cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
TOTOBUANG
Published by Kantor Bahasa Maluku
ISSN : 23391154     EISSN : 25976184     DOI : -
Totobuang is a journal that publish results of research or conceptual idea in linguistics and literary studies, also aspects of teaching. Totobuang is published twice a year, on June and December. Totobuang editors accept article submission from researchers, experts, academician, and teachers of language and literature.
Arjuna Subject : -
Articles 187 Documents
CERITA RAKYAT MASYARAKAT PENAJAM PASER UTARA: FAKTA SEJARAH KESULTANAN KUTAI KARTANEGARA DAN KESULTANAN PASER [Penajam Paser Utara’s Folktales Historical Fact of Sultanate Kutai Kartanegara and Paser] Aquari Mustikawati
TOTOBUANG Vol. 4 No. 2 (2016): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.186 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i2.18

Abstract

Penajam Paser Utara is an unfoldment regency of Paser. Both of them have close cultural relationship. However, people in Penajam Paser Utara  also had have cultural relationship with Kutai Kartanegara. This paper tried to reveal the type of Penajam Paser Utara relation ship toward Paser and Kutai Kartanegara. Qualitative method and holistical approach are used in this paperwork by explaining the folktales (lore) which was connected to  collective culture (folk). These interaction were detected as genetic relation and dominance. By applying Bascom theory’s of function through Penajam Paser Utara’s folktales, it’s found that  Penajam Paser Utara’s culture tended to Paser than Kutai Kartanegara.Penajam Paser Utara adalah sebuah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Paser.Secara budaya Penajam Paser Utara memiliki hubungan yang sangat dekat. Namun, selain dengan Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara juga pernah memiliki hubungan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini berusaha mengungkapkan bentuk-bentuk interaksi masyarakat Penajam Paser Utara dengan Kutai Kartanegara dan Paser. Analisis tulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan holistik, yaitu menjelaskan cerita rakyatnya (lore) yang dihubungkan dengan  kebudayaan kolektif (folk). Hubungan yang terlihat antara masyarakat Penajam Paser Utara dengan masyarakat Kutai Kartanegara dan Paser adalah hubungan kekerabatan dan kekuasaan. Selain itu, melalui teori fungsi folklor Bascom dapat diketahui bahwa masyarakat Penajam Paser Utara lebih cenderung pada Kesultanan Paser dibandingkan Kesultanan Kutai Kartanegara.
PEREMPUAN DALAM CERPEN BAHAGIA BERSYARAT KARYA OKKY MADASARI DAN BAU LAUT KARYA RATIH KUMALA [Women in Cerpen Bahagia Bersyarat by Okky Madasari and Bau Laut by Ratih Kumala] Nurweni Saptawuryandari
TOTOBUANG Vol. 5 No. 2 (2017): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.421 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i2.34

Abstract

The rise of women writers in Indonesian literary treasures shows encouraging progress. Okky Madasari and Ratih Kumala as a writer figured how a woman as wife accepts her destiny and nature in living her household life. The household that nodded by both female characters were expressed by Okky Madasari through her short story entitled "Bahagia Bersyarat" and Ratih Kumala through her short story entitled "Bau Laut". Both female characters were depicted very sincere, patient and accept what the will of her husband. The movement and behavior to rebel from the life that befell her was not done by the two female characters. Whether the two figures portrayed by these two female authors are embodiments of the lives of the two authors or only imaginary images, sociological analysis is necessary. For that, through this paper will be disclosed whether there is a sociological linkage between the work he wrote with the life of the author.Maraknya penulis perempuan dalam khasanah sastra Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Okky Madasari dan Ratih Kumala sebagai seorang penulis mengejawantahkan  bagaimana perempuan sebagai seorang  istri menerima takdir dan kodratnya dalam menjalani kehidupan rumah tangganya. Biduk rumah tangga yang dijalani kedua tokoh perempuan diungkapkan  oleh Okky Madasari melalui cerpennya yang berjudul “Bahagia Bersyarat” dan Ratih Kumala melalui cerpennya yang berjudul “Bau Laut”. Kedua tokoh perempuan digambarkan sangat ikhlas, sabar dan menerima apa kehendak dari suaminya. Gerak dan perilaku untuk memberontak dari kehidupan yang menimpanya tidak dilakukan oleh kedua tokoh perempuan itu. Apakah kedua tokoh yang digambarkan oleh kedua penulis perempuan ini merupakan pengejawantahan dari kehidupan kedua penulis itu atau hanya gambaran imajiner saja, perlu analisis secara sosiologis. Untuk itu, melalui tulisan ini akan diungkapkan apakah ada keterkaitan secara sosiologis antara karya yang ditulisnya dengan kehidupan penulisnya.
FEMINITAS, EKOFEMINISME, DAN CERPEN INDONESIA [Femininities, Ecofeminism, and Indonesia Short Story] Anas Ahmadi
TOTOBUANG Vol. 5 No. 1 (2017): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.327 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i1.58

Abstract

Research about femininity in literature is not a new thing. However, studies of femininitythat related with environmental philosophy and ecofeminism in literature are still warmly discussed. During this time, the environmental movement has mostly dominated by men. However, along with the emergence of ecofeminism, women also want to be involved in the environmental movement. Ecofeminists want to save the environment by their own way. Therefore,this study described about femininity which has  relation with the environment. This study used descriptive-interpretative approach, while the data source used  Cerpen Kompas 2012-2015. It had appeared in the 2012-2015 Compass Short Story Collection. The emergence of the femininity appeared through the following segments. First, women who love plants weredisplaying through figure’thoughts and actions  in loving plants. Second, women and environmental management weredisplaying through female’s figure who were able to makethe clean environment. Third, women who longed thenature wererepresented by female’ figurewho yeared surroundingnature, rain and river. Futhermore,inthe short stories that written in compass collection, it seems that there were still few authors who raised women in the frame of ecofeminism. Whereasecofeminismthat appears in the literature is one author’s way to save the environment. Penelitian tentang feminitas dalam sastra memang bukanlah hal yang baru. Namun, penelitian feminitas yang dikaitkan dengan filsafat lingkungan dan ekofeminisme dalam sastra masih hangat diperbincangkan. Selama ini, gerakan lingkungan lebih banyak didominasi oleh kaum laki-laki. Namun, seiring dengan munculnya ekofeminism, perempuan juga ingin berkecimpung dalam gerakan lingkungan. Para ekofeminis ingin menyelamatkan lingkungan dengan cara mereka. Berkait dengan hal tersebut, dalam penelitian ini dipaparkan tentang feminitas dalam kaitannya dengan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-interpretatif, sedangkan sumber data yang digunakan adalah Cerpen Kumpulan Kompas tahun 2012—2015. Hal tersebut muncul dalam Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2012—2015. Pemunculan feminitas tersebut tampak melalui segmen berikut. Pertama, perempuan yang mencintai tumbuhan, ditampilkan melalui pemikiran dan tindakan tokoh dalam mencintai tumbuhan. Kedua, perempuan dan pengelolaan lingkungan, ditampilkan melalui tokoh perempuan yang mampu membuat lingkungan menjadi bersih. Ketiga, perempuan yang merindu alam, ditampilkan melalui tokoh perempuan yang merindu alam sekitar, hujan dan sungai. Berkait dengan pemunculan ekofeminisme dalam sastra Indonesia, lebih spesifik kumpulan cerpen Kompas tampaknya masih sedikit pengarang yang mengangkat perempuan dalam bingkai ekofeminisme. Padahal, ekofeminisme yang muncul dalam sastra merupakan salah satu bentuk suara pengarang untuk menyelamatkan lingkungan.
KEDUDUKAN PEREMPUAN TIONGHOA DI RUMAH TANGGA DALAM NOVEL RAISE THE RED LANTERN [Chinese Women Standing in the Household in the Novel Raise The Red Lanern] Resti Nurfaidah
TOTOBUANG Vol. 4 No. 1 (2016): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.907 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i1.9

Abstract

Polygamy is considered as major factor of household endings. But, amongst of its everlasting polemic, between the pros and the contras, polygamy keep on doing in the reality. Evenmore, polygamy is also considered as a ritual of masculinity in several cultures, such as, Far East, India, and many tribes throughout the world. One of theinterested polygamy was disclosed by Su Tong in his novel: Raise the Red Lantern, showedthe high complexity and radical tendency of polygamy which causedthe death and psychological suffering for several wives. The unfair competition was represented by the lanterns placement which symbolized the dominant patriarchal authority of Mr. Chen Zuoqian. The purpose of this study was to show the complexity of the polygamy through the side of Teratai’s resistance as the highest academic backgroundwifeamong the other fourth. This research was conducted base on descriptive analysis method. Description of Teratai and the people around her were analyzed using the metaphor concept of Lakoff and Johnson. The metaphor does not only a way to comparison, but also a way to explore local culture as its background. The conclusion was the Chen Zuoqianpolygamous marriage was terribly complex and tended to degrad women in a patriarchal culture. Poligami ditengarai sebagai pemicu keretakan rumah tangga. Namun, di tengah polemik yang tidak berkesudahan, antara pro dan kontra, poligami tetap dijalankan dalam kehidupan manusia. Poligami bahkan dianggap sebagai ritual dalam beberapa budaya di dunia, seperti Timur Tengah, India, Cina, dan beberapa suku asli di berbagai belahan dunia. Salah satu kasus poligami menarik diungkapkan oleh Su Tong dalam sebuah novel yang berjudul Raise the Red Lantern. Poligami yang digambarkan dalam novel tersebut menunjukkan kompleksitas yang tinggi dan cenderung radikal sehingga menimbulkan korban nyawa dan penderitaan psikis yang dialami oleh beberapa istri. Persaingan tidak sehat ditunjukkan oleh simbolisasi penempatan lampion sebagai penanda kuasa patriarkis dominan dalam rumah tangga Tuan Chen Zuoqian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan kompleksitas poligami tersebut melalui sudut perlawanan Teratai sebagai perempuan berlatar akademis yang cukup tinggi sekaligus istri keempat Tuan Chen Zuoqian. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif. Deskripsi tentang Teratai dan orang-orang di sekitarnya dianalisis dengan menggunakan konsep metafora Lakoff dan Johnson. Metafora tersebut tidak hanya berfungsi sebagai upaya perbandingan, melainkan mengiris konsep budaya setempat yang menjadi latar belakang cerita. Simpulan yang penulis dapatkan adalah poligami dalam keluarga Chen Zuoqian merupakan perkawinan kompleks dan cenderung merendahkan derajat perempuan di dalam budaya patriarkis
BENTUK DAN PILIHAN KATA DALAM CERITA NGUNTUL TANAH NULÉNGÉK LANGIT KARYA I MADE SUARSA: KAJIAN STILISTIKA [Shape And Word Options In The Story Nguntul Land Nuléngék Langit Karya I Made Suarsa: Stilistic Study] Ni Nyoman Tanjung Turaeni
TOTOBUANG Vol. 5 No. 2 (2017): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.029 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i2.39

Abstract

This paper aimed to describe the use of language styles expressed in a collection of short stories titled Ngulul Tanah Yuléngék Langit by I Made Suarsa. The use of language styles was a special feature of the story through the form of intercultural communication or tools of communication as a series of events to form a story as a whole. The stylistic study that used in this study by descriptive method of analysis was  describing the use of language style and diction in rhyme which was used by the author. The results of the analysis showed that the metaphorical language styles in rhyme  were more dominant  in the tension between tradition and creation the diction  continued the convention of tradition as a local wisdom and  creativity provided innovations of creating through inter-communications.Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa yang diekspresikan dalam kumpulan cerita pendek berjudul Nguntul Tanah Yuléngék Langit karya I Made Suarsa. Penggunaan gaya bahasa menjadi ciri khusus dalam cerita tersebut melalui bentuk komunikasi antartokoh atau sarana komunikasi sebagai rangkaian peristiwa untuk membentuk sebuah cerita secara utuh. Kajian stilistika yang digunakan dalam kajian ini dengan metode deksriptif analisis yaitu dengan memaparkan penggunaan gaya bahasa dan pilihan kata dalam permainan bunyi yang dimanfaatkan oleh pengarang. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan gaya bahasa dalam permainan bunyi menunjukkan lebih dominan gaya bahasa metafora dalam ketegangan antara tradisi dan kreasi. Dari pilihan kata meneruskan konvensi tradisi sebagai sebuah kearifan lokal dan dalam berkreasi menyajikan inovasi-inovasi dalam berkreasi melalui komunikasi antartokoh.
REPRESENTASI TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL GARIS PEREMPUAN KARYA SANIE B. KUNCORO [Women Representation in Sanie B. Kuncoro’s Garis Perempuan] Ery Agus Kurnianto
TOTOBUANG Vol. 5 No. 1 (2017): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.818 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i1.53

Abstract

Literature can be used to deconstruct the construction of a culture. One of them is the representation of the women in Garis Perempuan written by Sanie B. Kuncoro. The object of this study is Garis Perempuan written by Sanie B. Kuncoro. The study will be focused on structuralism, particularly identifying behavior, mindset, and myth of women in the novel. The writer uses myth theory gender and representation to identify the representation of the women. The Method in this research is descriptive-analytic method by using objective approaches. The data analysis is  based on the fact that appear empirically in the novel. This research shows the women representation as colonized and feminist subject in the novel.  Sastra dapat digunakan untuk melakukan dekonstruksi terhadap konstruksi suatu budaya. Salah satunya adalah representasi tokoh perempuan yang terdapat dalam novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro. Objek penelitian ini adalah novel Garis Peremuan karya Sanie B. Kuncoro dalam bingkai strukturalisme, yaitu mengidentifikasi prilaku, pola pikir, dan mitos seputar perempuan yang terdapat dalam novel tersebut. Teori representasi dan gender digunakan  untuk mengidentifikasi representasi tokoh perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan objektif. Analisis data dilakukan berdasarkan fakta yang ada secara empiris dalam novel yang dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi yang muncul adalah representasi perempuan sebagai colonized dan sebagai perempuan feminist.
REFLEKSI CULTURAL IMPERIALISM DALAM PENGGUNAAN BAHASA MEDIA LUAR RUANG DI KEPULAUAN BANDA NAIRA, MALUKU TENGAH [Cultural Imperialism Reflection in uses of the language on outdoor media in Banda Neira Island, Maluku] Helmina Kastanya
TOTOBUANG Vol. 4 No. 1 (2016): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.099 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i1.4

Abstract

The increasing used of foreign language in variety of media in society is a phenomenon of language that must be considered. Many conditions which allow the dignity of foreign language in Indonesia. Indonesia had long been colonized in its own country, that effect to the used of foreign language in society. A few of previous studies has elaborate about the influence of colonialism on various aspects to society former colonized, but this research was conducted to know the influences of cultural imperialism in the language used on outdoor media in Banda Naira Islands which is very well-liked to visit by foreigners in the time 2000 years ago until now. This study used qualitative research methods with historical approach. This research did in Banda Naira Islands, Central Maluku District, Maluku Province. The results showed the influence of cultural imperialism in language used in outdoor media by the Bandannese. Therefore, it need serious attention from the government and support of the society to be able to out of the influence and make serious effort to show their love of the homeland through a positive attitude for Indonesian so Indonesian dignity in around the area of NKRI can be realized. Maraknya penggunaan bahasa asing di berbagai media di masyarakat merupakan fenomena bahasa yang patut untuk diperhatikan.Banyak kondisi yang memungkinkan terjadinya pemartabatan bahasa asing di Indonesia. Indonesia telah lama dijajah di negerinya sendiri mengakibatkan besarnya pengaruh penggunaan bahasa asing di masyarakat. Sejumlah kajian sebelumnya telah banyak menguraikan tentang pengaruh kolonialisme terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat bekas koloni, namun penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh cultural imperialism dalam penggunaan bahasa media luar ruang di Kepulauan Banda Naira yang merupakan salah satu wilayah yang sangat digemari untuk dikunjungi bangsa asing baik pada zaman 2000 tahun yang lalu sampai dengan saat ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan historis. Penelitian ini dilakukan di Kepulauan Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh imperialisme kultural dalam penggunaan bahasa di media luar ruang oleh masyarakat Kepulauan Banda Naira. Dengan demikian perlu adanya perhatian serius pemerintah serta adanya dukungan dari masyarakat untuk mampu keluar dari pengaruh tersebut serta berupaya untuk menunjukkan rasa cinta terhadap tanah air melalui sikap positif terhadap bahasa Indonesia sehingga upaya pemartabatan bahasa Indonesia di seluruh wilayah NKRI dapat terwujud.
PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM HUMOR MADURA [Breach of The Principle of Cooperation in Humor Madura] - Hestiyana
TOTOBUANG Vol. 4 No. 2 (2016): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.315 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i2.24

Abstract

The purpose of this study to describe the violation of the principle of cooperation in Madura humor. This research used descriptive method with qualitative approach. the data were analyzed on  three  steps, they were the step of providing data; data analysis stage; and the result presentation stage . The source of the data was taken from humor Madura and it used taking notes technique the discussion found violations of the principles of cooperation, such as violation of the maxim of quantity, quality, relevance, and way. Violation of the maxim of quantity was the unsuitable  and excessive contributions  than its required. Violation of the maxim of quality was the incorrect and unreasonablet speech  and did not have sufficient evidence to prove it.. Violation of the maxim of relevance was the unrelevant speech of  the context. Violation of the maxim of the way was unclear speech and the speakers used any form of taxa that made the partners got wrong interpretation.Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelanggaran prinsip kerja sama dalam humor Madura. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam menganalisis data dilakukan tiga langkah kerja, yaitu tahap penyediaan data; tahap analisis data; dan tahap penyajian hasil analisis data.  objek penelitian, yaitu humor Madura. Dalam penyediaan data juga digunakan teknik catatt. Dari hasil pembahasan ditemukan pelanggaran prinsip kerja sama, berupa pelanggaran maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Pelanggaran terhadap maksim kuantitas berupa pemberian kontribusi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan dan berlebihan. Pelanggaran terhadap maksim kualitas berupa tuturan sesuatu yang salah dan tidak memiliki bukti-bukti yang memadai atas kebenaran isi tuturan yang disampaikannya serta tidak masuk akal. Pelanggaran terhadap maksim relevansi berupa tuturan yang tidak relevan atau tidak ada hubungannya dengan konteks. Pelanggaran terhadap maksim cara berupa tuturan yang tidak jelas dan penutur menggunakan bentuk taksa sehingga mitra tutur salah memaknai tuturan yang disampaikan penutur.
ANALISIS NILAI BUDAYA LEGENDA WAE SUSU MUJUALU DI NEGERI TEHUA [Analysis of Cultural Values Legend Wae Susu Mujualu in the Country Tehua] Abdul Karim Tawaulu
TOTOBUANG Vol. 5 No. 1 (2017): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1472.785 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i1.52

Abstract

Oral literature in the midst of human civilization cannot be rejected because it is part of a social reality, especially for traditional communities. Social reality then turns into a set of bounded values and becomes local cognition of society that is called local wisdom. The perspective, the way of life and activity of traditional community is inseparable from those wisdom values. This study aims to reveal the cultural values that exist in Wae Susu Mujualu legend. Cultural value is the value omnipotence of God, honesty, human relationship with nature, and the value of responsibility. The method used in this research is descriptive qualitative analysis focusing on empirical data obtained in the field. To get accurate data hence researcher use interview technique, observation, and triangulation.Sastra lisan di tengah peradaban manusia tidak dapat ditolak karena iamenjadi bagian dari sebuah realitas sosial, apalagi bagi masyarakat tradisional.Realitas sosial itu kemudian berwujud menjadi tata nilai yang mengikat dan dijadikan sebagai pengetahuan lokal masyarakat pendukungnya yang disebut dengan kearifal lokal.Cara pandang, cara hidup, dan aktifitas hidup lainnya pada masyarakat tradisional tak dapat dilepaskan dari nilai-nilai kearifan itu.Penelitian ini bertujuan mengungkap nilai-nilai budaya yang terdapat di dalam legenda Wae Susu Mujualu dengan instrumen utamanya adalah peneliti sendiri.Nilai-nilai budaya itu adalah nilai kemahakuasaan Tuhan, nilai kejujuran, hubungan manusia dengan alam, dan nilai tanggungjawab.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang memusatkan analisis pada data-data empiris yang diperoleh di lapangan.Untuk mendapatkan data yang akurat maka peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi, dan triangulasi.
CERITA RAKYAT JAKA TARUB DAN AIR TUKANG: SUATU KAJIAN SASTRA BANDINGAN [Folktale Jake Tarub and Air Tukang: A Study of Comparative Literature] Nita Handayani Hasan
TOTOBUANG Vol. 4 No. 2 (2016): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.239 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i2.28

Abstract

In the treasure of oral literature, folklore is an interesting form tobe studied. Sometimes there are similarities folklore motifs in one area with  in other areas. It is interesting to study both in terms of the intrinsic elements in the story and exploring the origin and its spread. One form of motifs which usually find in Indonesia folklore is deception against a figure. This motifs emerge in Jaka Tarub folklore from west java, and Air Tukang folklore from Maluku. This research discussed about compare the similarities and differences of intrinsic elements in both folklore which had difference background territory. This research used qualitative method and literature riview as data collection. The results of this research were Jaka Tarub and Air Tukang story had the similarity in theme, mandate, plot, and setting. The differences of the stories appeared  in character and setting.Dalam khazanah sastra lisan, cerita rakyat merupakan bentuk yang menarik untuk diteliti. Terkadang terdapat persamaan motif cerita rakyat di satu daerah dengan cerita rakyat di daerah lainnya. Hal tersebut merupakan hal yang menarik untuk diteliti baik dari segi unsur-unsur intrinsik yang ada dalam cerita, maupun ditelusuri asal-usul dan penyebarannya. Salah satu bentuk motif yang sering muncul dalam cerita rakyat di Indonesia yaitu motif tentang penipuan terhadap suatu tokoh. Motif ini muncul pada cerita rakyat Jaka Tarub yang berasal dari Jawa Barat, dan Air Tukang yang berasal dari Maluku. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam kedua cerita tersebut. Melalui perbandingan kedua cerita tersebut, maka dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara kedua cerita rakyat yang berbeda latar belakang wilayahnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu bersifat kualitatif dengan pengumpulan data berupa studi pustaka. Hasil dari penelitian yaitu cerita Jaka Tarub dan Air Tukang memiliki persamaan pada segi tema, amanat, alur dan latar; dan perbedaan dari kedua cerita muncul pada segi penokohan dan latar.

Page 3 of 19 | Total Record : 187