cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
Jurnal Media Pertanian
ISSN : 25031279     EISSN : 25811606     DOI : -
urnal Media Pertanian dipublikasikan dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan dua kali dalam setahun. Jurnal ini mempublikasikan artikel hasil penelitian dan artikel review bidang ilmu Agronomi secara luas.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
INVENTARISASI PENYAKIT YANG DISEBABKAN JAMUR PADA TANAMAN KELAPA DALAM (Cocos nucifera L.) DI DESA SUNGAI JERENG KECAMATAN PENGABUAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Yuza Defitri; Sulaiman Sulaiman
Jurnal Media Pertanian Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.811 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v3i1.53

Abstract

The purpose of this study was to find out the Inventory of disease caused by fungus in the Coconut Plants. This research was conducted in community owned garden located in Sungai Jereng Village, Pengabuan District of Tanjung Jabung Barat Regency.The material used in this study is the  coconut plant samples in which the disease is present in the community plantation land with the method of  simple random sampling and the observed object is a fungus that causes diseases in microscopic in the Laboratory of Agricultural Quarantine Class 1 Jambi.Field observation results and laboratory observations showed that two pathogens that Pestalotiopsis and Fusarium attacked the coconut plant in Sungai Jereng Village Pengabuan District of Tanjung Jabung Barat District. Keywords: disease, fungus, coconut plant AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk melakukan inventarisasi penyakit yang disebabkan jamur pada tanaman kelapa dalam. Penelitian ini dilaksanakan di kebun milik rakyat yang berada di Desa Sungai Jereng Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanaman kelapa dalam yang terserang penyakit dengan metode pengambilan sampel simple random sampling dan objek yang diamati adalah jamur yang mengakibatkan penyakit pada tanaman kelapa dalam secara mikroskopik di laboratorium Karantina Pertanian Kelas 1 Jambi. Hasil pengamatan lapangan dan pengamatan laboratorium menunjukkan bahwa ditemukan dua patogen yaitu Pestalotiopsis sp dan Fusarium sp yang menyerang tanaman kelapa dalam di Desa Sungai Jereng Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Kata Kunci:  Penyakit, Jamur, kelapa dalam
PROSES DEKOMPOSISI BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) METODE REPLANTING SISIPAN DAN PENCINCANGAN Nasamsir, Nasamsir; Defitri, Yuza; Suhermanto, Heri
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.568 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i2.36

Abstract

 This research was carried out in Panca Mulya Village, Sungai Bahar District, Muaro Jambi Regency, Jambi Province since August to September 2017. The material that used was weathering stems of oil palm that already previously replanting by 6 to 7 months, while the tools that used was the Global Positioning System (GPS) with Garmin GPSmap 78s as its brand, plastic bag, holding tool, camera, and stationery. This research was carried out by survey methods applying. Samples was collected from the replanting areas of both underplanting and chipping method, respectively 2 blocks with 3 locations each block had 200 m distance to North direction with 0.2 kg weight. Secondary data was collected from a company and Indonesian Agency for Meteorological, Climatological and Geophysics (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika or simply BMKG) while primary data was an interviews with farmers using a questionnaire. The collected data were : general description of research location, rainfall, temperature, humidity, soil acidity, C-N ratio of oil palm stem both before and after decomposition, from the replanting of both underplanting and chipping methods. The result of this study showed that C-N ratio of oil palm stem before decomposition was 58.42, C-N ratio of oil palm stem decomposition that replanting with underplanting method was 37.18, and the average C-N ratio of chipping method was 14.24. Be equaling with the compost quality specifications on Indonesian national Standar (Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-7030-2004, so C/N value of decomposition process of oil palm stem that replanting by chipping method was already meet this standard with 10 to 20 as a C/N grade. Keywords ; C-N ratio, oil palm, replanting methodPenelitian ini dilaksanakan di desa Panca Mulya, kecamatan Sungai Bahar, kabupaten Muaro Jambi, Jambi pada bulan Agustus sampai September 2017. Bahan yang digunakan adalah hasil pelapukan batang Kelapa sawit yang sudah direplanting 6 sampai 7 bulan sebelumnya, sedangkan alat-alat yang digunakan adalah Global Positioning System (GPS) merek Garmin GPSmap 78s, kantung plastik, alat pengambil bahan, kamera, dan alat tulis. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survey, sampel dikumpulkan dari areal replanting metode sisipan dan matode pencincangan, masing-masing 2 blok pada 3 titik setiap blok jarak 200 m arah utara dengan berat 0.2 kg. Data sekunder dikumpulkan dari perusahaan atau BMKG dan wawancara dengan petani menggunakan kuisioner. Data yang dikumpulkan adalah ; informasi umum lokasi penelitian, curah hujan, suhu, kelembaban, pH tanah, rasio C-N batang Kelapa sawit sebelum dekomposisi, serta rasio C-N hasil dekomposisi.dari replanting metode sisipan dan pencincangan. Hasil penlitian menunjukkan nisbah C-N batang Kelapa sawit di daerah penelitian sebelum dekomposisi 58,42, rasio C-N dekomposisi batang Kelapa sawit replanting dengan metode sisipan rata-rata 37.18, dan metode pencincangan rata-rata 14,24. Bila disetarakan dengan spesifikasi kualitas kompos SNI 19-7030-2004, nilai C/N proses dekomposisi batang Kelapa sawit hasil replanting metode pencincangan sudah memenuhi standar dengan nilai C/N 10 sampai 20.Kata kunci ; rasio C-N, Kelapa sawit, metode replanting
TUMPANGSARI TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) dengan TANAMAN KARET (Hevea brassiliensis L.) Nengsih, Yulistiati; Hartawan, Rudi
Jurnal Media Pertanian Vol 1, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.956 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v1i2.18

Abstract

AbstractMonoculture cultivation system has impact on various biotic  surrounding in it.  Palm oil cultivation with intercropping system started  to be popular to avoid environment damaged. Intercropping cultivation between palm oil and other plant was possible in existing both intraspecific and interspecific competation. Various form of this competation was needed to be learned. The compatible variables to measure these competation forms is Land Equal Ratio (LER) that able to compare the benefit between monoculture and multicultural cultivation system. The aim of this research was to determine the LER of multicultural cultivation between palm oli and rubber tree. this research had been held in February – July 2016 at Wanareja Village, Rimbo Ulu Sub-District, Tebo Regency. Survey method was use in this research, and the location above was purposely  sampled suitable with the needed data. In the other word one reason of this location to be sampled was the only area that showed the existing of multicultural cultivation system especially between palm oil and rubber tree. There were several farmer characteristics to be sampled as a respondent e.g. : 1). Farmers that has no cooperation with enterprise ; 2). The farmer has at least one hectare of land; and 3). Show plant at the minimally age of 5 years. The result of this research showed that the production   of Monoculture cultivation was higher than multicultural cultivation system, but it had 1.5 of LER so it indicated that the multicultural cultivation system give 50% higher benefit than Monoculture cultivation system. keywords: Monoculture, multicultural, Intercropping AbstrakPertanaman monokultur diyakini akan berdampak terhadap keragaman makhluk hidup yang berada pada areal tersebut. Wacana untuk membudidayakan sawit dengan sistem polikultur mulai mencuat seiring dengan kekhawatiran terjadinya kerusakan lingkungan. Budidaya polikultur antara tanaman sawit dengan tanaman lain memungkinkan terjadinya persaingan intra dan interspesifik. Perlu kajian untuk mengetahui bentuk dari persaingan tersebut. Peubah yang paling menentukan yang dapat diukur dari bentuk persaingan tersebut adalah Nisbah Kesetarahan Lahan (NKL) yang akan mengkaji keuntungan budidaya secara monokultur atau polikultur. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai nisbah kesetaraan lahan (NKL) pada tanaman polikultur kelapa sawit dengan tanaman karet. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Pebruari sampai Juli 2016 di Desa Wanareja Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo. Penelitian menggunakan metode survey. Dalam hal ini pemilihan Kabupaten dan Desa dilakukan dengan sengaja ditentukan sesuai dengan kebutuhan data. Di Desa Wanareja Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo terdapat tanaman kelapa sawit polikultur dengan tanaman karet, maka petani dari desa ini yang  dijadikan sampel. Adapun syarat-syarat petani yang akan dijadikan sampel adalah : 1) Petani yang tidak berkolaborasi dengan perusahaan, 2) luas lahan minimal satu hektar,    dan 3) Umur tanaman minimal 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan produksi tanaman kelapa sawit sistem monokultur lebih tinggi dari sistem polikultur. Namun berdasarkan rata-rata produktivitas lahan perhitungan nilai nisbah kesetaraan lahan (NKL) menunjukkan nilai 1,5 ini menggambarkan bahwa pertanaman tumpangsari (polikultur) dari segi ekonomi lebih menguntungkan  setengah atau 50% dari tanaman sistem monokultur. Kata Kunci : Monokultur, Polikultur, tumpangsari
MODEL DISTRIBUSI BENIH KEDELAI LABEL BIRU DENGAN SISTEM JABALSIM DAN JABALSIM TERKENDALI DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Hartawan, Rudi; Marwan, Edy
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.335 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i2.42

Abstract

In line with the national program to improve soybean production, Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) assessed as having the potential of natural resources for development of soybean. Generally soybean seed supply in Tanjabtim done in non-formal through the network system (Jabalsim). The study aimed to determine the soybean seed supply system that runs all along, inventory weaknesses and strengths in the provision of seeds and strategize so Jabalsim Controlled models more commonly used by farmers. The research has been carried out in January-May 2015. The primary data obtained from interviews with 20 groups of growers and users. Hiking circulation of seeds is observed in the Simpang and Margo Mulyo village in District of Rantau Rasau. Both villages are located in Tanjabtim. The location is outside Tanjabtim is the city of Jambi, Muaro Jambi Regency, Bungo Regency and Tebo Regency. Interview data were tabulated and made Jabalsim system model and Controlled Jabalsim. Data from interviews were also used as a way to make a SWOT analysis to encourage the migration of Jabalsim to Controlled Jabalsim. Strategies that can be used to enable the migration of Jabalsim to Controlled Jabalsim is to involve BPSB start of the process permit application until the issuance of seeds certificates.Keywords: Seeds production, soybeans, and tidal swampSejalan dengan program peningkatan produksi kedelai nasional, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dinilai mempunyai potensi sumberdaya alam untuk pengembangan kedelai. Umumnya penyediaan benih kedelai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dilakukan secara non-formal melalui sistem jaringan benih antar lapang antar musim (Jabalsim). Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sistem penyediaan benih kedelai yang berjalan selama ini, menginventarisasi kelemahan dan kekuatan dalam penyediaan benih dan  menyusun strategi agar model Jabalsim Terkendali lebih umum digunakan petani dalam penyediaan benih bermutu telah dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 2015. Data primer didapat dari wawancara dengan 20 kelompok penangkar dan pengguna. Jalur peredaran benih yang diamati adalah Desa Simpang di Kecamatan Berbak, Desa Margo Mulyo di Kecamatan Rantau Rasau. Kedua desa tersebut berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Lokasi yang berada di luar Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo. Data hasil wawancara ditabulasi dan dibuatkan model sistem Jabalsim dan Jabalsim Terkendali. Data hasil wawancara juga digunakan sebagai jalan untuk membuat analisis SWOT untuk mendorong migrasi dari sistem Jabalsim ke Jabalsim Terkendali. Strategi yang dapat digunakan agar terjadi migrasi dari sistem Jabalsim ke Jabalsim Terkendali adalah dengan melibatkan BPSB mulai dari proses pengajuan izin pertanaman sampai pengeluaran sertifikat benih.Kata kunci:  Produksi benih, kedelai, rawa gambut dan pasang surut
INTENSITAS SERANGAN HAMA ULAT API (Setothosea asigna) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis. JACQ) DI KECAMATAN TEBO TENGAH KABUPATEN TEBO Yuza Defitri; Yulistiati Nengsih; Harianto Saputra
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.628 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i1.23

Abstract

AbstractThis research aims to know the intensity of pest attacks the fire (Setothosea asigna) who attacked oil palm plants in Central Districts Tebo Tebo. This research has been carried out in the village of Mangunjayo, the village of Enclosure and the village of Tebo Tengah Sub-district Pandak Gulf County Tebo for 1 month in September 2016. Research carried out using the method of survey in the oil palm plantation folk who have produced (TM) in the village of Mangunjayo, the village of Enclosure and the village of Tebo Tengah Sub-district Pandak Bay District with an area of Tebo area 1 – 2 ha. Sampling plants at each site is divided in 5 plot. Each plot was taken 5 sample plants. The observations in the field can be inferred that the intensity of the attacks the highest api pest found in Palm oil plantation in the village of Tebo Tengah Sub-district Pandak Gulf County Tebo i.e. amounting to 36%. The intensity of the attack the lowest api there is a pest on Palm oil plantation in the village of Tebo Regency Central Sub Enclosure Tebo i.e. by 8%. The difference in intensity of pest attacks also in influence by difference of height, temperature, and humidity.Keywords: intensity of pest attacks and fire AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas serangan hama ulat api (Setothosea asigna) yang menyerang tanaman kelapa sawit di Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Kandang, Desa Mangunjayo dan Desa Teluk Pandak Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo selama 1 bulan  pada bulan September 2016. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei di lahan perkebunan kelapa sawit rakyat yang telah menghasilkan (TM) di Desa Kandang, Desa Mangunjayo dan Desa Teluk Pandak Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo dengan luas areal 1 – 2 ha. Pengambilan sampel tanaman pada setiap lokasi dibagi dalam 5 plot. Masing-masing plot diambil 5 sampel tanaman. Hasil pengamatan di lapangan dapat disimpulkan bahwa intensitas serangan hama ulat api tertinggi terdapat di Perkebunan Kelapa sawit di Desa Teluk Pandak Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo yaitu sebesar 36%. Intensitas serangan hama ulat api terendah terdapat di Perkebunan Kelapa sawit di Desa Kandang Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo yaitu sebesar 8%. Perbedaan Intensitas serangan hama juga di pengaruhi oleh perbedaan ketinggian tempat, suhu, dan kelembaban.Kata Kunci : intensitas serangan dan  hama ulat api
UJI EFEKTIFITAS PENGENDALIAN GULMA SECARA KIMIAWI dan MANUAL pada LAHAN REPLANTING KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) di DUSUN SUKA DAMAI DESA PONDOK MEJA KABUPATEN MUARO JAMBI Hayata Hayata; Araz Meilin; Tari Rahayu
Jurnal Media Pertanian Vol 1, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.924 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v1i1.14

Abstract

AbstractThe purpose of this research was to know: 1) weed dominancy in rubber replanting plantations before controlling, 2) weed control effectiveness both is chemically and manualy, 3) difference weed SDR value after the chemically and manualy. This research was conducted in comunity control have been done Plantation area eg. Suka Damai  Pondok Meja village, Mestong district, Muaro Jambi Regency, Jambi province. . Research conducted for ± 2 months ( December 2014 to January 2015). Experiment using a completely randomized design with  four treatment, namely : P0: control(without treatment), P1: parakuat dichloride  dose of 6 ml 2400 ml-1 water for treatment plots, P2: glyphosate isopropyl amine  dose of 6 ml 2400 ml water-1 for treatment plots, P3: manualy control by pulling. Each treatment has four times replication. Dominant weed acreage replanting of rubber Suka damai before treatment weed control is Euphorbia hirta (SDR 29.02%), Cleome rutidospermae (SDR 19.70 %), Paspalum conjugatum (SDR 12.82%), Cyperus pilosus (SDR 7.99%), and Clidemia hirta (SDR 6.49%). Chemically weed control treatment with the herbicide paraquat and glyphosate herbicides are more effective in suppressing the growth of new weed than manually treatment. There is a difference SDR value after being given by chemically and manually weeds controling treatment the most dominant weed, Euphorbia hirta has increased from 29.02% to 45.80%, Cleome rutidospermae weed has decreased the SDR value from 19.70% to 15.26%. Keywords : herbicides, dominant weeds, rubber tree, SDR AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) dominansi gulma di perkebunan replanting karet sebelum pengendalian, 2) efektifitas pengendalian gulma secara kimiawi dan manual, 3) perbedaan nilai SDR gulma yang tumbuh setelah dilakukan pengendalian secara kimiawi dan manual. Penelitian dilakukan di areal perkebunan rakyat replanting berumur 3 tahun dusun Suka damai desa Pondok Meja, kecamatan Mestong, kabupaten Muaro Jambi, provinsi Jambi.. Penelitian dilakukan selama ± 2 bulan mulai bulan Desember 2014 sampai bulan Januari 2015. Percobaan dirancang menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor dengan empat perlakuan, terdiri dari : P0: kontrol (tanpa perlakuan), P1: parakuat diklorida 6 ml 2400 ml-1 air per petak perlakuan, P2: isopropyl amina glifosat 6 ml 2400 ml air-1 per petak perlakuan, P3: pengendalian manual dengan cara dicabut. Masing-masing perlakuan diulang 4 kali Gulma dominan pada areal replanting karet dusun Suka damai sebelum perlakuan pengendalian gulma adalah Euphorbia hirta (SDR 29,02%), Cleome rutidospermae (SDR 19,70%),  Paspalum conjugatum (SDR 12,82%), Cyperus pilosus (SDR 7,99%), dan Clidemia hirta (SDR 6,49%). Pengendalian gulma secara kimiawi dengan herbisida paraquat dan herbisida glifosat lebih efektif menekan pertumbuhan gulma baru dibanding pengendalian gulma secara manual. Terdapat perbedaan nilai SDR setelah perlakuan pengendalian gulma secara kimiawi dan manual pada gulma yang paling dominan, Euphorbia hirta mengalami peningkatan dari 29,02% menjadi 45,80%, gulma Cleome rutidospermae mengalami penurunan nilai SDR dari 19,70% menjadi 15,26%. Kata kunci ; herbisida, gulma dominan, tanaman karet, SDR
RESPON BIBIT KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacg. ) TERHADAP PEMBERIAN ZEOLIT DI PEMBIBIT UTAMA Ida Nursanti; Qamaruddin Qamaruddin
Jurnal Media Pertanian Vol 3, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.87 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v3i1.59

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kuap, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari Jambi selama 3 bulan mulai bulan Nopember 2015 sampai Januari 2016 yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian zeolit pada bibit kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq. ) di pembibitan utama. Bibit kelapa sawit yang digunakan adalah jenis Dura yang telah berumur 3 bulan. Media tanam yang digunakan adalah tanah ultisol yang dicampur zeolit dan pupuk NPK dalam polybag ukuran 5 kg. Penelitian dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan pemberian zeolit sebanyak 5 taraf; yaitu z0 (tanpa pemberian zeolit), z1 (50 g zeolit), z2 (100 g zeolit), z3 (150 g zeolit), dan z4 (200 g zeolit) setiap polybag. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali (15 unit satuan percobaan). Setiap petak terdapat 3 bibit, sehingga jumlah bibit sebanyak 45 polybag, 2 tanaman digunakan untuk tanaman sampel. Peubah yang diamati adalah tinggi bibit (cm), diameter batang (mm), berat kering tanaman (g), dan berat kering akar tanaman (g). Hasil penelitian menunjukkan pemberian zeolit dengan dosis yang berbeda pada media tanam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi bibit, diameter batang, berat kering tanaman, dan berat kering akar bibit kelapa sawit. Dosis zeolit 200 g per polybag merupakan dosis terbaik untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan utama.Kata Kunci : Zeolit, Respon Bibit Kelapa Sawit
PERTUMBUHAN STUMP OKULASI MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) SETELAH MENGALAMI PENYIMPANAN PADA MEDIA SABUT KELAPA Marpaung, Ridawati
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.178 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i2.37

Abstract

This study aimed to determine the growth eye stump of rubber after laying away in coconut fiber media. The design of this study was Completely Randomized Design with laying duration in coconut fiber medium (P) as a treatment which consisting of 7 treatment levels e.g. P0: 0 day; P1:5 days; P2:10 days, P3:15 days; P4:20 days, P5: 25 days, and P6: 30 days storage. The result of this research showed that the growth of eye stump rubber after laying away on the coconut fiber medium was significantly influence the percentage of several parameters e.g. :starting of stump sprout, sprout height during storage, plant height, stem diameter, leaf number and leaf area total for each treatment except for the parameter percentage of eye stump rubber which not active yet.  The freshness and the seedling viability of rubber plant originating from the eye stump rubber after laying away for 0-30 days in coconut fiber can be maintained. The highest growth was observed in the 20 to 30 days of laying away.Keywords: stump sleeping eye grafting, storage, coconut huskPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan stum okulasi mata tidur Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) setelah mengalami  penyimpanan pada media sabut kelapa.  Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan percobaan lama penyimpanan stum okulasi mata tidur dalam  media sabut kelapa (P) yang terdiri dari 7 taraf perlakuan yaitu penyimpanan:P0: 0 hari; P1:5 hari ; P2:10 hari, P3: 15 hari ; P4: 20 hari, P5: 25 hari, dan P6: penyimpanan 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan stum okulasi mata tidur karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) setelah mengalami penyimpanan pada media sabut kelapa berpengaruh nyata terhadap peubah persentase stum okulasi mulai bertunas, tinggi tunas selama penyimpanan, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan luas daun total untuk setiap perlakuan kecuali pada peubah persentase stum okulasi mata tidur yang belum aktif tumbuh. Kesegaran dan daya tumbuh bibit tanaman karet yang berasal dari stum mata tidur setelah disimpan selama 0–30 hari dalam media sabut kelapa dapat dipertahankan. Pertumbuhan tertinggi untuk setiap peubah yang diamati terdapat pada lama penyimpanan 20 hingga 30 hari.Kata kunci : stump okulasi mata tidur, penyimpanan, sabut kelapa 
KARAKTERISTIK FISIK BUBUK KOPI DAN MUTU ORGANOPLEPTIK SEDUHAN BUBUK KOPI LIBERIKA TUNGKAL KOMPOSIT (LIBTUKOM) PADA BEBERAPA METODE FERMENTASI Ridawati Marpaung; Kocu Arianto
Jurnal Media Pertanian Vol 3, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.603 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v3i2.63

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik bubuk kopi dan mutu organoleptik seduhan bubuk kopi liberika pada berbagai metode fermentasi. Penelitian ini dilakukan di Desa Mekar Jaya Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan.        Penelitian ini diuji dengan. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar air bubuk kopi,warna, cita rasa, aroma, kepahitan, dan kesukaan. Dari hasil pengujian uji Tau Kendall terhadap, menunjukkan bahwa metode fermentasi kering berpengaruh nyata terhadap warna, rasa dan aroma seduhan bubuk kopi, tetapi perpengaruh tidak nyata terhadap kepahitan dan tingkat kesukaan. Panelis lebih menyukai  seduhan bubuk kopi pada perlakuan fermentasi kering dengan lama  fermentasi  6 dan 8 hari.Kata kunci : Fermentasi kering, Kopi Liberika,  Mutu organoleptik. The aim of this research were  to identify  the characteristic fisic of coffee powder and organoleptic quality of liberican coffee liquid in dry fermentation with different time.The research location will do in Mekar Jaya village, Betara district, Tanjung Jabung Barat Regency  to be search in 6 months. This is an unformetted trial research and had 5 treatment kinds e.g. : Control (without fermentation), dry  fermentation 2 days, dry fermentation 4 days, dry fermentation 6 days nad dry fermentatioan 8 days.Tau Kendal test was appled in this research to analised the parameter. The paramater evaluation were water content, colour, smell, taste, bitterness, and  preference liquid of coffee. Tau Kendal test was appled in this research and the result  showed that the dry fermentation method was significantly effected to the color of coffee powder liquid, taste and smell, but  nonsignificantly effected in preference bitterness, and its preference. Panelis  prefer   coffee powder liquid  showed that the   treatment  dry fermentation for 6 and 8 days keyword: dry fermentation, time, liberican coffee, organoleptic quality.
PENYAKIT Vascular Streak Dieback (VSD ) PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao, L. ) SERTA PERSENTASE SERANGANNYA yuza defitri
Jurnal Media Pertanian Vol 3, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.958 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v3i2.70

Abstract

Kakao merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan yang lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa Negara melalui ekspor dan mendorong ekonomi daerah terutama di pedesaan.Untuk peningkatan produksi tanaman kakao di Desa Betung Kecamatan Kumpeh Ilir, perlu diketahui keadaan tanaman kakao yang terserang penyakit dan berapa persentase serangan penyakit tersebut. Hal ini berguna untuk melakukan teknik pengendalian penyakit pada tanaman kakao.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Penyakit Vascular Streak Dieback(VSD ) serta berapa persentase serangan Penyakit Vascular Streak Dieback (VSD ) tersebut.Penelitian dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. Pengambilan sampel tanaman dilakukan secara acak di perkebunan kakao rakyat. Lalu kumpulkan data dengan menghitung seluruh tanaman baik yang sehat maupun yang sakit sehingga didapat persentase tanaman terserang penyakit. Sampel bagian tanaman kakao yang terserang penyakit Vascular Streak Dieback(VSD) di identifikasi di Laboratorium Dasar Unbari.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase serangan penyakit Vascular Streak Dieback (VSD)yang disebabkan oleh jamur Oncobasidium theobromae pada lahan yang tidak dirawat adalah 80 % yang berarti serangan penyakit ini termasuk berat karena lebih setengahnya buah kakao terserang penyakit. Sedangkan pada lahan yang dilakukan perawatan intensif serangan penyakit Vascular Streak Dieback (VSD)hanya 30 % ini berarti serangan penyakit ringan.Kata Kunci : Penyakit Streak Dieback(VSD ), Oncobasidium theobromaeABSTRACTCocoa is one of the plantation commodities that have high economic value among other plantation crops and plays an important role as a source of foreign exchange through export and encourages regional economics, especially in rural areas.To increase the production of cocoa crops in Betung Village, Kumpeh Ilir District, it is necessary to know the condition of cocoa plants that have the disease and what percentage of the disease attack. It is useful to perform disease control techniques on cocoa plants.This study aims to find out about Vascular Streak Dieback Disease (VSD) and how many percentages of attacks Vascular Streak Dieback disease (VSD).The research was done by Simple Random Sampling method. Crop sampling was done randomly at smallholder cocoa plantations. Then collect the data by counting all the plants both healthy and sick to get the percentage of plants attacked by using the formula P = n / N x 100%. The sample of the cocoa plant affected by Vascular Streak Dieback disease (VSD) was identified in the Unbari Basic Laboratory.The result showed that there were the attackingof foul fruit disease caused by a Oncobasidium theobromae fungus on passing in land was 80 % which was means it was hard level of disease as more than half cocoafruit were foul. While it showed a light of disease attacking on unpassing in land its only 30 %.Key words : Vascular Streak Dieback(VSD ), Oncobasidium theobromae

Page 3 of 16 | Total Record : 157