cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
TOTOBUANG
Published by Kantor Bahasa Maluku
ISSN : 23391154     EISSN : 25976184     DOI : -
Totobuang is a journal that publish results of research or conceptual idea in linguistics and literary studies, also aspects of teaching. Totobuang is published twice a year, on June and December. Totobuang editors accept article submission from researchers, experts, academician, and teachers of language and literature.
Arjuna Subject : -
Articles 187 Documents
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR [Improving Students 'Capabilities in Writing Poetry Using Images Media] - sakila
TOTOBUANG Vol. 5 No. 2 (2017): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.54 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i2.31

Abstract

The purpose of this study was  improving the process of learning to write poetry of the students of class VII C SMP Negeri 2 Singkawang in academic year 2016/2017. This research was conducted using classroom action research through 2 cycles, each cycle consists of four stages of planning, actuating, observation, and reflection. Data sources were obtained from learning activities, information from Indonesian language teachers and documents. Data collection used observation, interviews and tests. The research instrument was applied to measure the skill of writing poetry of the students which consisted of the unity of the dictionand the theme, event and the lines of poetry. The conclusion of this research showed that the use of image media in learning to write poetry of students of class VII C SMPN 2 Singkawang was able to improve students' ability in learning of writing poetry. This could be seen from the increasement of predetermined indicators. Percentage of attention and concentration of students during apperception andlearning writing poetry  had increased significantly at the time.Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Singkawang tahun ajaran 2016 / 2017. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sumber data diperoleh dari kegiatan pembelajaran, informasi dari gur Bahasa Indonesia dan dokumen. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan tes. Instrumen penelitian yang digunakan bertujuan untuk mengukur keterampilan menulis puisi pada siswa terdiri dari aspek kesatuan pilihan kata dengan tema, peristiwa dan larik-larik puisi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII C SMPN 2 Singkawang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Hal ini dapat diketahui dari adanya peningkatan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Persentase perhatian dan konsentrasi siswa selama apersepsi dan pada saat pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
INVENSI DALAM GENRE WESTERN: ANALISIS FORMULA TERHADAP FILM WILD WILD WEST DAN DJANGO UNCHAINED [Inventions in Western Genre: Formula Analysis in Wild Wild West and Django Unchained Films] - Andriadi
TOTOBUANG Vol. 4 No. 2 (2016): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.336 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i2.17

Abstract

The degradation of appreciation toward Western movies nowdays became the backround of this research. The film producers tried to revitalize the elements of Western movies in order to produce more interesting films in different atmosphere. The problems of this research were to investigate inventions and  cultural interaction to explore external elements which caused the changes of Western formulas in films Wild Wild West (1999) and Django Unchained (2012). The result of the research showed that the reversal of aesthetic structure types in both films happened: firstly, the setting becomes more and more modern, and it is far from savage culture; second, the iconography - weapon and transportation - got modernization; third, both films showed marginal heros; fourth, the story ideas becameome more various and dynamic; and fifth, situations and types of actions become more and more brutal. The evolutions in both Western films were influenced by politization in production process, the age evolution, and the change of audience’s/society’s taste.Degradasi apresiasi terhadap film Western mutakhir melatarbelakangi penelitian ini. Para produser film mencoba merevitalisasi elemen film Western agar menghasilkan karya yang lebih menarik dengan atmosfer yang berbeda. Penelitian ini menelaah  invensi dan interaksi budaya melalui eksplorasi unsur-unsur eksternal yang menyebabkan perubahan pada formula genre Western dalam film Wild Wild West (1999) dan Django Unchained (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi pembalikan tipe struktur estetika dalam kedua film tersebut. Pertama,  latar karya menunjukkan ruang yang semakin modern dan cenderung mengurangi ruang kebudayaan liar; kedua, ikon persenjataan dan transportasi yang digunakan oleh para tokoh semakin modern; ketiga, tokoh hero yang ditampilkan semakin marjinal; keempat,  ide cerita semakin variatif dan dinamis; kelima, situasi dan pola tindakan yang disuguhkan menunjukkan formula kekerasan yang semakin brutal. Evolusi yang terjadi pada kedua film teranalisis dipengaruhi oleh politisasi produksi, perubahan jaman, dan perubahan selera penonton/masyarakat.
GONE GIRL DARI DAVID FINCHER: DESKRIPTIF GEJALA PSIKOPAT DITUNJUKKAN OLEH KARAKTER AMY ELLIOT DUNNE [David Fincher’s Gone Girl: Description of Psychopathic Symptoms Reflected on Amy Elliot Dunne’s Character] Rodelio Paparang Lalenoh
TOTOBUANG Vol. 5 No. 2 (2017): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.175 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i2.32

Abstract

This research was intended to reveal the psychopathic symptoms that shown by Amy Elliot Dunne’s in Gone Girl film by applying Dr. Hare’s Psychopathy Checklist-Revised 2nd Version (PCL-R) as the main theory of the whole description in the film. The writer used descriptive-qualitative method to simply collect all the data from accessible books, journal, and official website. Furthermore, these were used to analyze the psychopathic symptoms through the character’s behavior, dialogue, monologue, and narration. The writer revealed Nick’s disloyal lifestyle to his marriage and followed by Nick’s cheating on Amy drive Amy to be a psychopath. Conclusively, the writer reveals psychopathic symptoms depicted on Amy: Glib and Superficial Charm, Pathological Lying, Conning and Manipulative, Lack of Remorse and Guilt, Callous and Lack of Empathy, Shallow Affect, Parasitic Lifestyle, Poor Behavioral Control, Promiscuous Sexual Behavior, and Criminal Versatility.  Penelitian berikut bermaksud untuk mengungkap gejala-gejala psikopat yang di tunjukan oleh Amy Elliot Dunne di film Gone Girl dengan mengaplikasikan Psychopathy Checklist Revised Versi ke-2 (PCL-R) milik Dr. Hare sebagai teori utama di semua deskripsi pada film tersebut. Penulis menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif untuk mengumpulkan semua data dari buku yang dapat diakses, jurnal, dan website resmi. Selebihnya, ini akan digunakan untuk menganalisa gejala-gejala psikopat melalui sifat karakter, dialog, monolog, dan narasi. Penulis mengungkapkan cara hidup Nick yang tidak setia terhadap pernikahan dan diikuti oleh Nick yang selingkuh terhadap Amy memicu Amy menjadi psikopat, Kesimpulannya, penulis mengungkapkan gejala yang di tunjukan Amy:  Glib and Superficial Charm, Pathological Lying, Conning and Manipulative, Lack of Remorse and Guilt, Callous and Lack of Empathy, Shallow Affect, Parasitic Lifestyle, Poor Behavioral Control, Promiscuous Sexual Behavior, dan Criminal Versatility.
MITOS-MITOS BERBASIS SUNGAI DALAM CERITA RAKYAT DI KALIMANTAN SELATAN [Associated with River Myths in The South Kalimantan Folklore] Agus Yulianto
TOTOBUANG Vol. 5 No. 1 (2017): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.872 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i1.57

Abstract

For the people of South Kalimantan, river-based myths provide awareness to make friends with rivers. The aim of this study was to understand the form of myths found in the South Kalimantan’s folklor and itsmeaning which dealing with river. The problem in this research is how is the form and what is the meaning of those folklores. This study used a qualitative descriptive method with literature review. Based on theanalysisresults ,  the form of myths in the South Kalimantan folklore related with the emergence of figures and the presence of certain animals, while the meaning of the myths related with the presence of figures in the myths itself.Bagi masyarakat Kalimantan Selatan, mitos berbasis sungai memberikan kesadaran untuk bersahabat dengan sungai. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui wujud mitos-mitos berbasis sungai yang terdapat dalam cerita rakyat Kalimantan Selatan serta makna yang terkandung dalam mitos-mitos berbasis sungai tersebut. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana wujud mitos-mitos berbasis sungai yang terdapat dalam cerita rakyat Kalimantan Selatan dan apa makna yang terkandung dalam mitos-mitos berbasis sungai tersebut. Kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik kajian pustaka.Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa wujud mitos-mitos dalam cerita rakyat Kalimantan selatan dapat berupa kelahiran tokoh dan keberadaan binatang tertentu serta makna-makna mitos berkaitan dengan keberadaan tokoh-tokoh mitos tersebut.
PENERAPAN TEORI VLADIMIR PROPP PADA CERITA RAKYAT IKAN LOMPA [The Application of Vladimir Propp Theory in Ikan Lompa Folktale] Nita Handayani Hasan
TOTOBUANG Vol. 4 No. 1 (2016): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.862 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i1.8

Abstract

This research discusses about morphology of Ikan Lompa folktale based on Propp theory. Ikan Lompa folktale was the famous folktale in Haruku’s people. It has the unique structure and very interesting when it is discussed using Vladimir Propp theory. The Issues will discussed were about what the Ikan Lompa’s folktale actor’s function or action in Vladimir Propp theory and which types of the actors. This research used qualitative method. The data collection techniquewas library research. The results of this research were Ikan Lompa Folktale has 4 (four) sphere action which include 19 (nineteen) naratif function, and 3 (three) types actors. Penelitian ini mengkaji morfologi cerita rakyat Ikan Lompa berdasarkan teori Struktur Propp. Cerita rakyat Ikan Lompa merupakan cerita rakyat yang sangat populer di masyarakat Negeri Haruku. Cerita ini juga memiliki struktur yang unik dan akan sangat menarik jika dibahas menggunakan teori Vladimir Propp.  Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu Apa saja fungsi atau tindakan tokoh yang termasuk dalam teori Vladimir Propp pada mitos ikan Lompa, dan Termasuk dalam jenis manakah tokoh-tokoh yang terdapat dalam mitos ikan Lompa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa cerita rakyat Ikan Lompa memiliki 4 (empat) lingkaran tindakan yang memiliki 19 (Sembilan belas) fungsi naratif, dan 3 (tiga) jenis pelaku.
DEIKSIS PERSONA BAHASA INDONESIA DIALEK AMBON [Personal Deixes of Indonesian Leanguage With Ambonese Dialect] Taufik Salamun
TOTOBUANG Vol. 5 No. 2 (2017): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.319 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i2.41

Abstract

Personal deixis of Indonesian language especially in Ambonese dialect are widely use in everyday conversation. This study aimed to describe the forms of personal deixes in Indonesian Leanguage with Ambon Dialect. The research was conducted as a descriptive qualitative study. This type of research is a qualitative descriptive study of objective language phenomena. The data research were oral data obtained from communicative interaction in the Ambon society in the city and its surroundings. The data were collected from people of various ages who used Indonesian language with Ambon dialect. The data were collected using the method of observation with recording and note-taking techniques. The classified data were analysed using the descriptive qualitative method. The results show that the deixes in Indonesian leanguage with Ambon dialect consist of the first singular and plural personal pronoun, second singular and plural pronoun, third singular and plural personal pronoun, and personal pronouns of kinsip lexeme. Deiksis persona bahasa Indonesia dialek ambon banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk-bentuk deiksis persona bahasa Indonesia dialek Ambon. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang mengkaji fenomena kebahasaan yang secara objektif. Data dalam penelitian berupa data lisan yang bersumber dari tindak komunikasi masyarakat kota Ambon dan sekitarnya yang terdiri atas semua rentan usia, yang menggunakan bahasa Indonesia dialek Ambon. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi melalui teknik rekam dan catat. Data yang telah diklasifikasi dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deiksis bahasa Indonesia dialek ambon terdiri atas pronomina persona pertama tunggal dan jamak, pronomina persona kedua tunggal dan jamak, pronomina persona ketiga tunggal dan jamak, dan pronomina persona leksem kekerabatan.
RELASI MAKNA KESINONIMAN NOMINA DALAM TINGKAT TUTUR BAHASA MADURA [Noun Synonymies Relation Meaning in Speech Level of Madurese] Siti Komariyah
TOTOBUANG Vol. 5 No. 1 (2017): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.002 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i1.51

Abstract

Pairs synonyms of a language are often overlapping because each of these words is considered to have synonyms. Such overlapping use can lead to misunderstanding. This research is trying to describe pairs of noun synonyms in Madurese and its synonymies related to its meaning within the synonym members. The theory used in this article is the synonym theory. The research methodology used in this research is descriptive-qualitative. Data collection is done by applying the interview, documentation, and field note techniques, while data analysis is done by applying distributional method. Based on the analysis, noun synonyms in Madurese can be devided into concrete and abstract nouns.  There are three speech levels of Madurese in the synonyms, namely low, medium, and high levels. Pasangan sinonim suatu bahasa seringkali dipakai secara tumpang tindih karena masing-masing kata tersebut dianggap memiliki kesinoniman. Pemakaian yang tumpang tindih tersebut dapat mengakibatkan adanya salah pengertian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kata yang menjadi pasangan sinonim nomina dalam bahasa Madura dan hubungan makna kata-kata yang menjadi anggota pasangan sinonim dalam sebuah kesinoniman. Teori yang digunakan adalah teori sinonimi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan teknik catat, sedangkan analisis data menggunakan metode distribusional. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sinonim nomina bahasa Madura dapat dibedakan dalam  nomina konkret dan nomina abstrak. Kosakata nomina bahasa Madura yang  bersinonim adalah kosakata dengan tingkat tutur kasar, madya, dan halus.
DISTRIBUSI FONEM BAHASA DI PULAU SAPARUA: DATA NEGERI SIRISORI ISLAM [Phoneme Distribution of Language in Saparua Island] - Erniati
TOTOBUANG Vol. 4 No. 1 (2016): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.199 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i1.3

Abstract

Sirisori Islam language is one of the local language that used by society. The language is a local language contained in Saparua, Maluku Province, which has same position and function with the other local language in Indonesia. Therefore, it must be given priority and attention as other local languages. The language using by people who lived in Sirisori Islam and around it. As for the number of native speakers about 1,600 people. To conserve and avoid the extinction of Sirisori Islam language, needed a research about the phonem of the language. This researchaimed to find out the phonemes of Sirisori Islam language and distribution in the word. The method used was descriptive qualitative method. The results of the analysis showed that phonemes in the Sirisori Islam language consists of six vowel phonemes and seventeen consonant phonemes.Bahasa Sirisori Islam merupakan salah satu bahasa daerah yang masih digunakan oleh masyarakat. Bahasa ini merupakan bahasa daerah yang terdapat di Pulau Saparua, Provinsi Maluku, yang memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan bahasa daerah lain di Indonesia. Oleh sebab itu, patut mendapat prioritas dan perhatian yang sama dengan bahasa-bahasa daerah lain. Bahasa ini digunakan oleh kelompok masyarakat yang tinggal di Sirisori Islam dan sekitarnya. Adapun jumlah penuturnya kurang lebih 1.600 orang. Untuk melestarikan dan menghindari kepunahan bahasa Sirisori Islam diperlukan penelitian tentang fonem bahasanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fonem Bahasa Sirisori dan pendistribusiannya dalam kata. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa fonem yang terdapat pada bahasa Sirisori Islam terdiri atas enam fonem vokal dan tujuh belas fonem konsonan.
REFLEKSI KONSONAN PROTOAUSTRONESIA MENJADI KONSONAN RANGKAP HOMORGAN BAHASA MADURA [Reflection Protoaustronesian to Consonant Cluster Homorgan in Madurese Language] Dianita Indrawati
TOTOBUANG Vol. 4 No. 2 (2016): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.477 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i2.23

Abstract

This paper discussdabout consonant reflection of Proto-Austronesian that became consonant cluster of homorgan Madurese language in comparative historical linguistic perspective. In the language of Madura, consonant cluster or clusters have homorgan and duplicate identical. It mean that, the double consonants are the same consonants. Consonant cluster was a reflection of a single consonant and consonant cluster Proto-Austronesian. Almost all consonants in the language of Madura was  consonant cluster identity. The Reflection consonant of Proto-Austronesian which became consonant cluster ofMadurese language can be seen through  analogy, assimilation, dissimilation, linear inheritance, and inheritance with the changes.Makalah ini membahas refleksi konsonan Proto-Austronesia menjadi konsonan rangkap homorgan bahasa Madura dalam perspektif linguistik historis komparatif.  Dalam bahasa Madura, konsonan rangkap atau gugus konsonan ada yang yang homorgan dan rangkap identik. Artinya, konsonan rangkap itu merupakan konsonan yang sama.  Konsonan rangkap tersebut merupakan refleksi dari konsonan tunggal dan konsonan rangkap Proto-Austronesia.  Hampir semua konsonan dalam bahasa Madura merupakan konsonan rangkap identik. Refleksi konsonan Proto-Austronesia menjadi konsonan rangkap bahasa Madura dapat melalui analogi, asimilasi, disimilasi, pewarisan linier, dan pewarisan dengan perubahan.
SISTEM REDUPLIKASI BAHASA KEPULAUAN TUKANG BESI DIALEK KALEDUPA KABUPATEN WAKATOBI [Reduplication System on Kaledupa Dialect The Language of Tukang Besi Island, Wakatobi Regency] Nadir La Djamudi
TOTOBUANG Vol. 5 No. 1 (2017): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.302 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i1.47

Abstract

This research focused on the reduplication  form and meaningo the language of Tukang Besi Island with Kaledupa dialect Wakatobi Regency.this research aimed to describe itsreduplication form and meaning t. This research applyed descriptive-qualitative method andspecified as Field Research. The data wasconsisting of oral language related to reduplication were obtained by observing, noting, and communicating. The data were analyzed through (1) top-down analysis (2) immediate constituent analysis, and (3) semantic analysis. The reduplication form on Kaledupa dialect covered of (1) full reduplication, (2) Partial Reduplication, which  divided into three, (a) base form as singular, (b) base form as complex form, both of elements weresemantically independent, (c) base form as complex form, only one of the elements was semantically independent, (3) Phonological Reduplication; (4) Idiomatic Reduplication. The reduplication meaning on Kaledupa dialect consisted of (1) indefinable meaning, (2) various meaning (3) imitative meaning (4) intensity meaning (a) qualitative intensity (b) quantitative intensity or (c) frequent intensity (5) the counter-reformation meaning (6) collective meaning. Fokus penelitian adalah bentuk dan makna reduplikasi Bahasa Kepulauan Tukang Besi Dialek Kaledupa di Kabupaten Wakatobi. Bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna reduplikasi Bahasa Kepulauan Tukang Besi Dialek Kaledupa di Kabupaten Wakatobi. Metode penelitian adalah metode deskriptif kualitatif dan tergolong penelitian lapangan (field research). Data penelitian berupa bahasa lisan tentang reduplikasi dari informan.Pengumpulan data dengan metode simak dan catat, serta cakap. Data dianalisis menggunakan teknik, yaitu; (1) top down; (2) Pilah Unsur Langsung; dan (3) Teknik semantik.  Penyajian hasil analisis data menggunakan metode penyajian formal dan  informal. Bentuk Reduplikasi Bahasa Kepulauan Tukang Besi Dialek Kaledupa di Kabupaten Wakatobi meliputi: (1) Reduplikasi Penuh; (2) Reduplikasi Sebagian, yang terbagi atas 3 (tiga ) jenis, yaitu; (a) Dengan bentuk dasarnya bentuk tunggal, (b) Dengan bentuk dasarnya bentuk kompleks, kedua unsurnya mandiri secara semantis. (c) Dengan bentuk dasarnya bentuk kompleks, hanya salah satu unsurnya mandiri secara semantis. (3) Reduplikasi dengan Perubahan Fonem; (4) Pengulangan Semu. Makna Reduplikasi Bahasa Kepulauan Tukang Besi Dialek Kaledupa di Kabupaten Wakatobi terdiri atas: (1) Makna Banyak yang Tak Tentu, (2) Makna Banyak Bermacam-macam, (3) Makna Menyerupai, (4) Menyatakan Intensitas; (a) intensitas kualitas (kualitatif), (b) kuantitas (kuantitatif), ataupun (c) intensitas frekuensi (frekuentatif), (5) Kata Kerja dapat Menurunkan Arti Saling, (6) Reduplikasi pada Kata Bilangan Mengandung Arti Kolektif.

Page 2 of 19 | Total Record : 187