cover
Contact Name
Taopik Rahman
Contact Email
opik@upi.edu
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalagapedia@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL PAUD AGAPEDIA
ISSN : 25812823     EISSN : 25809679     DOI : https://doi.org/10.17509/jpa
Core Subject : Education,
Jurnal PAUD Agapedia adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil kajian dan penelitian terkait pendidikan anak usia dini dari perspektif mutidisipliner. Jurnal ini bertujuan untuk memperluas dan menciptakan inovasi konsep, teori, paradigma, perspektif dan metodologi dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022" : 16 Documents clear
KRISTALISASI NILAI SOCIAL SELF-IMAGE ANAK USIA DINI MELALUI REALISASI MEDIA DIGITAL ETNOPEDAGOGIK BUDAYA SUNDA SEBAGAI UPAYA PENGEJAWANTAHAN FUNGSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI PROVINSI JAWA BARAT ERA SOCIETY 5.0 Gilar Gandana; Edi Hendri Mulyana; Kholby Abqorisa; Rifki Ahmad Fauzi
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.52017

Abstract

Digital media is a fundamental part of early childhood education facilities in the era of the industrial revolution 4.0. Along with the development of the times, the concept of fulfilling the needs of human life is also growing. This is inseparable from the need for future educational facilities. The anxiety that arises in the education aspect is nothing but the inculcation of Indonesian traditional values in the era of society 5.0. Indonesia is a multi-cultural country. One of the cultures that tends to be dominantly inhabited by the Indonesian people is Sundanese culture, precisely in the province of West Java. One of the values built in the Sundanese culture is penance, compassion, and parenting. Various efforts continue to be made in order to achieve the hope of a decent future life. One logical and realistic effort to deal with this anxiety is the application of ethnopedagogic digital media as an early childhood education facility in the era of society 5.0. In line with the results of research conducted related to the application of Sundanese culture-based ethnopedagogic digital media for early childhood in the province of West Java, the City of Bandung increased by 31.4%; Bandung Regency increased 50.4%; Purwakarta Regency increased by 37.4%; and Kota Tasikmalaya increased 38.9%. The research data shows a significant effectiveness in increasing the social self-image value of early childhood 5-6 years in West Java Province with an average increase of 40%. Media digital menjadi bagian fundamental dalam fasilitas Pendidikan anak usia dini di era revolusi industry 4.0. Seiring berkembangnya zaman, maka semakin berkembang pula konsep pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Hal tersebut tidak terlepas dari kebutuhan fasilitas Pendidikan masa depan. Kecemasan yang muncul dalam aspek Pendidikan tiada lain adalah penanaman nilai tradisi Indonesia di era society 5.0. Indonesia adalah negara multi budaya. Salah satu budaya yang cenderung dominan dihuni oleh masyarakat Indonesia adalah budaya Sunda tepatnya di provinsi Jawa Barat. Salah satu nilai yang dibangun dalam budaya sunda adalah silih asah, silih asih, dan silih asuh. Berbagai upaya terus dilakukan demi tercapainya harapan kehidupan masa depan yang layak. Salah satu upaya logis dan realistis untuk menanggani kecemasan tersebut yaitu penerapan media digital etnopedagogik sebagai fasilitas Pendidikan anak usia dini di era society 5.0. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan terkait penerapan media digital etnopedagogik berbasis budaya sunda untuk anak usia dini di provinsi Jawa Barat, Kota Bandung meningkat 31,4%; Kabupaten Bandung meningkat 50,4%; Kabupaten Purwakarta meningkat 37,4%; dan Kota Tasikmalaya meningkat 38,9%. Data penelitian tersebut  menunjukan efektivitas yang signifikan dalam meningkatkan nilai social self-image anak usia dini 5-6 tahun di Provinsi Jawa Barat dengan rata-rata peningkatan 40%.
PENGARUH AKTIVITAS BERNYANYI TERHADAP DAYA INGAT, MOTIVASI BELAJAR, DAN KREATIVITAS ANAK DI TK METHODIST JAKARTA UTARA Mathilda Dyramoti; Rini Wahyuningsih
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.52012

Abstract

Early childhood education is a major phase for child’s development to improve their cognitive and affective aspects, such as memory, learning motivation, and creativity. Unfortunately, according to the interview with teachers in Methodist Kindergarten there are degradations of memory, learning motivation, and creativity in few children because of online learning. Based on theories, singing activity can be used as learning strategy to improve child’s memory, learning motivation, and creativity. This study aims to determine the effect of singing activity on child’s memory, learning motivation, and creativity in order to improve them. The research subjects are 22 students of Methodist Kindergarten B Class. This study used quantitative experimental method with One Group Pre-Test Post-Test Design pre-experimental type to compare the assessment before and after treatment. The assessment used rubric instruments based on the observation of three observers. The results showed that there were differences or improvements between pre-test and post-test score of children’s memories, learning motivation, and creativity after doing the singing treatment. The sig. value of each variables is 0,000 and the n-gain value is 0,5. It can be concluded that singing activity affects child’s memory, learning motivation, and creativity in Methodist Kindergarten.Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahap penting bagi perkembangan kognitif maupun afektif anak, khususnya berkenaan dengan kemampuan daya ingat, motivasi belajar, maupun kreativitas mereka. Namun, berdasarkan wawancara dengan guru TK Methodist didapatkan bahwa terjadi penurunan terhadap daya ingat, motivasi belajar, dan kreativitas pada beberapa anak akibat pembelajaran daring. Berdasarkan teori yang ada, aktivitas bernyanyi dapat menjadi strategi pembelajaran yang bermanfaat dalam meningkatkan daya ingat, motivasi belajar, serta kreativitas anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas bernyanyi terhadap daya ingat, motivasi belajar, serta kreativitas anak, khususnya untuk meningkatkan ketiga variabel tersebut. Adapun subjek dari penelitian ini adalah 22 siswa TK-B Methodist. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimen jenis pra-eksperimen One Group Pre-Test Post-Test Design untuk membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Pengukuran menggunakan instrumen rubrik berdasarkan observasi tiga pengamat. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan atau peningkatan antara pre-test dan post-test daya ingat, motivasi belajar, dan kreativitas setelah melakukan aktivitas bernyanyi. Taraf signifikansi ketiga variabel bernilai 0,000 dengan nilai peningkatan / n-gain 0,5. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas bernyanyi berpengaruh terhadap daya ingat, motivasi belajar, dan kreativitas anak di TK Methodist. 
PERBEDAAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA 4-5 TAHUN DENGAN PENGASUH ORANG TUA DAN PENGASUH ORANG LAIN Sulis Nurul Fadillah; Edi Hendri Mulyana; Sumardi Sumardi
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.52007

Abstract

This study is a study to determine the differences in the socio-emotional development of children aged 4-5 years with their parents and other caregivers. The main purpose of this study was to determine whether there are differences in the social emotional development of children aged 4-5 years with their parents and other caregivers. The method used in this research is comparative quantitative, with the research location in Kindergarten in Rajapolah District. The sample in this study were caregivers of children who attend kindergarten in Rajapolah District, Tasikmalaya Regency with the provisions of caregivers as parents and caregivers as other people. A comparative study was conducted using the Mann Whitney U-Test because the data obtained were not normally distributed and not homogeneous. After analyzing and processing the data, it was stated that there was no difference in the social and emotional development of early childhood with their parents and other caregivers. This is based on tests conducted with the Mann Whitney U-Test test with the acquisition of Sig. (2-tailde) 0.756 and determined based on the basis of decision making that if the value of sig 0.05 then the hypothesis is accepted, otherwise if the value of sig 0.05 then the hypothesis is rejected. Based on these results, it can be concluded that who cares for children is not the main thing that can affect the process of growth and development of children, but the parenting style provided by parents and other adults is something that needs to be considered.Penelitian ini adalah penelitian untuk mengetahui perbedaan perkembangan sosial emosional anak usia 4-5 tahun dengan pengasuh orang tua dan pengasuh orang lain. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perkembangan sosial emosional anak usia 4-5 tahun dengan pengasuh orang tua dan pengasuh orang lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif komparatif, dengan lokasi penelitian di TK Se-Kecamatan Rajapolah. Sampel dalam penelitian ini adalah pengasuh anak yang bersekolah di TK se-Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya dengan ketentuan  pengasuh sebagai orang tua dan pengasuh sebagai orang lain. Studi komparatif dilakukan dengan uji Mann Whitney U-Test karena data yang didapatkan tidak berdistribusi normal dan tidak homogen. Setelah dilakukan analisis dan pengolahan data maka dinyatakan tidak ada perbedaan perkembangan sosial emosional anak usia dini dengan pengasuh orang tua dan pengasuh orang lain. Hal ini berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan uji Mann Whitney U-Test dengan perolehan nilai Sig. (2-tailde) 0,756 dan ditetapkan berdasarkan dasar pengambilan keputusan bahwa apabila nilai sig 0,05 maka hipotesis diterima, sebaliknya apabila nilai sig 0,05 maka hipotesis ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa siapa yang mengasuh anak bukan hal utama yang dapat mempengaruhi proses tumbuh dan kembang anak, melainkan gaya asuh yang diberikan orang tua dan orang dewasa lainnya merupakan hal yang perlu diperhatikan.
KRISTALISASI NILAI SOCIAL SELF-IMAGE ANAK USIA DINI MELALUI REALISASI MEDIA DIGITAL ETNOPEDAGOGIK BUDAYA SUNDA SEBAGAI UPAYA PENGEJAWANTAHAN FUNGSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI PROVINSI JAWA BARAT ERA SOCIETY 5.0 Gilar Gandana; Edi Hendri Mulyana; Kholby Abqorisa; Rifki Ahmad Fauzi
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.55715

Abstract

Digital media is a fundamental part of early childhood education facilities in the era of the industrial revolution 4.0. Along with the development of the times, the concept of fulfilling the needs of human life is also growing. This is inseparable from the need for future educational facilities. The anxiety that arises in the education aspect is nothing but the inculcation of Indonesian traditional values in the era of society 5.0. Indonesia is a multi-cultural country. One of the cultures that tends to be dominantly inhabited by the Indonesian people is Sundanese culture, precisely in the province of West Java. One of the values built in the Sundanese culture is penance, compassion, and parenting. Various efforts continue to be made in order to achieve the hope of a decent future life. One logical and realistic effort to deal with this anxiety is the application of ethnopedagogic digital media as an early childhood education facility in the era of society 5.0. In line with the results of research conducted related to the application of Sundanese culture-based ethnopedagogic digital media for early childhood in the province of West Java, the City of Bandung increased by 31.4%; Bandung Regency increased 50.4%; Purwakarta Regency increased by 37.4%; and Kota Tasikmalaya increased 38.9%. The research data shows a significant effectiveness in increasing the social self-image value of early childhood 5-6 years in West Java Province with an average increase of 40%.Media digital menjadi bagian fundamental dalam fasilitas Pendidikan anak usia dini di era revolusi industry 4.0. Seiring berkembangnya zaman, maka semakin berkembang pula konsep pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Hal tersebut tidak terlepas dari kebutuhan fasilitas Pendidikan masa depan. Kecemasan yang muncul dalam aspek Pendidikan tiada lain adalah penanaman nilai tradisi Indonesia di era society 5.0. Indonesia adalah negara multi budaya. Salah satu budaya yang cenderung dominan dihuni oleh masyarakat Indonesia adalah budaya Sunda tepatnya di provinsi Jawa Barat. Salah satu nilai yang dibangun dalam budaya sunda adalah silih asah, silih asih, dan silih asuh. Berbagai upaya terus dilakukan demi tercapainya harapan kehidupan masa depan yang layak. Salah satu upaya logis dan realistis untuk menanggani kecemasan tersebut yaitu penerapan media digital etnopedagogik sebagai fasilitas Pendidikan anak usia dini di era society 5.0. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan terkait penerapan media digital etnopedagogik berbasis budaya sunda untuk anak usia dini di provinsi Jawa Barat, Kota Bandung meningkat 31,4%; Kabupaten Bandung meningkat 50,4%; Kabupaten Purwakarta meningkat 37,4%; dan Kota Tasikmalaya meningkat 38,9%. Data penelitian tersebut  menunjukan efektivitas yang signifikan dalam meningkatkan nilai social self-image anak usia dini 5-6 tahun di Provinsi Jawa Barat dengan rata-rata peningkatan 40%.
KOLASE PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MEMFASILITASI PEMBELAJARAN SENI RUPA ANAK USIA DINI Aini Loita; Nuraly Ma’sum Aprily; Denden Setiaji; Tasya Nur Ramdhani
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.55716

Abstract

This research is motivated by problems in early childhood art learning that arise in the field related to the limited availability of teaching materials based on local wisdom, or even almost non-existent. The learning process in PAUD will be carried out optimally if there are components that are relevant and useful for learning, in this case teaching materials with local content. The aim of this research is to develop visual arts teaching materials in the form of collage teaching materials based on local wisdom of traditional games according to field needs for children aged 5-6 years. The method used in this study is the development method with an EDR design based on the McKenney EDR model, which is divided into three parts, namely, analysis and exploration, design and construction, evaluation and reflection. Data collection techniques are observation, interviews, questionnaires, and expert validation. This article presents how to design and construct teaching materials for traditional game collages with the steps for making them. Starting from curriculum analysis covering development programs, core competencies, basic competencies, achievement indicators, as well as learning objectives, expert validation and product design. It is hoped that this traditional game collage teaching material can provide an overview of collage teaching materials as part of a practical and valid learning tool to assist teachers in implementing art learning based on local wisdom of traditional games which can stimulate various child developments optimally. Penelitian ini dilatar belakangi permasalahan pembelajaran seni rupa anak usia dini yang muncul di lapangan terkait ketersediaan bahan ajar berbasis kearifan lokal yang terbatas bahkan nyaris tidak tersedia. Proses pembelajaran di PAUD akan terlaksana secara optimal apabila terdapat komponen yang relevan dan berguna untuk pembelajaran, dalam hal ini bahan ajar dengan muatan lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar seni rupa berupa bahan ajar kolase yang berbasis kearifan lokal permainan tradisional yang sesuai dengan kebutuhan lapangan untuk anak usia 5-6 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan dengan desain EDR yang didasarkan pada model EDR McKenney, yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu, analisis dan eksplorasi, desain dan konstruksi, evaluasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, angket, dan validasi ahli. Pada artikel ini disajikan bagaimana desain dan kontruksi perancangan bahan ajar kolase permainan tradisional dengan langkah-langkah pembuatannya. Dimulai dari analisis kurikulum meliputi program pengembangan, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian, serta tujuan pembelajaran, validasi ahli dan perancangan produk. Bahan ajar kolase permainan tradisional ini diharapkan dapat memberikan gambaran bahan ajar kolase sebagai bagian perangkat pembelajaran yang praktis dan valid untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran seni rupa berbasis kearifan lokal permainan tradisional yang dapat menstimulasi berbagai tumbuh kembang anak dengan optimal.
PENGELOLAAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN PRA SIAGA DALAM SETTING KELAS INKLUSIF DI TK AR RAHMAH KOTA TASIKMALAYA Widya Luria Listiana; Sima Mulyadi; Elan Elan
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.55717

Abstract

berkebutuhan khusus, berhak atas pendidikan yang layak. Pendidikan inklusif didasari oleh persamaan hak dalam suatu lingkungan belajar yang sama antara anak berkebutuhan khusus serta anak normal pada suatu sekolah umum. Pelaksanaan kegiatan pramuka pra siaga dapat dilaksanakan sebagai bagian dari kurikulum merdeka yaitu pengutan profil pelajar pancasila. Oleh sebab itu dibutuhkanlah suatu penelitian mengenai kegiatan kepramukaan dalam setting kelas inklusif sebagai solusi bagi para pendidik dalam melaksanakan pengelolaan pembejaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran dalam setting kelas inklusif pada kegiatan pramuka pra siaga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi serta studi dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas, guru pendamping khusus serta orang tua peserta didik. Hasil penelitian menunjukan bahwa: penyusunan RPPH dalam setting kelas inklusif pada dasarnya sama dengan RPPH di sekolah regular; penyusunan Individual Education Program (IEP) dalam kelas inklusif dirancang oleh guru pendamping khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik; Pelaksanaan kelas inklusif anak berkebutuhan khusus didampingi oleh GPK agar proses pembelajaran berlangsung efektif;  Education is the most important aspect in a child's growth. Every child, including those with special needs, has the right to a proper education. Inclusive education is based on equal rights in an equal learning environment between children with special needs and normal children in a public school. The implementation of pre-standby scout activities can be carried out as part of the independent curriculum, namely strengthening the profile of Pancasila students. Therefore, research is needed on scouting activities in inclusive classroom settings as a solution for educators in implementing learning management. This study aims to determine the management of learning in inclusive classroom settings in pre-standby scout activities. The method used in this research is descriptive method with a qualitative approach. The data collection techniques used are in the form of interviews, observation and documentation studies. The subjects in this study were class teachers, special companion teachers and parents of students. The results of the study show that: the preparation of RPPH in an inclusive class setting is basically the same as RPPH in regular schools; preparation of an Individual Education Program (IEP) in an inclusive class designed by a special accompanying teacher that is tailored to the needs of students; Implementation of inclusive classes for children with special needs accompanied by GPK so that the learning process takes place effectively;

Page 2 of 2 | Total Record : 16