Claim Missing Document
Check
Articles

Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Motivasi, Kebugaran Jasmani dan Kemampuan Motorik Rokhayati, Ade; Nur, Lutfi; Gandana, Gilar; Elan, Elan
JURNAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Vol 1 No 2 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.11 KB) | DOI: 10.17509/jpjo.v1i2.5664

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fakta di lapangan mengenai kondisi pembelajaran pendidikan jasmani saat ini, yang kecenderungannya masih menggunakan pendekatan konvensional. Proses pembelajaran ini cenderung membuat bosan dan kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi pendekatan taktis dalam pembelajaran pendidikan jasmani terhadap motivasi, kebugaran jasmani dan kemampuan motorik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan bentuk Non equivalent Pretest-Posttest Control Group Design.Subjek siswa yang akan dilibatkan adalah siswa kelas V sekolah dasar di MI Asshulaha dan SD Sukamanah 2. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 28 orang sesuai jumlah di kelas VB MI Asshulaha dan 28 orang di kelas V SD Sukamanah 2. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket motivasi belajar, tes kebugaran jasmani dan tes kemampuan motorik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) peningkatan motivasi belajar siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik daripada siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran konvensional, 2) peningkatan kebugaran jasmani siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik daripada siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran konvensional. 3) peningkatan kemampuan motorik siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik daripada siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran konvensional.
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL “KAULINAN BARUDAK” DI TAMAN KANAK-KANAK Gandana, Gilar
JURNAL PEDAGOGIK PENDIDIKAN DASAR Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departemen Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Increase Emotional Intelligence in Early Childhood throughTraditional Games "Kaulinan Barudak" in kindergarten. Emotionalintelligence is a determinant of individual success. Yet, individual emotionalintelligence is now fading. The assumption is believed to be a decline in thevalue of education. Early childhood as the basis for the development ofindividual potential. So, the urgency of action needs to be special. This study focused on improving emotional intelligence early childhood throughtraditional games “kaulinan barudak”. This study conducted in StateKindergarten Pembina Tasikmalaya City and Kindergarten Nurul ‘IlmiTasikmalaya City through a quasi-experimental design. Results of this study, there is a significant difference between the increase in emotional intelligence children aged 5-6 years in state kindergarten Pembina Tasikmalaya City with increase in emotional intelligence children aged 5-6 years in Kindergarten Nurul ‘Ilmi Tasikmalaya City with a confidence level of 95%. Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Usia Dini melaluiPermainan Tradisional “Kaulinan Barudak” di Taman Kanak-kanak.Kecerdasan emosional merupakan penentu kesuksesan individu. Namun,kecerdasan emosional individu saat ini semakin memudar. AUD merupakanlandasan perkembangan potensi dan kecerdasan individu. Sehingga, urgensi tersebut perlu dilakukan tindakan khusus. Fokus penelitian ini meningkatkan kecerdasan emosional anak usia dini melalui permainan tradisional “kaulinan barudak”. Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina dan TK Nurul ‘Ilmi Kota Tasikmalaya melalui desain eksperimen quasi. Hasil penelitian, terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kota Tasikmalaya dengan peningkatan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun di TK Nurul ‘Ilmi Kota Tasikmalaya dengan taraf kepercayaan 95%.
KEMAMPUAN ANAK USIA DINI MENGELOLA EMOSI DIRI PADA KELOMPOK B DI TK PERTIWI DWP KECAMATAN TAWANG KOTA TASIKMALAYA Mulyana, Edi Hendri; Gandana, Gilar; Muslim, Muhammad Zamzam Nurul
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 1, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.548 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v1i2.9361

Abstract

Early childhood ability in managing self-emotion is part of the maturation of the child’s emotional development during the transition from pre-operation to a period of concrete operations. Early childhood abilities in managing their own emotions can be seen from the dimensions of children's capabilities in harnessing their emotions positively, emotion-managing ability in accordance with the situation and condition of themselves, and self-defense capability of the child itself in various forms of children's self issue positions properly. This research was conducted in Pertiwi kindergarten DWP Tawang Subdistrict, Tasikmalaya City that aimed to describe the ability of early childhood in managing self-emotions. The subjects in this study were 18 students from Group B1 that consist of 8 boys and 10 girls. This research used a quantitative approach with descriptive research method. Data collection techniques used in this research are observation, documentation, and field notes. The instrument used in this study are observation sheet and fieldnotes. The data collected was then processed as provided in attachment 1, attachment 2, attachment 3 and attachment 4.The results of the research that has been done in Groups B1 TK Pertiwi DWP Tawang Subdistrict, Tasikmalaya City related early childhood ability in managing self-emotions can be summed up as follows: the majority of early childhood group B1 in Pertiwi kindergartenDWP in terms of early childhood ability in managing self-emotions are on the level of achievement of development judged as DAE (developed as expected). Kemampuan anak usia dini mengelola emosi diri merupakan bagian dari pematangan perkembangan emosi anak dimasa peralihan dari pra operasional memasuki masa operasional konkrit. Kemampuan anak usia dini dalam mengelola emosi dirinya sendiri dapat dilihat dari dimensi kemampuan anak dalam memanfaatkan emosi diri secara positif, kemampuan mengatur emosi sesuai dengan situasi dan kondisi diri, dan kemampuan pertahanan diri anak itu sendiri dalam berbagai bentuk posisi persoalan diri anak secara wajar. Penelitian ini dilakukan di TK Pertiwi DWP Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan anak usia dini mengelola emosi diri. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelompok B1 yang berjumlah 10 anak terdiri dari 8 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar obsevasi dan catatan lapangan. Dari data yang yang terkumpul kemudian diolah seperti yang tertera dalam lampiran 1, lampiran 2, lampiran 3, dan lampiran 4. Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelompok B1 TK Pertiwi DWP Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya terkait kemampuan anak usia dini mengelola emosi diri, maka peneliti ini dapat disimpulkan sebagai berikut: mayoritas anak usia dini pada Kelompok B1 di TK Pertiwi DWP dalam hal kemampuan anak usia dini mengelola emosi diri berada pada tingkat pencapaian perkembangan dinilai BSH (Berkembang Sesuai Harapan).
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE MENGGUNAKAN MANIK-MANIK PADA KELOMPOK B2 DI TK AL- HAMID KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Khayyirah, Ghina Khansa; sumardi, Sumardi; Elan, Elan; Gandana, Gilar
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 2, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.621 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v2i2.24541

Abstract

ABSTRACTMotoric skills are abilities that involve muscles in certain body parts such as fingers. One activity that can improve the motoric skills of early childhood is through meronce activities using beads. This study aims to describe the ability of teachers in planning the learning of motoric skills of early childhood through the activity of meronce in group B2 in TK Al-Hamid, describing the ability of teachers in the process of learning fine motor skills of early childhood through meronce using beads in group B2 in TK Al-Hamid, and describes the teacher's ability to improve the motoric skills of early childhood through meronce using beads in the B2 TK Al-Hamid group. The motoric aspects studied include second-hand motion skills, limb movement skills related to fingers, and skills that are able to coordinate the eyes with the hands. This type of research is Classroom Action Research. With the research model of Kemmis and Mc. Taggart. Data analysis in this study researchers used qualitative data and quantitative data. The subjects in this study were 10 early childhood children from B2 TK TK Al-Hamid group, namely 7 boys and 3 girls. The results of this study indicate that children's motoric skills have increased after being given meronce activities using beads.  Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang melibatkan otot-otot pada bagian tubuh tertentu seperti jari tangan. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini yaitu melalui kegiatan meronce menggunakan manik-manik. Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui egiatan meronce memnggunakan manik-manik pada kelompok B2 di Tk Al- Hamid Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Aspek motorik halus yang diteliti antara lain, keterampil dalam menggunkan jari-jemari tangan untuk melakukan aktivitas, terampil dalam menggerakkan jari-jemari tangan, terampil dalam mengerakan kedua tangan, pengendalian gerak, melakukan gerakan terkoordinasi terkontro, terampil dalam kecermatan dan ketepatan.. Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas. Dengan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart. Analisis data dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia dini kelompok B2 Tk Al- Hamid berjumlah 10 orang, yaitu 6 orang anak laki-laki dan 4 orang anak perempuan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak mengalami peningkatan setelah diberikan kegiatan meronce menggunakan manik-manik. 
Peningkatan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan 1-10 melalui Media Balok Cuisenaire pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK At-Toyyibah Gandana, Gilar; Pranata, Oyon Haki; Yulia Danti, Tannie Yulia
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 1, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.896 KB) | DOI: 10.17509/jpa.v1i1.7160

Abstract

This study aims to improve the ability to recognize the symbol of the number 1-10 through the medium blocks of cuisenaire in children aged 4-5 years in kindergarten At TK At-Toyyibah, District Sukarame, Tasikmalaya. The type of research used is classroom action research done collaboratively with Kemmis and Mc Taggart research models. This study was carried out in three cycles. Research subjects were teachers and children aged 4-5 years with a total of 12 children, namely: 9 boys and 3 girls. The instrument used is the observation sheet (check list), which consists of teacher activity observation sheet and children activity. Data collection techniques through observation, interviews, and documentation. Data analysis technique is done d descriptively qualitative. The indicator of success in this study, if the ability to recognize the symbol of the number 1-10 in children reached 75% percentage. The ability to recognize the 1-10 number symbols in 4-5 years old children has a significant increase each cycle. The results of observations from pre-action to cycle I showed an increase of only 1% with the average percentage of pre-action by 35% of capable children and 65% of children who have not been able to cycle I by 36% of capable children and 64% of children has not been able to. From cycle I the average percentage of 36% of children are able and 64% of children who have not been able to cycle to 65% capable children and 35% of children who have not been able. Then from cycle II the average percentage of 65% of children capable and 35% of children who have not been able to cycle II of 83% capable children and 17% of children who have not been able and have achieved success indicators. Thus, it can be concluded that the media blocks of cuisenaire can increase the ability to recognize the symbol of the number 1-10 in children aged 4-5 years in kindergarten At-Toyyibah, District Sukarame, Tasikmalaya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 melalui media balok cuisenaire pada anak usia 4-5 tahun di TK At-Toyyibah, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dengan model penelitianKemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilaksanakan ke dalam tiga siklus. Subjek penelitian yaitu guru dan anak usia 4-5 tahundengan jumlah 12 anak, yaitu: 9 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi (check list), yang terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas anak.Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriftif kualitatif. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini, apabila kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 pada anak mencapai persentase 75%. Kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 pada anak usia 4-5 tahun mengalami peningkatan yang signifikan setiap siklusnya. Hasil observasi dari pra tindakan ke siklus I menunjukkan peningkatan walaupun hanya 1% dengan rata-rata persentase pada pra tindakan sebesar 35% anak yang mampu dan 65% anak yang belum mampu ke siklus I sebesar 36% anak yang mampu dan 64% anak yang belum mampu. Dari siklus I rata-rata persentase sebesar 36% anak yang mampu dan 64% anak yang belum mampu ke siklus II sebesar 65% anak yang mampu dan 35% anak yang belum mampu. Kemudian dari siklus II rata-rata persentase sebesar sebesar 65% anak yang mampu dan 35% anak yang belum mampu ke siklus III sebesar 83% anak yang mampu dan 17% anak yang belum mampu dan telah mencapai indikator keberhasilan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media balok cuisenaire dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 pada anak usia 4-5 tahun di TK At-Toyyibah, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya.
Developing Interactive Storytelling Model to Facilitate Young Learners’ Speaking Skills Nurzaman, Istikhoroh; Gandana, Gilar; Wahidah, Annisa Shofaril
International Conference on Elementary Education Vol. 2 No. 1 (2020): Proceedings The 2nd International Conference on Elementary Education
Publisher : Elementary Education Study Program School of Postgraduate Studies Universitas Pendidikan Indonesia in collaboration with UPI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.966 KB)

Abstract

Story-telling is a method that teachers can use in learning activities to facilitate young learners‟ development, especially their language development. Through story-telling, students are given opportunities to ask questions and provide responses in simple yet effective sentences. As Istikhoroh, Gilar, and Tri (2018) found, interactive story-telling program has positive effects on speaking skills improvement of 5- to 6-year-old learners. However, teachers‟ ability to perform story-telling activities still depends on fairy-tales or story books and hand puppets provided by the school. In other words, the instruction process tends to be conventional. Meanwhile, in this digital age, there are various technology-based facilities available, such as android application, which can be used in learning process to create an interactive learning atmosphere. Thus, the researcher conducted a further study to develop an android-based interactive story-telling model. The study aimed to describe the basic requirements of an android-based interactive story-telling model, the field test process of the model, and the reflection on the android-based interactive story-telling model. This study employed Reeves‟ Design Based Research (DBR) method. Data was gathered through interviews, field observation, audio and visual recording, and expert judgement techniques. The research instrument was internally validated by experts in early-childhood education and experts in language/linguistics. It also underwent an external validation through field testing in TK Perwari I, Tasikmalaya City; conducted in two separate time. In general, android-based interactive story-telling model is suitable for learning. The reflection on the development of this product yielded an android application-based interactive story-telling model to improve speaking skills in young learners
ANALISIS KETERAMPILAN INTRAPERSONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NEGERI PEMBINA KOTA TASIKMALAYA Maitsa Munifah; Elan Elan; Taopik Rahman; Gilar Gandana
Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 1 No. 1 (2019): JPDK
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.37 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v1i1.364

Abstract

Penelitian ini didasari pentingnya keterampilan intrapersonal anak usia 5-6 tahun sebagai salah satu indikator kesuksesan individu. keterampilan intrapersonal merupakan kemampuan individu dalam memamahmi dirinya sendiri dengan kata lain anak mampu mempercayai diri sendiri, mengetahui kelebihan dan kelemahan diri sendiri, menyadari emosi yang dirasakan, serta proaktif atau bertanggung jawab terhadap pengetahuan, perasaan serta tindakannya. Ketika dilapangan peneliti menemukan deteksi keterampilan intrapersonal namun belum berlandaskan pada teori yang ideal . Dengan demikian peneliti mengambil fokus kajian pada keterampilan Intrapersonal anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur, menganalisis, serta mendeskripsikan keterampilan intrapersonal anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kota Tasikmalaya. Menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi terstruktur dan catatan lapangan yang terintegrasi dalam observasi terstruktur. Temuan dalam penelitian ini bahwa keterampilan intrapersonal anak usia 5-6 tahun berada pada kategori berkembang sesuai harapan (BSH). Keterampilan intrapersonal anak usia 5-6 tahun pada aspek percaya diri berada pada kategori berkembang sesuai harapan mendapat 62 Persen. Kemudian pada aspek penilaian diri berada pada kategori berkembang sesuai harapan dan mendapat 67 persen. Selanjutnya pada aspek kesadaran emosi anak usia 5-6 tahun berada pada kategori berkembang sesuai harapan dengan persentase 55 persen. pada aspek proaktif atau bertanggung jawab anak usia 5-6 tahun berada dalam kategori berkembang sesuai harapan dan persentase mendapat 60 persen. Dengan demikian persentase keterampilan intrapersonal anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina sebanyak 61 persen hal tersebut termasuk dalam kriteria berkembang sesuai harapan
ANALISIS KETERAMPILAN INTERPERSONAL ANAK USIA 4-5 TAHUN DI SENTRA BERMAIN PERAN RA BAITURRAHMAN Gina Nurdiani; Sumardi Sumardi; Yasbiati Yasbiati; Gilar Gandana
Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 2 No. 1 (2020): JPDK
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.527 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v2i1.534

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi adanya permasalahan mengenai keterampilan interpersonal anak. Keterampilan interpersonal merupakan suatu kemampuan seseorang dalam berhubungan antar perseorangan dimana anak mampu menggali/menerima informasi, mampu merespon informasi dan mampu membangun hubungan yang harmonis. Namun dilapangan masih ada beberapa anak yang belum optimal dalam menggali/menerima informasi, merespon dan membangun hubungan sosial. Oleh karena itu peneliti mengambil fokus kajian pada keterampilan interpersonal anak usia 4-5 tahun. Penelitian ini dilakukan di Sentra Bermain Peran RA Baiturrahman dengan tujuan untuk mengukur, menganalisis, dan mendeskripsikan keterampilan interpersonal anak usia 4-5 tahun di Sentra Bermain Peran RA Baiturrahman menggunakan penelitian deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 anak. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Hasil temuan penelitian ini dinyatakan bahwa 1) keterampilan interpersonal anak usia 4-5 tahun di sentra bermain peran RA Baiturrahman berada pada kategori Berkembang Sangat Baik dengan persentase 80% dari keseluruhan anak; 2) keterampilan interpersonal anak usia 4-5 tahun di sentra bermain peran RA Baiturrahman pada aspek kemampuan menggali/menerima informasi berada pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH); 3) keterampilan interpersonal anak usia 4-5 tahun di sentra bermain peran RA Baiturrahman pada aspek kemampuan merespon informasi berada pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB); 4 keterampilan interpersonal anak usia 4-5 tahun di sentra bermain peran RA Baiturrahman berada pada aspek kemampuan membangun hubungan yang harmonis berada pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB). Temuan tersebut dibuktikan dari hasil analisis data yang telah diolah dari data-data yang didapat selama lima pertemuan penelitian.
PROFILE OF CREATIVE EARLY CHILDHOOD EDUCATION AND DEVELOPMENT (ECED) TEACHERS OF THE 21 CENTURY Gilar Gandana; Dadan Nugraha; Rifki Ahmad Fauzi
Journal of Early Childhood Education (JECE) JECE (Journal of Early Childhood Education) | Vol. 3 No. 2 December 2021
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jece.v3i2.20283

Abstract

This study aims to examine the profile of creative teachers in the 2I century to provide an overview of best practices. This research uses a qualitative approach (case study) with interviews and observations as data collection techniques and thematic analysis as analysis techniques. Researchers conducted research on 3 ECED teachers who already had a good track record in teaching as participants in Tasikmalaya Regency. This study shows the synchronization of interview and observation data related to the characteristics of ideal creative teachers in the 2I century. It showed the attitude of teachers who could carry out a good internalization process, understand children's characteristics, are sensitive to children's conditions, are cheerful, humorous, fun, open, knowledgeable, flexible, good at communicating, and innovative in the practice of teaching children. The findings of this study show the characteristics of teachers who can evaluate themselves to continue to make improvements in the teaching process accompanied by coaching and building a supportive work environment.
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL “KAULINAN BARUDAK” DI TAMAN KANAK-KANAK Gilar Gandana
JURNAL PEDAGOGIK PENDIDIKAN DASAR Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.997 KB) | DOI: 10.17509/jppd.v4i1.21295

Abstract

Increase Emotional Intelligence in Early Childhood throughTraditional Games "Kaulinan Barudak" in kindergarten. Emotionalintelligence is a determinant of individual success. Yet, individual emotionalintelligence is now fading. The assumption is believed to be a decline in thevalue of education. Early childhood as the basis for the development ofindividual potential. So, the urgency of action needs to be special. This study focused on improving emotional intelligence early childhood throughtraditional games “kaulinan barudak”. This study conducted in StateKindergarten Pembina Tasikmalaya City and Kindergarten Nurul ‘IlmiTasikmalaya City through a quasi-experimental design. Results of this study, there is a significant difference between the increase in emotional intelligence children aged 5-6 years in state kindergarten Pembina Tasikmalaya City with increase in emotional intelligence children aged 5-6 years in Kindergarten Nurul ‘Ilmi Tasikmalaya City with a confidence level of 95%. Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Usia Dini melaluiPermainan Tradisional “Kaulinan Barudak” di Taman Kanak-kanak.Kecerdasan emosional merupakan penentu kesuksesan individu. Namun,kecerdasan emosional individu saat ini semakin memudar. AUD merupakanlandasan perkembangan potensi dan kecerdasan individu. Sehingga, urgensi tersebut perlu dilakukan tindakan khusus. Fokus penelitian ini meningkatkan kecerdasan emosional anak usia dini melalui permainan tradisional “kaulinan barudak”. Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina dan TK Nurul ‘Ilmi Kota Tasikmalaya melalui desain eksperimen quasi. Hasil penelitian, terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kota Tasikmalaya dengan peningkatan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun di TK Nurul ‘Ilmi Kota Tasikmalaya dengan taraf kepercayaan 95%.
Co-Authors Ade Rokhayati, Ade Aini Loita Aisyahni, Nur Laela Annisa Shofaril Wahidah Annisa, Maulida Nur Asah Siti KF Asri Ashari Astagini, Virda Anggi Aviva Ayuningtias Bela Nur Oktavia Chusna Arifah Dadan Nugraha Dadan Nugraha Damayanti , Maharani Delia Nurlina Dewinta Tri Suciawati Diani Rizki Ramdani Dindin Abdul Muiz Lidinillah DWI ALIA, DWI Elan Elan Elan, Elan Empat Patimah Farah, Siti Sobariah Miftahul Fauzi, Rifki Ahmad Fauziah Syarifatul Huriyah Fauziyah Syarifatul Huriyah Firdaus, Nadya Azzahra Salsabila Gina Nurdiani Ginayanti, Daniati Hashipah, Hani Hera Ratna Sari Hidayah, Fina Nur Huriyah, Fauziah Syarifatul Huriyah, Fauziyah Syarifatul Khayyirah, Ghina Khansa Kholby Abqorisa Kholby Abqorisa Laelasari, Heni Leni Puspita Dewi Loita, Aini Maitsa Munifah Mulya, Bintang Mutiara Mulyana, Edi Hendri Muslim, Muhammad Zamzam Nurul Mutiara, Wida Nadya Vegaputri Handiani Nadya Noeraisyiah, Syanie Nugraha, Aziz Ayi Nur, Lutfi Nuraly Masum Aprily Nurpatimah, Aam Nursarofah, Nisna Nurussakinah, Thiana Nurzaman, Istikhoroh Palentin, Fitria Pidi Mohamad Setiadi Pranata, Oyon Haki Pratiwi, Srie Maya Purwati Purwati Rahman , Taopik Rahmat, Mohd Khairezan Ramandhini, Rifdah Fauziah Regina, Silvia Respati, Resa Reva Fauzia Haristawati Rifki Ahmad Fauzi Rifki Ahmad Fauzi Rifqi Ilhamul Fauzi, Muhamad Risa Arosyidah Risa Arosyidah Rismyanti, Sri Ayu Rizqi, Anggi Maulana Rosarina Giyartini Rosi Rosmeilani Saputri, Ririn Oktavini Sianturi, Risbo Sianturi, Risbon Sima Mulyadi, Sima Siti Aminah Adawiah Sumardi . Sumardi, Sumardi Taopik Rahman Teny Nur Islami Wahidah, Annisa Shofaril Yasbiati Yasbiati Yulia Danti, Tannie Yulia