cover
Contact Name
Endang Sriyati
Contact Email
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
ISSN : 08535884     EISSN : 25026542     DOI : -
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia accepts articles in the field of fisheries, both sea and inland public waters. The journal presents results of research resources, arrest, oceanography, environmental, environmental remediation and enrichment of fish stocks.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014)" : 7 Documents clear
PARAMETER POPULASI IKAN LOHAN (Cichlasoma trimaculatum, Günther 1867) DI WADUK SEMPOR, JAWA TENGAH Dimas Angga Hedianto; Kunto Purnomo; Endi Setiadi Kartamihardja; Andri Warsa
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1140.293 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.2.2014.81-88

Abstract

Waduk Sempor di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah dengan luas 270 ha merupakan waduk serbaguna yang berfungsi untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pariwisata, irigasi dan perikanan. Aktivitas perikanan yang berkembang di waduk ini adalah perikanan tangkap meskipun saat ini mengalami penurunan sebagai akibat dari berkurangnya hasil tangkapan ikan ekonomis yang digantikan oleh jenis ikan asing invasif yang bernilai ekonomis rendah. Jenis ikan asing invasif yang mendominasi adalah ikan lohan (Cichlasoma trimaculatum, Günther, 1867). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji beberapa parameter populasi yakni hubungan panjang berat, parameter pertumbuhan, mortalitas dan laju eksploitasi ikan lohan di Waduk Sempor. Pengambilan sampel ikan lohan dilakukan menggunakan alat tangkap jaring insang berbagai ukuran mata jaring selama periode Maret sampai Desember 2012. Sebanyak 1.962 ekor sampel ikan lohan yang tertangkap dianalisis untuk menghitung parameter populasinya. Estimasi parameter pertumbuhan, mortalitas dan laju eksploitasi dihitung menggunakan paket program FiSAT II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan lohan bersifat isometrik dengan estimasi parameter pertumbuhan sebagai berikut: L∞ = 20,5 cmTL, K = 0,37 tahun-1, to = -0,4955 tahun dan tmax = 8,11 tahun. Laju mortalitas total (Z) sebesar 1,29 tahun-1, mortalitas alami (M) sebesar 1,05 tahun-1, mortalitas penangkapan (F) sebesar 0,24 tahun-1 dengan laju eksploitasi (E) sebesar 0,18 yang menunjukkan laju eksploitasi yang rendah.Sempor reservoir at Kebumen Regency, Central Java with a waters surface area of 270 ha is a multi-purpose reservoir for hydroelectric power generation, tourism, irrigation and fisheries. Currently, capture fisheries activity developed in the reservoir tend to decrease as a result of decreasing economical fish yield which was replaced by invasive alien species of low economic value. The dominant invasive alien species catches was three spot cichlid (Cichlasoma trimaculatum, Günther, 1867). The purpose of this study was to analyze some population parameters i.e., length-weight relationship, growth parameters, mortality and exploitation rate of the three spot cichlid. The fish samples were collected using experimental gillnet with difference mesh sizes during the period of March to December 2012. Population parameters of the three spot cichlid were analyzed from 1,962 individual samples. The population parameters were estimated by using package program of FiSAT II. Results of the study showed that growth pattern of the three spot cichlid was isometric with estimated of growth parameters L∞ = 20.5 cmTL, K = 0.37yr-1, to = -0.4955 years and tmax = 8.11 years. The total mortality rate (Z) was 1.29 yr-1, natural mortality (M)1.05yr-1, fishing mortality (F) 0.24 yr-1 and the exploitation rate (E) was 0.18 which was indicated very low exploitation.
EFISIENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN PULAU-PULAU KECIL KABUPATEN KEPULAUAN SITARO Dionisius Bawole; Domu Simbolon; Budy Wiryawan; Daniel R Minintja
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.248 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.2.2014.121-127

Abstract

Pemanfaatan sumberdaya perikanan di Kabupaten Kepulauan Sitaro sudah mencapai 94,19% (pemanfaatan penuh) kondisi ini dapat berdampak pada usaha penangkapan ikan. Penggunaan alat tangkap yang efisien merupakan upaya untuk mempertahankan keberlanjutan usaha penangkapan ikan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghitung efisiensi teknis alat tangkap dominan yang digunakan masyarakat nelayan dengan menggunakan metode Data Envelopment Analyisis (DEA). Penelitian dilakukan di desa nelayan yaitu Buhias, Matole, Pahepa dan Tapile, yang merupakan kawasan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan adalah jaring ikan cakalang (soma hetung), pukat cincin (purse seine), jaring insang, jaring ikan layang (soma talang) dan pancing. Faktor input yang digunakan dalam analisis efisiensi penangkapan ikan meliputi investasi, biaya tetap, biaya variabel, lamanya waktu melaut (trip/jam) dan kekuatan mesin. Faktor output meliputi pendapatan dan jumlah tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga alat tangkap yang efisien dalam penggunaan input dengan nilai 100 % yaitu jaring cakalang (soma hetung), purse seine, dan pancing. Dua alat tangkap lainnya yang kurang efisien (nilai di bawah100 %) adalah jaring ikan layang (91.50%) dan jaring insang (88,90%). Agar usaha penangkapan ikan berkelanjutan, maka pengurangan penggunaan input perlu dikurangi pada kedua alat tangkap tersebut.Utilization of fishery resources in the District of Sitaro Islands has reached 94.19% (full utilization) and impacted on fishing effort. In order to maintain sustainability fishing, efficient fishing gears should be applied. This study evaluated the technical efficiency of dominant fishing gears of fishermen in Buhias, Matole, Pahepa and Tapile (coastal villages in the region of small islands in Sitaro) by using Data Envelopment Analysis (DEA). Dominant fishing gears used by the fishermen are round skipjack net (soma hetung), purse seine, gill nets, round scad net (soma talang) and hand line. Input factors used in this analysis cover investment, fixed costs, variable costs, length of fishing (trip/hour) and power of engine; while output factors include income and number of fishermen. The results showed that three efficient fishing gears in using inputs 100% are round skipjack net (soma hetung), purse seine and hand line. The other two gears i.e., gill net and roundscad net (soma talang) are less efficient, due to the input using under 100% (round scad net 91.50% and gill net 88.90%). Therefore the using of inputs on those gears should be reduced for a sustainable fishing effort.
VARIASI KUALITAS AIR DAN ESTIMASI POTENSI PRODUKSI IKAN PERAIRAN DANAU BATUR, PROPINSI BALI Samuel Samuel; Ni Komang Suryati
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.20.2.2014.89-96

Abstract

Danau Batur merupakan tipe danau vulkanik berbentuk kaldera di Propinsi Bali yang tidak mempunyai aliran air keluar (outlet). Danau ini mempunyai peranan penting sebagai sumber penyediaan protein hewani bagi masyarakat Kabupaten Bangli khususnya dan Bali pada umumnya. Informasi mengenai kondisi limnologi dan biologi perairan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan dan pengelolaan perikanan belum banyak tersedia. Oleh karena itu, penelitian mengenai aspek limnologi dan estimasi potensi produksi ikan dilakukan pada Februari, Mei, September dan Nopember 2011.  Estimasi potensi produksi ikan diketahui dengan menerapkan rumus empiris dari hubungan antara produksi ikan dengan indeks morfoedafik. Dari nilai indeks status trofik perairan (55,17–61,14), perairan Danau Batur diklasifikasikan sebagai perairan dalam tingkat eutofik ringan sampai sedang. Dari nilai-nilai parameter daya hantar listrik, konsentrasi fosfat (PO4-P), nitrat (NO3-N), total nitrogen (TN), dan alkalinitas, perairan Danau Batur secara umum dapat dikategorikan sebagai perairan subur yang dapat dimanfaatkan oleh organisme air yang berfungsi sebagai makanan alami, yang dapat mendukung kehidupan ikan. Perairan Danau Batur yang relatif subur ini memberikan gambaran potensi produksi sebesar 98,56-99,48 kg/ha/tahun (rata-rata 99,15 kg/ha/tahun). Dengan memperhitungkan luas perairan danau, potensi ikan Danau Batur diperkirakan secara rata-rata sebesar 159 ton/tahun. Nilai potensi produksi ini relatif lebih tinggi dari target produksi perikanan pada 2010 sebesar 150 ton. Agar dapat mempertahankan keberlanjutan proiduksi perikanan tangkap di Danau Batur, disarankan agar produksi perikanan tidak melebihi nilai potensi produksi seperti yang diperoleh dalam penelitian ini.Lake Batur is a type of volcanic lake shaped caldera that has no water flow out (outlet). The lake has an important role to provide a protein source for the people of Bangli regency. However, the Information about the condition of limnology and aquatic biology that can be used as a basis for the development and management of fisheries has not been widely available. Therefore, research on aspects of limnology and estimation of fish production potential had been conducted in February, May, September and November 2011. Estimation of the potential of fish production was evaluated by applying the empirical formula of the relationship between fish production with morfoedafik index. Based on the aquatic trophic state index score (55.17 to 61.14), the waters of Lake Batur was classified as mild to moderate eutofik levels. From the values of the parameters of conductivity, the concentration of phosphate (PO4-P), nitrate (NO3-N), total nitrogen (TN), and alkalinity, the waters of Lake Batur in general can be categorized as productive waters that can be utilized by aquatic organisms as a natural food, which can supported the fish life. Waters of Lake Batur that was relatively productive provided the illustrating the production potential of 98.56 to 99.48 kg/ha/year (an average of 99.15 kg/ha/year). With into accounting the wide of the lake waters, fish potential of Lake Batur was estimated average of 159 tons/year. The potential value of this production was relatively higher than the fishery production target in 2010 amounted to 150 tons. In order to maintain the sustainability of fisheries production at Lake Batur, it was suggested that fish production did not exceed the value of fisheries production potential as obtained in this study. 
KEBERLANJUTAN PERIKANAN PELAGIS KECIL DI TELUK PALU Umar Alatas; M. Fedi A Sentosa; Ari Purbayanto; Anwar Bey Pane
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.278 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.2.2014.105-111

Abstract

Kegiatan perikanan tangkap di wilayah teluk umumnya memiliki tantangan dari berbagai kegiatan ekonomi lain yang berintensitas tinggi. Tantangan ini juga dialami oleh perikanan pelagis kecil di Teluk Palu, yaitu semakin terdesaknya kegiatan penangkapan ikan sehingga daerah penangkapan ikan produktif semakin sempit. Penelitian ini bertujuan menentukan status keberlanjutan perikanan pelagis kecil dan faktor yang paling berpengaruh terhadap keberlanjutan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Rapfish yang diterapkan pada informasi terkait perikanan pancing, bagan, jaring insang dan sero di Teluk Palu. Berdasarkan dimensi ekologi sumber daya ikan, unit penangkapan ikan, sosial dan ekonomi nelayan, perikanan pelagis kecil di Teluk Palu “kurang berkelanjutan”. Faktor-faktor terpenting dari setiap dimensi yang diteliti adalah perubahan daerah penangkapan, penggunaan jenis alat tangkap, hubungan antar nelayan/frekuensi konflik, dan pendapatan nelayan dari penangkapan ikan. Faktor-faktor ini perlu ditangani oleh pengelola perikanan setempat.  Capture fisheries in the coastal waters generally conduct with some other economic activities that concentrated in the bay and its catchment area. Such condition is also experienced by the capture fisheries in Palu Bay with the result in reduction of productive fishing ground. This study is aimed to determine sustainability status of the small pelagic fisheries in Palu Bay and the important factors affecting its sustainability.The study applied Rapfish analyze some information on the local fisheries represented by handline, liftnet, gillnet, and guding barrier traps fisheries operated in the bay. Based on the pre-defined dimenssions of ecological aspect of fish resources, technical aspect of fishing units, social and economic aspects of the fisheries, the small pelagic fisheries in the bay is in “less sustainable” status. The most important factors for each studied dimension are reduction in productive fishing ground, use of fishing units, interaction among fishermen/conflicts, and fishermen income from fishing. These factors need to be addressed by local fisheries authorities.
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN, DAERAH PENANGKAPAN DAN ELASTISITAS PRODUKSI PUKAT CINCIN TEGAL JAWA TENGAH Setya Triharyuni; Sri Turni Hartati
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.335 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.2.2014.73-80

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tegal pada periode April–Juli 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang komposisi hasil tangkapan, daerah penangkapan dan nilai elastisitas produksi pukat cincin. Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan wawancara kepada nelayan mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula dikumpulkan data hasil tangkapan berdasarkan jenis ikan dan upaya penangkapan dari TPI Pelabuhan Tegal. Analisa data dilakukan secara deskriptif, tabulasi jumlah dan komposisi hasil tangkap serta analisis model Cobb Douglas dan translog untuk mengetahui nilai elastisitas produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi hasil tangkapan pukat cincin selalu didominasi oleh ikan layang. Daerah penangkapan kapal pukat cincin Tegal selama penelitian berada di Laut Cina Selatan, L. Jawa dan S. Makasar-L. Flores. Hasil tangkapan total terbanyak berasal dari S. Makasar-L.. Flores akan tetapi rata-rata hasil tangkapan per trip terbanyak berasal dari L. Jawa. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemilihan terhadap ketiga lokasi penangkapan ini tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan yang diperoleh. Hasil uji F menunjukkan bahwa analisis model Cob Douglas dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara hasil tangkapan pukat cincin dengan variabel bebasnya, sedangkan model translog tidak bisa digunakan. Dari model Cob Douglas ini dihasilkan bahwa produksi kapal pukat cincin Tegal hanya dipengaruhi oleh besarnya ukuran kapal/GT dengan nilai elastisitas sebesar 0,265 dengan persamaan matematis ln Y=2,994+0,265lnX_1.Research was done in Tegal during April-July 2012. The purpose of this research is to determine the catch composition, fishing ground and productivity elasticity of purse seine. Data of vessel and fishing gear specification, fishing ground, catch composition and vessel logistic were recorded by fisherman. Data of catch by species and effort were collected from Tegal fishing port. Tabulation and discriptif analysis were done to get the catch composition by species and by fishing ground. Analysis Cob Douglas and translog models were used to obtain production elasticity. The study shows that the catch composition by species was dominated by scad (Decapterus spp.). Fishing grounds of Tegal purse seine are South China Sea, Java sea and Makassar bay-Flores Sea. The highest of total catch and vessel visited were in Makassar bay-Flores Sea, but the highest of average catch per trip was in Java Sea. Results of analysis of variance shows that the selection of the three fishing grounds did not give a significant effect on the catch obtained. Result of F test at Cob Douglas and translog model show that the Cob Douglas model may be used to describe the relationship of catch and production factors in Purse seine. The production factor that affected the catch was vessel size/GT with production elasticity 0,265 with an equation of ln Y=2,994+0,265lnX_1.
STATUS POPULASI IKAN NAPOLEON DI WILAYAH TAMAN NASIONAL BUNAKEN DAN KABUPATEN KARAS FAK-FAK Isa Nagib Edrus; Sasanti R Suharti; Yvonne Sadovy
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.613 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.2.2014.113-119

Abstract

Penelitian ikan napoleon di perairan Bunaken pada Oktober 2012 dan Kabupaten Karas pada Nopember 2010 bertujuan untuk mengetahui status populasi ikan tersebut di bawah usaha perlindungan otoritas Taman Nasional Bunaken dan pasca penutupan penangkapannya di Karas.  Metode Underwater Visual Census digunakan untuk mendapatkan data jumlah individu dan ukuran tubuh ikan napoleon.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kepadatan ikan napoleon dari luas wilayah sensus 19,26 hektar di Bunaken adalah 1,71 individu per hektar dan dari luas sensus 44,61 hektar di perairan Karas adalah 1,41 individu per hektar. Distribusi panjang frekuensi populasi ikan ini di kedua wilayah tersebut menunjukkan adanya dua kelompok umur, dimana interval ukuran panjang adalah antara 15 cm sampai 100 cm.  Perkembangan populasi ikan tersebut di Bunaken selama 7 tahun menunjukkan peningkatan sebesar 427,5%, sedang di Karas selama kurun waktu 5 tahun sebesar 298%. Namun pertumbuhan populasi sebesar ini ternyata belum masuk pada kategori status kelimpahan yang membaik. Jadi perlindungan ikan ini disarankan untuk lebih diperketat dengan cara melakukan moratorium. Study on humphead wrasse fish in Bunaken and Karas district waters recpectively in October 2012 and November 2010 were aimed to determine population status of the fish under protecting regulations of the Bunaken National Park Authority and fishing closed session in Karas.  A method used to get population sizes and body sizes was the Napoleon Underwater Visual Census. The results showed that an average of fish density was 1,71 individual/ha of 19.26 ha in area census at Bunaken and it was 1,41 individual/ha of 44.61ha in area census of Karas waters. Distribution frequencies of the fish population were under two cohorts  with body size interval ranged from 15cm to 100 cm. Population trend during seven  years in Bunaken have increased in 427.5 % and those during five years in Karas have increase in 298%; however, such population growing has not be categorized yet as a good level of abundance status. Thus, the study suggested to strictly protect the humphead warsse by using a moratorium approach. 
PENDUGAAN PARAMETER POPULASI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) YANG DIDARATKAN DI BENOA, BALI Hety Hartaty; Ririk Kartika Sulistyaningsih
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.056 KB) | DOI: 10.15578/jppi.20.2.2014.97-103

Abstract

Parameter biologi seperti umur dan pertumbuhan sangat penting untuk pengkajian stok sumber daya ikan dan pengelolaan perikanan agar pemanfaatan sumber daya ikan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Informasi mengenai parameter pertumbuhan dari ikan madidihang di Samudera Hindia khususnya di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini ditujukan untuk memberikan informasi mengenai parameter pertumbuhan ikan madidihang. Pengumpulan data dilakukan selama tahun 2011, dengan cara pengukuran dan pengamatan langsung terhadap hasil tangkapan rawai tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa, Bali. Total sampel yang diamati berjumlah 3.092 ekor. Kisaran panjang cagak (FL; fork length) ikan madidihang antara 75-179 cm dan kisaran bobot antara 8-101 kg. Dari hasil analisis data frekuensi panjang ikan madidihang diperoleh parameter pertumbuhan sebagai berikut: panjang asimtotik (L∞) 185,85 cm, koefisien  pertumbuhan (K) 0,59 dan umur pada saat panjang 0 cm (t0) -0,22.  Estimasi umur ikan madidihang yang didaratkan di Benoa tahun 2011 berkisar antara 1-5 tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 2,95 cm/tahun. Pola pertumbuhan madidihang bersifat allometrik negatif. Pertumbuhan madidihang tidak akan mencapai ukuran panjang maksimum karena laju eksploitasi (E = 0,75) yang melebihi laju eksploitasi optimum (E opt = 0,5).Biological parameters suchas age and growth are very important information for accuracy of stock assessments and management to ensure that fisheries develop sustainably. Growth parameter information of Indian Ocean yellowfin tuna in Indonesia is still very limited. This research was aimed to determine the age and growth rate of yellowfin tuna that landed at Benoa port, Bali. Data of fork length (FL) and weight was collected during 2011. The data were measured and observed directly on the catch of tuna longline at Benoa Port, Bali. With numbers of fish samples was 3.092 fish. Age and growth rate was analyzed based on the FL using Von Bertalanffy model. The results showed that yellowfin tuna had range of FL between 75-179cm and weight range of 8-101kg.  The growth parameter of yellowfin tuna has asymtotic length (L∞) 185,85 cm, K = 0,59 and t0 = -0,22. The age of yellowfin tuna landed in Benoa estimated between 1-5 years and growth rate was 2.95cm/year. Growth pattern of yellowfin tuna was allometric negative. The yellowfin growth will not reach the maximum length because the exploitation rate (E = 0,75) exceeds the optimum exploitation rate (E opt = 0,5).

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 4 (2025): (Desember 2025) Vol 31, No 3 (2025): (September 2025) Vol 31, No 2 (2025): (Juni 2025) Vol 31, No 1 (2025): (Maret 2025) Vol 30, No 4 (2024): (Desember 2024) Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024 Vol 30, No 2 (2024): (Juni) 2024 Vol 30, No 1 (2024): (Maret) 2024 Vol 29, No 4 (2023): (Desember) 2023 Vol 29, No 3 (2023): (September) 2023 Vol 29, No 1 (2023): (Maret) 2023 Vol 28, No 4 (2022): (Desember) 2022 Vol 28, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 28, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 28, No 1 (2022): (Maret) 2022 Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021 Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021 Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021 Vol 27, No 1 (2021): (Maret) 2021 Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020 Vol 26, No 3 (2020): (September) 2020 Vol 26, No 2 (2020): (Juni) 2020 Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020 Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019 Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019 Vol 25, No 2 (2019): (Juni) 2019 Vol 25, No 1 (2019): (Maret) 2019 Vol 24, No 4 (2018): (Desember) 2018 Vol 24, No 3 (2018): (September) 2018 Vol 24, No 2 (2018): (Juni 2018) Vol 24, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 23, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 23, No 3 (2017): (September 2017) Vol 23, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017) Vol 22, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 22, No 3 (2016): (September) 2016 Vol 22, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 22, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 21, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 21, No 3 (2015): (September 2015) Vol 21, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 20, No 4 (2014): (Desember 2014) Vol 20, No 3 (2014): (September 2014) Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014) Vol 20, No 1 (2014): (Maret 2014) Vol 19, No 4 (2013): (Desember 2013) Vol 19, No 3 (2013): (September 2013) Vol 19, No 2 (2013): (Juni 2013) Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013) Vol 18, No 4 (2012): (Desember 2012) Vol 18, No 3 (2012): (September 2012) Vol 18, No 2 (2012): (Juni) 2012 Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012) Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011) Vol 17, No 3 (2011): (September 2011) Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011) Vol 17, No 1 (2011): (Maret 2011) Vol 16, No 4 (2010): (Desember 2010) Vol 16, No 3 (2010): (September 2010) Vol 16, No 2 (2010): (Juni 2010) Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010) Vol 15, No 4 (2009): (Desember 2009) Vol 15, No 3 (2009): (September 2009) Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009) Vol 15, No 1 (2009): (Maret 2009) Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008) Vol 14, No 3 (2008): (September 2008) Vol 14, No 2 (2008): (Juni 2008) Vol 14, No 1 (2008): (Maret 2008) Vol 13, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 13, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 13, No 1 (2007): (April 2007) Vol 12, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 12, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 12, No 1 (2006): (April 2006) Vol 11, No 9 (2005): (Vol. 11 No. 9 2005) Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005) Vol 11, No 7 (2005): (Vol. 11 No. 7 2005) Vol 11, No 6 (2005): (Vol. 11 No. 6 2005) Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005) Vol 11, No 4 (2005): (Vol. 11 No. 4 2005) Vol 11, No 3 (2005): (Vol. 11 No. 3 2005) Vol 11, No 2 (2005): (Vol. 11 No. 2 2005) Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005) Vol 10, No 7 (2004): (Vol. 10 No. 7 2004) Vol 10, No 6 (2004): (Vol. 10 No. 6 2004) Vol 10, No 5 (2004): (Vol. 10 No. 5 2004) Vol 10, No 4 (2004): (Vol. 10 No. 4 2004) Vol 10, No 3 (2004): (Vol. 10 No. 3 2004) Vol 10, No 2 (2004): (Vol. 10 No. 2 2004) Vol 10, No 1 (2004): (Vol. 10 No. 1 2004) Vol 9, No 7 (2003): (Vol.9 No.7 2003) Vol 9, No 6 (2003): (Vol.9 No.6 2003) Vol 9, No 5 (2003): Vol. 9 No. 5 2003) Vol 9, No 4 (2003): Vol. 9 No. 4 2003) Vol 9, No 3 (2003): (Vol.9 No.3 2003) Vol 9, No 2 (2003): (Vol, 9 No. 2 2003) Vol 9, No 1 (2003): (Vol.9 No.1 2003) Vol 8, No 7 (2002): (Vol.8 No.7 2002) Vol 8, No 6 (2002): (Vol.8 No.6 2002) Vol 8, No 5 (2002): (Vol.8 No.5 2002) Vol 8, No 4 (2002): (Vol.8 No.4 2002) Vol 8, No 3 (2002): (Vol.8 No.3 2002) Vol 8, No 2 (2002): (Vol. 8 No. 2 2002) Vol 8, No 1 (2002): (Vol.8 No.1 2002) Vol 7, No 4 (2001): (Vol. 7 No. 4 2001) Vol 7, No 2 (2001): (Vol.7 No. 2 2001) Vol 6, No 3-4 (2000): (Vol.6 No.3-4 2000) Vol 6, No 2 (2000): (Vol.6 No.2 2000) Vol 6, No 1 (2000): (Vol.6 No.1 2000) Vol 5, No 2 (1999): (Vol.5 No.2 1999) Vol 5, No 1 (1999): (Vol.5 No. 1 1999) Vol 4, No 4 (1998): (Vol.4 No.4 1998) Vol 4, No 3 (1998): (Vol.4 No.3 1998) Vol 4, No 2 (1998): (Vol.4 No.2 1998) Vol 4, No 1 (1998): (Vol.4 No.1 1998) Vol 3, No 4 (1997): (Vol.3 No.4 1997) Vol 3, No 3 (1997): (Vol.3 No.3 1997) Vol 3, No 2 (1997): (Vol.3 No.2 1997) Vol 3, No 1 (1997): (Vol.3 No.1 1997) Vol 2, No 4 (1996): (Vol.2 No.4 1996) Vol 2, No 3 (1996): (Vol.2 No.3 1996) Vol 2, No 2 (1996): (Vol.2 No.2 1996) Vol 2, No 1 (1996): (Vol.2 No.1 1996) Vol 1, No 4 (1995): (Vol.1 No.4 1995) Vol 1, No 3 (1995): (Vol.1 No.3 1995) Vol 1, No 2 (1995): (Vol.1 No.2 1995) Vol 1, No 1 (1995): (Vol.1 No.1 1995) More Issue