cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
WIDYA LAKSANA
ISSN : 14104369     EISSN : 25496859     DOI : -
Core Subject : Education,
Widya Laksana is a scientific multidisciplinary journal published by Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha twice a year; January and August
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2020)" : 16 Documents clear
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA DI MTS MUHAMMADIYAH 1 MALANG Hindun, Iin; Wahyuni, Sri; Miharja, Fuad Jaya; Mashuri, Mashuri; Nurwidodo, Nurwidodo; Husamah, Husamah
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.307 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.21463

Abstract

This assistance aims to improve the quality of science learning in MTs Muhammadiyah 1 Malang. This assistance is motivated by the limitations of LS assistance services from tertiary institutions to elementary and secondary schools. Whereas learning innovations such as LS really need to be disseminated, maintained, strengthened, and improved in their field implementation so that the achievement of quality in learning is guaranteed. Assistance is carried out with the method of socialization, implementation, monitoring, evaluation and follow-up. Assistance was followed by a group of science teachers in Matsamutu and was conducted for one semester. The results of the mentoring, the socialization phase included the Matsamutu LS team in the MEPS, conducted socialization and assisted teachers in preparing lesson plans for 2 lessons, carried out an open plan with the model teacher from the school, implemented learning reflections and documented the results of the mentoring implementation and compiled collaborative publication articles. . It can be concluded that the assistance has provided benefits in increasing understanding of the procedures, principles of implementation, and scientific work resulting from the implementation of the LS
PENINGKATAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM MELALUI PELATIHAN PENGGUNAAN BAHAN BERWAWASAN LINGKUNGAN Lasia, Ketut
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.21434

Abstract

Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu, karena sangat terkait dengan kepentingan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan kerja. Salah satu caranya adalah melalui pelatihan penggunaan bahan berwawasan lingkungan. Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan keselamatan kerja di laboratorium. Metode yang digunakan adalah diskusi dan praktek. Hasil pelatihan adalah pretes, postes, pengelola menggunakan bahan berwawasan lingkungan dalam praktikum, dan pengelola laboratorium dapat memodifikasi prosedur praktikum dengan menggunakan bahan berwawasan lingkungan. Pelatihan penggunaan bahan berwawasan lingkungan telah meningkatkan pemahaman pengelola laboratorium terhadap sifat-sifat bahan kimia, mampu mengidentifikasi bahan yang aman untuk praktikum, dan mampu mengembangkan praktikum kimia berwawasan lingkungan.  Dengan demikian, pengelola laboratorium dapat meningkatkan keselamatan kerja di laboratorium melalui penggunaan bahan berwawasan lingkungan. Kata kunci: keselamatan, laboratorium, lingkungan
PELATIHAN ENGLISH FOR YOUNG LEARNERS DI “KAMPOENG BATARA”, KALIPURO, BANYUWANGI Wangi, Wulan
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.143 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.19487

Abstract

AbstrakKampoeng Batara (Baca Taman Rimba) merupakan tempat belajar alternatif dalam mempelajari segala hal yang berkaitan dengan pendidikan melalui berbagai macam kegiatan yang bersifat edukasi. Tujuan dari program ini adalah memberikan pelatihan Bahasa Inggris bagi pembelajar usia muda atau yang dikenal dengan English for Young Learners (EYL) di Kampoeng Batara.Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris berkolaborasi dengan Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Banyuwangi dalam melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat di Lingkungan Papring, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah materi bahasa Inggris yang diberikan kepada peserta melalui beberapa macam permainan (games) dapat membantu keterbatasan kemampuan Bahasa Inggris mereka. Kata kunci: EYL; Pelatihan; Kampoeng Batara
PELATIHAN MERANCANG INSTRUMEN ASESMEN HIGH ORDER THINKING SKILLS PADA GURU-GURU SD DI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA Poerwanti, Jenny Indrastoeti; Budiharto, Tri
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.471 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.16660

Abstract

k Masalah yang dihadapi saat ini, terkait dengan keberadaan kurikulum 2013, adalah masih kurangnya pemahaman para pelaksana pendidikan yaitu guru-guru dalam memahami kurikulum 2013 khususnya yang berkaitan dengan penilaian atau asesmen. Secara spesifik adalah tentang kemampuan penyusunan instrumen penilaian berbasis High order thinking skills (HOTS). Hal ini terlihat dalam kegiatan PPL mahasiswa di sekolah dasar dan pada kegiatan sertifikasi guru melalui program PPG (Program Pendidikan Profesi Guru). Para guru maupun calon guru masih mengalami kesulitan dalam menyusun instrumen berbasis HOTS.Pentingnya instrumen asesmen/penilaian dalam kegiatan proses pembelajaran merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius, mengingat penilaian adalah bagian integral yang tidak terpisah dari proses pembelajaran.Dalam merancang instrumen asesmen yang dapat mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis bukanlah hal yang mudah. Hasil penelitian menemukan bahwa 55 % soal-soal tes yang digunakan oleh 36 guru yang mengajar matematika, IPA, IPS, bahasa, pada tingkat sekolah dasar sampai menengah, sebagian besar guru tidak merancang instrumen yang mengukur higher order thinking skills. Instrumen yang digunakan cenderung hanya mengukur kemampuan mengingat fakta. (Burns, 1985, Boyd, 2008). Higher order thinking skills adalah keterampilan siswa pada tingkatan 4 (analyzing) sampai 6 (creating) pada Taxonomy Bloom ranah kognitif. Sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar, diperlukan pelatihan dalam merancang instrumen penilaian berbasis HOTS. Adapun metode yang digunakan dalam pelatihan berupa penyampaian materi, dengan menggunakan ceramah, tanya jawab, penugasan diskusi, praktik merancang instrumen penilaian berbasis HOTS.Pelatihan ini melibatkan guru di SDN Kecamatan yang berjumlah 30 guru dan dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama penyampaian materi penilaian serta contoh-contoh instrumen dan hari kedua praktek penyusunan instrumen penilain berbasis HOTS. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan dapat dilihat dari jumlah kehadiran yang 100% hadir. Kemampuan peserta merancang instrumen asesmen berbasis HOTS skor reratanya minimal 75. Kata Kunci: Penilaian, Instrumen, High order thinking skillsABSTRACTThe problem faced today, related to the existence of the 2013 curriculum, is that there is still a lack of understanding of education implementers, namely teachers in understanding the 2013 curriculum, especially those related to assessment or assessment. Specifically, it is about the ability to prepare assessment instruments based on High order thinking skills (HOTS). This can be seen in the PPL activities of students in elementary schools and in teacher certification activities through the PPG (Teacher Professional Education Program) program. Teachers and prospective teachers still have difficulties in compiling HOTS-based instruments.The importance of assessment instruments / assessment activities in the learning process activities is a matter that needs serious attention, considering that assessment is an integral part that is not separate from the learning process. In designing assessment instruments that can encourage students to develop critical thinking skills is not easy. The results of the study found that 55% of the test questions used by 36 teachers who taught mathematics, science, social studies, language, at the elementary to secondary level, most teachers did not design instruments that measure higher order thinking skills. The instruments used tend to only measure the ability to remember facts. (Burns, 1985, Boyd, 2008). Higher order thinking skills are the skills of students at level 4 (analyzing) to 6 (creating) in the Taxonomy Bloom cognitive domain. In an effort to improve teacher professionalism in teaching, training is needed in designing HOTS-based assessment instruments. The method used in the training was in the form of delivering material, using lectures, question and answer, discussion assignments, and the practice of designing HOTS-based assessment instruments.This training involved teachers in the SDN Kecamatan, totaling 30 teachers and was held for two days. The first day of presentation of assessment material and examples of instruments and the second day of the practice of preparing HOTS-based assessment instruments. The participants were very enthusiastic in participating in the training can be seen from the number of attendance which was 100% present. The ability of participans to design HOTS based assessment instruments the average score is at least 75.Keywords: Assessment, Instruments, High order thinking skills
PELATIHAN PENGGUNAAN EDMODO BAGI SISWA DI SMP NEGERI 2 NUSA PENIDA Pradnyana, I Made Ardwi; Santyadiputra, Gede Saindra; Darmawiguna, I Gede Mahendra
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.387 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.21890

Abstract

Salah satu komponen yang menjadi penentu kesuksesan implementasi e-learning Edmodo di sekolah adalah pengetahuan dan keterampilan guru dan juga siswa dalam menggunakan Edmodo. Pelatihan ini adalah tindaklanjut dari pelatihan dan pendampingan yang sudah dilakukan sebelumnya di SMP Negeri 2 Nusa Penida. Tahapan yang dilakukan dalam pelatihan ini yaitu (1) pengenalan pembelajaran daring, (2) pengenalan edmodo dan fitur-fiturnya, (3) praktik dan simulasi pembelajaran menggunakan edmodo, dan (4) evaluasi pelatihan.  Pelatihan ini diikuti oleh 28 orang perwakilan siswa. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 92,9% menyatakan e-learning menggunakan Edmodo menarik, dimana 78,6% nya menyatakan menarik karena Edmodo dapat diakses darimana saja. Selanjutnya, hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa 89,3% siswa menyatakan setuju jika guru mereka mengunakan e-learning Edmodo dalam proses pembelajaran, dengan dominasi alasan yaitu 50% karena memungkinkan siswa bisa belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau (fleksibel). Untuk tanggapan kesulitan yang mungkin akan dialami ketika akan menggunakan edmodo, 53,6% menyatakan tidak merasa akan menemukan kesulitan. Selanjutnya, siswa menyatakan bahwa kendala yang akan mereka temui dominan yaitu 42,9% pada koneksi atau jaringan internet yang masih tidak lancar.
PELATIHAN PENGGUNAAN KAHOOT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS GAMIFIKASI BAGI GURU-GURU SMK SE-KECAMATAN GEROKGAK Listartha, I Made Edy; Darmawiguna, I Gede Mahendra; Pradnyana, I Made Ardwi; Pradnyana, Gede Aditra; Maysanjaya, I Made Dendi; Driya, Putu Dhanu; Dharma Putra, I Gede Wira; Putu Setiari, Gusti Ayu
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.92 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.22369

Abstract

Gamifikasi merupakan sebuah teknik yang menjadi tren dewasa ini, namun masih sedikit para pengajar yang belum dapat menerapkan media pembelajaran berbasis gamifikasi ini. Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan terhadap 33 pengajar SMK Se-Gerokgak, terlihat hanya 17 pengajar yang mengetahui media pembelajaran berbasis gamifikasi. Kemudian, terlihat 45.5% pengajar sudah mengetahui media pembelajaran berbasis gamifikasi Kahoot, namun hanya 27.3% pengajar dari total 33 responden pengajar yang menggunakan media pembelajaran Kahoot. Tim pelaksana berhasil melaksanakan kegiatan pengabdian yang ditujukan untuk semua tenaga pengajar SMK sekecamatan Gerokgak yang dilaksanakan pada 15 dan 16 November 2019 di SMK N 1 Gerokgak. Dari 32 guru yang ikut dalam proses pelatihan menggunakan Kahoot ini, didapatkan hasil dari jajak pendapat bahwa 100% guru sudah bisa menggunakan media pembelajaran Kahoot, sebanyak 96.9% yakin media pembelajaran berbasis gamifikasi dapat membantu kegiatan pengajaran mereka dan sebanyak 93.8% akan menggunakan media pembelajaran Kahoot sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
OPTIMALISASI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS TEKNOLOGI ANIMASI 3D DI SEKOLAH LUAR BIASA Pradnyana, Gede Aditra; Damayanthi, Luh Putu Eka; pradnyana, I Made Ardwi; Sugihartini, Nyoman
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.839 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.23263

Abstract

Pelajaran matematika dibelajarkan mulai dari tingkat pendidikan sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi, termasuk pada sekolah luar biasa (SLB), seperti SLB untuk penyandang Tunagrahita, yakni SLB Negeri 1 Tabanan dan SLB Negeri 2 Buleleng, di Provinsi Bali. Dari analisis situasi yang dilakukan di kedua mitra tersebut, ditemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran matematika seperti kurang tertariknya siswa untuk belajar menggunakan media yang hanya nampak secara visual saja, banyak dari mereka yang tidak mampu menyerap pelajaran dengan baik saat dibelajarkan menggunakan media yang berbentuk visual, cukup membahayakan bagi anak-anak penyandang tunagrahita, sebab media-media pembelajaran yang digunakan terbuat dari kayu, serta terbatasnya jumlah pengadaan media animasi/kartun yang sesuai dengan tahap perkembangan anak penyandang tunagrahita. Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan kegiatan optimalisasi pemanfaatan media pembelajaran animasi 3D pada mata pelajaran matematika untuk guru-guru di SLB di kedua mitra tersebut dalam bentuk kegiatan pelatihan dan pendampingan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan dan melatih cara penggunaan dan pemanfaatan media pembelajaran animasi 3D bagi guru ? guru di SLB Negeri 1 Tabanan dan SLB Negeri 2 Buleleng. Kegiatan ini mendapat respon yang sangat baik dari peserta pelatihan, selain itu berdasarkan proses pendampingan, media pembelajaran berbasis animasi 3D dapat dengan baik dan mudah digunakan dalam membantu guru SLB mengajar di kelas.
STIMULASI BRAIN GYM KEPADA SISWA PAUD DI SANG TUNAS SCHOOL DENPASAR Pramita, Indah
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.045 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.18295

Abstract

Abstrak   Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tempat belajar anak sebelum memasuki sekolah dasar. Parameter perkembangan dan pertumbuhan anak ditunjukkan dengan kualitas kecerdasan anak. Brain gym merupakan latihan yang membantu optimalisasi fungsi dari otak manusia. Brain gym bertujuan untuk membuka channel fisiologi otak sehingga meningkatkan kemampuan belajar. Brain gym mampu meningkatkan konsentrasi, atensi, kewaspadaan dan kemampuan fungsi otak untuk melakukan perencanaan gerak. Sang Tunas School merupakan pendidikan anak usia dini yang berada di desa Pemecutan, kecamatan Denpasar Barat. Sejauh pengamatan di sang tunas school belum menerapkan brain gym dalam proses pembelajaran. Kegiatan stimulasi motorik hanya sebatas senam sehat gembira yang dilaksanakan sekali selama satu minggu.Tujuan dilaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) adalah meningkatkan ketrampilan siswa PAUD dalam mengaplikasikan brain gym dan menerapkan brain gym dalam proses pembelajaran di PAUD Sang Tunas. Program kemitraan yang diberikan kepada mitra adalah Pelatihan dan pendampingan brain gym kepada siswa. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah : Peningkatan ketrampilan siswa dalam aplikasi brain gym dan penerapan brain gym dalam proses belajar. Kata Kunci : Brain Gym, Sang Tunas School, Siswa
PEMBERDAYAAN PEMUDA DI GUBUK BACA LENTERA NEGERI MELALUI PROGRAM PELATIHAN PEMBUATAN INFOGRAFIS BERBASIS WAWASAN KEBANGSAAN Shofa, Abd. Mu'id Aris
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.21807

Abstract

Media sosial dewasa ini menjadi  alat komunikasi yang digunakan oleh sebagian penduduk di Indonesia untuk bertukar informasi dan menjalin komunikasi antar sesama. Berbagai aktivitas yang dilakukan di dunia maya dapat memicu perubahan sosial dalam pola masyarakat. Munculnya konten-konten yang  bersifat hoax dan ujaran kebencian (hate speech) dalam perolehan informasi di media sosial menjadi permasalahan yang tak berujung. Hoax dan ujaran kebencian menjadikan mengundang opini publik yang semakin tidak objektif, merusak persatuan dan kesatuan, serta melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, infografis berbasis wawasan kebangsaan hadir untuk mengedukasi masyarakat yang cerdas secara moral dalam penggunaan media sosial. Infografis berbasis wawasan kebangsaan mencoba menampilkan konten-konten positif yang disesuaikan dengan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang pluralis-multikultural. Metode Metode pelaksanaan kegiatan  yang digunakan dalam pengabdian ini adalah pertama, menentukan khalayak sasaran yaitu komunitas gubuk baca lentera negeri desa sukolilo kecamatan jabung, kedua, Pemilihan dan penetapan sasaran Pelatihan pembuatan infografis yaitu para pemuda dan masyarakat anggota komunitas. Ketiga, analisis bidang permasalahan dimana mayoritas anggota komunitas belum familiar dengan  infografis, minimnya kreatifitas dan kendala dalam pembuatan infografis khususnya yang berwawasan kebangsaan. Hasil dari pengabdian yang dicapai yaitu dimana para pemuda dan komunitas gubuk baca mampu membuat desain infografis yang berbasis wawasan kebangsaan dan pentingnya dari pengabdian ini adalah dimana para pemuda dan anggota komunitas mampu ikut dalam menyebarkan berita-bertita yang positif melalui media sosial sehingga mampu mengeliminir dan menangkal berita-berita hoax atau palsu yang menyesatkan. Kata kunci : hoax, hate speech, media sosial, infografis, wawasan kebangsaan.   ABSTRACTToday's social media is a communication tool used by some residents in Indonesia to exchange information and establish communication between people. Various activities carried out in cyberspace can trigger social change in people's lives. The emergence of hoaxic content and hate speech in the acquisition of information on social media is an endless problem. these two things invite public opinion which is increasingly not objective, damages unity and integrity, and violates the values and norms prevailing in society. Therefore, national-based infographics are present to educate morally intelligent people in the use of social media. Nationality-based infographics try to display positive content that is adjusted to the values of Indonesian pluralist-multicultural life. Methods The method of implementing the activities used in this service is first, determining the target audience, namely the community of lantern reading huts in Sukolilo village, Jabung sub-district, secondly, selecting and setting targets for training on making infographics, namely youth and community members. Third, analysis of problem areas where the majority of community members are unfamiliar with infographics, lack of creativity and obstacles in making infographics especially those with a national perspective. The results of devotion achieved are where the youth and reading shack community are able to create infographic designs based on national insight and the importance of this service is where young people and community members are able to participate in spreading positive news through social media so as to eliminate and ward off Misleading hoaxes or fake news.Keywords: Hoaxes, Hate Speech, Social Media, Infographics, National Insight.
PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT STIMULUS KERAJINAN PATUNG DI DESA MENDOYO DAUH TUKAD JEMBRANA Sari, Ni Kadek Yunita
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.766 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.20850

Abstract

I Gusti Kadek Ari Sarwadi is a craftsman of concrete and fiber sculpture in the village of Mendoyo Dauh Tukad Jembrana. Sculpture business that has been running for 8 years has not developed optimally due to several problems, namely 1) Aspects of production in which sculpture crafters are still limited so that the quantity of production is low, 2) Aspects of business management where partners do not yet have a clear financial accounting, 3) Aspects of marketing where partners have never promoted sculpture products produced online. PKMS results show an increase in sculpture production capacity, increased financial management skills and the creation of online sites and online marketing techniques are very beneficial for partners.Keywords: Sculpture, Mendoyo Dauh Tukad, Jembrana

Page 1 of 2 | Total Record : 16