membangun kesadaran masyarakat sasaran mengenai pentingnya pengelolaan sampah, (2) Menjadikan suatu kampung percontohan bagi kampung lainnya dalam memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan, (3) Menjadi kegiatan untuk meningkatkan keterampilan ibu rumah tangga dan meningkatan ekonomi, dan (4) Menciptakan pekarangan yang tertata dan termanfaatkan dengan baik sehingga dapat dijadikan contoh bagi kampung lainnya Program dilaksanakan di RW 06 Desa Karanganyar Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 12 orang. Kesimpulan: Sarana dan prasarana Bank Sampah dan Kerajinan sudah cukup memadai, kesadaran masyarakat RW 06 sedikit demi sedikit mulai terbangun meskipun masih banyak yang belum tergerak hatinya untuk menjadi nasabah Bank Sampah, jumlah nasabah terus meningkat setiap bulannya begitu juga pendapatan kelompok meningkat Rp 50.000/ bulan. Namun pemasaran sampah dan kerajinan masih belum maksimal.
Perbandingan Kumbung Model Baja Ringan dengan Kumbung Konvensional dari Bambu dalam Produksi Jamur Merang Ahmad Rivano Tuwow
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 2 No. 2 (2017): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Material bambu merupakan bahan konvensional yang digunakan dalam pembuatan kumbung untuk produksi jamur merang. Proses Sterilisasi pada produksi jamur merang yang mencapai 80o celcius menyebabkan material bambu mudah lapuk dikarenakan Melting Temperature dari material bambu yang berkisar 70-102o Celcius. Efek dari mudah lapuknya material bambu menyebabkan biaya produksi petani jamur merang tinggi untuk renovasi rutin kumbung. Untuk itu PT. Pertamina EP Asset 3 Subang Field menerapkan penggunaan bahan baja ringan dalam pembuatan rangka kumbung untuk mengurangi biaya produksi yang dihadapi oleh petani jamur merang pada jangka panjang. Tujuan penelitian ini adalah: mengetahui bagaimana perbandingan produktivitas dan analisis finansial antara penggunaan kumbung model baja ringan dan kumbung konvensional dalam pelaksanaan budidaya jamur merang. Hasil penelitian menujukkan penggunaan kumbung model berbahan baja ringan meningkatkan produksi jamur merang sebesar 31.67% dibandingkan produksi menggunakan kumbung konvensional berbahan dasar bambu dan peningkatan nilai penjualan hasil panen sebesar 25%.