cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
Jurnal Media Pertanian
ISSN : 25031279     EISSN : 25811606     DOI : -
urnal Media Pertanian dipublikasikan dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan dua kali dalam setahun. Jurnal ini mempublikasikan artikel hasil penelitian dan artikel review bidang ilmu Agronomi secara luas.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
KARAKTERISTIK FISIK DAN MUTU BUAH KELAPA DALAM (Cocos nucifera L) DI LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN GAMBUT DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Rudi Hartawan; Nasamsir .; Abdul Gafur
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.607 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i1.25

Abstract

AbstractHigher coconut in productivity when cultivated on peat land compared to ups and downs. This research aims to know the physical characteristics and the quality of the fruit of the coconut in a better land differences i.e. tidal land and peat. This research has been carried out in August until September 2016 in the village of Pulau Pinang subdistrict of Tanjung Jabung Regency Right Betara West to site tidal land and the village of Bram Itam Kingdom subdistrict of Tanjung Jabung Regency Itam Bram West location for peat. Analysis of the data obtained from this research is a descriptive statistical analysis method in the form of inference method using the tabulate and test-t paired. Sampling for both villages is conducted at three locations with a distance of 500 metres north of observation which has been previously determined point coordinates using GPS. Each location taken 5 sample with circumference of observed variables fruit, fruit fiber thickness, the thickness of the shell, the thickness of the meat, the weight of the fruit intact, heavy fruit without husk oil yield, moisture content. Every standard of treatment is repeated 3 times, so there are 15 units of the sample in each village, so the total number of samples of coconuts in the two villages as many as 30 units of coconuts. Results of the study concluded that the physical characteristics and the quality of the fruit of the coconut palm plant In dilahan better than peat moss plant coconut in dilahan ups and downs.Keywords: physical characteristics of coconut in, tidal land, peat. AbstrakProduktivitas Kelapa Dalam lebih tinggi bila dibudidayakan pada lahan gambut dibandingkan lahan pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik dan mutu buah Kelapa Dalam yang lebih baik dengan perbedaan lahan yaitu lahan pasang surut dan lahan gambut. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2016  di Desa Pulau Pinang Kecamatan Betara Kanan Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk lokasi lahan pasang surut dan Desa Bram Itam Raya Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk lokasi lahan gambut. Analisis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah analisis statistika dengan metode deskriptif dalam bentuk tabulasi dan metode inferensi menggunakan uji-t berpasangan. Pengambilan sampel untuk kedua desa dilakukan pada tiga lokasi dengan jarak pengamatan 500 meter arah utara yang sebelumnya telah ditentukan titik koordinat menggunakan GPS. Setiap lokasi diambil 5 sampel dengan peubah yang diamati lingkar buah, ketebalan sabut buah, ketebalan tempurung, ketebalan daging buah, berat buah utuh, berat buah tanpa sabut,  rendemen minyak, kadar air. Setiap taraf perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 15 unit sampel di setiap desa, jadi jumlah keseluruhan sampel buah kelapa di kedua desa sebanyak 30 unit buah kelapa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa karakteristik fisik dan mutu buah tanaman Kelapa Dalam dilahan gambut lebih baik dibandingkan tanaman Kelapa Dalam dilahan pasang surut.Kata kunci:  karakteristik fisik Kelapa Dalam, lahan pasang surut, lahan gambut.
TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (Conopomorpha cramerella Snell.) (Lepidoptera: Gracillaridae) DI DESA BETUNG KECAMATAN KUMPEH ILIR KABUPATEN MUARO JAMBI Hayata, Hayata
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.468 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i2.40

Abstract

One of the barriers in the cacao caltivation is pest attacking of  “hama penggerek Buah Kakao (PBK) that caused by conopomorpha cramerella . Cocoa pod was broke caused by PBK larvae by making a hole under the cover, beans and white pulp of cacao pod. It causes a hard cohering among beans and hard embedded the beans in its white pulp on an unripe cacao pod. The broken cocoa pod becomes wrinkled and emergence a dark color around the cocoa pod cover which resulting a decrease of weight and its quality.The attacking level was  strongly determined by its farm maintenance conditions. This study aimed to know the attack level of cocoa pod in Betung Village, Muaro Jambi Regency .The studies had been started since June until August 2017.This research applies a survey method and completed by purposive sampling to find the sample .The sample location category was based on the more than four years of age and was being producting. The suffered cocoa pod sited around the tertiar branch of the plant that showed a very low intensity as much as 2,36 %. The infected cocoa pods were located on all the part of the cocoa trees trunk e.g. the primary, secondary , and tertiary branchs which showed the very high intensity as much as 95,67 %.  It’s because of the farm passing on, where there is neither branches cutting down nor taking out the falling leaves and fruit on the ground; and also neither fertilizing nor pest controling.Keywords : Attacking Intensity, fruit pest, conopomorpha cramerellaSalah satu kendala dalam pengembangan tanaman kakao adalah serangan hama penggerek buah kakao (PBK) yang disebabkan oleh Conopomorpha cramerella. Kerusakan buah kakao disebabkan oleh larva PBK dengan cara membuat liang gerekan di bawah kulit buah dan di antara biji serta memakan daging buah. Pada buah yang relatif muda, hal itu menyebabkan biji melekat pada kulit buah dan melekat satu sama lain. Biji yang rusak mengeriput dan timbulnya warna gelap pada kulit biji yang mengakibatkan turunnya berat dan mutu produk. Tingkat serangan sangat ditentukan oleh kondisi pemeliharaan kebun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat serangan penggerek buah kakao di Desa Betung Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian telah dilakukan mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2017. Penelitian ini menggunakan metode survei dan pengambilan sampel secara purposive random sampling (metode acak terpilih). Kriteria menentukan lokasi sampel yaitu pertanaman kakao yang berumur lebih dari empat tahun dan telah berproduksi. Buah kakao yang terserang terletak pada cabang tersier dengan intensitas serangan yang sangat rendah yaitu sebesar 2,36 %. Buah kakao yang terserang terletak pada semua bagian batang kakao yaitu di cabang primer, sekunder, dan tersier dengan intensitas serangan yang sangat tinggi yaitu sebesar  95,67 %. Kebun kakao dibiarkan begitu saja, tidak adanya pemangkasan terhadap cabang dan ranting, tidak adanya pembersihan terhadap daun buah yang gugur, tidak adanya pemupukan, dan juga tidak adanya pengendalian terhadap penggerek buah.Kata kunci : Tingkat serangan, Penggerek buah, Conopomorpha cramerella
TINGKAT SERANGAN HAMA UTAMA DAN PRODUKSI KOPI LIBERIKA TUNGKAL KOMPOSIT (Coffea sp.) DI KECAMATAN BETARA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Araz Meilin; Nasamsir Nasamsir; Sugeng Riyanto
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.56 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i1.21

Abstract

AbstractThis research aimed to know the main pest type and production of “liberika tungkal komposit (libtukom)” coffea plant (coffea sp.) in Betara District, West “Tanjung Jabung. “ Regency. This research was conducted in August to September 2016 at three villages e.g. Parit Tomo, Serdang Jaya, and Parit Panglong and two districts e.g. Mekar Jaya, and  Betara.  Survey method was used in this research by observing the farmer that managed their ” libtukom” coffee farming.   The data collected were primary and secondary data. This experiment result showed that   the main pests type of “libtukom” coffee plant   is  “hypothenemus hampei” insect pest.  Average intensity of attacks in the three research areas is 10.33% or it’s around 9.11% to 10.80%. While “libtukom” coffee production and its productivity in the three research areas is  0,66 ton ha-1 year-1 to 0,67 ton ha-1 year-1.Keywords : main pest, intensity of attacks, liberika tungkal coffea.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis hama utama dan produksi tanaman kopi  liberika tungkal komposit (libtukom) (coffea sp.) di kecamatan Betara kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2016  di Desa Parit Tomo,  Serdang Jaya dan Parit Panglong, Kelurahan Mekar Jaya, Betara.  Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survei. Survei dilakukan pada petani sampel yang melakukan usaha tanaman kopi “libtukom”. Data yang dikumpulkan  adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa jenis hama utama yang menyerang tanaman kopi “libtukom” di daerah penelitian adalah hama jenis serangga hypothenemus hampei. Rata-rata intensitas serangan di tiga daerah penelitian sebesar 10,33% atau berkisar antara 9,11% - 10,80%. Sedangkan produksi dan produktivitas kopi “libtukom” di tiga daerah penelitian masing-masing berkisar antara 0,66 ton ha-1 tahun-1 sampai 0,67 ton ha-1 tahun-1.Kata kunci : hama utama, tingkat serangan, kopi liberika tungkal
SERANGGA dan PERANANNYA DALAM BIDANG PERTANIAN dan KEHIDUPAN Araz Meilin; Nasamsir .
Jurnal Media Pertanian Vol 1, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.326 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v1i1.12

Abstract

AbstractThe insect is a group of living thing that have the largest number of species. This article was compiled by aiming literature method studies at informing the negative and positive roles of insects in a farming and life. Some insects have a positive or negative role in agriculture and life. The negative role of insects in agriculture and life as cultivation plant, as a disease vector on the plant, and it cause humand being stickness. The positive role of insect is as pollinators, as a decomposer, as predators or parasitoids, as environment bioindikator, as the producer of the useful materials and beneficial in the field of health. Keywords: insects, vectors, natural enemies, pollinators, decomposer AbstrakSerangga merupakan kelompok makhluk hidup yang memiliki jumlah spesies terbanyak. Tulisan ini disusun dari studi literatur dan bertujuan menginformasikan peran negatif dan positif serangga dalam bidang pertanian dan kehidupan.  Beberapa anggota dari serangga memiliki peranan positif maupun negatif di bidang pertanian dan kehidupan.  Peran negatif serangga dibidang pertanian dan kehidupan adalah sebagai pemakan tumbuhan budidaya, sebagai vektor penyebab penyakit pada tanaman, dan sebagai penyebab penyakit pada manusia. Peran positif serangga adalah sebagai polinator atau penyerbuk, sebagai dekomposer atau pengurai, sebagai predator atau parasitoid (musuh alami), sebagai bioindikator lingkungan, sebagai penghasil bahan-bahan berguna dan bermanfaat  dalam bidang kesehatan. Kata Kunci: serangga, vektor, musuh alami, polinator, dekomposer
PENGENDALIAN KUTU DAUN PADA TANAMAN CABAI YANG DIAPLIKASI BIOCHAR DAN TRICHOKOMPOS BERDASARKAN AMBANG KENDALI Araz Meilin
Jurnal Media Pertanian Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.424 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v3i1.54

Abstract

The control of aphids pests in chilli plantation often uses scheduled chemical control. This study aims to determine the development of aphid populations in the vegetative phase of chili plants treated with biochar from agricultural waste and trichokompos, and its control based on the threshold of control. The experiment was conducted on Chili Varietas Kencana of vegetative phase in Sangir Tengah Village, Kayu Aro Subdistrict, Kerinci Regency in 2016. The planting of chili was carried out with five treatments: 1) Trichokompos 10 ton/ha and 2 ton/ha of bagasse biochar; 2) Trichokompos 10 ton/ha and 2 ton/ha  of corncob biochar; 3) Trichokompos 10 ton/ha and 2 ton/ha of rice husk biochar; 4) Trichokompos 10 ton/ha; and 5) Control (farmer technology). Each treatment was repeated 4 times. The environmental design used is Group Random Design (RAK). Data collection through observation of population number of aphids done every week. Control measures with the use of pesticides are carried out after the population passes the economic threshold. The results showed that the use of agricultural waste biochar (rice husk, corncob, bagasse) and trichokompos did not significantly affect the number/population of aphids. Chemical control of aphids on chili plants in the vegetative phase based on the control threshold can reduce the frequency of insecticide application up to 50%.Keywords: control threshold, insecticide, chili pest AbstrakPengendalian hama kutu daun pada tanaman cabai sering menggunakan pengendalian kimia yang terjadwal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan populasi kutu daun pada fase vegetatif tanaman cabai yang diberi perlakuan biochar asal limbah pertanian dan trichokompos dan pengendaliannya berdasarkan ambang kendali. Penelitian dilaksanakan pada pertanaman cabai varietas Kencana fase vegetatif di Desa Sangir Tengah, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci pada tahun 2016. Penanaman cabai dilaksanakan dengan lima perlakuan yaitu : 1) Trichokompos 10 ton/ha dan biochar ampas tebu 2 ton/ha; 2) Trichokompos 10 ton/ha dan biochar tongkol jagung 2 ton/ha; 3) Trichokompos 10 ton/ha dan biochart sekam padi 2 ton/ha; 4) Trichokompos 10 ton/ha; dan 5)  Kontrol (teknologi petani).  Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali.  Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pengumpulan data melalui pengamatan jumlah populasi kutu daun yang dilakukan setiap minggu. Tindakan pengendalian dengan penggunaan insektisida dilakukan setelah populasi melewati ambang ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan biochar limbah pertanian (sekam padi, tongkol jagung, ampas tebu) dan trichokompos tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah/populasi kutu daun.  Pengendalian kimia kutu daun pada tanaman cabai varietas Kencana pada fase vegetatif yang dilakukan  berdasarkan ambang kendali, dapat menurunkan frekuensi aplikasi insektisida sampai 50%.Kata kunci : ambang kendali, insektisida, hama cabai
TANGGAP BIBIT KAKAO TERHADAP MEDIA TANAM GAMBUT DAN ULTISOL SERTA ZEOLIT Nursanti, Ida
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.383 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i2.35

Abstract

Peat soils and mineral soils have poor chemical and biological properties. The addition of mineral soil and zeolite in peat plant media will improve the soil properties. The aim of this research is to know the effect of ultisol and zeolite soil on peat media and to determine the ratio of ultisol and peat soil media and zeolite for the growth of cocoa seedlings. Implementation of research in Jambi City. The study used Completely Randomized Design (RAL) with 2 factors. Giving ultisol soil (U) with 4 levels : U0 = without ultisol soil, U1 = ultisol soil 15% by weight of planting medium, U2 = ultisol soil 20% by weight of planting medium, U3 = ultisol soil 25% weight of planting medium. Zeolite (Z) with 3 levels ie: Z0 = zeolite, Z1 = zeolite 100 g and Z2 = zeolite 200g. Observation of: height of plant (cm), dry weight of crown (g), leaf N content (%), and leaf P content (%). The observed data were analyzed using Duncan Multiple Range Test (DNMRT) and Duncan Multiple Range Test (DNMRT) test at 5% level. The administration of ultisol and zeolite soils on peat moss can significantly influence the growth of cocoa seeds, especially in plant height, dry crown weight, leaf N content and leaf P content. Ultisol soil 25% and zeolite 200g on peat media can better influence the growth of cocoa seedlings.Keywords : Peat, Ultisol, Zeolit, CocoaTanah gambut dan tanah mineral memiliki sifat kimia dan biologi kurang baik. Penambahan tanah ultisol dan zeolit dalam media tanam gambut akan dapat memperbaiki sifat tanah. Penelitian bertujuan mengetahui  pengaruh pemberian tanah ultisol dan zeolit pada media gambut serta menentukan perbandingan media tanah ultisol, zeolit dan gambut untuk  pertumbuhan bibit kakao. Pelaksanaan penelitian di Kota Jambi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Pemberian tanah ultisol (U) dengan 4 taraf  yaitu :U0  = tanpa pemberian tanah ultisol, U1  = tanah ultisol  15% berat medium tanam, U2=tanah ultisol 20% berat medium tanam, U3=tanah ultisol 25% berat medium tanam.  Zeolit  (Z) dengan 3 taraf yaitu :Z0= tanpa zeolit, Z1  = zeolit 100 g dan Z2 = zeolit 200g.   Pengamatan terhadap: tinggi tanaman (cm), bobot kering tajuk (g), kadar N daun (%), dan kadar P daun (%). Data hasil pengamatan dianalisa menggunakan analisis ragam dan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%. Pemberian tanah ultisol dan zeolit pada media gambut dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit kakao secara signifikan terutama pada tinggi tanaman, bobot kering tajuk,  kadar N daun dan kadar P daun. Tanah ultisol 25% dan zeolit 200g pada media gambut dapat lebih baik mempengaruhi pertumbuhan bibit kakao.Kata kunci : Gambut,Ultisol, Zeolit, Kakao
TANGGAP TANAMAN JAGUNG TERHADAP PEMBERIAN PUPUK PRODUK SAMPING CAIR PABRIK KELAPA SAWIT PLUS ZEOLIT Ida Nursanti
Jurnal Media Pertanian Vol 1, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.601 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v1i2.17

Abstract

AbstractLiquid by product of palm oil pruduct Mills as an organic fertilizer to meet crop nutrient needs of corn and increase fertilizer efficiency. Utilization of zeolite can improve the quality of organic fertilizers, soil conditioners and water backup controller. The study aims to determine the effect of fertilizer of liquid product of palm oil mill plus zeolite on the growth of corn and determines that the liquid product of palm oil mill as a ferlizer plus zeolite can better influence the growth of corn plants that without zeolite. The study lasted for three months. Research using a completely randomized design, with 3 levels of treatment is treatment Side Liquid Product Mills useness. The treatments were without Side Liquid Product Mills plus zeolite (P0), Side Liquid Product Mills without zeolite 1000 ml (P1), Side Liquid Product Mills 1000 ml plus zeolite 10% (P2). Each treatment was repeated 3 times so that there are 3 x 3 = 9 experimental units. The results showed that the liquid manure of by products of palm oil mill plus zeolite may affect plant growth significantly, especially in the corn plant height, weight of wet canopy, root wet weight, levels of leaf N and P content of leaves. Liquid byproduct of palm oil mills plus 10% zeolite 1000 ml dose of plant can better influence the growth of corn plants.  Keywords : Side Liquid Product Mills, Zeolit, Corn  AbstrakProduk Samping Cair Pabrik Kelapa Sawit (PSCPKS) sebagai pupuk organik dapat memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman jagung dan meningkatkan efisiensi pemupukan. Pemanfaatan zeolit dapat meningkatkan kualitas pupuk organik,  soil conditioner dan pengontrol cadangan air.  Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk produk samping cair pabrik kelapa sawit plus zeolit terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan menentukan bahwa pupuk produk samping cair pabrik kelapa sawit plus zeolit dapat lebih baik mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung dari pada pupuk produk samping cair pabrik kelapa sawit tanpa zeolit. Pelaksanaan penelitian berlangsung selama 3 bulan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 3 taraf perlakuan merupakan perlakuan pemberian PSCPKS. Perlakuan yang diteliti adalah : tanpa PSCPKS plus zeolit (P0), PSCPKS tanpa zeolit 1000 ml (P1), PSCPKS 1000 ml plus zeolit 10% (P2). Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 3 x 3 = 9 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  pupuk produk samping cair pabrik kelapa sawit plus zeolit dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung secara signifikan terutama pada tinggi tanaman, bobot basah tajuk, bobot basah akar, kadar N daun dan kadar P daun. Produk samping cair pabrik kelapa sawit plus zeolit 10% dosis 1000 ml tanaman-1 dapat lebih baik mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung. Kata kunci : PSCPKS, Zeolit, Jagung
PENYAKIT BUSUK BUAH TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L. ) SERTA PERSENTASE SERANGANNYA DI DESA BETUNG KECAMATAN KUMPEH ILIR KABUPATEN MUARO JAMBI Defitri, Yuza
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.702 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i2.41

Abstract

Research on foul fruit disease of cacao plants (Theobroma cacao L.) was conducted in the Betung village, Kumpe hilir district , Muaro Jambi regency. This study aims to know about foul fruit diseases and its precentage of illness attacking. Simple Random Sampling was use to determine the samples in this research.The samples weredone in public cocoa farm, that had been stratified base on land passing in level. The symptoms foul fruit desease was observed caused by a phytopthorapalmivora fungus, and those data were entirely collected calculate followed by found out the precentage of attacking fruit. Identification of pathogenic disease was done at Batanghari University laboratory. The result showed that there were the attacking of foul fruit disease caused by a phytophthora palmivora fungus on passing in land was 60.4 % which was means it was hard level of disease as more than half cocoa fruit were foul. While it showed a light of disease attacking on unpassing in land.it’s only 7.32 % foul fruitKeywords : Foul Fruit Disease of Cacao Plants, Phytophthora palmivoraPenelitian ini untuk mengkaji penyakit busuk buah serta persentase serangannya pada tanaman Kakao (Theobroma cacao,L.), dilakukan di desa Betung, kecamatan Kumpeh Ilir kabupaten Muaro Jambi. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Simple Random Sampling, sampel tanaman dipilih secara acak di perkebunan kakao rakyat yang sebelumnya sudah dilakukan pengelompokan berdasarkan derajat keterawatan kebun. Pengamatan dilakukan terhadap gejala penyakit busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytopthora palmivora, kemudian dikumpulkan data dengan menghitung seluruh buah  baik yang sehat maupun yang sakit sehingga didapat persentase tanaman terserang. Identifikasi terhadap pathogen penyakit dilakukan di Laboratorium  Universitas BatanghariHasil penelitian menunjukkan bahwa persentase serangan penyakit busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora pada kebun yang tidak dirawat adalah 60.4 % yang berarti serangan penyakit ini termasuk berat karena lebih setengah buah kakao terserang penyakit. Sedangkan pada kebun yang dilakukan perawatan intensif serangan penyakit busuk buahnya 7.32 % ini berarti serangan penyakit ringan.Kata Kunci : Penyakit Busuk Buah Kakao, Phytophthora palmivora
PRODUKSI DAN KUALITAS LATEKS PADA BERBAGAI JARAK TANAM TANAMAN KARET Hayata Hayata; Yuza Defitri; Afrozi Afrozi
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.81 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i1.22

Abstract

AbstractProduction and quality of latex is determined by planting distance of rubber plants. This research aimed to know the production and quality of latex in various  the rubber plant planting distance range. The research was carried out in August until September 2016 . The research method design was a survey method. The different planting distance  which is use was already exist in “Durian Inner Luncuk XXIV” Villages, Batanghari Regency i.e.; J1 (3 x 4 m), J2 (3 x 5 m), J3 (4 x 5 m), and J4 (4 x 6 m) as treatments. Each treatment was set 15 plant samples. The parameters observed were the latex production, the dirt levels, the ash levels , and the levels of dry rubber. The observation result showed that the highest latex production (130 gr-1 plant-1 day-1) was obtained at the planting distance treatment  of  4x6 m. Levels of impurities in LaTeX, the levels of ash and the highest levels of the dried gum obtained at the treatment plant distance is 4 x 5 m i.e. 0.024 0.20%, and 18.43%. The difference in distance is not planting showed a different result against the level of dirt, the levels of ash and dried gum levels.Keywords: planting Distance, production, quality Latex, gum plant AbstrakProduksi dan kualitas lateks  salah satunya ditentukan oleh jarak tanam tanaman karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan kualitas lateks pada berbagai jarak tanam tanaman karet. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2016. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode survey. Jarak tanam berbeda yang sudah ada di Desa Durian  Luncuk Batin XXIV Kabupaten Batanghari, yaitu ; J1 (3 x 4 m), J2 (3 x 5 m), J3 (4 x 5 m), J4 (4 x 6 m). Setiap perlakuan ditetapkan 15 tanaman sampel. Parameter yang diamati adalah  produksi lateks, kadar kotoran, abu, dan karet kering.  Hasil pengamatan menunjukkan bahwa produksi lateks tertinggi (130 gr/pohon/hari)  didapatkan pada perlakuan jarak tanam 4x6 m. Kadar kotoran lateks, kadar abu dan kadar karet kering yang tertinggi didapat pada perlakuan jarak tanam 4 x 5 m yaitu 0,024 %, 0,20 %, dan 18,43 %. Perbedaan jarak tanam tidak memperlihatkan hasil yang berbeda terhadap  kadar kotoran, kadar abu dan kadar karet kering.Kata kunci : Jarak tanam, produksi, kualitas lateks, tanaman karet
SULUR PANJAT MERUPAKAN SUMBER STEK TERBAIK UNTUK PERBANYAKAN BIBIT LADA SECARA VEGETATIF Nengsih, Yulistiati; Marpaung, Ridawati; Hartawan, Rudi; ., Alkori
Jurnal Media Pertanian Vol 1, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.11 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v1i1.13

Abstract

AbstractThis research aims to get the best source of cuttings in the production of pepper seedlings. This research has been carried out in the Teluk Raya village of Kumpeh Ulu Subdistrict Muaro Jambi Regency. Research conducted for 3 months beginning in January to March 2015. Environmental complete random design was applied in the research.  The design of the treatment is the  different cuttings source, as follows: P1: a climbing vine cuttings, P2: fruit vine cuttings, P3:  hanging vine cuttings,  P4: ground vine cuttings. Each treatment was repeated four times. There are 10 pepper cuttings for each experiment unit, so that there are 160 uniform cuttings which needed in the research. It shold be taken 8 cuttings from the existing 10 cutting. The results of this research rejects the null hypothesis (H0) and receive alternative hypothesis (H1) that pepper seed growth was differ among the source of cuttings. The study also get that  climbing vine cuttings was have produce the best pepper germ and significantly differentl fruit vine cuttings, ground vine cuttings and hanging vine cuttings. The predicted superior of pepper cutting sourcing from climbing vine is the high carbohydrat and balance existing of endogen auxin and citokinin hormon, so that show balance of bud and root growth. Those growth both bud and root certaintly support the cutting growth. Keywords: plant reproduction, vegetative propagation, and hormones to grow AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sumber stek yang terbaik dalam produksi bibit lada. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Teluk Raya Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dimulai pada bulan Januari sampai Maret 2015. Rancangan lingkungan yang digunakan penelitian ini adalah rancangan lingkungan acak lengkap. Rancangan perlakuan adalah sumber stek yang berbeda, sebagai berikut: P1 : Stek dari sumber sulur panjat, P2: Stek dari sumber sulur buah, P3: Stek dari sumber sulur gantung, P4: Stek dari sumber sulur tanah. Setiap perlakuan yang dicobakan diulang sebanyak 4 kali. Sedangkan setiap satu satuan percobaan terdiri 10 stek lada, berarti stek lada yang seragam yang dibutuhkan dalam percobaan ini berjumlah 160 setek. Dari 10 stek lada pada percobaan, dengan 8 sampel stek. Hasil penelitian ini menolak hipotesis nol (H0) dan menerima hipotesis 1 (H1) bahwa pertumbuhan bibit lada berbeda antar sumber stek. Penelitian ini juga mendapatkan bahwa stek sumber sulur panjat menghasilkan bibit lada terbaik dan berbeda nyata dibandingkan stek sumber sulur buah, sulur tanah dan sulur gantung. Dugaan yang mendukung kebaikan stek lada asal sulur panjat adalah kandungan karbohidrat yang tinggi dan adanya keseimbangan hormon endogen auksin dan sitokinin sehingga terjadi kesimbangan pertumbuhan tunas dan akar. Pertumbuhan tunas dan akar inilah yang memacu pertumbuhan stek lada. Kata Kunci : Perbanyakan tanaman, pembiakan vegetatif, dan hormon tumbuh

Page 2 of 16 | Total Record : 157