cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Farmaseutik
ISSN : 1410590x     EISSN : 26140063     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Farmaseutic accepts submission concerning in particular fields such as pharmaceutics, pharmaceutical biology, pharmaceutical chemistry, pharmacology, and social pharmacy.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 3 (2021)" : 20 Documents clear
Analisis Lean Operating Pada Bagian Produsi Usaha Kecil Obat Tradisional X Yogyakarta Dodi Prabowo; Achamad Fudholi; Suwidjiyo Pramono
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.58035

Abstract

Efisiensi PADA produsen DAPAT ditingkatkan DENGAN eleminasi tujuh limbah Berupa transportasi, atas produksi, gerak, menunggu, atas produksi, lebih proses, Dan cacat. pemborosan tersebut tercakup dalam kategori Tidak Bernilai Tambah (NVA) dan Tidak Bernilai Tambah Tapi Diperlukan (NNVA). NVR dan NNVA serta mencari solusi dari pemborosan tersebut. Penelitian dilakukan di UKOT X Yogyakarta pada bulan September 2019. Jenis kegiatan limbah menunggu , cacat , selama proses dan gerak merupakan kegiatan NVA, sedangkaninventaris dan transportasi merupakan kegiatan NNVA. Total waktu 1 siklus produksi berjumlah 1551 menit dimana terdapat kegiatan NVA dan NNVA didalamnya. Kegiatan NNVA pada UKOT X terpantau selama 488 menit (31,46%). Kegiatan NVA dilakukan selama 188 menit (27,5%). Salah satu solusi untuk memulihkan limbah adalah menggunakan analisis tujuh limbah dengan menghilangkan kegiatan NVA sebanyak 188 menit (27,5%) menjadi 0 menit. Kegiatan NNVA selama 488 menit diselesaikan sebesar 86 menit (5,54%) menjadi 402 menit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah total waktu produksi 1551 menit dapat dipindahkan sebesar 33,07% menjadi 1038 menit menggunakan analisis limbah dengan cara mengangkat NNVA dan menghilangkan NVA.
Evaluasi Kesesuaian Dosis dan Clinical Outcome Amikasin dan Gentamisin di Bangsal Nicu (Neonatal Intensive Care Unit) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Zita Dhirani Pramono; Ika Puspitasari; Ida Safitri Laksanawati
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.58243

Abstract

Penggunaan amikasin dan gentamisin menjadi pilihan antibiotik golongan aminoglikosida dengan indeks terapi sempit dalam terapi infeksi untuk neonatus dan penggunaannya perlu diikuti dengan monitoring terapi agar dapat mencegah toksisitas terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian dosis amikasin dan gentamisin pasien NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan mengevaluasi hasil terapinya yang dilihat dari perbaikan respon klinis pasien. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional dan dilakukan penelusuran data rekam medik pasien neonatus mendapatkan terapi amikasin atau gentamisin saat menjalani rawat inap di NICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 1 Januari 2017 - Desember 2018. Estimasi kadar didapatkan dari dosis pemberian dan dilakukan perhitungan farmakokinetika. Clinical outcome yang diamati yakni tanda-tanda vital dan  Analisis chi square dilakukan untuk mengetahui hubungan keduanya.  Pasien yang menerima amikasin dan gentamisin mengalami clinical outcome membaik berturut-turut sebanyak 18 pasien dan 28 pasien. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan estimasi Cmax/MIC amikasin dan gentamisin terhadap clinical outcome (p 0,05). Selain itu hasil analisis bivariat pada variabel perancu didapatkan terdapat hubungan lama infeksi dan length of stay terhadap clinical outcome. Analisis multiple logistic regression didapatkan ada hubungan length of stay terhadap clinical outcome (p =0,021).
Analisis Proses Pengadaan, Penerimaan dan Penyimpanan dengan Pendekatan Lean Hospital di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada Luthfi Himawan; Marchaban Hadimartono; Satibi Satibi
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.58658

Abstract

Instalasi Farmasi jika dikelola dengan baik memberikan pendapatan terbesar terhadap rumah sakit, dan sebaliknya akan menjadi sumber pengeluaran yang besar bagi rumah sakit karena instalasi farmasi menggunakan anggaran terbesar. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengambilan data diperoleh melalui wawancara, dokumen pengelolaan obat, standar prosedur operasional dan perhitungan cycle time melalui observasi pada proses pengelolaan obat. Identifikasi waste menggunakan Big Picture Mapping dan Fishbone Diagram digunakan untuk menganalisis sebab dan akibat suatu permasalahan sehingga ditemukan akar permasalahan dari waste kritis yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan persentase value added pada proses pengadaan 48,27%, proses penerimaan 20,5% dan proses penyimpanan 12,83%. Persentase necessarry but non value added pada proses pengadaan yaitu 51,72%, proses penerimaan 59% dan proses penyimpanan 5,3%. sedangkan non value added pada proses pengadaan yaitu 0,005%, proses penerimaan 20,5% dan proses penyimpanan 81,87%. Proses pengadaan, penerimaan dan penyimpanan dapat diidentifikasi dengan lean thinking, waste yang banyak terjadi diantaranya waste of overproduction, waste of waiting, waste of defect, waste of motion, waste of transportation., akar masalah sebagian besar terjadi pada pihak distributor/kurir, jika dibiarkan akan berdampak pada kekosongan obat pada pasien. Rumah sakit masih dapat melakukan perbaikan misalnya pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Pola Pengobatan Pasien Skizoafektif Tipe Depresif di RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang Yurida Ni'ma Annisa; Zullies Ikawati, Apt.
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.59068

Abstract

Tatalaksana depresi tunggal tanpa gejala psikotik erat kaitannya dengan antidepresan, namun identifikasi tatalaksana yang tepat khususnya pada sindroma depresi sebagai satu bagian gejala yang menyertai gangguan jiwa tentunya lebih rumit. Salah satu diagnosa terbanyak untuk gangguan jiwa yang disertai sindroma depresi adalah Skizoaktif Tipe Depresif/STD (F21.5). Penelitian ini bertujuan menggambarkan pola pengobatan pasien STD yang diterapkan di RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. Penelitian ini merupakan studi non-eksperimental dengan metode evaluasi deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari data catatan rekam medis pasien dengan diagnosa STD yang menjalani terapi rawat jalan (RJ) dan atau rawat inap (RI) pada tanggal 1 Januari - 31 Desember 2018. Jumlah kasus STD dalam penelitian ini adalah 123 kasus yang terdiri dari 38 kasus RJ dan 85 kasus RI. Monoterapi dengan fluoksetin merupakan pola pengobatan antidepresan terbanyak di RJ (52,63%) dan RI (69,14%) dengan jumlah penggunaan antidepresan terbanyak adalah fluoksetin (77,14%). Penggunaan antipsikotik terbanyak adalah risperidon (32,13%) dengan terapi ajuvan yang paling umum digunakan adalah triheksifenidil (65,38%). Presentase kesesuaian terapi antidepresan adalah 100% sesuai obat pada seluruh kasus dan sebagian besar sesuai dosis dengan standar Kepmenkes dan guideline APA tahun 2010.
Estimasi Nilai Years Lived with Disability (YLD) Terhadap Penyakit Kardiovaskular Akibat Rokok di Indonesia Nurul Faizah; Susi Ari Kristina
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.60071

Abstract

Merokok merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi dunia kesehatan karena menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal dalam setahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak rokok terhadap penyakit kardiovaskular di Indonesia menggunakan Years Lived with Disability (YLD).Penelitian ini merupakan studi epidemiologi dengan perspektif govermental. Pemilihanjenis penyakit kardiovaskular akibat rokok diperoleh berdasarkan nilai relative risk >1 dan ketersediaan data pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Proporsi kontribusi rokok terhadap penyakit-penyakit diestimasi dengan mengaplikasikan smoking attributable fraction (SAF) yang didapatkan dengan mengalikan hasil prevalensi merokok di Indonesia dengan relative risk. Selanjutnya estimasi YLD penyakit kardiovaskular akibat rokok dihitung berdasarkan data riil jumlah pasien yang diperoleh dari database BPJS tingkat nasional.Nilai YLD tertinggi pada penyakit kardiovaskular akibat rokok dalam penelitian ini adalah hipertensi kemudian disusul oleh stroke, penyakit jantung iskemik dan penyakit jantung koroner.
Evaluasi Regimen Dosis Amikasin dan Kejadian Efek Nefrotoksik Pada Penggunaan Antibiotik Amikasin di Rumah Sakit Yogyakarta Siti Rouchmana; Djoko Wahyono; Fita Rahmawati
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.60590

Abstract

Amikasin merupakan antimikroba golongan aminoglikosida yang efektif terhadap kuman gram negatif, namun memiliki efek samping pada ginjal (nefrotoksik). Pengaturan dosis yang tepat diperlukan untuk meminimalisir efek samping tersebut namun memberikan efek terapi yang maksimum. Penelitian bertujuan mengidentifikasi profil rasionalitas dosis amikasin dan mengetahui hubungan rasionalitas dosis amikasin dengan kejadian nefrotoksik pada pasien di rumah sakit di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan cohort retrospective dengan penelusuran data rekam medis pasien yang menjalani rawat inap tahun 2017-2018 dari dua rumah sakit di Yogyakarta (RS Bethesda Yogyakarta dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta) sejumlah 80 subjek. Kriteria subyek penelitian meliputi rekam medis pasien yang menggunakan antibiotik amikasin minimal selama 3 hari, terdapat informasi serum kreatinin minimal 2 kali yaitu sebelum dan selama atau sesudah mendapatkan terapi amikasin. Penentuan rasionalitas dosis amikasin berdasarkan rumus perhitungan Giusty Huyton dan referensi DIH (Drug Information Handbook). Data dianalisis secara statistik menggunakan uji Chi-square atau uji Fisher.  Hasil penelitian mendapatkan 43 (53,75%) pasien mendapatkan antibiotik amikasin dengan dosis rasional dan efek nefrotoksik ditemukan pada 6 pasien. Rasionalitas pendosisan amikasin tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan efek nefrotoksik (p=1,000). Berdasarkan hasil penelitian, perlunya peningkatan keterlibatan farmasis dalam penentuan dosis obat secara rasional masih diperlukan untuk meminimalisir kejadian efek samping obat yang tidak diharapkan mellaui pemantauan kadar serum kreatinin pasien selama penggunaan antibiotik aminoglikosida.
Evaluasi pelaksanaan responsi praktikum Biokimia Farmasi kurikulum 2017 dengan soal UKAI-like model CBT Adam Hermawan; Riris Istighfari Jenie; Rumiyati Rumiyati; Susi Ari Kristina
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.60791

Abstract

Metode computer based testing (CBT) dengan tipe soal multiple choice questions (MCQs) telah dilakukan untuk evaluasi pembelajaran pendidikan tinggi Farmasi. Evaluasi pembelajaran praktikum Biokimia Farmasi di tahun 2017 dan 2018 telah dilakukan dengan format CBT dengan tipe soal mirip UKAI (UKAI-like). Meskipun demikian belum pernah dievaluasi persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan responsi. Pada penelitian ini, selain dilakukan penilaian kemampuan kognitif, dilakukan juga evaluasi terhadap persepsi mahasiswa terhadap CBT dengan model UKAI-like. Sebanyak 214 mahasiswa Farmasi UGM semester II tahun akademik 2018/2019 terlibat dalam studi ini. Mahasiswa mengerjakan 30 soal tipe MCQs mirip UKAI dengan total waktu mengerjakan 20 menit. Ada 3 capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) untuk mata praktikum yang diukur yaitu pemahaman prinsip, pemahaman cara kerja serta kemampuan mengaplikasikan hasil praktikum. Persepsi dan penerimaan mahasiswa terhadap metode CBT untuk evaluasi pembelajaran praktikum diukur dengan kuesioner. Persentase CPMK praktikum menunjukkan hasil yang merata untuk ketiga jenis CPMK yaitu berada pada rentang 60%. Selain itu mahasiswa juga setuju bahwa metode CBT dapat diterima untuk evaluasi praktikum. Meskipun demikian, mahasiswa merasa bahwa soal responsi cukup sulit dan mengeluhkan terbatasnya waktu responsi. 
Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Empirik dan Definitif pada Pasien Sepsis di Intensive Care Unit RSUP. Dr. Sardjito Mayada Rakhmima Karizki; Ika Puspitasari; Rizka Humardewayanti Asdie
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.62045

Abstract

Sepsis merupakan penyakit mengancam jiwa berupa disfungsi organ yang berhubungan dengan infeksi. Hingga saat ini sepsis menjadi sebab utama kematian di Intensive Care Unit (ICU). Penanganan yang diberikan pada 1 jam pertama akan menentukan keberhasilan terapi selanjutnya, salah satunya antibiotik. Penggunaan antibiotik yang rasional berkaitan dengan luaran klinik pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan rasionalitas antibiotik dengan luaran klinik pasien sepsis di ICU RSUP Dr. Sardjito tahun 2018-2019. Penelitian dilakukan secara observasional-analitik dengan desain kohort retrospektif. Dari 59 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, diperoleh 138 antibiotik dengan rincian 112 antibiotik empirik dan 26 antibiotik definitif. Kriteria Gyssens digunakan untuk evaluasi rasionalitas antibiotik dilanjutkan analisis hubungan rasionalitas antibiotik dan variabel perancu dengan luaran klinik menggunakan uji Chi-square atau Fisher's Exact. Masing-masing uji menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Persentase penggunaan antibiotik secara rasional (kategori 0) sebesar 13,6% (23 antibiotik) untuk antibiotik empirik dan 21,6% (8 antibiotik) untuk antibiotik definitif. Total persentase antibiotik tidak rasional (kategori I-V) dari antibiotik empirik dan definitif secara berurutan sebesar 86,4% (146 antibiotik) dan 78,4% (29 antibiotik). Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara rasionalitas antibiotik dengan luaran klinik pasien sepsis di ICU RSUP Dr. Sardjito tahun 2018-2019 (p>0,05).
Pengaruh Medication Therapy Management Terhadap Kepatuhan, Outcome Klinik dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Dyah Purwantiningsih; Nanang Munif Yasin; Susi Ari Kristina
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.62497

Abstract

Sebagian besar penderita Diabetes Mellitus (DM) belum memahami dengan benar pengobatan yang dijalaninya. Ketidakpatuhan dan ketidakpahaman pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Medication Therapy Management (MTM) terhadap tingkat kepatuhan, outcome klinik dan kualitas hidup pasien DM peserta Program Rujuk Balik (PRB). Rancangan penelitian ini menggunakan kuasi-ekperimental, dengan desain penelitian pretes-posttes with control group. Bentuk intervensi berupa layanan farmasi berbasis MTM. Subyek penelitian yaitu pasien DM peserta PRB di Kabupaten Sragen yang masuk kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah pill count, GDP dan DQLCTQ. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney atau T-test. Dari total 106 responden terbagi menjadi dua yaitu 55 responden kelompok kontrol dan 51 responden kelompok intervensi. Setelah dilakukan intervensi berupa layanan farmasi berbasis MTM menunjukkan adanya peningkatan kepatuhan pasien sebesar 5,76±9,17 (p=001), peningkatan outcome klinik berupa penurunan GDP sebesar 26,61±42,04 (p=0,010), dan  peningkatan kualitas hidup pasien sebesar 2,71±4,83 (p=0,018). Intervensi berupa layanan farmasi berbasis MTM dalam penelitian ini memperbaiki semua aspek variabel yang diteliti.
Pengaruh Readmisi Terhadap Biaya pada Pasien PPOK Eksaserbasi Akut dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Trirahmi Hardiyanti; Nanang Munif Yasin; Tri Murti Andayani
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v17i3.65382

Abstract

Peningkatan beban ekonomi pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) tidak terlepas dari adanya pengaruh readmisi dan faktor-faktor yang berhubungan seperti lama rawat inap, komorbid, dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan lama rawat inap, komorbid, dan pekerjaan dengan readmisi serta mengetahui pengaruh readmisi terhadap biaya pada pasien PPOK eksaserbasi akut di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Data diambil secara retrospektif melalui rekam medik dan data dari bagian keuangan yang berisi biaya perawatan pasien rawat inap PPOK eksaserbasi akut di RS Paru Respira Yogyakarta periode 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 2019. Data readmisi diperoleh dari rekam medik, diamati dalam kurun waktu satu sampai tiga tahun setelah pasien dilakukan rawat inap. Analisis biaya dilakukan dari perspektif rumah sakit meliputi biaya medis langsung, yaitu biaya kamar, biaya keperawatan, biaya jasa pelayanan medik, biaya tindakan non medik, biaya penunjang medik, dan biaya obat serta barang medik.  Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan readmisi dan seberapa besar pengaruh frekuensi readmisi terhadap biaya menggunakan uji Chis-square dan Mann-whitney. Penelitian ini terdiri dari 100 pasien dengan 74 pasien tanpa readmisi dan 26 pasien readmisi. Karakteristik pasien yang dominan meliputi berusia ≥ 66 tahun; berjenis kelamin laki-laki; memiliki lama rawat inap < 4 hari; memiliki komorbid ≥ 1; bekerja sebagai petani, buruh, dan pekerja swasta; dan anggota program BPJS kelas tiga. Sekitar 26% pasien readmisi dengan frekuensi readmisi 1-2 kali selama satu tahun. Biaya rata-rata terapi tiap pasien PPOK rawat inap readmisi dan tanpa readmisi yaitu Rp3.056.551 dan Rp2.829.114. Hasil penelitian menunjukan bahwa lama rawat inap berhubungan dengan readmisi pasien PPOK eksaserbasi akut (p = 0,004). Readmisi mempengaruhi biaya pasien PPOK eksaserbasi akut. Biaya tindakan non medis adalah biaya yang paling berpengaruh (p = 0,005).

Page 2 of 2 | Total Record : 20