Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

IDENTIFIKASI DEKSAMETASON DALAM JAMU PEGEL LINU DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE Prayoga, Tria; Widiyanto, Rahmat; Mekasari, Nur
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.258 KB)

Abstract

Telah dilakukan identifikasi deksametason pada jamu pegel linu yang mendapatkan warn public dari BPOM. Terdapat 3 jamu pegel linu yang mendapatkan warn public dari BPOM. Setelah dilakukan survey di pasar terdekat hanya ditemukan 2 jenis jamu, Amuraten dan Cap Madu Klanceng.Identifikasi dilakukan dengan cara Kromatografi lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis.  Identifikasi awal menggunakan metode Kromatografi lapis Tipis guna untuk melihat masih atau tidaknya kandungan deksametason dalam jamu tersebut.Untuk fase gerak menggunakan campuran etanol dan kroroform dengan perbandingan 1:9. Lalu untuk penegasan menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Untuk larutan blanko menggunakan campuran methanol dan air suling dengan perbandingan 1:1. Dengan percobaan Kromatografi Lapis Tipis baku pembanding memberikan bercak noda berwarna kuning cerah jika dilihat secara visual dan memberikan kuning fluoresensi jika dilihat dengan sinar UV 366 nm dengan nilai Rf 0,88 dan 0,9.Hasil pengukuran dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 200-400 nm didapatkan adsorban tertinggi pada panjang gelombang 236-252 nm sebesar 3,1555. Sedangkan sampel jamu Amuraten adsorban tertinggi pada panjang gelombang 204 nm sebesar 0,45 dan sampel jamu Cap Madu Klanceng adsorban tertinggi pada pada panjang gelombang 220 nm sebesar 0,087. Dari percobaan dengan Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis dapat disimpulkan bahwa kedua ampel jamu tersebut tidak mengandung deksametason.Kata kunci : Jamu Pegel Linu, Warn Public, BPOM, Deksametrason, Kromatografi Lapis Tipis, Spektrofotometri UV-Vis
IDENTIFIKASI BORAKS DALAM BAKSO DI KELURAHAN BAHAGIA BEKASI UTARA JAWA BARAT DENGAN METODE ANALISA KUALITATIF Efrilia, Mega; Prayoga, Tria; Mekasari, Nur
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.258 KB)

Abstract

Dilakukan penelitian identifikasi kandungan boraks pada bakso yang dijual di Kelurahan Bahagia Bekasi Utara Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi boraks pada bakso dengan metode analisa kualitatif yaitu uji nyala api, pengujian warna dengan kertas kunyit tumerik, dengan menggunakan AgNO3, dan BaCl2. Sampel di ambil dengan metode sampling acak sederhana pada bakso yang di jual di Kelurahan Bahagia Bekasi Utara. Berdasarkan hasil pengujian secara organoleptik bakso dinyatakan negatif mengandung boraks karena bakso tidak kenyal, basi dalam waktu satu hari, warna tidak putih, dan berlendir dalam satu hari. Secara kualitatif pengujian 15 sampel bakso dengan pengujian nyala api, dengan pengujian warna menggunakan kertas kunyit tumerik, dan BaCl2 negatif mengandung boraks. Kata kunci : Bakso, Boraks, Analisa Kualitatif.
FORMULASI MASKER GEL PEEL-OFF PERASAN LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DENGAN GELLING AGENT POLIVINIL ALKOHOL Santoso, Ivan; Prayoga, Tria; Agustina, Ika; Rahayu, Wiwit Setya
Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.986 KB) | DOI: 10.33759/jrki.v2i1.33

Abstract

Aloe vera (Aloe Vera L.) is a plant which commonly used by local people as moisturizer. The usage of aloe vera can be applied in form of peeled off gel mask with polyvinyl alcohol as gelling agent. The goal of this research is to determine the influence of increase of polyvinyl alcohol as gelling agent to the formulation of peeled off mask from aloe vera juice. The formulation was made in a few concentration, 10%, 12%, and 14% by adding 0,5% of aloe vera juice. After that, the formulation evaluated for 4 weeks about the organoleptics, homogenity, pH, drying time and viscosity. The date of pH test and drying time analyzed by using one way ANOVA statistically and then followed by Tukey HSD test and the viscosity analyzed by using Kruskall Wallis statistically which result in the significantcy less than 0,05 that mean there are difference in drying time and viscosity, on the other hand there is no difference in pH.
IDENTIFIKASI DEKSAMETASON DALAM JAMU PEGEL LINU DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE Tria Prayoga; Rahmat Widiyanto; Nur Mekasari
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1 No 1 (2016): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.559 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v1i1.35

Abstract

Telah dilakukan identifikasi deksametason pada jamu pegel linu yang mendapatkan warn public dari BPOM. Terdapat 3 jamu pegel linu yang mendapatkan warn public dari BPOM. Setelah dilakukan survey di pasar terdekat hanya ditemukan 2 jenis jamu, Amuraten dan Cap Madu Klanceng.Identifikasi dilakukan dengan cara Kromatografi lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis.  Identifikasi awal menggunakan metode Kromatografi lapis Tipis guna untuk melihat masih atau tidaknya kandungan deksametason dalam jamu tersebut.Untuk fase gerak menggunakan campuran etanol dan kroroform dengan perbandingan 1:9. Lalu untuk penegasan menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Untuk larutan blanko menggunakan campuran methanol dan air suling dengan perbandingan 1:1. Dengan percobaan Kromatografi Lapis Tipis baku pembanding memberikan bercak noda berwarna kuning cerah jika dilihat secara visual dan memberikan kuning fluoresensi jika dilihat dengan sinar UV 366 nm dengan nilai Rf 0,88 dan 0,9.Hasil pengukuran dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 200-400 nm didapatkan adsorban tertinggi pada panjang gelombang 236-252 nm sebesar 3,1555. Sedangkan sampel jamu Amuraten adsorban tertinggi pada panjang gelombang 204 nm sebesar 0,45 dan sampel jamu Cap Madu Klanceng adsorban tertinggi pada pada panjang gelombang 220 nm sebesar 0,087. Dari percobaan dengan Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis dapat disimpulkan bahwa kedua ampel jamu tersebut tidak mengandung deksametason.Kata kunci : Jamu Pegel Linu, Warn Public, BPOM, Deksametrason, Kromatografi Lapis Tipis, Spektrofotometri UV-Vis
IDENTIFIKASI BORAKS DALAM BAKSO DI KELURAHAN BAHAGIA BEKASI UTARA JAWA BARAT DENGAN METODE ANALISA KUALITATIF Mega Efrilia; Tria Prayoga; Nur Mekasari
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1 No 1 (2016): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1093.715 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v1i1.37

Abstract

Dilakukan penelitian identifikasi kandungan boraks pada bakso yang dijual di Kelurahan Bahagia Bekasi Utara Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi boraks pada bakso dengan metode analisa kualitatif yaitu uji nyala api, pengujian warna dengan kertas kunyit tumerik, dengan menggunakan AgNO3, dan BaCl2. Sampel di ambil dengan metode sampling acak sederhana pada bakso yang di jual di Kelurahan Bahagia Bekasi Utara. Berdasarkan hasil pengujian secara organoleptik bakso dinyatakan negatif mengandung boraks karena bakso tidak kenyal, basi dalam waktu satu hari, warna tidak putih, dan berlendir dalam satu hari. Secara kualitatif pengujian 15 sampel bakso dengan pengujian nyala api, dengan pengujian warna menggunakan kertas kunyit tumerik, dan BaCl2 negatif mengandung boraks. Kata kunci : Bakso, Boraks, Analisa Kualitatif.
Uji Daya Hambat Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis) Sebagai Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Propionibacterium acnes Putri Eka Sari; Tria Prayoga; Deshinta Imelia
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.81860

Abstract

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai potensi sebagai obat. Buah naga merah merupakan buah yang mempunyai potensi sebagai antimikroba. Jerawat merupakan penyakit permukaan kulit yang terjadi karena adanya infeksi oleh bakteri. Propionibacterium acnes termasuk flora normal pada kulit yang berperan dalam pembentukan acne. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus costaricensis) dapat bermanfaat sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus costaricensis) yang dimaserasi dengan pelarut etanol 96% dan menghasilkan ekstrak kental yang kemudian dilakukan uji aktivitas daya hambat antibakteri pada bakteri Propionibacterium acnes. Metode yang digunakan yaitu metode difusi cakram. Hasil penelitian larutan uji dengan konsentrasi 20%, 40% dan 80% menghasilkan zona hambat rata-rata yaitu sebesar 1,3 mm, 2,16 mm, dan 3,35 mm. Klindamisin sebagai kontrol positif mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghasilkan zona bening sebesar 5,46 mm, sedangkan etanol 96% sebagai kontrol negatif tidak menghasilkan zona hambat.Dari hasil masing-masing konsentrasi menunjukan kategori zona hambat yang lemah. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit buah naga merah (Hylocereus costaricensis) mempunyai aktivitas daya hambat antibakteri terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 96% Daun Cincau Hijau (Premna oblongifolia Merr) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes Penyebab Jerawat Tria Prayoga; Nia Lisnawati; Putri Eka Sari; Fidri Setia Ningsih
Jurnal Komunitas Farmasi Nasional Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Komunitas Farmasi Nasional
Publisher : Akademi Farmasi Yarsi Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jerawat adalah peradangan yang disertai dengan penyumbatan saluran kelenjar minyak kulit dan rambut (saluran pilosebasea). Pengobatan jerawat dilakukan dengan cara menurunkan jumlah koloni Propionibacterium acnes atau hasil metabolismenya dan menurunkan inflamasi pada kulit. Penggunaan antibiotik dalam jumlah besar dapat memicu terjadinya resistensi antibiotik.  Cincau hijau (Premna oblongifolia Merr) digunakan masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan alam dapat mengobati berbagai macam penyakit. Daun cincau hijau (Premna oblongifolia Merr) memiliki senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan steroid. Senyawa alkaloid dan saponin dalam dunia medis memiliki khasiat sebagai senyawa antibakteri dan keberadaan senyawa flavonoid pada daun cincau hijau (Premna oblongifolia Merr) merupakan indikasi adanya aktivitas antibakteri dan antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol 96% daun cincau hijau (Premna oblongifolia Merr) terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Metode penelitian ini yaitu penelitian eksperimental membuktikan adanya aktivitas antibakteri ekstrak daun cincau hijau (Premna oblongifolia Merr) terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan metode difusi cakram.. Pada penelitian ini sampel diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% untuk daun cincau hijau dan diperoleh ekstrak kental setelah itu diidentifikasi kandungan senyawa kimia. Metode difusi cakram digunakan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol 96% daun cincau hijau (Premna oblongifolia Merr). Klindamisin sebagai kontrol positif digunakan untuk menjadi pembanding aktivitas antibakteri. Etanol 96% sebagai kontrol negatifnya. Hasil identifikasi kandungan senyawa kimia menujukkan adanya senyawa alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid yang memiliki sifat antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk pada ekstrak daun cincau (Premna oblongifolia Merr) dengan konsentrasi 80% sebesar 2,32 mm dan konsentrasi 40% sebesar 1,72 mm sementara konsentrasi 20% tidak menunjukkan adanya aktivitas maka hasil dari penelitian ini semakin besar konsentrasi ekstrak maka semakin besar diameter daya hambat yang terbentuk. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% daun cincau hijau (Premna oblongifolia Merr) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes pada konsentrasi tinggi.   Kata Kunci: Jerawat, Daun cincau hijau (Premna oblongifolia Merr) , Antibakteri, Propionibacterium acnes, Maserasi, Difusi Cakram.
FORMULASI GEL HAND SANITIZER EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) Prayoga, Tria; Agustina, Ika; Lisnawati, Nia; Robby, Rohima; Hidayah, Nurul
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 9 No 1 (2024): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jiis.v9i1.1860

Abstract

In an effort to counteract skin irritation due to repeated use of alcohol-based hand sanitizers, there is increasing interest in non-alcoholic alternatives incorporating natural antibacterial ingredients. This study focuses on developing a hand sanitizer gel utilizing ethanol extract from Averrhoa bilimbi L. leaves as an antibacterial agent, evaluating the effect of Carbopol 940 concentration on product characteristics. The aimed to develop a hand sanitizer gel that leverages the antibacterial properties of Averrhoa bilimbi L. leaf ethanol extract, by testing the effects of different Carbopol 940 concentrations (0.4%, 0.5%, and 0.6%) on product characteristics. The methods used included organoleptic, homogeneity, viscosity, and pH tests, with data processing using one-way ANOVA and Tukey HSD. Tye results of Organoleptic and homogeneity testing of all gel formulas on a weekly basis revealed consistent characteristics, with a yellow-brown color and a distinctive aroma characteristic of the Averrhoa bilimbi L. leaf extract. Furthermore, results showed that viscosity increased with the concentration of Carbopol 940, with the 0.6% formulation achieving the highest stability. However, all formulations had a pH range of 6.49 to 6.85, above the ideal skin range of 4.5–6.5. Quantitatively, significant differences in viscosity among the formulations were observed, while pH variations were not significant. The conclusion of the study confirmed that the Carbopol 940 concentration significantly affect viscosity, but further adjustments are needed to optimize the gel's pH to meet skin standards and enhance efficacy as a hygiene product.
IDENTIFIKASI CEMARAN LOGAM BERAT DALAM EKSTRAK ETANOL 70% BUAH OKRA (Abelmoschus esculentus L.): IDENTIFIKASI CEMARAN LOGAM BERAT DALAM EKSTRAK ETANOL 70% BUAH OKRA (Abelmoschus esculentus L.) CHANDRA, PRA; Efrilia, Mega; Prayoga, Tria; Lisnawati, Nia
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol. 7 No. 1 (2024): Volume 7, No 1, Tahun 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pmj.v7i1.54951

Abstract

Okra fruit (Abelmoschus esculentus L.) is a natural ingredient that can be developed as a raw material for natural-based medicines. The phytochemical compounds contained in okra fruit are flavonoids, alkaloids, saponins, tannins, triterpenoids, coumarins, phenolics, glycosides. steroids and alkaloids, α-cellulose, hemicellulose, lignin, components. Okra fruit with varying secondary metabolite content produces positive effects on the potential pharmacological activity of okra fruit. The potential pharmacological activity of okra fruit is as antidiabetic, hypolipidemic, antioxidant, antimicrobial, anticancer, wound healing, hepatoprotective, immunomodulatory, neuroprotective and gastroprotective in addition to cardioprotective activity. Extracts must meet extract quality parameters, one of which is non-specific parameters for heavy metal contamination. This research aims to determine the heavy metal contamination content of Lead (Pb), Cadnium (Cd) and Arsenic (As) contained in the 70% ethanol extract of okra fruit. The okra fruit extraction process was carried out by maceration with 70% ethanol solvent. Determination of heavy metal content using an atomic absorption spectrophotometer instrument. The research results showed that the 70% ethanol extract of okra fruit did not contain Lead (Pb), Cadnium (Cd) and Arsenic (As). Keywords: Okra fruit, Abelmoschus esculentus, Heavy Metal Contamination
Community Service on Red Ginger as an Immunomodulator in Klender District, East Jakarta Prayoga, Tria; Fauziah, Sarah; Panca Bayu Chandra, Pra
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v5i2.417

Abstract

ermasalahan utama dalam masyarakat Kelurahan Klender, Jakarta Timur, adalah tingginya kasus penyakit pernapasan akibat polusi udara yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat jahe merah sebagai imunomodulator dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan meliputi presentasi edukatif dan demonstrasi pembuatan minuman herbal wedang uwuh yang mengandung jahe merah. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah kegiatan, menunjukkan peningkatan rata-rata nilai dari 7,17 (dari 10) pada pre-test menjadi 8,13 (dari 10) pada post-test. Hasil ini menunjukkan bahwa edukasi yang diberikan berhasil meningkatkan pemahaman peserta tentang manfaat jahe merah dan cara penggunaannya. Kesimpulannya, kegiatan ini efektif dalam menyebarluaskan pengetahuan tentang jahe merah sebagai bahan alami yang bermanfaat untuk kesehatan, dan dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Kegiatan ini juga memberikan keterampilan praktis kepada peserta dalam mengolah jahe merah menjadi minuman herbal, yang diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.