cover
Contact Name
Khoirul Muslimin
Contact Email
muslimin@unisnu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.annida@unisnu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. jepara,
Jawa tengah
INDONESIA
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam
ISSN : 20853521     EISSN : 25489054     DOI : -
Core Subject : Education,
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam is a journal published by the faculty of da'wah and communication at Unisnu Jepara, aimed at creating and expanding innovations in the concepts, theories, paradigms, perspectives and methodologies of da'wah and communication, by publishing the results of research and other scientific papers, including the results of adaptations and books. -review related to Islamic da'wah and communication.
Arjuna Subject : -
Articles 140 Documents
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN SENGKETA PILPRES TAHUN 2019 PADA SURAT KABAR JAWA POS Muhammad Lukman Ihsanuddin
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.142 KB) | DOI: 10.34001/an.v12i1.1209

Abstract

This research was conducted in order to find out the objectivity of the media in delivering news of the 2019 presidential election dispute in the Republic of Indonesia. The research method used is qualitative using Robert N. Entman's framing approach. Sources of data in this study are primary data, data obtained from the Java post coverage from the 18 June to 28 June 2019 edition, and secondary data in the form of writing about Java post and books relating to Robert N. Entman's framing analysis. The results of his research are 1) The reporting written by journalists uses two depictions of moral values, namely positive values and negative values. Positive values are often raised to describe the actions of the Constitutional Court, KPU and candidate pair 01 JokowiMa'ruf Amin, while negative values are often raised against the depictions of the candidate pair 02 Prabowo-Sandi. Almost all news texts written by journalists describe the weak position of candidate pair 02 due to the weakness of the arguments submitted and the evidence and witnesses provided cannot be accounted for, even it is reported that candidate pair 02 has also submitted witnesses who provided false statements. The second aspect is regarding the position of Jawa Pos in reporting disputes over the results of the 2019 presidential election. Journalists in Jawa Pos felt less balanced in reporting the conflict. This can be seen from the emphasis which is indirectly more favorable for the position of candidate pair Jokowi-Ma'ruf Amin compared with candidate pair 02 Prabowo-Sandi. Almost all news taken as objects of study in this study tend to prioritize Jokowi-Ma'ruf Amin and marginalize Prabowo-Sandi's position.Candidate 01Jokowi-Ma'ruf Amin is depicted as a disadvantaged party by submitting the dispute of the 2019 presidential election results to the constitutional line while pair 02 of Prabowo-Sandi is described as a guilty party and does not have a strong basis to prove his allegations regarding fraud committed by the paslon 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. 2) the reporting of postal Javanese journalists in reporting the 2019 Presidential Election Dispute conflict, lacking balance in presenting information, tended to support the candidate pair 1 Jokowi-Ma'ruf Amin. Keywords: Framing, 2019 Presidential Election Dispute, Newspaper, Jawa Pos Penelitian ini dilakukan dalama rangka ingin mengetahui objektifitas media dalam menyampaikan berita sengketa pilpres tahun 2019 di Republik Indonesia. Dalam penelitian ini mengungakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan framing Robert. N. Entman. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer, data yang didapatkan dari pemberitaan Jawa pos dari edisi 18 Juni sampai 28 Juni 2019,dan data sekunder berupatulisan mengenai Jawa pos serta buku-buku yang berkaitan dengan analisisframing Robert. N. Entman. Hasil penelitiannya yaitu 1) Pemberitaan yang ditulis wartawan menggunakan dua penggambaran nilai moral, yaitu nilai positif dan nilai negatif. Nilai positif sering dimunculkan terhadap penggambaran tindakan MK, KPU dan paslon 01 Jokowi-Ma’ruf Amin, sedangkan nilai negatif sering dimunculkan terhadap penggambaran tindakan paslon 02 Prabowo-Sandi. Hampir seluruh teks berita yang wartawan tulis mengambarkan lemahnya posisi paslon 02 karena tidak kuatnya dalil-dalil yang diajukan serta bukti-bukti dan saksi yang diberikan tidak dapat dipertanggungjawabkan, bahkan diberitakan bahwa paslon 02 juga telah mengajukan saksi yang memberikan keterangan palsu. Aspek kedua adalah mengenai posisi Jawa Pos dalam memberitakan sengketa hasil pilpres 2019.Wartawan Jawa Pos dirasa kurang berimbang dalam memberitakan konflik tersebut. Hal ini dapat dilihat dari penekanan yang secara tidak langsung lebih menguntungkan posisi paslon 01 Jokowi-Ma’ruf Amin dibanding dengan paslon 02 Prabowo-Sandi. Hampir seluruh berita yang diambil sebagai objek kajian dalam penelitian ini cenderung mengutamakan pihak Jokowi-Ma’ruf Amin dan memarjinalkan posisi Prabowo-Sandi. Paslon 01 Jokowi-Ma’ruf Amin digambarkan sebagai pihak yang dirugikan dengan adanya pengajuan sengketa hasil pilpres 2019 ke jalur konstitusi sedangkan paslon 02 Prabowo-Sandi digambarkan sebagai pihak yang bersalah dan tidak memiliki dasar yang kuat untuk membuktikan tuduhannya mengenai kecurangan yang telah dilakukan oleh paslon 01 Jokowi-Ma’ruf Amin. 2) pemberitaan wartawan Jawa pos dalam memberitakan konflik Sengketa Pilpres Tahun 2019, kurang berimbang dalam menyuguhkan informasi, cenderung mendukung pada paslon 1 Jokowi-Ma’ruf Amin. Kata Kunci: Framing, Sengketa Pilpres 2019, Surat Kabar, Jawa Pos
PENGELOLAAN PEMERINTAHAN DESA MELALUI PENDEKATAN SOSIOKULTURAL PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Agus Rianto; Eka Wildanu; Dikhorir Afnan
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.368 KB) | DOI: 10.34001/an.v12i1.1210

Abstract

Socio-cultural involvement is needed to realize independent and transparent village development. Village autonomy should be an opportunity for village officials to detect the resources they have, and be sensitive to existing problems. The methodology used in this study is descriptive qualitative based on the essence of the data to be collected and analyzed, as well as theoretical considerations and views on science. The results and discussion of this research are independence, community participation, relationships, and a sense of fairness are often associated with the concept of empowerment in the discourse of community development. Among these concepts, community participation is at the forefront of generating independence and the empowerment process itself. The conclusion of this research is that discipline is the most important function of human resource management and the key to the realization of goals, because without good discipline it is difficult to realize maximum goals. Keywords: Village Government, Community Empowerment, Socio cultural Dibutuhkan keterlibatan sosiokultural untuk mewujudkan pembangunan desa yang mandiri dan transparan. Otonomi desa seharusnya menjadi peluang bagi aparatur desa untuk mendeteksi sumberdaya yang dimiliki, serta peka terhadap problematika yang ada. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang mendasarkan pada esensi data yang akan dikumpulkan dan dianalisis, serta pertimbangan teoretis dan pandangan terhadap ilmu. Hasil dan pembahasan dari penelitian ini adalah kemandirian, peran serta masyarakat, relasi, dan rasa adil seringkali dihubungkan dengan konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat. Di antara konsep ini, peran serta masyarakat berada pada ujung tombak pembangkitan kemandirian dan proses pemberdayaan itu sendiri. Adapun kesimpulan penelitian ini yaitu bahwa kedisiplinan merupakan fungsi pengelolaan sumber daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kata Kunci: Pemerintah Desa, Pemberdayaan Masyarakat, Sosiokultural
PERSEPSI TATO PADA CHANNEL YOUTUBE PODCAST DEDDY CORBUZIER BERSAMA HENDRIC SHINIGAMI TAYANGAN JANUARI 2020 Muhammad Misbahul Huda
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.771 KB) | DOI: 10.34001/an.v12i1.1211

Abstract

The focus of this research is on someone's perception of tattoos. The perception was taken on Deddy Corbuzier's youtube podcast channel "Raja Tattoo I Invite Debate". This type of research uses research library research with Roland Barthes semiotic analysis, namely denotation, connotation, and myth. The technique of organizing data uses the documentation method. Hendric Shinigami, Deddy Corbuzier, and citizens or netizens in an effort to change the perception of the wider community in seeing tattoos. The results of his research are 1) Semiotics Roland Barthes discovered the meaning of denotation, connotation, and myth. The meaning of denotation: a tattoo is a picture (painting) on a person's body. Meaning of connotation: tattoos are identical to people who are branded, jerks, drug users, and other negative sides. While the myth: tattoos and negative images no one expected. 2) Hendric Shinigami, Deddy Corbuzier, and citizens or netizens are aligned in an effort to change the perception of the general public regarding tattoos that are not always negative. Keywords : Perception, Tattoo, Semiotics Analysis, Roland Barthes Fokus penelitian ini pada persepsi seseorang tentang tato. Perpsepsi tersebut diambil pada channel podcast youtube Deddy Corbuzier versi “Raja Tattoo Gue Ajak Debat”. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian library research dengan analisis semiotika Roland Barthes, yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi tato menurut Hendric Shinigami, Deddy Corbuzier, dan warganet atau netizen dalam upaya mengubah persepsi masyarakat luas dalam melihat tato. Hasil penelitiannya yaitu 1) Semiotika Roland Barthes menemukan makna denotasi, makna konotasi, dan mitos. Makna denotasi: tato adalah gambar (lukisan) pada tubuh seseorang. Makna konotasi: tato identik dengan orang yang brandal, brengsek, pengguna narkoba, dan sisi negatif lainnya. Sedangkan mitos: tato dan image negatif tidak ada hubungannya. 2) Hendric Shinigami, Deddy Corbuzier, dan warganet atau netizen selaras dalam upaya untuk mengubah persepsi masyarakat luas terkait tato yang tidak selalu dipandang negatif. Kata Kunci: Persepsi, Tato, Analisis Semiotika, Roland Barthes
ANALISIS METODE DAKWAH DALAM FILM AYAT-AYAT CINTA 2 Abdul Wahab; Nurul 'Ainin Nafi'ah
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.95 KB) | DOI: 10.34001/an.v12i1.1212

Abstract

Ayat-Ayat Cinta 2 the movie is a continuation of the previous film, Ayat-Ayat Cinta. This religious genre film is an adaptation of a novel by Habiburrahman El Shirazy with the same title. This research was conducted to examine the Analysis of Da'wah Method conducted by Fahri in Ayat-Ayat Cinta 2 the movie. This study uses a type of qualitative research with Roland Barthes's semiotic analysis method that examines the meaning of denotation, connotation and myth. The data collection technique used is documentation by analyzing scenes and dialogs on film scene footage. From the results of this study, it was found that the method of da'wah in Ayat-Ayat Cinta 2 the movie is the method of bil hikmah, bil mauidzah hasanah, mujadalah and exemplary (demonstration). The dominant method of da'wah is the da'wah method of wisdom and example (demonstration). Keywords : Method of Da'wah, Movie, Roland Barthes's Semiotic Film Ayat-ayat Cinta 2 merupakan kelanjutan dari film sebelumnya, Ayat-ayat Cinta. Film yang bergenre religi ini merupakan film adaptasi dari novel karya Habiburrahman El Shirazy dengan judul yang sama. Penelitian ini dilakukan untuk menelaah tentang Analisis Metode Dakwah yang dilakukan oleh Fahri dalam Film Ayat-Ayat Cinta 2. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode analisis semiotik Roland Barthes yang mengkaji makna denotasi, konotasi dan mitos. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dengan cara menganalisa adegan dan dialog pada cuplikan scene film. Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa metode dakwah dalam film Ayat-ayat Cinta 2 yaitu metode bil hikmah, bil mauidzah hasanah, mujadalah dan keteladanan (demonstrasion). Adapun metode dakwah yang dominan adalah metode dakwah bil hikmah dan keteladanan (demonstrasion). Kata Kunci : Metode Dakwah, Film, Semiotik Roland Barthes
DAKWAH DENGAN KENTHONGAN WONG BANYUMASAN Imam Munawar
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.581 KB) | DOI: 10.34001/an.v12i1.1207

Abstract

This paper explains the phenomenon of local culture that exists in the Banyumas community in particular and the Banyumas residency in general. The phenomenon of da'wah through art and the linkage of local culture with the interacion between Islam and local culture in the form of art which developed by Banyumas community. The result is there is a relationship and interaction of Islam in a Kenthongan art performance with local culture in Banyumas. The variety and presentation of songs performed by one of the kenthongan groups in Banyumas shows a number of meanings and moral values about Islam which indirectly become a form of Islamic da'wah in the Banyumas community. Keywords : Kenthongan, da'wah Islam and Banyumas Culture. Sebuah wacana yang menjelaskan tentang fenomena kebudayaan lokal yang ada di masyarakat wilayah Banyumas khususnya dan keresidenan Banyumas umumnya. Fenomena dakwah melalui seni dan keterkaitan budaya lokal dengan interaksi Islam, dalam sebuah seni yang dikembangkan oleh masyarakat Banyumas. Hasilnya ada hubungan dan interaksi Islam dengan dengan budaya lokal serta pesan moral dalam sebuah pementasan seni Kenthongan dengan budaya lokal di Banyumas. Bentuk variasi dan penyajian lagu yang dibawakan oleh salah satu grup kenthongan di Banyumas menunjukkan beberapa makna dan nilai moral tentang ajaran Islam yang secara tidak langsung menjadi sebuah bentuk dakwah Islamiyyah di masyarakat Banyumas. Kata kunci: Kenthongan, dakwah Islam dan Budaya Banyumas
MINAT MENONTON TELEVISI DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKHLAK GENERASI MILENIAL STUDI KASUS SMP ISLAM NURUSH SHODIQIN KABUPATEN BOGOR Rhendy Setiawan; Muhammad Dahlan R; Rofi'ah Rofi'ah
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.592 KB) | DOI: 10.34001/an.v12i1.1213

Abstract

The research aims to describe and know the extent of interest in waching television and its relationships with students. The problem that undertakes this research is that students today are called with millenials who are increasingly less than expected by parents and teachers, so it is very alarming about the next generation of the nation as the core pillars, whether stonger or even weaker. The subject in this study was a student at SMP Islam Nurush Shodiqin Bogor Regency which was taken through random samples from class VII, VIII and IX consisting of 35 students. While the object of this research is the whole in the habituation and daily students both at home and in school to parents and teachers. The data-sling technique is done by observation, documentation interviews and quetionnairs or polls to get results related to watching television and it relationship to morality. The study used the correlation formula products moments to look for the second influence of the variable scores. The results of the research that can be taken in this study, namely : first, the result in the validity test on the variable X1 is said to be valid for the value of 15 question items result above the value or R table is 0,282. Secondly, the results in the reusability test on Cronchbach’s Alpha are value due to the value in X variables above 0.6 namely 0.895 and variable Y 0.911 ie Thirdly, to provide interpretation of rxy can be been obtained rxy 0.853 if viewed from the interprestation table then the number of correlation index obtained (ie = 0.853), it is located between 0.70 – 0.90. Therefore, the data can be expressed there is a strong influence on the importance of watching the interest or television and its relation to the generation of millennials case studies at SMP Nurush Shodiqin. Keywords : intereset in watching television, morals of millennial generation Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui sejauh mana minat menonton televisi dan hubungannya terhadap akhlak siswa. Masalah yang melandasi penelitian ini adalah akhlak siswa zaman sekarang yang disebut dengan generasi milenial yang semakin kurang bahkan jauh dari yang diharapkan oleh orangtua dan guru, sehingga amat sangat menghawatirkan terhadap generasi penerus bangsa sebagai pilar inti, apakah semakin kuat atau bahkan semakin lemah. Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa di SMP Islam Nurush Shodiqin kabupaten Bogor yang diambil melalui sampel acak dari kelas VII, VIII, XI yakni terdiri dari 35 siswa. Sedangkan obyek dari penelitian ini adalah keseluruhan dalam pembiasaan dan keseharian siswa baik di rumah maupun di sekolah akhlak terhadap orangtua dan guru.Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dokumentasi dan kuesioner atau angket untuk mendapatkan hasil terkait minat menonton televisi dan hubungannya terhadap akhlak.Penelitian ini menggunakan rumus kolerasi Products momen untuk mencari pengaruh kedua skor variabel tersebut. Hasil penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, Hasil pada uji validitas pada variabel X1 dikatakan valid karna nilai pada 15 item pertanyaan hasilnya diatas nilai R Tabel yaitu 0,282. Kedua, Hasil pada uji reabilitas pada Cronshbach’s Alpha reliable karena nilai pada variabel X diatas 0,6 yaitu 0,895 dan Variabel Y yaitu 0,911 maka nilai reliable. Ketiga, Untuk memberikan interpretasi terhadap rxy dapat di tempuh dengan cara interprestasi sederhana. Dari perhitungan di atas, telah diperoleh rxy 0,853 jika dilihat dari tabel interpretasi maka angka indeks korelasi yang diperoleh (yaitu = 0,853), ternyata terletak antara 0,70 – 0,90. Maka dari data tersebut dapat dinyatakan ada pengaruh yang kuat atau tinggi antara Minat Menonton Televisi dan Hubungannya dengan Akhlak. Keywords : Minat Menonton Televisi, Akhlak Generasi Milenial.
BERBUSANA MUSLIMAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERGAULAN BEBAS DI SMK PLUS TRIMITSA CIBINONG Amelia Amelia; Dahlan Rabbanie; Salati Asmahasanah
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.728 KB) | DOI: 10.34001/an.v12i1.1208

Abstract

The study aims to determine the relationship of Muslim dress and promiscuity in students at Trimitsa Cibinong Vocational High School. The population is 41 students from the whole class 12, and the sample is 36 students. The method used is quantitative and questionnaire as an instrument, testing of research hypotheses is done using correlation analysis and regeneration, data analysis using Pearson Correlation statistical analysis. The results of this study indicate that the positive relationship between Muslim dress variables and promiscuity variables is calculated with Pearson Correlation, the correlation coefficient value obtained between these variables is 4,861. The coefficient of determination in this analysis obtained a value of 0,637 which means that promiscuity variables can be explained by Muslim dress variables. Based on the results of the study it can be said that Muslim dress (X) has a relationship with promiscuity (Y) of SMK Plus Trimitsa Cibinong female students. Keywords: Muslim dress, dress criteria, promiscuit Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan berbusana muslimah dan pergaulan bebas pada peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan Plus Trimitsa Cibinong. Populasi berjumlah 41 siswi dari keseluruhan kelas 12, dan yang dijadikan sampel berjumlah 36 siswi. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kuesioner sebagai instrumen, pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi dan regreasi, analisis data menggunakan analisis statistik Pearson Correlation. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hubungan positif antara variabel berbusana muslimah dan variabel pergaulan bebas dihitung dengan Pearson Correlation, nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara variabel tersebut sebesar 4,861. Nilai koefision determinasi dalam analisis ini diperoleh nilai 0,637 yang berarti variabel pergaulan bebas bisa dijelaskan dari variabel berbusana muslimah. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa berbusana muslimah (X) memiliki hubungan dengan pergaulan bebas (Y) siswi SMK Plus Trimitsa Cibinong. Kata Kunci: berbusana muslimah, kriteria berbusana, pergaulan bebas
STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK M. MIFTAH DALAM PEMENANGAN PEMILU 2019 DI SALATIGA Desi Widarwati
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/an.v12i2.1609

Abstract

Political communication strategy has a fulcrum that influences a goal both organization and personally. The 2019 Election in Salatiga has won M. Miftah, a legislative member from PKB, sits in the goverment seat of the Salatiga DPRD. This research reveals how the political communication strategy used by M. Miftah in realizing this victory. This research also aims to describe the analysis used completing the political communication strategy designed to make it into the ranks of goverment. With the qualitative method, data findings in the form of documents from KPU containing the number of votes obtained by M. Miftah and proof of the announcement of the victory of the banner campaign brochure and interviewswith M. Miftah and the team were succesfully presented with descriptive accounts. Like politicians, in general, SWOT analysis is also applied by M. Miftah in implementing the planned strategy with the team. With SWOT analysis, M. Miftah added strategies such as understanding the charachter of the community, suppressing weaknesses and showing strenghts, minimizing external threats and pressure, and using opportunities weel. Strategi komunikasi politik memiliki titik tumpu yang berpengaruh terhadap suatu tujuan baik organisasi maupun pribadi. Pemilu 2019 di Salatiga telah memenangkan M. Miftah anggota legislatif dari PKB duduk di kursi pemerintahan DPRD Salatiga. Penelitian ini mengungkapkan bagaimana strategi komunikasi politik yang digunakan M. Miftah dalam mewujudkan kemenangan tersebut. Penelitian ini juga bertujuan memaparkan analisis yang digunakan dalam melengkapi strategi komunikasi politik yang dibuat agar berhasil masuk ke dalam jajaran kepemerintahan. Dengan metode kualitatif, temuan data berupa dokumen dari KPU yang berisi banyaknya suara yang diperoleh oleh M. Miftah dan bukti pemberitahuan kemenangan, brosur kampanye, spanduk, serta wawancara kepada M. Miftah beserta tim berhasil disajikan dengan penuturan secara deskriptif. Seperti politisi umumnya, analisis SWOT juga diterapkan oleh M. Miftah dalam mengimplikasi strategi yang direncanakan beserta tim. Dengan analisis SWOT, M. Miftah menambahkan strategi seperti memahami karakter masyarakat, menekan kelemahan dan memperlihatkan kelebihan, meminimalis ancaman dan tekanan dari luar, serta menggunakan peluang dengan bagus.
PENGARUH PENGGUNAAN INSTAGRAM TERHADAP PERILAKU NARSISME DI KALANGAN MAHASISWA Khoirul Muslimin; Muhammad David Yusuf
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/an.v12i2.1610

Abstract

Social media is now present and changing the paradigm of community communication, where now communication can occur anywhere at any time without having to meet face to face. Social media Instagram is a communication media in the form of an application for sharing photos, which allows users to take photos, apply digital filters, so that they can be seen by followers of other Instagram user accounts and allow them to respond to each other such as likes, comments etc. The purpose of this study was to determine whether there is an influence between the use of Instagram social media on narcissistic behavior among students of the Islamic Communication and Broadcasting Study Program, Faculty of Da'wah and Communication, Unisnu Jepara. In this study, there are two variables, namely the use of Instagram as an independent variable (independent) and narcissistic behavior as the dependent variable. The sample in this study were students of class 2016-2019. The sampling technique in this study used simple random sampling. Data collection methods consisted of observation, interviews and questionnaires. The data were analyzed using the IMB SPSS Statistics 25 application. The results of the correlation test using the product moment correlation analysis between the use of Instagram social media on narcissistic behavior were 0.636 with a significance value of 0.000, which means that there is a significant and positive influence between the use of Instagram on narcissistic behavior among Study Program students. Islamic Communication and Broadcasting, Faculty of Da'wah and Communication, Unisnu Jepara. Media sosial kini hadir dan merubah paradigma berkomunikasi masyarakat, dimana sekarang ini komunikasi bisa terjadi dimana saja kapan saja tanpa harus bertatap muka secara langsung. Media sosial Instagram adalah media komunikasi berupa aplikasi untuk berbagi foto, yang memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto, menerapkan filter digital, sehingga dapat dilihat oleh para pengikut akun pengguna Instagram lain dan memungkinkan untuk saling memberikan respon seperti like, komentar dll. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara penggunaan media sosial Instagram terhadap perilaku narsisme di kalangan mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Unisnu Jepara. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu penggunaan Instagram sebagai variabel bebas (independen) dan perilaku narsisme sebagai variabel terikat (dependen). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2016-2019. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Metode pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara dan kuesioner. Data dianalisis menggunakan aplikasi IMB SPSS Statistics 25. Hasil uji korelasi menggunakan analisis korelasi product moment antara penggunaan media sosial Instagram terhadap perilaku narsisme adalah 0,636 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti terdapat pengaruh signifikan dan positif antara penggunaan Instagram terhadap perilaku narsisme di kalangan mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Unisnu Jepara.
KEMAMPUAN SISWA DALAM MENERIMA INFORMASI HOAX COVID-19 Teddy Dyatmika; Syamsul Bakhri; M. Rikzam Kamal
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/an.v12i2.1611

Abstract

The ability to access and share student information via the internet and social media is very good. Information about hoax content is also very massive by the government and anti hoax activists. However, hoax information and news during Covid-19 was very much and made the public fear. This research tries to find out why there are still many hoaxes. This study uses quantitative methods using linear regression analysis. The theory used is the elaboration likelihood model. The sample in this study was 317 students of SMA / SMK / MA in Tegal Regency using cluster sampling. The results showed that there was an effect of students 'internet useability (X1) and hoax content socialization (X2) together on students' behavior in receiving information (Y) of 37.8%. This study has new findings where students do not know how to report hoax news and information. They automatically do not report if they receive information and news that are indicated as hoaxes. Another factor that causes students not to report is the lack of motivation, namely in the form of rewards. The government needs to make it easier for access to report news and information that are indicated as hoaxes. Besides, providing rewards for whistleblowers is an important thing and has not been done so far. The sooner someone reports, the hoax information and news can be handled quickly and not spread to the wider community Kemampuan mengakses dan membagikan informasi siswa melalui media internet dan media sosial sangat baik. Informasi mengenai konten hoax juga sangat masif dilakukan oleh pemerintah dan para pegiat anti hoax. Akan tetapi informasi dan berita hoax saat covid-19 sungguh sangat banyak dan membuat ketakutan masyarakat. Penelitian ini mencoba mencari tahu kenapa hoax masihbanyak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier. Teori yang digunakan adalah elaboration likelihood model. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 317 siswa SMA/ SMK/MA di Kabupaten Tegal dengan menggunakan cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh kemampuan penggunaan internet siswa (X1) dan sosialisasi konten hoax (X2) secara bersama-sama terhadap perilaku siswa dalam menerima informasi (Y) sebesar 37,8%. Penelitian ini memiliki temuan baru dimana siswa tidak mengetahui bagaimana cara melaporkan berita dan informasi hoax. Secara otomatis mereka tidak melaporkan jika menerima informasi dan berita yang terindikasi hoax. Faktor lain yang menyebabkan siswa tidak melaporkan adalah karena tidak adanya motivasi yaitu berupa reward. Penting bagi pemerintah untuk lebih mempermudah akses melaporkan berita dan informasi yang terindikasi hoax. Selain itu, memberikan reward bagi pelapor merupakan hal yang penting dan selama ini belum dilakukan. Semakin cepat seseorang melaporkan maka informasi dan berita hoax dapat tertangani dengan cepat dan tidaktersebar ke masyarakat luas.

Page 8 of 14 | Total Record : 140