cover
Contact Name
Wike Adhi Anggono
Contact Email
wike73@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalpangan@yudharta.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. pasuruan,
Jawa timur
INDONESIA
TEKNOLOGI PANGAN : Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian
ISSN : 20879679     EISSN : 2597436X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
The Journal of Food Technology is a Food Technology scientific information and communication media aimed at accommodating and communicating the results of research and service of students, lecturers and researchers. The fields of science include food science, technology, and processed food products, health, agribusiness, and fields related to fisheries, livestock, and agrotechnology related to food. The Journal of Food Technology is published twice in March and September and in an additional edition in December.
Arjuna Subject : -
Articles 320 Documents
PENINGKATAN KAPASITAS DAN EFISIENSI PRODUKSI MINUMAN KESEHATAN INSTAN DAN KEMASAN CUP Harijono Harijono; Feronika Heppy Sriherfyna

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.662 KB) | DOI: 10.35891/tp.v7i3.521

Abstract

Industri yang memproduksi pangan fungsional (makanan dan minuman) untuk kesehatan mempunyai prospek yang menjanjikan. Kondisi ini mendorong beberapa usaha kecil mikro di Kota Batu dan Malang memproduksi dan memasarkan minuman untuk kesehatan. Usaha kecil mikro (UKM) yang memproduksi minuman fungsional kesehatan adalah UKM DIA yang mengolah minuman kesehatan instan (jahe, kunyit, temulawak, mengkudu, dan lidah buaya) serta UKM Bintang Putra Mandiri yang memproduksi minuman sari temulawak dalam kemasan cup. Permasalahan yang dihadapi oleh UKM DIA pada proses produksi kesehatan instan adalah pada proses pemerasan empon-empon, pemblenderan, pengadukan dan pemasakan, serta pengayakan produk jadi. Permasalahan utama yang dihadapi mitra Bintang Putra Mandiri adalah kapasitas produksi dan efisiensi proses yang rendah, pada proses perebusan/ekstraksi, pengendapan, dan pengemasan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa alih teknologi mekanis untuk produksi minuman kesehatan instan di UKM DIA telah mereduksi waktu yang dibutuhkan untuk pengadukan atau kristalisasi dari 10 kg empon-empon per hari menjadi 30 kg empon-empon untuk 1 jam pengadukan. Penggunaan pemarut empon-empon dan pengepres mekanis pada proses ekstraksi sari empon-empon telah meningkatkan efisiens ekstraksi. Alih teknologi pembuatan minuman sari temulawak dalam kemasan cup meliputi ekstraksi, penyaringan, dan pengemasan telah meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi mitra UKM Bintang Putra Mandiri. Proses ektraksi temulawak meningkat dari kapasitas 20 L per batch menjadi 80-100 L. Adanya tanki penyimpanan menyebabkan proses penyimpanan dan pengendapan menjadi lebih steril dan dapat dilakukan dalam jumlah besar. Penggunaan pengemas cup semi otomatis meningkatkan kapasitas dan efisiensi pengemasan mitra dari kapasitas 300 cup per hari menjadi 1500 cup.
PROPORSI PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA DAN LAMA PEREBUSAN TERHADAP KUALITAS PEMPEK IKAN BELUT (Monopterus albus) Moch Roriq; Ernawati Ernawati

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.465 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.530

Abstract

Pempek merupakan makanan tradisional, dibuat dari daging ikan giling, tepung tapioka atau tepung sagu, air, garam dan bumbu-bumbu sebagai penambah cita rasa. Ikan belut (Monopterus albus) merupakan ikan yang hidup di area persawahan atau perairan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kualitas pempek ikan belut dengan variasi tepung tapioka dan lama perebusan, serta mengetahui tingkat kesukaan konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor, faktor 1 terdiri dari 3 substan yaitu variasi tepung tapioka dan ikan belut (40:60, 50:50, 60:40) dan faktor 2 adalah lama perebusan (20, 30, 40) menit. Dari 2 faktor tersebut didapat 9 kali percobaan, pengamatan yang dilakukan meliputi uji kimia yaitu kadar protein, lemak dan kadar air, uji organoleptik meliputi rasa, aroma serta tekstur. Analisa data menggunakan analisis ragam ANOVA dengan selang kepercayaan 1%, apabila ditemukan pengaruh terhadap salah satu variabel maka dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil dari penelitian menunjukkan perlakuan terbaik untuk uji kimia terdapat pada sampel A1B1 dengan ketentuan kadar protein 6,49% dan lemak 0,41%, untuk kadar air perlakuan terbaik terdapat pada sampel A1B3. Sedangkan untuk hasil organoleptik perlakuan terbaik terdapat pada sampel A3B3 dengan ketentuan kadar rasa 3,55, aroma 3,60 dan tekstur 3,50.
PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KERIPIK GADUNG DI MASYARAKAT PINGGIRAN HUTAN DI KECAMATAN NGLUYU, KABUPATEN NGANJUK Harijono Harijono; Feronika Heppy Sriherfyna

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.22 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.531

Abstract

Proses pengolahan keripik gadung dilakukan oleh para perajin keripik gadung di pinggiran hutan jati dan mahoni di Kecamatan Ngluyu. Permasalahan yang dihadapi pada produksi keripik gadung adalah perajangan, pengepresan yang masih manual, pengukusan kapasitas kecil, dan pengeringan dengan penjemuran. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah alih teknologi atau mekanisasi proses pengolahan keripik gadung. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan efisiensi pengepresan irisan umbi gadung dan kapasitas pengeringan dan pengukusan. Peningkatan kapasitas produksi adalah pada proses pengirisan karena mekanisasi menggunakan mesin perajang yang disesuaikan dengan kebutuhan mitra yaitu berukuran besar dan agak tebal. Efisiensi pengeringan tercapai dengan penggunaan mesin pengering kabinet sehingga mitra tidak mengalami kendala cuaca. Peningkatan kapasitas produksi juga terjadi pada proses pengukusan.
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL KOPRA BAGI MASYARAKAT RT 003 DAN RT 004 DESA SUNGAI AWAN KANAN KABUPATEN KETAPANG DALAM RANGKA PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA Helanianto Helanianto; Nely Kurnila

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.36 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.532

Abstract

Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan dan berhaluan agraris sangat perlu meningkatkan produktifitas kopra untuk menunjang komoditi lainnya seperti industri minyak nabati, industri sabun sebagai produk turunan, dan lain-lain. Dimana menurut data statistik nasional menunjukan adanya peningkatan konsumsi produk terkait sebesar 5.5% per tahun dengan angka laju produksi sebesar 4.47% per tahun. Peningkatan kebutuhan tersebut tentu perlu dibarengi juga dengan dukungan teknologi pengolahan dasar yang bisa menunjang kapasitas dan umur produk untuk bisa disimpan lebih lama dipenampungan. Kebanyakan masyarakat kita hingga saat ini masih melakukan teknik pengeringan kopra secara konvensional, dimana faktor alam menjadi bagian masalah untuk menghasilkan kapasitas kopra yang lebih banyak. Selain itu dampak buruknya adalah kemampuan kopra dalam umur simpan menjadi lebih pendek dikarenakan tingkat kelembaban udara. Adapun metode yang diterapkan dalam penanganan masalah yang dihadapi masyarakat setempat adalah dengan penerapan/transfer (Ipteks) berupa pemanfaatan teknologi pengeringan dengan jenis yang lebih modern, dimana masyarakat dipersiapkan untuk alih teknologi agar kopra yang diproduksi tidak terbatas oleh kondisi cuaca dan bisa berproduksi lebih maksimal. Ada empat tahapan yang akan dilalui dalam kegiatan transfer Ipteks; sosialisasi program penerapan ipteks bagi masyarakat, pembinaan dan pengembangan usaha kopra, aplikasi alih teknologi, pembuatan kopra. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil kopra yang digerakan ini mempunyai kapasitas 30-50 kg kelapa dalam waktu pengeringan 5 jam untuk satu kali produksi. Dengan ketersediaan dua buah alat maka bisa meningkatkan kapasitas hingga 100 kg kelapa siap olah sehingga bisa dicapai produksi sebesar 3 ton dalam satu bulan bergantung ketersediaan hasil kebun masyarakat.
MEKANISASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA USAHA OLAHAN TEPUNG BERAS DAN KASAVA DI KABUPATEN BLITAR Jaya Mahar Maligan; M. Bagus Hermanto

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.5 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.533

Abstract

Pada pengabdian masyarakat ini, alih teknologi mekanis yang telah diaplikasikan adalah proses pengemasan menggunakan mesin pengemas vertikal di UKM Mony, proses pemarutan mekanis serta penambahan kompor dan panci pengukus di UKM Agro Sukses Mulia. Alih teknologi lain adalah proses pengatusan minyak di UKM Mony dan pemarut mekanis di UKM Rizky Abadi. Sosialisasi GMP dan standar sanitasi juga telah dilaksanakan pada ketiga UKM di Desa Papungan Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar ini. Setelah dilaksanakannya kegiatan IbM, ketiga UKM telah mampu meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksinya. UKM Mony mampu meningkatkan kapasitas pengemasan opak gambir dan kembang goyang menjadi 80-100 kemasan per jam dan produk matarinya lebih kering dengan teknologi penirisan minyak. UKM Agro Sukses Mulia mampu meningkatkan kapasitas pengukusan rengginang kasava menjadi 2x lipat yaitu 160 cetakan sekali proses dan meningkatkan kapasitas pemarutan singkong menjadi 1-1.5 jam untuk 30-40 kg singkong. UKM Rizky Abadi juga dapat meningkatkan efisiensi pemarutan 30 butir kelapa dalam waktu 1 jam dalam proses pembuatan opak gambir.
AGRIBISNIS LORJUK (Solen grensalis) DALAM ANALISIS TARGETING DAN POSITIONING di KABUPATEN PAMEKASAN Endang Tri Wahyurini

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.647 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.534

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis positioning dan targeting dan komoditas lorjuk. Lorjuk merupakan salah satu komoditas perikanan yang unik dan bernilai ekonomis tinggi. Penentuan responden dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling atau metode penentuan responden dengan sengaja yaitu para produsen lorjuk yaitu penjual lorjuk serta konsumen lorjuk. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan di Kabupaten Pamekasan. Data yang sudah terkumpul dianalisis menggunakan analisis cluster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmentasi lorjuk menurut sudut pandang produsen adalah bahwa lorjuk merupakan sumber penghasilan yang masih diminati oleh konsumen- konsumen tertentu. Produsen harus melakukan difersifikasi agar produk lorjuk yang dijual bisa bertahan di pasaran. Sedangkan lorjuk menurut sudut pandang konsumen adalah bahwa lorjuk Pembahasan tentang cluster 1 menunjukkan bahwa responden yang memilih atribut rasa enak dan gurih, protein tinggi dan merupakan makanan sehat sebanyak 33,3%, sedangkan yang memilih atribut suka seafood, prestise dan image yang bagus sebanyak 23,3% dan yang memilih atribut bisa dibuat camilan, dibuat oleh-oleh dan di buat suguhan tamu sebanyak 43,3%. Hal ini menunjukkan bahwa segmentasi pasar lorjuk untuk konsumen lebih didominasi karena alasan sebagai makanan camilan, untuk oleh-oleh dan untuk suguhan tamu dirumah yaitu sebesar 43,3%.
PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI SAGON BAKAR SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA Panji Deoranto; Retno Astuti

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.988 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.535

Abstract

Sagon bakar tersebut mempunyai cita rasa yang enak karena gurih, tidak keras, dan tampilan bagus. Proses pengolahan sagon bakar terkendala pada proses penepungan, pemarutan, penyangraian, dan pemanggangan yang tidak efisien. Mekanisasi proses produksi sagon bakar untuk proses penepungan, pemarutan, penyangraian, dan pemanggangan ditujukan untuk meningkatkan efisiensi produksi sagon bakar. Peningkatan konsistensi mutu produk dilakukan melalui penyusunan standard operating procedure (SOP) untuk setiap tahapan pengolahan sagon bakar. Hasil kegiatan melalui fasilitasi peralatan produksi, mitra berpeluang meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksinya. Fasilitasi alat pemarut dapat mengefisienkan proses pemarutan kelapa muda dengan kapasitas 0,5 butir kelapa/menit atau 30 butir kelapa/jam. Adanya mekanisasi penepungan di tempat produksi mitra, menyebabkan proses penepnungan menjadi lebih efisien dengan kapasitas penepungan 50-100 kg/jam. Penyangraian merupakan tahapan proses yang selama ini dilakukan secara manual menggunakan wajan. Fasilitasi alat penyangrai mekanis untuk tepung ketan dan kelapa parut, meningkatkan efisiensi poduksi sagon bakar dengan kapasitas penyangraian 5 kg/batch dengan proses pengadukan mekanis. Pemanggangan merupakan titik kritis dan bottle neck pada proses produksi sagon bakar. Kapasitas pemanggangan yang kecil menyebabkan proses produksi menjadi lama. Fasilitasi 2 buah oven bertingkat meningkatkan kapasitas pemanggangan dan memungkinkan mitra melakukan diversifikasi produk. Adanya SOP dapat meningkatkan konsistensi mutu produk sagon bakar.
KAJIAN VARIASI PENAMBAHAN TEPUNG TERIGU DAN PENAMBAHAN AIR PADA PEMBUATAN DONAT DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa Paradisiaca Formatypica) Ningrum Dwi hastuti; Frangky Fransiskus Tumion

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.905 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.536

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan tepung terigu, air dan ekstrak kulit pisang terhadap karakteristik donat yang dihasilkan dan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap donat yang dibuat dari variasi penambahan tepung terigu dan ekstrak kulit pisang. Metode yang digunakan dalam penelitian pembuatan donat dari limbah kulit pisang kepok ini antara lain menggunakan tiga perlakuan tepung terigu diantaranya sebanyak 125 gr, 250gr, 500gr, penambahan air masing – masing sebanyak 50 ml, 100 ml, dan 150 ml, dan penambahan kulit pisang masing - masing sebanyak 125gr. Selanjutnya dilakukan pengujian produk yaitu kadar protein, kadar air, dan uji organoleptik pengujian tersebut dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknologi Pertanian, Politeknik Negeri Ketapang. Hasil penelitian menunjukan pengaruh dari variasi penambahan tepung terigu 250 gr, 375gr, 500gr dan penambahan kulit pisang masing – masing sebanyak 125gr pada kadar protein berturut – turut 18,110 %, 18,890 %, 19,886 % dan kadar air berturut – turut 29,98 %, 32,19 %, 49,52 %, sedangkan uji organoleptik dengan atribut penilaian tekstur, rasa, dan aroma yang paling disukai dibuat dari variasi penambahan ekstrak kulit pisang dan tepung terigu adalah 1 : 2 (kulit pisang = 125gr : tepung terigu = 250 gr) yang mempunyai skor rata –rata rasa 5,28 dan tekstur 5,04 sedangkan aroma 4,64.
PENGARUH PENGEMASAN VAKUM TERHADAP PERUBAHAN MIKROBIOLOGI, AKTIFITAS AIR DAN pH PADA IKAN PARI ASAP Andri Nofreeana; Aloysius Masi; Ika Meidy Deviarni

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.036 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.537

Abstract

Proses pengasapan ikan yang dilakukan secara tradisional biasa dilakukan menggunakan rumah asap (sistem terbuka). Keadaan ini menyebabkan suhu pengasapan yang tidak terkontrol karena panas yang dihasilkan keluar sehingga suhu pengasapan tidak maksimal (dibawah suhu pasteurisasi). Tujuan jangka panjang dalam penelitian ini adalah agar para pengolah tradisional ikan pari asap dapat menerapkan teknologi pengemasan vakum. Pengemasan vakum diterapkan dengan harapan agar produk ikan asap pari lebih tahan lama disimpan dan keamanan pangannya lebih terjaga. Manfaat secara langsung penerapan pengemasan vakum ini ini akan membantu para pengolah produk ikan pari asap dalam pemasaran dan penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan ikan pari asap dengan kemasan vakum untuk kedua perlakuan tidak menunjukkan beda nyata (significant) terhadap perlakuan mikrobiologi, Aw dan pH.
PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINUMAN HERBAL INSTAN DAN KAPASITAS PRODUKSI MINUMAN HERBAL CAIR Ella Saparianti; La Chovia Hawa

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.294 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.538

Abstract

Konsumsi herbal dalam bentuk suplemen ataupun minuman menjadi alternatif yang kian hari makin diminati. Selain itu, secara tradisional masyarakat Indonesia mempunyai kearifan lokal warisan leluhur yang meyakini bahwa mengkonsumsi bahan tertentu memberikan khasiat positif bagi kesehatan. Melihat potensi dan peluang permintaan pasar yang tinggi akan minuman herbal, dua UKM di Kota Batu yaitu UKM Minuman Herbal Instan “Dua Putri” dan UKM Minuman Enpon-empon “Berkah Alam”. UKM “Dua Putri” (Mitra 1) memproduksi herbal instan temulawak, kunir putih, jahe, keji beling, sirih serta kadang-kadang mengkudu dan kemuning. UKM “Berkah Alam” (Mitra 2) memproduksi minuman campuran secang, rosela, asam jawa, kunyit, kunyit putih, serai, dan temulawak dalam bentuk sirup dan minuman yang dikenal sebagai sirup dan minuman empon-empon. Kedua mitra menghadapi proses produksi yang tidak efisien akibat keterbatasan alat. Kedua mitra juga menghadapi kesulitan dalam meningkatkan kapasitas produksi akibat kapasitas alat yang dimiliki rendah. Proses pengolahan minuman empon-empon di Mitra 2 belum tepat sehingga daya awetnya rendah. Hasil kegiatan ini adalah proses pengolahan minuman herbal dalam kemasan cup telah diintroduksikan ke Mitra 1. Kapasitas produksi minuman herbal juga meningkat dengan adanya panci perebus yang berfungsi untuk ekstraksi. Proses perajangan yang selama ini manual dapat dipercepat dnegan adanya mesin perajang empon-empon. Selain itu, Mitra 1 juga telah diberi penjelasan tentang prinsip-prinsip pengolahan minuman herbal cup dan fungsi-fungsi setiap tahapan pengolahan. Mitra 2 untuk sementara dapat memperbaiki kemasan dari kemasan plastik menjadi kemasan minuman herbal instan dalam plastik pouch. Adanya handsealer dapat memperbaiki kinerja pengemasan Mitra 2. Alih teknologi ekstraksi empon-empon dan perbaikan proses penepungan kristal minuman instan dilakukan dengan menggunakan pengepres dan penepung.

Page 7 of 32 | Total Record : 320