Abstrak: Di era digital, gawai (gadget) seakan tak terpisahkan dari kehidupan anak. Penggunaan gadget yang berlebihan nyatanya berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka. Untuk menanggulangi hal ini, menghidupkan kembali "kaulinan barudak" (permainan anak) tradisional menjadi langkah strategis. Kaulinan barudak tak hanya menyenangkan, tapi juga kaya manfaat. Permainan seperti petak umpet, engrang-engrang, atau gobak sodor melatih motorik kasar dan kemampuan bersosialisasi. Selain itu, permainan seperti congklak atau egrang batok mengasah kecerdasan dan sportivitas. Bandingkan dengan gadget yang cenderung menghasilkan sifat individualistis dan kurangnya aktivitas fisik. Menghidupkan kembali kaulinan barudak membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Orang tua memegang peranan penting. Kenalkanlah anak pada permainan tradisional. Ajak mereka membuat alat permainan bersama menggunakan bahan sederhana. Luangkan waktu untuk bermain bersama anak. Selain keluarga, sekolah juga bisa berperan aktif. Alokasi waktu khusus untuk bermain tradisional dalam kegiatan sekolah dapat menjadi langkah awal. Libatkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis permainan tradisional. Komunitas dan pemerintah daerah juga bisa ikut serta. Penyelenggaraan festival permainan rakyat atau lomba kaulinan barudak dapat menjadi daya tarik bagi anak. Bekerja sama dengan komunitas permainan tradisional untuk mengadakan pelatihan pembuatan alat permainan atau menjadi narasumber tentang sejarah dan filosofi kaulinan barudak di sekolah-sekolah bisa dipertimbangkan. Dengan menghidupkan kembali kaulinan barudak, kita tidak hanya melestarikan budaya, namun juga berupaya menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berjiwa sosial. Anak-anak pun dapat memiliki keseimbangan dalam menggunakan gadget dan menikmati permainan yang sesungguhnya.Abstract: In the digital era, gadgets seem inseparable from children's lives. However, excessive gadget use negatively impacts their physical and mental health. To address this issue, reviving "kaulinan barudak" (traditional children's games) becomes a strategic step. Kaulinan barudak is not only fun but also rich in benefits. Games such as hide and seek, engrang-engrang, or gobak sodor help develop gross motor skills and social abilities. Additionally, games like congklak or egrang batok enhance intelligence and sportsmanship. Compared to gadgets, which tend to encourage individualistic behavior and a lack of physical activity, traditional games promote active and interactive play. Reviving kaulinan barudak requires collaboration from various stakeholders. Parents play a crucial role in introducing their children to traditional games. They can engage children in making play tools together using simple materials and dedicate time to playing with them. Besides families, schools can also take an active role by allocating special time for traditional games during school activities. Schools can integrate traditional game-based extracurricular programs to encourage participation. Moreover, communities and local governments can contribute by organizing folk game festivals or "kaulinan barudak" competitions to attract children's interest. Collaborating with traditional game communities to conduct workshops on making traditional play tools or inviting experts to teach the history and philosophy of kaulinan barudak in schools can also be considered. By reviving kaulinan barudak, we are not only preserving cultural heritage but also striving to create a healthier, smarter, and more socially engaged generation. Children can achieve a balance between using gadgets and experiencing real, interactive play.