cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Farmaseutik
ISSN : 1410590x     EISSN : 26140063     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Farmaseutic accepts submission concerning in particular fields such as pharmaceutics, pharmaceutical biology, pharmaceutical chemistry, pharmacology, and social pharmacy.
Arjuna Subject : -
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 1 (2023)" : 19 Documents clear
Pengaruh Demografi Usia Remaja Terhadap Pengetahuan Swamedikasi Jerawat Marta Halim; Farida Tuahuns; Leonov Rianto
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.81856

Abstract

Jerawat merupakan berupa peradangan kulit dengan gejala bintik merah menonjol dan sakit dapat berisi nanah atau bintik putih/hitam. Berdasarkan data Global Burden of Disease acne vulgaris terjadi pada 85% remaja berusia 12–25 tahun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya acne vulgaris salah satunya yaitu permasalahan jerawat akibat penggunaan masker dalam jangka panjang pada masa pandemi Covid-19. Menurut penelitian Changxu Han melaporkan dari tanggal 15 April hingga 4 Mei 2020 sebanyak 15 pasien mengalami tingkat keparahan jerawat dari ringan hingga sedang, dengan gambaran klinis mask acne yang paling sering tampak adalah adanya komedo dan papul di pipi dan hidung dibandingkan nodul dan kista pada dahi. Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa kemunculan jerawat dapat mengurangi kepercayaan diri dan kualitas hidup pada seseorang terutama remaja. Penyakit ini juga tidak hanya memberikan efek secara fisik pada penderitanya, tetapi juga menimbulkan efek psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh demografi remaja terhadap swamedikasi pada jerawat di SMK Nusantara 1 Ciputat Bulan Juni 2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dan didapatkan responden sebanyak 124 orang. Pengambilan data dilakukan berdasarkan data primer berupa kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang swamedikasi jerawat secara keseluruhan, memiliki pengetahuan baik 101 responden (81%), diikuti oleh kategori pengetahuan cukup 23 responden (19%). Uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan antara faktor demografi usia dengan tingkat pengetahuan responden.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada Pasien TB Paru Marta Halim; Vonny Nofrika; Rahmat Widiyanto; Dwi Puspitasari
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.81858

Abstract

Menurut WHO, Global Tuberculosis Report tahun 2016, Indonesia merupakan Negara dengan jumlah kasus baru terbanyak kedua didunia setelah India, dengan angka kematian diperkirakan sebanyak 1,4 juta. Ketidakpatuhan penderita TB paru dalam minum OAT menyebabkan angka kesembuhan penderita rendah, angka kematian tinggi dan resiko kekambuhan meningkat. Pengetahuan mengenai TB paru sangatlah penting guna menyadarkan pasien agar patuh minum obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum OAT pada pasien TB paru di RS Budi Lestari Bekasi periode April 2019. Penelitian ini merupakan penelitian non- eksperimental secara analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel dilakukan di RS Budi Lestari menggunakan total sampling dengan 60 responden. Tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien diukur menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan dan Morysky Medication Adherence Scale (MMAS-8). Kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan tingkat kemaknaan sebesar 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan baik 51,70%, cukup 48,30%, dan kurang  0%. Tingkat kepatuhan minum OAT tinggi 43,33%, sedang 48,33%, dan rendah 8,33%. Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum OAT menunjukkan Sign(2-tailed) 0,001 < 0,05 dengan nilai korelasi (r) 0,423. Kesimpulan penelitian ini adalah pasien TB paru di RS Budi Lestari Bekasi mayoritas memiliki pengetahuan yang baik dan kepatuhan minum OAT yang sedang. Adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum OAT di RS Budi Lestari Bekasi, dengan tingkat korelasi cukup dan searah.
Profil dan Rasionalitas Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Periode Mei - Juli 2021 Anggi Diwati; Octariana Sofyan
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.80153

Abstract

Hipertensi menduduki peringkat ketiga penyebab kematian setelah stroke dan tuberkolosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua usia di Indonesia. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada Kabupaten Sleman hipertensi menjadi peringkat pertama dari lima besar penyakit dengan jumlah kasus sebanyak 1.061 pada bulan Januari-Oktober 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dan rasionalitas penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada Kabupaten Sleman Periode Mei-Juli 2021. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik yaitu dengan pengumpulan data berupa rekam medis dan resep pasien hipertensi pada bulan Mei- Juli 2021 dengan sampel penelitian sebanyak 78. Data dianalisis secara deksriptif kuantitatif dan hasil data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk persentase, tabel dan diagram tentang pola peresepan obat antihipertensi. Hasil penelitian diperoleh pola peresepan obat antihipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama paling banyak mendapatkan pengobatan terapi tunggal dengan hasil persentase (29,5%), obat yang digunakan yaitu Amlodipin dari golongan Calcium Channel Blocker (CCB). Kerasionalan penggunaan obat antihipertensi berdasarkan tepat indikasi penyakit sebesar (100%), tepat pemilihan obat sebesar (93,59%), dan tepat dosis sebesar (96,15%).Kata kunci : Hipertensi, Obat antihipertensi, Profil obat, Kerasionalan obat
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DAGUSIBU (DAPATKAN, GUNAKAN, SIMPAN DAN BUANG) OBAT DI DESA KERUJON Aninditha rachmah Ramadhiani
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.73424

Abstract

Latar Belakang: Kurangnya pemahaman tentang cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat (Dagusibu) dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, untuk melindungi masyarakat dari hal yang tidak diinginkan maka dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Tujuan: tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap pengetahuan masyarakat di desa Kerujon kabupaten OKU Timur. Metode: jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental menggunakan rancangan one group pre-test dan post-test. Analisis menggunakan univariat dan bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: sebelum pemberian edukasi pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 2,9%, kategori cukup sebanyak 51,4 % dan kategori kurang sebanyak 45,7%. Sedangkan sesudah edukasi pengetahuan responden dengan kategori baik sebanyak 82,9% dan kategori cukup sebanyak 17,1%. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon menunjukan 35 responden memiliki nilai post-test lebih besar dari pada nilai pre-test. Kesimpulan: pemberian edukasi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan tentang DAGUSIBU (dapatkan, gunakan, simpan dan buang) obat yang dapat dilihat dari hasil uji signifikan p-value (0,00) < 0,05.
Preparation of Solid Lipid Nanoparticle-Containing Ovalbumin Based Reverse Micelle-Double Emulsion Technique Khadijah Zai
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.78283

Abstract

Encapsulation of protein in the lipid-based nanoparticle is quite challenging. A reverse micelle-double emulsion method could be used for answering this challenge because reverse micelles able to protect the polar core in a nonpolar solvent. Thus, the protein solution can be kept in the interior of the reverse micelle particle and hosted in a lipid matrix of nanoparticles. Herein, we describe the preparation of solid lipid nanoparticles (SLNp) for the encapsulation of ovalbumin (Ova) with reverse micelle-double emulsion. Using several combinations of solid lipids and phospholipids, we prepared SLNp containing Ova-reverse micelle. The optimized formulation enabled the incorporation of Ova in the solid lipid matrix of SLNp with nano size and narrow particle size distribution (PdI), and high entrapment efficiency for Ova. The particle size and zeta potential were measured by a dynamic light scattering spectrophotometer 214.8±15.94 nm and −3.44±0.21 mV, respectively. The entrapment efficiency (EE%) was determined by Spectrofluorometer by determining the quantitative of Ova-FITC labeling was 98.97±0.89%.
Hubungan Demografi Masyarakat dengan Pengetahuan Penggunaan Alat Glukometer di Kelurahan Duren Sawit Aries Meryta; M. Fathan N.U.; Erna Prihandiwati
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.81857

Abstract

Diabetes  adalah  penyakit kronis dengan angka kejadian yang tinggi di Indonesia dan merupakan masalah serius bagi masyarakat Indonesia terutama di daerah perkotaan. Menurut WHO Indonesia merupakan negara urutan ke-7 dengan prevalensi diabetes tertinggi, di bawah China, India, USA, Brazil, Rusia dan Mexico. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang glukometer di RW 03 Kelurahan Duren Sawit bulan Juni 2022. Alat Glukometer memiliki cara kerja sistematik ketika memantau kadar gula darah. Saat mengukur kadar glukosa darah, anda perlu mengambil sampel darah dengan alat jarum suntik. Setelah itu, tempelkan sampel darah secukupnya pada  strip tes gula darah yang terpasang pada glucometer. Penelitian ini menggunakan metode korelatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dan didapatkan responden sebanyak 368 orang. Masyarakat umumnya memiliki  pengetahuan cukup dengan mengetahui dan memahami penggunaan alat glucometer sebesar 91%, sehingga dapat dikategorikan memiliki pengetahuan cukup. Ketika dilakukan Analisa hubungan antara faktor demografi berupa usia dan tingkat Pendidikan menyatakan bahwa tidak ada korelasi antara usia dan tingkat Pendidikan dengan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai cara penggunaan glukometer.
Uji Daya Hambat Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis) Sebagai Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Propionibacterium acnes Putri Eka Sari; Tria Prayoga; Deshinta Imelia
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.81860

Abstract

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai potensi sebagai obat. Buah naga merah merupakan buah yang mempunyai potensi sebagai antimikroba. Jerawat merupakan penyakit permukaan kulit yang terjadi karena adanya infeksi oleh bakteri. Propionibacterium acnes termasuk flora normal pada kulit yang berperan dalam pembentukan acne. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus costaricensis) dapat bermanfaat sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus costaricensis) yang dimaserasi dengan pelarut etanol 96% dan menghasilkan ekstrak kental yang kemudian dilakukan uji aktivitas daya hambat antibakteri pada bakteri Propionibacterium acnes. Metode yang digunakan yaitu metode difusi cakram. Hasil penelitian larutan uji dengan konsentrasi 20%, 40% dan 80% menghasilkan zona hambat rata-rata yaitu sebesar 1,3 mm, 2,16 mm, dan 3,35 mm. Klindamisin sebagai kontrol positif mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghasilkan zona bening sebesar 5,46 mm, sedangkan etanol 96% sebagai kontrol negatif tidak menghasilkan zona hambat.Dari hasil masing-masing konsentrasi menunjukan kategori zona hambat yang lemah. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit buah naga merah (Hylocereus costaricensis) mempunyai aktivitas daya hambat antibakteri terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa acuminata x Musa balbisiana) dengan Metode Ekstraksi Sokhletasi Putri Eka Sari; Indri Astuti Handayani; Senny Listy K.F.; Ade Saranita
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.81861

Abstract

Jerawat merupakan infeksi kulit yang biasa muncul pada wajah, leher, dada dan punggung. Penggunaan antibiotik untuk jerawat dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi bakteri serta dapat menimbulkan kerusakan organ dan imuno hipersensitivitas. Pisang kepok kuning (Musa acuminata x Musa balbisiana) merupakan tanaman yang banyak di konsumsi di Indonesia, namun produk samping berupa kulit belum dimanfaatkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% kulit pisang kepok kuning (Musa acuminata x Musa balbisiana) yang diperoleh dari metode ekstraksi sokhletasi terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekstraksi sokhletasi. Konsentrasi yang lebih tinggi dari senyawa flavonoid akan terdeteksi dengan etanol 70% karena polaritas yang lebih tinggi daripada etanol murni. Dengan penambahan air pada etanol murni sampai 30% untuk menjadi etanol 70% polaritas pelarut menjadi meningkat. Uji aktivitas aktibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram dengan klindamisin sebagai kontrol positif dan etanol 70% sebagai kontrol negatif. Penggunaan etanol 70% sebagai kontrol negatif karena menyesuaikan dengan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi. Klindamisin sebagai kontrol positif digunakan sebagai pembanding aktivitas antibakteri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% kulit pisang kepok kuning (Musa acumintana x Musa balbisiana) didapatkan zona hambat bakteri  pada konsentrasi 100x103 µg/mL.
Pharmacist Experience in Discovering Forged Prescriptions in Pharmacies In the Special Region of Yogyakarta Muvita Rina Wati; Istiqomah Dwi Oktaviani; Ahmad Fahmy bin Yahya; Bondan Ardiningtyas; Anna Wahyuni Widayati
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.83383

Abstract

Pharmacies were a source of narcotics and other addictive agents by 2.1% of respondents to a survey conducted by BNN and LIPI in 2019. One way for drug abusers to obtain drugs is to use forged prescriptions. Therefore, the accuracy of pharmacists in prescription's screening is needed to reduce the prevalence of drug abuse. Research on prescription counterfeiting has been carried out in various developed countries, but similar research has never been conducted in Indonesia.          This study aims to determine the patterns, characteristics, and experience of pharmacists in the Special Region of Yogyakarta (DIY) pharmacy in responding to counterfeit prescription findings. This research is an observational study with a survey method using a research instrument in the form of a questionnaire. A total of 152 pharmacists in DIY were involved as respondents and filled out questionnaires both online using the Google Form and offline from November to December 2019. The research data were analyzed descriptively.          Based on the results of the study, most of respondents 85%) had encountered counterfeit prescriptions. They were identified by the following characteristics, including the doctor's writings that were not the same as usual (60%), the amount of medicine was irrational/added with 'iter' (59%), absence of doctor’s registration number (41%), stamp (44%), and doctor's signature (32%). The most common drug classes written on fake prescriptions include psychotropics, followed by other drug classes, namely drugs that are often abuse, narcotics, antibiotics, and other ethical drugs (misoprostol and levonogestrel). In identifying counterfeit prescriptions, pharmacists need a guideline, training, and coaching. In addition, clear supervision and reporting channels are needed so that prescription counterfeiting can be reported and seriously followed up by involving Indonesian Pharmacist Association (IAI), Health Office (Dinas Kesehatan), and Indonesia Food and Drug Administration (POM).

Page 2 of 2 | Total Record : 19