cover
Contact Name
Tety Elida
Contact Email
tety@staff.gunadarma.ac.id
Phone
+62823311136669
Journal Mail Official
jpp@gunadarma.ac.id
Editorial Address
Jalan Margonda Raya 100, Depok 16424, Jawa Barat
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL PERTANIAN PRESISI (JOURNAL OF PRECISION AGRICULTURE)
Published by Universitas Gunadarma
ISSN : 25976087     EISSN : 26864703     DOI : http://dx.doi.org/10.35760/jpp
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Pertanian Presisi (JPP) merupakan media untuk publikasi tulisan asli dalam Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan informasi dan teknologi yang berkaitan dengan pertanian presisi pada flora, baik dalam kajian teknik budidaya tanaman (pembenihan sampai pascapanen), fisiologi tanaman, serta terapan teknologi informasi dan komputer dalam pertanian.
Articles 125 Documents
Inventarisasi Cendawan Terbawa Benih Padi, Kedelai, dan Cabai Evan Purnama Ramdan; Ummu Kalsum
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Pertanian Presisi Volume 1, Nomor 1, 2017
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of good quality seeds is one of important factors in success of agricultural production because it could increase production and reduced existence of disease problems in the field. The entry of seeds to a country pass through import activities has potential to become enter new pathogen medium, so it needed to detect and indentify fungi in the seeds. The aims  of this study were to inventory seed-borne fungi and its effect on seed germination potential. This research has been conducted at Education Laboratory of Protection Department, Bogor Agricultural University during five months (March until July 2013). The experiment was arranged in completely randomized one factor. The factor was pathogen infection. Each seed detected fungi existence with blotter test method and seed germination test. The result showed seed-borne fungi were Colletrotrichum sp. and Rhizopus sp in chilli seed, Curvularia sp., Aspergillus sp., and Penicillium soybean seeds, Aspergillus sp. in rice seeds. The highest seed germination percentage in soybean seeds almost 100% in both of paper methods, whereas the lowest was rice seeds. All of seed germination medium, chilli showed lowest germination percentage, i.e. 68 - 76.27% with highest fungi association of Aspergillus sp. dan Fusarium sp. up to 52%. Aspergillus sp dan Fusarium sp may caused decreasing seed viability and vigor of chilli.
PENERAPAN SISTEM PEMANTAUAN DAN PENGATURAN CERDAS UNTUK UNSUR HARA PADA SISTEM HIDROPONIK NFT Purnawarman Musa; Adinda Nurul Huda M
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2018.v2i1.2006

Abstract

Sistem pintar adalah penerapan sistem yang mencerminkan metode pemrosesan otak manusia. Sistem cerdas secara otomatis terkomputerisasi yang bertujuan membantu pekerjaan yang dirancang oleh manusia untuk pemantauan terus menerus dengan akurasi tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan sistem pintar yang memantau nutrisi dalam sistem hidroponik. Hidroponik adalah metode penanaman tanaman dengan menggunakan air sebagai pengganti media tanah yang membutuhkan perawatan dan pemeliharaan tanaman untuk tumbuh dengan baik. Hidroponik membutuhkan sejumlah nutrisi. Masalah menjadi nutrisi, selain dikonsumsi oleh tanaman yang ditemukan dalam sistem hidroponik, karena kandungan tingkat nutrisi berkurang, nutrisi mengalami pengurangan kandungan nutrisi yang disebabkan oleh perubahan suhu dan kelembaban dalam larutan nutrisi dalam wadah penyimpanan larutan nutrisi. Penelitian ini dicoba sistem cerdas untuk memantau kadar nutrisi dalam sistem hidroponik menggunakan sensor nutrisi, suhu, dan kelembaban. Pemantauan nutrisi memerlukan metode analitik dalam mengukur tingkat nutrisi untuk menentukan daya hantar listrik (DHL) pada sistem hidroponik. Berdasarkan hasil DHL yang diperoleh, jika hasil pengukuran berada di bawah batas yang ditentukan, sistem akan meningkatkan larutan nutrisi. Sedangkan jika itu di atas batas nilai DHL, sistem akan menambah air. Penentuan batas akan memberikan efek pertumbuhan tanaman hidroponik yang baik dan stabil serta konsentrasi tingkat nutrisi dan suhu terhadap perubahan yang efektif dan efisien.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BABANDOTAN (Ageratum conyzoides) SEBAGAI BIOHERBISIDA TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU (Vigna radiata) Vira Irma Sari; Rahmat Jainal
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2020.v4i1.2802

Abstract

Gulma babadotan (Ageratum conyzoides) adalah gulma yang umumnya menjadi gulma dominan di berbagai areal budidaya tanaman sehingga limbah gulma ini akan sangat banyak didapatkan ketika selesai dikendalikan. Gulma ini juga memiliki senyawa alelokimia yang berpotensi sebagai bahan pembuatan bioherbisida yang ramah lingkungan. Efektivitas bioherbisida perlu diuji menggunakan tanaman yang memiliki perkecambahan yang cepat seperti kacang hijau, sebelum diaplikasikan ke gulma. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bahan organik alternatif untuk bioherbisida, melihat pengaruhnya terhadap perkecambahan kacang hijau dan mengetahui rekomendasi dosis bioherbisida. Penelitian ini dilaksanakan pada April sampai Mei 2020 di areal percobaan Kabupaten Tubaba Lampung. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) satu faktor yang terdiri dari tiga perlakuan, yaitu M0 (tanpa aplikasi/kontrol), M1 (aplikasi bioherbisida 10 ml), dan M2 (aplikasi bioherbisida 20 ml). Setiap perlakuan terdiri dari 5 sampel diulang sebanyak 3 kali sehingga total kecambah yang digunakan adalah 45 kecambah. Data dianalisis menggunakan analysis of varians (ANOVA) dan apabila berpengaruh nyata pada taraf 5% dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa babandotan dapat digunakan sebagai bahan bioherbisida serta berpengaruh nyata terhadap tinggi kecambah (2, 3, 4, 5 hari setelah aplikasi) dan kondisi fisik kecambah. Dosis bioherbisida yang direkomendasikan adalah 10 ml.
IDENTIFIKASI JENIS BUAH APEL BERDASARKAN EKSTRAKSI CIRI WARNA DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION Rachmat Widyanto; D. Riminarsih
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2019.v3i1.1977

Abstract

Identifikasi jenis buah apel secara manual dilakukan hanya berdasarkan pengamatan visual secara langsung pada buah apel dengan berbekal pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Banyak permasalahan yang muncul ketika proses identifikasi buah apel dilakukan secara manual antara lain tidak akurat dan tidak seragam. Hal itu disebabkan oleh penglihatan manusia mempunyai kelemahan dan keterbatasan terutama yang mempunyai riwayat penyakit buta warna yang menyebabkan proses identifikasi tidak efektif dan efisien. Berdasarkan hal tersebut maka pada penelitian ini dibuat suatu model untuk mengidentifikasi jenis buah apel berdasarkan ekstraksi ciri warna dan tekstur dengan bantuan komputer yang memanfaatkan pengolahan citra dan metode jaringan syaraf tiruan radial basis function. Identifikasi buah apel dilakukan terhadap 3 jenis buah apel yaitu anna delicious, apel granny smith dan apel royal gala. Aplikasi identifikasi jenis buah apel dilakukan melalui 5 proses yaitu pengumpulan data citra apel, ekstraksi ciri warna dan ciri tekstur data citra apel, melakukan pelatihan data menggunakan jaringan syaraf tiruan radial basis function dan pengujian data. Berdasarkan uji coba yang dilakukan dengan 60 data citra pelatihan dan 45 data citra uji diperoleh tingkat akurasi sebesar 95.56 %.
OPTIMASI PEMUPUKAN PADA PERKECAMBAHAN BENIH KACANG PANJANG UNGU (Vigna sinesis L. var Fagiola IPB) Adinda Nurul Huda Manurung; Inti Mulyo Arti
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2018.v2i2.2513

Abstract

Kacang Panjang merupakan salah satu sayuran unggulan Indonesia. Kacang panjang banyak mengandung vitamin A, B dan C, terutama dalam polong muda. Biji kacang panjang juga banyak mengandung protein, lemak, dan karbohidrat. Kacang panjang berpolong ungu adalah salah satu varietas kacang panjang baru. Penelitian tentang biji kacang panjang ungu belum banyak dilakukan. Informasi tentang perkecambahan biji kacang panjang ungu masih sangat terbatas. Salah satu hal penting dalam perkecambahan adalah pemupukan yang optimal. Optimalnya ketersediaan hara akan mempercepat pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dosis pemupukan terbaik untuk perkecambahan kacang panjang berpolong ungu. Penelitian ini dilakukan di Kampus F6 Universitas Gunadarma yang berlokasi di Depok (± 115 m di atas permukaan laut) pada Oktober 2018. Perlakuan dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap dengan sepuluh ulangan. Perlakuannya adalah dosis pemupukan AB Mix, yaitu 1.25 g/L (P1), 2.5 g/L (P2), 3.75 g/L (P3) dan 5 g/L (P4). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pemupukan AB Mix berpengaruh nyata terhadap tinggi kecambah (cm) pada 9 dan 11 HST, luas daun (cm2) dan bobot segar kecambah (g). Dosis pemupukan terbaik AB Mix untuk perkecambahan benih kacang panjang ungu adalah 4.05 g/L. 
STUDI EFEKTIVITAS SISTEM OLAH TANAH DAN TEKNIK PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO (Oryza sativa L.) DI LAHAN KERING INDRAMAYU JAWA BARAT Abadi, Slamet
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2019.v3i1.1870

Abstract

The study aims to get the best weed-control system and soil-processing techniques so as to increase the growth and  yield of upland rice (Oryza sativa L.) in the drylands of Indramayu, West Java. The results of this study show the effect of interactions between soil process systems and weed control techniques on the number of children aged 60 days after planting, the height of plants at the time of the harvest, the weight of 1000 grains of rice and the number of mallei per clumps. The system of self-sustaining soil process against all observation variables has no real effect. Self-contained weed control techniques against the number of 30 DAP aged tillers and in the time leading up to harvest there was a real influence. For the height of the 30 DAP and 60 DAP life plants, there are real influences as well as grain per mallei, and the milled dry grain is a real influence. On the self-sufficient influence of the highest milled dry grain yielding, soil process system is minimum soil process system with an average of 3.69 kg/plot and there is no significant difference to the treatment of the perfect soil process system with an average of 3.45 kg/plot. On the self-contained influence weed control technique, the highest giving dry grain yield is manually weeded once, age 21 DAP+ pre herbicides grow with an average of 4.07 kg/plot differently real to all treatment of the others
PERTANIAN ORGANIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PRODUKSI PADI Aisyah Aisyah; Dedik Budianta; Messalina L Salampessy
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2019.v3i1.1972

Abstract

Perubahan iklim sangat mempengaruhi aktivitas pertanian yang dilakukan para petani di Indonesia. Petani telah mulai aktif mengalakkan pertanian organik yang  merupakan salah satu metode produksi yang ramah lingkungan, sehingga dapat menjamin keberlanjutan ekologi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui Implikasi dari praktik pertanian organik yang dilakukan petani terhadap perbaikan sifat kimia tanah dan produksi padi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode survei pada padi sawah yang menerapkan sistem organik dan sistem konvensional. Analisis data menggunakan uji t dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan :   (1) Sifat kimia tanah pertanian organik dengan konvensional berbeda nyata pada parameter C-organik, N-total, P tersedia, K-dd, Al-dd, dan tidak berbeda nyata pada pH dan KTK tanah; (2) Terdapat perbedaan yang nyata pada rata-rata produksi padi pada sistem pertanian organik dan konvensional; (3) Terdapat perbedaan yang nyata dari kandungan glukosa pada beras, panjang akar, volume akar dan berat kering akar pada sistem pertanian organik dengan sistem konvensional.
EFISIENSI AIR PADA PEMBIBITAN UTAMA KELAPA SAWIT MELALUI APLIKASI MULSA ORGANIK DAN PENGATURAN VOLUME PENYIRAMAN Yan Sukmawan; Dewi Riniarti; Bambang Utoyo; Ahmad Rifai
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2019.v3i2.2331

Abstract

Bibit kelapa sawit di pembibitan utama membutuhkan air sekitar 2 l/hari/tanaman. Hal ini menimbulkan kendala dalam penyediaan air pada musim kemarau dan daerah dengan tingkat curah hujan yang rendah sehingga diperlukan upaya mengurangi kehilangan air akibat penguapan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis mulsa organik terbaik pada pembibitan utama kelapa sawit, mendapatkan volume penyiraman terbaik pada pembibitan utama kelapa sawit dan mendapatkan interaksi terbaik antara jenis mulsa dan volume penyiraman pada pembibitan utama kelapa sawit. Percobaan lapangan telah dilakukan pada Juli 2017 hingga Desember 2017 dengan rancangan acak kelompok faktorial. Faktor pertama yaitu jenis mulsa organik yang terdiri atas empat taraf: tanpa mulsa (M0), mulsa jerami padi (M1), mulsa sekam padi (M2), dan mulsa tandan kosong kelapa sawit (M3). Faktor kedua yaitu volume pemberian air irigasi yang terdiri atas dua taraf, yaitu pemberian air 1 l/hari/tanaman (I1) dan pemberian air 2 l/hari/tanaman (I2). Satuan pengamatan terdiri atas tiga bibit kelapa sawit dalam polibag untuk tiap kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mulsa organik belum mampu meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan utama. Pertumbuhan bibit kelapa sawit terbaik dicapai dengan volume penyiraman 2 l/polibag/hari. Perlakuan kombinasi terbaik adalah mulsa tandan kosong kelapa sawit dan volume penyiraman 2 l/polibag/hari yang memberikan pengaruh terbaik pada kelembaban media tanam di pembibitan utama.
Identifikasi Dan Uji Virulensi Penyakit Antraknosa Pada Pascapanen Buah Cabai Ramdan, Evan Purnama; Arti, Inti Mulyo; Risnawati, Risnawati
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2019.v3i1.1859

Abstract

Postharvest handling is a crucial factor for maintaining food loss caused by decreasing postharvest products. Anthracnose is an important disease in postharvest chili, so this study aims to identify and test the level of virulence from anthracnose in postharvest chili. The chili fruit samples in this study were taken from Pal Depok market which were then isolated to obtain pathogenic fungi isolates. The pathogens that were successfully isolated were then purified to be morphologically characterized from both morphology and conidia. After the pathogen has been identified then the level of virulence of the pathogen is calculated by calculating the lesions that arise due to pathogenic infections in apples. The results of the identification showed that the causes of anthracnose in chili fruit were C. acutatum and C. gloeosporioides. Although, the two fungi had a low virulence level, C. gloeosporioides had the ability to cause larger lesions (0.9333 cm) compared to C. acutatum (0.8667 cm).
RESPON TANAMAN PADI IPB 3S TERHADAP PUPUK BOKASHI DI LAHAN BASAH DESA SUMEDANGAN Dian Novitasari; Iswahyudi Iswahyudi; Kelik Perdana Windra Sukma
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2021.v5i1.3228

Abstract

Padi IPB 3S merupakan hasil persilangan padi Fatmawati dan koleksi padi jenis lainnya yang dihasilkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan keungggulan tahan terhadap berbagai macam penyakit diantaranya penyakit turgo, penyakit blas serta penyakit hawar pada tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk bokhasi terhadap tanaman padi IPB 3S. Penelitian dilakukan di Desa Sumedangan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Perlakuan disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dosis pupuk (kontrol (tanpa pupuk), 1 kg/m2 (P1) dan 2 kg/m2 (P2)) yang masing masing diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk bokashi dengan perlakuan P2 memberikan hasil tanaman terbaik namun tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.

Page 5 of 13 | Total Record : 125