cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau
ISSN : 25034766     EISSN : 25978837     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal akuakulktur sungai dan danau merupakan jurnal ilmiah yang diperuntukkan untuk bidang ilmu perikanan budidaya khusus tema kajian perairan sungai dan danau. Jurnal ini memuat artikel ilmiah hasi-hasil penelitian lingkup bidang ilmu perikanan budidaya yang dapat bersumber dari para penulis dari berbagai instansi. Jurnal ini dibentuk oleh tim redaksi Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Batanghari bersama dengan tim mitra bestari. Jurnal akuakultur sungai dan danau diterbitkan sebanyak 2 (dua) kali dalam satu tahun yakni pada bulan April dan Oktober setiap tahunnya.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2019): Oktober" : 5 Documents clear
LAJU PERTUMBUHAN LARVA IKAN KOAN (Ctenopharyngodon idella) DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA Agung Nugroho; Muhammad Sugihartono; Muarofah Ghofur
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 4, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.073 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v4i2.55

Abstract

Pertumbuhan suatu individu adalah pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis. Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua fakor yaitu faktor intrinsik (dalam) dan ekstrinsik (luar). Faktor intrinsik meliputi sifat keturunan, umur/ukuran, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan memanfaatkan makanan, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi sifat fisik dan kimiawi perairan serta komponen hayati seperti ketersediaan makanan dan kompetisi.Selain itu pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh padat penebaran. Padat penebaran merupakan satu diantara aspek budidaya yang perlu diketahui karena menentukan laju pertumbuhan, dan sebagai penunjang keberhasilan produksi hingga mencapai fase selanjutnya. Oleh karena itu, untuk mengetahui kepadatan optimal larva dilakukan penelitian mengenai padat tebar optimal dengan perlakuan 5 ekor/liter air, 10 ekor/liter air, 15/liter air, 20 ekor/liter air.  Hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan 5 ekor/liter airmampu menghasilkan laju pertumbuhan harian sebesar 5.41%Kata kunci : Larva Koan, Kepadatan,Pertumbuhan
RESPON IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus B) DALAM WADAH JARING HAPA YANG DIBERI PAKAN KOMBINASI PELLET DAN USUS AYAM Syahrizal Syahrizal; Muhammad Sugihartono; Adri Jasa
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 4, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.385 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v4i2.56

Abstract

Pemberian pakan kombinasi pellet dan usus ayam terhadap ikan lele dumbo (Clarias gariepinus B) dalam wadah jaringan hapa dengan rancangan acak lengkap 4 perlakuan dan 3 ulangan untuk  perlakuan A : 100 % pellet, B : 75 % pellet dan 25 % usus ayam, C : 50 % pellet dan 50 % usus ayam dan D : 25 % pellet dan 75 % usus ayam. Berat dan panjang rata-rata ikan awal 24 gram dan 13,8 cm. Hasil penelitian  untuk pertumbuhan dan panjang ikan lele dumbo rata-rata  per ekor untuk perlakuan A 139,23 gram dan 14,47 cm. B :  168,33 gram dan 16,27 cm, C : 159,53 gram dan 15,90 cm dan D :  168,97 gram dan 16,60 cm. Tingkat kelangsungan hidup ikan lele dumbo (Clarias gariepinus B) untuk semua perlakuan berkisar 95,33 – 97,33% dan Feed Convertion Ratio (FCR) dan Efisiensi Pakan (EP) berturut-turut yaitu 1,05 – 1,51 gram dan 66,58 – 94,98%. Keyword: Pakan Pelet dan Usus Ayam, Ikan Lele Dumbo AbstractGiving combination pellet and chicken intestine to African catfish (Clarias gariepinus B) in hapa  with a completely randomized design 4 treatments and 3 replications for treatment A  : 100% pellet, B: 75% pellet and 25% chicken intestine, C: 50% pellet and 50% chicken intestine and D: 25% pellets and 75% chicken intestines. The initial weight and length of the fish is 24 grams and 13.8 cm. The results of the study for the growth and length of individual fishes the African catfish were on average A treatment of 139.23 grams and 14.47 cm. B: 168.33 grams  and 16.27 cm, C: 159.53 grams and 15.90 cm and D: 168.97 grams and 16.60 cm. The survival rate of African catfish (Clarias gariepinus B) for all treatments ranged from 95.33 to 97.33% and Feed Convertion Ratio (FCR) and Feed Efficiency (EP) were 1.05 - 1.51 grams and 66,58 - 94,98%. Keyword: Feed Pellets and Chicken Intestines, African catfish
IDENTIFIKASI EKSTOPARASIT PADA IKAN PATIN (Pangasonodon hypopthalmus) Di Danau SIPIN KOTA JAMBI safratilofa safratilofa; Nur Rizki
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 4, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.534 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v4i2.58

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study was to determine ectoparasites in “Patin” fish(Pangasionodonhypopthalmus) in Lake “Sipin”, Jambi City. Sampling of fish was done in the water out of the Lake “Sipin”, namely  “Buluran” area , Jambi city. Data was procedby descriptivelymethod. The analysis method was carried out by identification the fish samples conducted at the Fish Quarantine Station Parasite Laboratory, Quality Control and security and safety of Fishery ProductsJambi Class I. Patin organs examined were gills, fins and mucus. Based on microscopic observations found  thatonly one type of extoparasites, called Datylogyrussp found in its gills. ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ektoparasit pada ikan patin (Pangasionodon hypopthalmus) di danau Sipin Kota Jambi. Pengambilan sampel ikan pada tempat keluar air dari danau Sipin yaitu pada daerah Bluran kota Jambi. Metode pengolahan data dilakukan secara deskriptif.  Metode pengujian dilakukan dengan identifikasi sampel ikan yang dilakukan di Laboratorium Parasit Stasiun  Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Jambi.  Organ ikan patin yang diperiksa yaitu insang, sirip dan lendir (mucus).  Berdasarkan hasil pengamatan secara mikroskopis ditemukan hanya satu jenis ekstoparasit yaitu  Datylogyrus sp yang ditemukan pada organ insang.
TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN BETOK ( Anabas testudineus, Bloch) YANG DIPELIHARA DALAM WADAH MENGGUNAKAN SHELLTER DAN TANPA SHELLTER Randi Febriansyah; Muhammad Sugihartono; M Yusuf Arifin
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 4, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.708 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v4i2.54

Abstract

Climbing Perch (Testudineus Anabas, Bloch) are Indonesian native fish that live in freshwater and brackish habitats, these Climbing Perch (A. testudineus, Bloch) have a high economic value not only in the form of live fish as consumption purposes, these fish are in the form processed also has a high selling price on the market. The purpose of this study was to determine the growth and survival rates of Climbing Perch Seeds (A. testudineus, Bloch) which were maintained in containers using shellter and without shellter. This study uses 2 different treatments, namely using shellter and without shellter. The seeds of Climbing Perch are then spread into an aquarium with a volume of 54 liters with a density of 3 fish / liter Climbing Perch. The results showed that the maintenance of Climbing Perch using shellter gave the best growth rate and survival of Climbing Perch.Keywords: Climbing Perch, Shellter Technology, Survival, Water QualityAbstrakIkan betok (Anabas Testudineus, Bloch) merupakan ikan asli Indonesia yang hidup pada habitat perairan tawar dan payau, Ikan betok (A. testudineus, Bloch) ini mempunyai nilai ekonomis yang tinggi tidak hanya dalam bentuk ikan hidup sebagai tujuan konsumsi, ikan ini dalam bentuk olahan juga memiliki harga jual yang tinggi di pasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup Benih Ikan Betok (A. testudineus, Bloch) yang dipelihara dalam wadah menggunakan shellter dan tanpa shellter. Penelitian ini menggunakan 2 perlakuan yang berbeda yaitu menggunakan shellter dan tanpa shellter. Benih ikan betok kemudian ditebarkan kedalam akuarium dengan volume sebanyak 54 liter dengan kepadatan benih ikan betok 3 ekor/liter. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemeliharaan benih ikan betok menggunakan shellter memberikan tingkat kelangsungan hidup benih ikan betok terbaik.Kata Kunci : Benih Betok, Teknologi Shellter, Kelangsungan Hidup, Kualitas Air
Mengenal ikan sepatung (Pristolepisgrootii), spesies asli Indonesia kandidatkomoditi akuakultur M Muslim; H.A Sahusilawane; B Heltonika; R Rifai; W.W Wardhani; Eko Harianto
Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol 4, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Batangahari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.688 KB) | DOI: 10.33087/akuakultur.v4i2.52

Abstract

Indonesian leaf fish (Pristolepisgrootii), is Indonesia endogenous fish species. This species is native in open-freshwater on the islands of Sumatra and Kalimantan.The purpose of this paper is to determine the aspects of bioecology, processed fish products and disseminating information related to Indonesian leaf fish.Data collection methods through surveys, laboratory observations and literature studies.The data collected consists of primary data and secondary data.The results of observations and analysis showed that the Indonesian leaf fish are near families to climbing perch fish (Anabas testudineus), gouramy (Osphronemusgoramy), kissinggouramy fish (Helostomatemminckii).Local names are diverse, the national name of the sepatung fish and the international name are Indonesian leaf fish.Indonesian leaf fish habitat in fresh water. This fish is an omnivore, euryphagic.The morphological differences of male and female fish are not clear, sexual dimorphism is not apparent.Sex ratio in the wild in a balanced condition.Indonesian leaf fish spawn season at the rainy season. This fish can be processed into a variety of menu, and can be preserved by salted, fogged and fermented.Indonesian leaf fish has biological superiority and economic value, so it is worthy of being a candidate for aquaculture commodity.Keywords: bioecology, Indonesian leaf fish, sepatung fish, native Indonesian fish, Pristolepisgrootii AbstrakIkan sepatung (Pristolepisgrootii), merupakan salah satu jenis ikan endogenous Indonesia. Ikan ini native di perairan umum air tawar di pulau Sumatera dan Kalimantan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui aspek bioekologi, harga, produk olahan ikan sepatung dan menyebarluaskan informasi yang terkait dengan ikan sepatung. Metode pengumpulan data melalui survey, pengamatan laboratorium dan studi literatur. Data yang dikumpulkan terdiri data primer dan data sekunder. Dari hasil pengamatan dan analisa, ikan sepatung berkerabat dengan ikan betok (Anabas testudineus), ikan gurami (Osphronemusgoramy), ikan tembakang (Helostoma temminckii). Nama lokalnya beragam, nama nasional ikan sepatung dan nama internasionalnyaIndonesian leaf fish. Habitat hidup ikan sepatung di air tawar. Ikan ini termasuk jenis ikan omnivore, bersifat euryphagic. Perbedaan morfologi ikan jantan dan betina tidak jelas, dimorfisme seksual tidak tampak. Sex ratio ikan sepatung di alam bebas dalam kondisi seimbang. Ikan sepatungmemijah pada awal musim penghujan. Ikan ini dapat diolah menjadi berbagai menu masakan, dan dapat diawetkan dengan penggaraman, pengasapan dan fermentasi. Ikan sepatung memiliki keunggulan biologi dan bernilai ekonomi, sehingga layak menjadi kandidat komoditi budidaya perikanan. Kata kunci:bioekologi, Indonesia leaf fish, ikan sepatung, ikan asli Indonesia, Pristolepisgrootii,

Page 1 of 1 | Total Record : 5