cover
Contact Name
Mugi Mulyono
Contact Email
mulyonomugi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
mulyonomugi@gmail.com
Editorial Address
Sekolah Tinggi Perikanan, Jalan AUP Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT)
ISSN : 14107694     EISSN : 26549581     DOI : 10.15578
Core Subject : Agriculture,
JURNAL KELAUTAN DAN PERIKANAN TERAPAN (JKPT) ISSN Print: 1410-7694,ISSN Online: 2654-9581 adalah Jurnal yang diasuh oleh Sekolah Tinggi Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan – KKP, dengan tujuan menyebarluaskan informasi tentang perkembangan ilmiah bidang kelautan dan perikanan di Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 106 Documents
PENANGKAPAN IKAN TERUKUR BERBASIS KUOTA UNTUK KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI INDONESIA Sakti Wahyu Trenggono
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 1 (2023): Edisi Khusus: Isu dan Kebijakan Kelautan dan Perikanan
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v1i0.12057

Abstract

Penangkapan Ikan Terukur (PIT) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan dengan tetap mengoptimalkan manfaat ekonomi dan sosial bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan. PIT dilaksanakan melalui penetapan batasan kuota tangkapan (catch limit) sebagai output control dan menjadi model pengelolaan perikanan yang pertama kali diterapkan di Indonesia. Model ini menjadi alternatif bagi kebijakan pembatasan izin kapal (input control) yang selama ini dinilai kurang implementatif, menciptakan mental ‘race to fish’, dan rawan manipulasi ukuran kapal (markdown). Kontribusi PNBP sektor perikanan tangkap saat ini didominasi oleh Pungutan Hasil Perikanan (PHP) Praproduksi yang ditarik dari Perizinan Berusaha berdasarkan variabel Tonase Kapal (GT) dan harga patokan ikan. Kebijakan ini dinilai kurang berkeadilan dan tidak memberikan kepastian usaha bagi pelaku usaha perikanan disebabkan penarikan retribusi dilakukan sebelum usaha penangkapan dimulai, padahal terdapat resiko kegagalan kegiatan usaha. Sistem PNBP Praproduksi juga berpotensi memperburuk status stok sumber daya ikan dikarenakan pelaku usaha memaksimalkan hasil tangkapan untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya (race-to-fish). Melalui kebijakan PIT yang berbasis kuota, jumlah tangkapan akan dibatasi untuk setiap kapal sesuai zona. PIT meminimalkan manipulasi ukuran kapal, memaksimalkan pendapatan negara melalui PNBP, memenuhi prinsip keadilan berusaha karena retribusi diambil setelah dilakukan usaha penangkapan berdasarkan besaran jumlah hasil tangkapan, serta tetap menjaga partisipasi aktif nelayan kecil sesuai dengan kuota yang diberikan ke daerah. Melalui penerapan kebijakan ini, peningkatan kesejahteraan nelayan Indonesia, keseimbangan kegiatan ekonomi lintas wilayah, keberlanjutan sumber daya perikanan dan kesehatan laut dapat tercapai.
PENGELOLAAN PERIKANAN PELAGIS KECIL YANG DIDARATKAN DI PPN KARANGANTU, PROVINSI BANTEN – STUDI KASUS PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelinger spp) Basuki Rachmad; Ratna Suharti; Ikhsan Maulana; Yusrizal Yusrizal; Jerry Hutajulu; Toni E Kusumo; Yaser Kresnafi; Abdul Rahman
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 2 (2022): JKPT Desember 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i2.11176

Abstract

Salah satu jenis ikan ekonomis penting,Rastrellingersp., merupakan hasil tangkapan utama nelayan PPN Karangantu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai karakteristik populasi ikan kembung. Karakteristik ini mencakup tingkat pertumbuhan populasi, rasio jenis kelamin, pertambahan berat badan total, distribusi frekuensi panjang-berat, dan peringkat persentil untuk indikator kinerja utama. Sampel dikumpulkan dari nelayan di PPN Karangantu dari September hingga Oktober 2019 untuk melakukan studi yang diperlukan, sebanyak sepuluh orang digunakan sebagai sampel penelitian. Jenis ikan hasil penelitian terdapat TKG III dan TKG IV memiliki kurva pertumbuhan alometrik negatif, sex ratio 1:1,6, rasio panjang terhadap massa Lc > Lm, dan hubungan linier antara CPUE dan Effort (y = 114,23 - 0,0052x). Dimungkinkan untuk menerapkan langkah-langkah pengelolaan, seperti mengurangi penggunaan alat tangkap yang merusak ekologis dan mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan untuk menangkap ikan.
FORTIFIKASI TEPUNG TULANG IKAN SWANGGI (Priacanthus tayenus) PADA PEMBUATAN MI INSTAN Anasri Anasri; Pola S.T. Panjaitan; Mohammad Sayuti; Akhmad Saeroji
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 2 (2022): JKPT Desember 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i2.10971

Abstract

Limbah tulang ikan swanggi (Priacanthus tayenus) yang melimpah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, oleh karenanya perlu pemanfaatan limbah tulang ikan swanggi agar dapat memberikan nilai tambah (added value). Salah satunya yaitu sebagai tambahan dalam pembuatan mi instan. Dalam pembuatan mi instan tidak ada penambahan zat gizi sehingga kandungan nutrisinya rendah, salah satunya kandungan protein. Penambahan tulang ikan swanggi dapat dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan kandungan gizi protein pada mi instan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan tulang ikan swanggi terhadap tingkat kesukaan konsumen melalui uji hedonik dan mutu mi instan. Proses pembuatan yaitu pencucian tulang, pengukusan tulang, penghalusan tulang, pencampuran adonan, penggilingan, pencetakan, pengukusan, penirisan dan penggorengan. Hasil analisis data uji hedonik menggunakan ANOVA menunjukkan adanya perbedaan antara perlakuan F0, F1, F2 dan F3 pada parameter kenampakan, bau, rasa dan aroma. Nilai rata-rata uji hedonik tertinggi diperoleh pada perlakuan F1 dengan nilai kenampakan 7, 12 yang berarti suka, nilai bau 6,82 yang berarti suka, nilai rasa 6,98 yang berarti suka, dan nilai tekstur 7,12 yang berarti suka. Pada mutu kimia perlakuan F1 dengan perlakuan P0 yang tidak ada penamabahan tulang ikan swanggi menunujukkan adanya kenaikan kadar air dan kadar protein sebesar 0,05% dan 0,75% kenaikan kadar protein pada perlakuan F1.
PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH PEDADA ( Sonneratia alba) SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI PADA PEMBUATAN SKIN LOTION Iin Fatminati; Andi Noor Asikin; Ita Zuraida; Irman Irawan; Andi Mismawati
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 2 (2022): JKPT Desember 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i2.10679

Abstract

Skin lotionmerupakan sediaan topikal perawatan kulit dalam produk kosmetika yang berfungsi dalam melembabkan kulit serta melindungi kulit dari pengaruh buruknya paparan cahaya matahari yang dapat menyebabkan sunburn. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terdapat di dalam buah pedada (Sonneratia alba) sebagai antioksidan alami pada formulasi skin lotion. Perlakuan berupa penambahan konsentrasi esktrak buah pedada yaitu P0 (0% kontrol), P1(ekstrak 0,5%), P2 (ekstrak 1%), P3 (ekstrak 1,5%), P4 (ekstrak 2%) dianalisis menggunakan RAL sebanyak 3 kali ulangan. Keragaman data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut DMRT. Parameter pengujian mencakup: fitokimia, homogenitas, derajat keasaman (pH), daya sebar, viskositas, serta aktivitas antioksidan. Penelitian menunjukkan hasil ekstrak buah pedada memiliki senyawa alkaloid, flavonoid, kuinon fenolik, steroid, dan juga saponin. Skin lotionyang dihasilkan memiliki karakteristik homogen, pH rata-rata berkisar antara 5,62-7,24, viskositas rata-rata berkisar antara 13.304-26.899 cP, daya sebar rata-rata 6,3-6,9 cm, aktivitas antioksidan (nilai IC50) rata-rata berkisar antara 32,42-133,30 ppm. Perlakuan terbaik berdasarkan aktivitas antioksidan dan karakteristik skin lotionterdapat pada perlakuan P3 (ekstrak 1,5%) dengan nilai IC50 sebesar 43,67 ppm dan memenuhi syarat berdasarkan SNI.
VARIABILITAS SALINITAS PERMUKAAN LAUT PERAIRAN SELATAN KEBUMEN Isnaini Prihatiningsih; Rizqi Rizaldi Hidayat; Amron Amron; Iqbal Ali Husni
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 2 (2022): JKPT Desember 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i2.11143

Abstract

Salinitas permukaan laut (Sea Surface Salinity, SSS) merupakan salah satu faktor oseanografi yang penting untuk diteliti. SSS erat kaitannya dengan daerah penangkapan ikan dan fenomena upwelling. SSS bervariasi secara temporal dan spasial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi temporal, spasial, dan periode dominan dari SSS di perairan selatan Kebumen. Data SSS diperoleh dari Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS). Data tersebut memiliki resolusi spasial 1/12°, dan resolusi temporal harian. Data SSS selama Januari 2016 sampai dengan September 2021 diolah dengan analisis deret waktu. Penelitian ini menyajikan plot deret waktu, distribusi bulanan, sebaran spasial, dan transformasi wavelet kontinu (Continous Wavelet Transform, CWT).  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai SSS berfluktuasi dengan kisaran nilai antara 31,66 – 34,77 practical salinity unit (psu) dan anomali berkisar antara -2,5 hingga 1,4 psu. Salinitas tertinggi terjadi pada bulan Juli dan terendah pada bulan Maret. Nilai SSS juga bervariasi secara spasial. Ketika memasuki musim timur, salinitas lebih tinggi masuk dari bagian timur dan bergerak ke barat. Namun, ketika mulai memasuki musim barat, salinitas lebih rendah masuk dari bagian barat dan bergerak ke timur. Variabilitas SSS menunjukkan adanya 3 periodisitas utama, yaitu variabilitas intra seasonal, variabilitas semi-anual, dan variabilitas anual.  Variabilitas anual mendominasi SSS di perairan selatan Kebumen.
ANALISIS PERAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP KETAHANAN PASCA BENCANA ALAM DI DESA PESISIR Hendra Gunawan
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 1 (2023): Edisi Khusus: Isu dan Kebijakan Kelautan dan Perikanan
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v1i0.12062

Abstract

Wilayah pesisir Indonesia merupakan salah satu wilayah risiko tinggi terhadap bencana alam seperti tsunami, abrasi pantai, sedimentasi, gelombang pasang, dll. Penyebabnya adalah posisi geografis Indonesia yang berada di antara tiga lempeng tektonik dunia yang dikenal dengan Cincin Api Pasifik. Untuk memerangi ancaman dan dampak dari bencana tersebut, berbagai kegiatan penanggulangan bencana serta kegiatan pencegahan bencana, kegiatan penanggulangan bencana dan kegiatan pemulihan bencana tentu dilakukan. Masyarakat tentu memiliki peran tersendiri dalam penanggulangan tersebut. Dengan demikian, ketika terjadi bencana, masyarakat mampu mengantisipasi dampak bencana tersebut, mempersiapkan diri, tanggap dan cepat pulih dari dampak bencana yang disebut juga sebagai resiliensi bencana. Pemulihan bencana dirancang untuk memulihkan lingkungan, infrastruktur, layanan publik, dan kehidupan sosial ekonomi sehingga masyarakat yang terkena dampak dapat kembali ke aktivitas normalnya.
KELAUTAN BERBASIS BIG DATA DALAM MENGHADAPI ERA INDUSTRI 4.0 Hari Darmica
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 1 (2023): Edisi Khusus: Isu dan Kebijakan Kelautan dan Perikanan
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v1i0.12052

Abstract

Dalam era industri 4.0, teknologi informasi dan komunikasi memegang peran yang sangat penting, tanpa terkecuali di sektor kelautan, dimana Big Data menjadi salah satu teknologi yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam bidang perikanan tangkap, budidaya, dan jasa logistik. Dalam makalah ini akan dibahas tentang peran Big Data dalam menghadapi era industri 4.0 di sektor kelautan Indonesia, serta mengidentifikasi tantangan dan solusi dalam menerapkan Big Data dalam sektor tersebut. Selain itu, juga akan dibahas tentang manfaat dan penerapan Big Data dalam bidang perikanan budidaya dan logistik pelayaran serta kendala dalam mengimplementasikannya. Secara keseluruhan, makalah ini membahas tentang potensi dan pentingnya Big Data dalam menunjang pembangunan sektor kelautan Indonesia dalam menghadapi era industri 4.0.
ANALISIS KERUSAKAN TERUMBU KARANG DAN UPAYA PENGELOLAANNYA Juspri Ginting
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 1 (2023): Edisi Khusus: Isu dan Kebijakan Kelautan dan Perikanan
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v1i0.12066

Abstract

Ekosistem terumbu karang memiliki peran penting baik secara ekonomi dan sosial. Tingginya nilai manfaat langsung ekonomi dan tingkat ketergantungan nelayan skala kecil terhadap ekosistem terumbu karang menjadi dasar arah pengelolaan terumbu karang harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian agar lebih baik.  Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi kasus dan komparasi dari berbagai kondisi ekosistem terumbu karang di Indonesia dan menjadi pelengkap literatur yang telah ada. Studi Pustaka dan analisis komparasi menjadi pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan ekosistem terumbu karang yang terjadi secara natural maupun oleh aktifitas manusia menjadi ancaman terhadap keberlanjutan ekosistem terumbu karang. Kerusakan yang timbul akibat aktivitas manusia akan memberikan dampak yang lebih serius dan permanent, sehingga untuk menjaga kelestariannya upaya pengelolaan dan restorasi terumbu karang harus mendapat dukungan dan kontribusi dari berbagai pihak dan lintas sektor.
PERAN MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN PESISIR Wahyu Indra Sakti
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 1 (2023): Edisi Khusus: Isu dan Kebijakan Kelautan dan Perikanan
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v1i0.12058

Abstract

Sumber daya pesisir dan lautan memiliki potensi yang berlimpah di Indonesia. Beragam manfaat mulai dari sebagai sumber bahan pangan, ekosistem terumbu karang dan biota laut, penyimpanan sumber energi dan mineral, pariwisata, dan sebagainya. Melimpahnya potensi tersebut menyebabkan pertumbuhan penduduk khususnya di daerah pesisir pun semakin meningkat. Seiring dengan pertumbuhan penduduk tersebut tekanan terhadap lingkungan pesisir tidak dapat dihindarkan dan menjadikan pesisir rentan terhadap kerusakan. Untuk mencegah hal tersebut diperlukan upaya baik dari pemerintah dan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran masyarakat sipil dalam pengelolaan lingkungan pesisir. Metode penelitian dengan kajian Pustaka. Pengelolaan lingkungan pesisir dengan melibatkan masyarakat atau dapat disebut juga pengelolaan berbasis masyarakat (PBM) telah banyak dilakukan di beberapa daerah, seperti di daerah Bali, Aceh, maupun Teluk Ambon Dalam. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan di daerah tersebut diketahui beberapa masyarakat telah ikut terlibat dan berpartisipasi dalam pengelolaan pesisir, meskipun belum sepenuhnya seluruh tahapan berjalan dengan baik karena beberapa alasan.
STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI WILAYAH PESISIR Agung Triwibowo
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 1 (2023): Edisi Khusus: Isu dan Kebijakan Kelautan dan Perikanan
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v1i0.12048

Abstract

Indonesia dengan lebih dari 60% wilayah laut yang luas terbentang dari Sabang hingga Merauke memiliki banyak keanekaragaman sumber daya perairan yang sangat kaya. Salah satunya adalah terumbu karang yang harus dijaga kelestariannya. Terumbu karang adalah salah satu ekosistem laut dan pesisir yang memiliki peranan penting karena memiliki nilai ekologi dan ekonomi yang tinggi. Tingginya nilai-nilai tersebut membuat keberadaan ekosistem terumbu karang menjadi terancam akibat penyebab antropogenik seperti polusi yang mencemari perairan, aktivitas penangkapan ikan yang melebihi kapasitas, eutrofikasi, praktik penangkapan ikan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Rusaknya ekosistem terumbu karang tidak hanya menurunkan kuantitas dan kualitas terumbu karang, tetapi juga mengurangi jumlah organisme lain yang berinteraksi dan hidup di sekitar terumbu karang. Untuk menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan berupa kebijakan dalam perlindungan dan pengelolaan terumbu karang serta organisme laut untuk melindungi lingkungan laut dari pengaruh yang merugikan.

Page 8 of 11 | Total Record : 106