cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Lingkungan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 18298907     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 3 (2019): November 2019" : 15 Documents clear
Contingent Valuation of Lake Rawapening as a Source of Drinking Water Evi Irawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.242 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.492-499

Abstract

The aim of this study is to estimate willingness to pay (WTP) of water consumers, by applying the contingent valuation method as a surcharge on their water bill, for a given improvement of the ecosystem of Lake Rawapening for ensuring the sustainability of freshwater supply in term quantity and quality as demanded by public water utility. The survey was conducted in Semarang regency involving 116 respondents in three villages that received clean water services from Lake Rawapening. The mean of WTP was estimated to be 6,055.54 rupiahs (0.433 US$) per month for each household, approximately equivalent to 9.26% of the average monthly water bill of households. The results revealed that younger educated respondents, households with higher income and with fewer members were, on average, were willing to pay more. This study also demonstrated that households’ ownership of shallow water wells was a hindering factor for contributing to improving lake’s ecosystem. The results of this study can assist decision‐makers to understand the public demand for improved the ecosystem of Lake Rawapening and to formulate better environmental policies.
Estimasi Tingkat Keasaman Air Hujan (pH) Akibat Absorpsi Gas NO2 dan SO2 Agusta Kurniawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.826 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.399-407

Abstract

Telah dilakukan perkiraan tingkat keasaman (pH) air hujan akibat pengaruh absorpsi gas-gas (NO2 dan SO2). Hukum Henry digunakan untuk menghitung besarnya gas yang terlarut dalam air hujan. Nilai korelasi pearson digunakan untuk membandingkan nilai estimasi tingkat keasaman (perhitungan) dibandingkan dengan nilai observasi (pengukuran). Hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat keasaman (pH) air hujan akibat pengaruh absorpsi gas NO2 dan SO2 tidak sesuai untuk memperkirakan tingkat keasaman (pH) air hujan pengukuran, dibuktikan hanya bulan Juli 2011 dari 24 bulan waktu perbandingan, R [SO2]=0.85 dan R [SO2+NO2]=-0.85, dimana nilai korelasi Pearson tinggi.
Studi Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat di Kota Denpasar Muhammad Sonny Abfertiawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.26 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.443-451

Abstract

Pengelolaan air limbah domestik di Indonesia masih dihadapkan dengan cukup banyak tantangan teknis maupun non-teknis. Beberapa data menunjukkan masih terdapat 10,41% penduduk Indonesia yang memiliki perilaku buang air besar sembarangan dan 32,1% penduduk belum memiliki pengelolaan sanitasi yang layak. Sebagai negara yang memiliki populasi 260 juta jiwa, terbesar keempat di dunia, dan luas mencapai 2 juta km2, Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pengelolaan air limbah domestik yang efektif dan efisien. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang menyeimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Denpasar, sebagai salah satu kota besar pariwisata di Indonesia, memiliki kepentingan terhadap upaya peningkatan pengelolaan air limbah domestik agar tidak memberikan dampak negatif terhadap industri pariwisata. Hasil studi menujukkan bahwa pengelolaan air limbah domestik di Kota Denpasar masih didominasi dengan sistem setempat yakni sebesar 96,8% dari total populasi. Sebesar 3% dari populasi telah dilayani oleh sistem jaringan perpipaan terpusat dan 0,2% populasi masih memiliki perilaku buang air besar sembarangan. Sistem setempat dipandang masih menjadi solusi terbaik dalam pengelolaan air limbah domestik di kota-kota Indonesia. Namun, sistem ini dinilai masih memiliki cukup banyak permasalahan terkait dengan institusi pengelolaan, finansial, infrastruktur pengolahan setempat, dan kebijakan atau regulasi. Oleh karena itu, Kota Denpasar memiliki tantangan yang besar untuk memastikan sistem pengelolaan air limbah domestik dapat berjalan dengan baik. Makalah ini mendeskripsikan kondisi eksisting sistem pengelolaan air limbah domestik setempat di Kota Denpasar yang meliputi sub-sistem pengolahan setempat, sub-sistem pengangkutan lumpur tinja, dan sub-sistem pengolahan lumpur tinja. Penelitian ini dilakukan untuk menjadi dasar dalam pengembangan model pengelolaan air limbah domestik setempat di Kota Denpasar.   
Kajian Daur Hidup (Life Cycle Assessment) dalam Produksi Pupuk Urea: Studi Kasus PT Pupuk Kujang Joni Safaat Adiansyah; Nailawati Prastiya Ningrum; Dyan Pratiwi; Hadiyanto Hadiyanto
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.433 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.522-527

Abstract

Pupuk urea adalah merupakan salah satu jenis pupuk yang paling banyak digunakan oleh petani di Indonesia. Total penggunaan pupuk urea selama tahun 2018 yang tercatat pada Kementerian Perindustrian Indonesia adalah sejumlah 6,27 Juta ton atau mengalami peningkatan 5% dari tahun sebelumnya. Salah satu pabrik yang menghasilkan pupuk urea adalah PT Pupuk Kujang di Cikampek Jawa Barat. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi dampak lingkungan potensial yang dihasilkan dari produksi 50 Kg pupuk urea. Metode yang digunakan dalam kajian dampak daur hidup (Life Cycle Impact Assessment) adalah CML-IA dengan 11(sebelas) parameter yaitu abiotic depletion dan abiotic depletion (fossil fuel), global warming (GWP100), ozone layer depletion, human toxicity, fresh water dan marine aquatic ecotoxicity, terrestrial ecotoxicity, photochemical oxidation, acidification, dan eutrophication,  Adapun batasan sistem menggunakancradle to grave yang memperhitungakn bahan dasar, proses produksi, transportasi dan pengelolaan limbah (karung bekas pupuk). Dari hasil analisa didapatkan bahwa proses produksi memberikan kontribusi dampak paling besar dibandingkan dengan pengelolaan limbah sisa karung (landfill). Proses produksi memberikan kontribusi terhadap dampak potensial lingkungan pada kisaran 99,14 – 100 persen dari total dampak yang di hasilkan. Sebagai tambahan bahwa dampak yang ditimbulkan pada proses di pabrik ammonia akan memberikan kontribusi lebih besar pada kisaran 22-37 persen lebih besar dibandingkan dengan proses di pabrik urea.Dari hasil analisa dengan memanfaatkan grafik jaringan (networking graph) pada program SimaPro juga menunjukkan bahwa environmental hotspotsdari daur hidup pupuk urea disebabkan oleh penggunaan gas alam, katalis molybdenum, penggunaan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), penggunaan polypropylene dalam material karung, dan transportasi. Dengan mempertimbangan environmental hotspot maka tindakan perbaikan berkelanjutan perlu dilakukan baik berupa  audit energi maupun pengelolaan penggunaan katalis.
Review: Mekanisme Akumulasi Logam Berat di Ekosistem Pascatambang Timah Andri Kurniawan; Diah Mustikasari
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.213 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.408-415

Abstract

Tin exploration and exploitation activities have resulted in damage and changes in ecosystems such as forest damage, changes in soil structure, degradation of soil and water quality, and potential contamination of heavy metals. The changes in macroecosystems also have direct implications for changes in microecosystems. One form of environmental change and ecological impact that is the main concern after tin mining is the presence of heavy metals. Heavy metal accumulation can affect the physical and chemical structure in an ecosystem such as acidity (pH) and high threshold value of heavy metal residues. Extreme physical and chemical conditions, including the presence of heavy metals, affect the biological ability of macro and microorganisms to be able to survive in the environment. This article review aimed to describe the potential contamination of heavy metals such as As, Cr, Cu, Pb, Zn, Fe, and Sn found in post-tin mining locations, heavy metal toxicity, the mechanism of heavy metal accumulation in an organism, and the handling of contamination through physicochemical mechanisms and biology. The results of this review indicated the potential contamination of metal elements found in tin mining locations. These metals can be accumulated directly or indirectly through the food chain, from producers, the lowest consumers, to the highest consumers. Various efforts can be made to deal with metal contamination including (a) physical and chemical (physicochemical) methods such as anion precipitation, electro-winning, electro-coagulation, cementation, reverse osmosis, and electro-dialysis and (b) biological methods such as bioremediation by plants (phytoremediation), fungi (mycoremediation), and bacteria (bacteria bioremediation). The review presented in this paper is expected to be important information in the effort to manage post-mining ecosystems for sustainable and sustainable use and development of the environment.
Analisis Neraca Air Permukaan DAS Ciliman Isvan Taufik
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1031.951 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.452-464

Abstract

Water balance is an estimate of the availability and needs of water in a watershed area. The water balance is very important considering the human need for water resources is a major requirement. The purpose of this study includes; (1) Analyzing the distribution of the influence of rainfall observation stations in each of the Ciliman sub-watersheds, (2) Analyzing the mainstay discharge in each Ciliman sub-watershed, and (3) Analyzing the potential availability of raw water in the Ciliman watershed. The types of data used in this study are secondary data including: (1) monthly rainfall data from 4 rainfall observation stations included in the Ciliman watershed, (2) climatological data from BMKG Taktakan Serang Station in 1998-2015, (3) Map of Watershed Ciliman and (4) Population data. Data analysis methods used include; regional rainfall analysis, analysis of water availability (evapotranspiration analysis, Mock model analysis), and analysis of water requirements. The results of the analysis showed that the highest rainfall occurred in January, and the lowest rainfall occurred in August. Overall, the water available in the Ciliman watershed is sufficient with the peak occurring at the beginning and end of the year. Water availability is estimated based on surface water discharge, where peak discharge occurs in January and minimum discharge occurs in August. The water balance in general in the Ciliman watershed is quite high with the highest water debit of 61.75 m3/s occurring in March and the lowest (minimum) discharge around 5.26 m3/s in August. The total water requirement for the Ciliman watershed area is 38.86 m3/s, consisti of; Water demand for irrigation is the highest water requirement reaching 37.96 m3 s with a total irrigated area reaching 5,423 hectares. Domestic water needs are 0.48 m3/s with a total population of 314,524 people served. Water requirements for industry are 0.000040 m3/s or relatively relatively small. While the water demand for the Tanjung Lesung Special Economic Zone is 0.42442 m3/s.
Peningkatan Produksi Mocaf dengan Rancang Bangun Alat Pemotong Widayat Widayat; H Hadiyanto; Hantoro Satriadi; Meiny Suzery; Irawan Arif Budianto
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.075 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.515-521

Abstract

Singkong merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu, singkong atau kasape. Singkong dapat diubah menjadi tape, alkohol, MOCAF (Modified Cassava Flour) dan juga diambil tepung tapiokanya. MOCAF adalah tepung singkong yang telah mengalami proses modifikasi baik fisika, kimia atau biologi. PT Mocaf Solusindo merupakan produsen MOCAF dan berdomisili di Sukoharjo. Dalam perkembangan telah melakukan pemberdayaan masyarakat Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar untuk mengolah singkong menjadi produk MOCAF. Penelitian ini berhasil melakukan suatu rancang bangun alat pemotong singkong bermesin. Alat pemotong terdiri dari pisau pemotong yang dihubungkan oleh tuas dan digerakkan leh motor penggerak. Alat ini dapat meningkatkan kapasitas pemotongan yang semula hanya 50-56 kg per jam menjadi 250 kg/jam. Dengan demikian dapat meningkatkan 0mzet dari PT. Mocaf Solusindo dari Rp. 21.000.000, menjadi Rp.35.000.000,- per bulan.
Analisis Inkonsistensi Penggunaan Lahan di Kawasan Lindung DAS Cisadane Ianah Ianah
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.511 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.416-424

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian pemanfaatan kawasan lindung dengan rencana pola ruang dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk selanjutanya dapat merumuskan arahan pengen­dalian pemanfaatan ruang di kawasan lindung DAS Cisadane Kabupaten Bogor. Analisis spasial digunakan untuk mendapatkan informasi tentang penggunaan lahan, kepemilikan lahan, izin lokasi, dan evaluasi penggunaan lahan terhadap rencana pola ruang. Metode kualitatif melalui wawancara untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi inkonsistensi penggunaan lahan terhadap rencana pola ruang melalui tumpang susun peta RTRW 2016-2036 dengan tutupan lahan 2016. Perumusan arahan pengendalian pemanfaatan ruang diperoleh dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaksesuaian pemanfaatan lahan sebesar 22.7%, luas kawasan hutan yang tutupan hutan 25.35%. Faktorfaktor yang menyebabkan inkonsistensi karena ketidakpahaman masyarakat tentang rencana pola ruang kawasan lindung terutama yang bukan kawasan hutan, penegakan hukum yang lemah bagi pelanggaran ruang, kurangnya koordinasi dan transparansi dalam proses perizinan, kebutuhan lahan masyarakat sekitar hutan, Perubahan budaya bertani yang menurun dan fasilitas pertanian yang kurang men­dukung dan berpindahnya kepemilikan lahan. Oleh karena itu diperlukan instrument pengendalian melalui Trans­paransi, koordinasi dan integrasi dalam hal perizinan, RDTR perlu segera diselesaikan,  pemberian insentif dan disinsentif, dan sanksi, menumbuhkan aksi bersama dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Daya Dukung dan Kesesuaian Lahan Ekowisata Mangrove Tongke-Tongke Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan Wahdaniar Wahdaniar
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.507 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.481-485

Abstract

Perairan pesisir Kabupaten Sinjai memiliki ekosistem wilayah pesisir yang masih relatif baik dengan luas masing-masing yaitu mangrove 720 ha, padang lamun 860 ha, terumbu karang 6.700 ha . Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem wilayah pesisir yang mempunyai manfaat ganda yang meliputi: ekologi, ekonomi, sosial budaya dan jasa-jasa lingkungan, sehingga perlu upaya konservasi untuk menyelamatkan sistem rantai kehidupan organisme pesisir, upaya mencapai harus memperhatikan aspek kesesuaian dan daya dukung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian dan menghitung daya dukung kawasan ekowisata mangrove. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober - Desember 2018 dengan pengumpulan data primer melalui observasi lapangan dan data sekunder melalui studi pustaka. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan analisis Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) dan Daya Dukung Kawasan (DDK). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kawasan mangrove Tongke-tongke termasuk dalam kategori sesuai (S2) untuk dikembangkan sebagai ekowisata mangrove dengan nilai Indeks Kesesuaian sebesar 74,36 % dan Daya Dukung Kawasan (DDK) hutan mangrove Tongke-tongke untuk wisata menunjukkan bahwa jumlah maksimal pengunjung yang dapat ditampung pada hutan mangrove Tongke-tongke sebanyak 485 orang, dengan waktu operasional kawasan wisata selama 8 jam kerja per hari.  
Penilaian Komunitas dan Keterkaitan Lingkungan Terhadap Mangrove di Pesisir Desa Minaluli, Kecamatan Mangoli Utara, Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara Nebuchadnezzar Akbar
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 3 (2019): November 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.799 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.3.507-514

Abstract

Ekosistem mangrove terdistribusi secara luas di wilayah pesisir desa Minaluli, Kecamatan Mangoli Utara. Ekosistem ini dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan penangkapan ikan, kepiting, udang dan gastropoda. Informasi tentang status dan kondisi lingkungan mangrove di wilayah ini belum tersedia. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi komunitas dan keterkaitan parameter lingkungan terhadap mangrove. Penelitian dilaksanakan pada Juli 2018 di desa Minaluli, Kecamatan Mangoli Utara. Pengambilan data dilakukan pada empat stasiun menggunakan metode transect quadrant dan spot check. Analisis data mangrove meliputi kerapatan jenis, frekuensi jenis, tutupan, nilai penting jenis dan keanekaragaman jenis. Keterkaitan antara variabel lingkungan seperti substart, suhu, salinitas, pH air dan pH tanah dengan mangrove di menggunakan Analisis Komponen Utama (Principle Components Analysis). Hasil penelitian ditemukan tujuh jenis dari tiga famili mangrove. Ketebalan ekosistem mangrove di pesisir Desa Minaluli berdasarkan pengamatan adalah 80 meter (Stasiun I), 110 meter (Stasiun II), 60 meter (Stasiun III) dan 50 meter (Stasiun IV). Nilai kerapatan mangrove tertinggi (Stasiun I), frekuensi tertinggi (Stasiun I), tutupan tertinggi (StasiunI), Nilai penting keseluruhan stasiun 300 dan keanekaragaman tertinggi (Stasiun II). Keanekaragaman jenis masuk dalam kategori sedang. Karakteristik lingkungan mangrove memperlihatkan adanya keterkaitan antara variabel.Kata kunci : Analisis komponen utama, desa Minaluli, mangrove, lingkungan, tutupanlingkungan,

Page 1 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2019 2019