cover
Contact Name
Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H., LL.M
Contact Email
dewamangku.undiksha@gmail.com
Phone
+6282242137685
Journal Mail Official
dewamangku.undiksha@gmail.com
Editorial Address
Jl. Udayana, Kampus Tengah, Singaraja-Bali Kode Pos 81116 Telp. 0362-22928 Homepage: jurnalcandrasangkala@gmail.com Email: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JCS/index
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Candra Sangkala
ISSN : 08545790     EISSN : 27457990     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jcs.v2i2
urnal Candra Sangkala adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal ini bertujuan untuk mewadahi artikel-artikel hasil penelitian dan hasil pengabdian masyarakat dibidang pendidikan dan pembelajaran sejarah. Pada akhirnya Jurnal ini dapat memberikan deskripsi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan sejarah bagi masyarakat akademik.
Articles 65 Documents
KOLABORASI MASYARAKAT EKONOMI, POLITIK, DAN SIPIL DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BAHARI UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN MASYARAKAT PESISIR DI BALI Mudana, I Wayan
Candra Sangkala Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v1i2.28764

Abstract

Tujuan penelitian ini meliputi: 1. Mendeskrepsikan model pemberdayaanmasyarakat pesisir berbasis sosial budaya yang dikembangkan di kawasan pesisir Bali. 2.Mendeskrepsikan bentuk implementasi penguatan modal komunitas yang dikembangkan di kawasan pesisir Bali. 3.Mendeskrepsikan bentuk pengembangan pengawasan keberlanjutan wisata bahari di kawasan pesisir Bali. 4.Mendeskrepsikan model promosi wisata bahari yang dikembangkan di kawasan pesisir Bali. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kulaitatif yang bersifat etnografis kritis , sehunbungan dengan hal itu maka informan penelitian ini menggunakan purposive smowball, pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam, studi pustaka, dan diskusi. Analisis data dilakukan secara kualitatif. Berpijak dari hal itu telah diahsilkan sebuah model pembeerdayaan masyarakat pesisir berbasis sosial budaya. Adapun bentuk penguatan modal komunitas yang dilakukan melalui proses sosialisasi, pendampingan dan pemberian bantuan modal finansial. Dalam menjaga keberlanjutan waisata bahari masyarakat mengembangkan pengawasan yang melibatkan masyarakat setempat, lembaga swadaya masyarakat, dan kelembagaan formal. Model promosi wisata bahari yang dikembangkan selama meliputi promosi melalui penyebaran brosur paket wisata bahari, promosi wisata bahari berbasis teknologi informasi, dan melalui kegiatan-kegiatan festival wisata bahari. Pengembangan wisata bahari di kawasan peisisr merupakan ruang hidup yang telah mempu meningkatkan kesejahteraan beberapa anggota masyarakat setempat . Kata Kunci : Kolaborasi, PariwisataBahari,KemiskinanMasyarakatPesisir
Pengenalan Sejarah Pada Anak Usia Dini dengan Metode Mendongeng Hendriani, Dita
Candra Sangkala Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v2i1.28802

Abstract

Bercerita atau mendongeng merupakan warisan budaya yang sudah lama kita kenal, bahkan dijadikan sebagai kebiasaan atau tradisi bagi para orangtua untuk menidurkan anak-anaknya. Sebagian besar orang tua dan guru jarang mendongeng kepada anak karena kurangnya buku cerita yang sesuai perkembangan anak dan terbatasnya media pendukungnya. Pendampingan kepada orang tua dan guru dalam meningkatkan budaya membaca permulaan pada anak usia dini dilaksanakan KB Al Naba, Arjowinangun, Kota Malang pada tanggal 22 September 2019 dengan jumlah peserta 40 orang tua dan guru. Hasil monitoring adalah anak menjadi lebih tertarik untuk mendengarkan dongeng, lebih tertib dan tenang dalam proses belajar mengajar di KB Al Naba. Beberapa anak tertarik pada buku cerita dan bisa menceritakan cerita bergambar sendiri. Harapannya kegiatan pendampingan ini bisa dilaksanakan dalam skala yang lebih luas dengan materi yang lebih berkembang misalnya tentang cara membuat suara yang berbeda, ekspresi dalam mendongen serta Dongeng Sejarah dan Kisah Kepahlawanan Kata Kunci : dongeng, boneka tangan, buku cerita, sejarah, kisah pahlawan
MAKAM CHABIB UMAR BIN YUSUF AL-MAGRIBI DI BEDUGUL Sejarah, Dampak Sosial Ekonomi dan Potensi sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA Minah, Nur
Candra Sangkala Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v2i2.28813

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Sejarah pendirian makam Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi di Desa Candikuning, (2) Dampak sosial ekonomi bagi masyarakat Desa Candikuning, (3) Potensi makam Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi di Desa Candikuning, Bedugul dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sehingga langkah-langkah yang dilakukan adalah (1) Heuristik; (2) Kritik Sumber; (3) Interpretasi; (4) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Sejarah pendirian makam Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi dengan ditemukannya lokasi makam yang terletak di atas bukit bedugul Desa Candikuning pada tahun 1940-an yang disinyalir merupakan makam seorang tokoh penyebar agama Islam yang berasal dari Timur Tengah. (2) Dampak sosial ekonomi dari Makam Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi bagi masyarakat di Desa Candikuning, Bedugul adalah dampak mengenai mata pencaharian masyarakat sekitar makam, pendapatan masyarakat sekitar makam, serta interaksi sosial yang terjadi di dalam masyarakat. (3) Makam Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi mengandung nilai historis sebagai salah satu tokoh penyebar agama Islam di Bali dan merupakan salah satu wali pitu yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah lokal di SMA. Kata Kunci: Sejarah, Dampak Sosial Ekonomi, dan Sebagai Sumber Belajar Sejarah
PERTEMUAN KYAI PENOPPO1 DAN SOSRO KOESOEMO I2: Studi Tentang Gerakan Sosial di Afdeeling Berbek 1832 M Siswanto, Depy Tri Budi
Candra Sangkala Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v1i1.28756

Abstract

Gerakan sosial lahir akibat terjadinya tindakan represif pemegang suzereinitas kepada rakyat. Regulasi yang mengikat rakyat khususnya dibidang sosial dan ekonomi membuat masyarakat terintegrasi untuk melakukan perlawanan. Hal ini merupakan bagian dari pertentangan kelas untuk mendapatkan keadilan. Afdeeling Berbek yang secara de jure merupakan daerah kekuasaan kolonial ini, sempat mendapat badai karena gerakan sosial tersebut. Kyai Penoppo merupakan tokoh yang secara historis dihormati sebagai pemuka agama dan pemimpin dalam perlawanan tindakan subversif kolonial di Afdeeling Berbek. Perlawanan ini terjadi ketika suzereinitas Afdeeling Berbek dipegang oleh Sosro Koesoemo I (Kanjeng Jimat). Kebijakan yang dikeluarkan Sosro Koesoemo I tentu keseluruhannya di pengaruhi oleh kebijakan pusat yaitu Karesidentie Kediri ataupun langsung dari Batavia. Pengaruh Kiai Penoppo di Nganjuk hingga saat ini masih kental terasa, sama halnya dengan Sosro Koesoemo I (Kanjeng Jimat). Tinjauan historis ini mencoba menjelaskan hubungan eksistensi dua tokoh besar tersebut kaitannya dalam gerakan sosial. Kata Kunci : Afdeeling Berbek, eksistensi, Regulasi
TUGU PERJUANGAN PEMUDA DI DESA CELUKANBAWANG, GEROKGAK, BULELENG, BALI SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NILAI NASIONALISME PADA SISWA SMA/MA Fikri, Ali Rausan
Candra Sangkala Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v1i1.28758

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) faktor Tugu Perjuangan Pemuda di Desa Celukanbawang dapat dijadikan media penanaman nilai nasionalisme; 2) cara memanfaatkan Tugu Perjuangan Pemuda di Desa Celukanbawang sebagai media penanaman nilai nasionalisme pada siswa SMA/MA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian adalah 1) rancangan penelitian, 2) teknik penentuan lokasi penelitian, 3) teknik penentuan informan, 4) teknik pengumpulan data, 5) teknik validasi, dan 6) teknik analisis data. Berdasarkan wawancara, observasi, studi pustaka atau dokumen di lapangan diketahui bahwa, 1) faktor Tugu Perjuangan Pemuda dapat dijadikan sebagai media penanaman nilai nasionalisme adalah ada dua faktor, yakni faktor nilai dan fungsi yang terkandung pada Tugu Perjuangan Pemuda. Nilainilai yang terkandung adalah nilai patriotisme, nilai persatuan dan kesatuan, dan nilai pendidikan. Sedangkan fungsinya adalah fungsi edukatif dan fungsi inspiratif. 2) cara atau strategi memanfaatkan Tugu Perjuangan Pemuda sebagai media penanaman nilai nasionalisme pada siswa SMA/MA adalah dengan menjadikan Tugu Perjuangan Pemuda sebagai sumber dan media dalam pembelajaran sejarah. Kata Kunci: Tugu, Media Penanaman Nilai Nasionalisme
PURA SIWA SILA GATRA PADANG BULIA, SUKASADA, BULELENG, BALI (SEJARAH, STRUKTUR DAN FUNGSI SERTA POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL DI SMA) Bawa, Komang Gede Arya
Candra Sangkala Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v2i1.28800

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sejarah berdirinya Pura Siwa Sila Gatra di Desa Padang Bulia, Sukasada, Buleleng, Bali, (2) struktur dan fungsi Pura Siwa Sila Gatra, dan (3)potensi yang terdapat di Pura Siwa Sila Gatra di Padang Bulia yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah di SMA. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitin sejarah meliputi:(1) Pengumpulan data (heuristic) dengan Observasi, Wawancara, dan Studi dokumen. (2) Kritik Sumber. (3) Interpretasi dan (4) Historiografi. Hasil penelitian menujukkan bahwa: sejarah Pura Siwa Sila Gatra memiliki kaitan erat dengan ditaklukannya Tamblingan oleh Majapahit yang membuat masyarakat Tamblingan bermigrasi ke berbagai daerah. Struktur Pura Siwa Sila Gatra menggunakan konsep dwi mandala yaitu jeroan dan jaba sisi. Fungsi Pura Dalem Jawa yaitu (1) fungsi religius, (2) fungsi sosial, (3) fungsi ekonomi (4) fungsi hiburan, dan (5) fungsi pendidikan. Adapun potensi Pura Siwa Sila Gatra ialah aspek historis, aspek peninggalan meliputi pelinggih lontar, meru tumpang pitu, dan pendidikan karakter.Kata Kunci: Sejarah, Pura Siwa Sila Gatra, Sumber Belajar Sejarah
MUSEUM PALAGAN BOJONGKOKOSAN, DI KECAMATAN PARUNG KUDA, SUKABUMI, JAWA BARAT Saputra, Indra
Candra Sangkala Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v2i2.28812

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan latar belakang pendirian Museum Palagan Bojongkokosan, (2) Mendeskripsikan nilai-nilai yang terkandung pada artefak dan diorama di Museum Palagan Bojongkokosan (3) Mengetahui pemanfaatan Museum Palagan Bojongkokosan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap; (1) Memilih lokasi penelitan yaitu desa Bojongkokosan, (2) Teknik penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dan juga Snow Ball, (3) Teknik penjaminan keaslian data menggunakan Triangulasi Data dan Triangulasi Metode, (4) Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Observasi, Wawancara, Studi Dokumentasi dan Teknik Analisis Data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) Latar belakang sejarah pendirian Museum Palagan Bojongkokosan sebagai bentuk apresiasi untuk jasa para pahlawan. (2) Nilai-nilai yang terkandung pada artefak dan diorama di Museum Palagan Bojongkokosan yaitu Nilai nasionalisme dan patriotisme, nilai religi, nilai estetika, nilai rekreatif, dan nilai edukasi (3) Museum Palagan Bojongkokosan dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah dalam bentuk buku suplemen. Kata Kunci : Sejarah, Museum Palagan Bojongkokosan, Sumber Belajar Sejarah.
TEGAL SUCI : PURA HINDU TANPA TEMPAT PEMUJAAN (Sejarah dan Makna di Balik Pertautan Islam-Hindu di Kintamani Bali) Purnawati, Desak Made Oka
Candra Sangkala Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v1i1.28757

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Pura Tegal Suci, bentuk, struktur, proses upacara, keyakinan, nilai dan sikap masyarakat tentang Pura Tegal Suci  yang menampakkan keunikan jika dibandingkan dengan  pura-pura umumnya di Bali, khususnya simbol persatuan bagi masyarakat setempat, menemukan serta menggali aplikasi nilai-nilai Islami yang melekat di Pura Tegal Suci. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dan hasilnya menunjukkan bahwa sejarah berdirinya Pura Tegal Suci tidak bisa dilepaskan dari hubungan dagang sejak jaman Bali Kuno yang membawa para pedagang muslim Cina, Bugis dan Bajo. Mereka adalah golongan pedagang yang secara intens terlibat dalam jalur perdagangan dari Bali Utara menuju Bali Tengah. Daerah ini merupakan daerah persinggahan kaum pedagang yang menyebabkan penguasa di Bonyoh Kintamani memberikan satu lahan untuk dijadikan tempat sholat. Oleh umat Hindu lokal, tempat ini dipelihara tanpa menghilangkan makna-makna simbol persatuan lintas agama yang sudah dirintis dari sejak awal. Sekalipun belakangan muncul pro kontra diantara generasi muda tentang adanya usulan untuk merubah struktur pura mengikuti pola umum pura di Bali. Namun, setelah masyarakat diberikan pemahaman tentang sejarah kelahiran Pura Tegal masyarakat sepakat untuk mempertahan keaslian Pura ini sebagai bentuk kesederhanaan toleransi antarmasyarakat di pegunungan Bonyoh Kintamani dan menyikapi perbedaan yang tak akan lekang oleh waktu.  Kata Kunci : Pura Tegal Suci, Jaringan Perdagangan, Hindu dan IslamArtana, M. B. (2003). Landasan Kebudayaan Bali, Yayasan Dharma Sastra, Denpasar   Agung, I. A. A. G. 1989. Bali pada Abad XIX, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Awig-awig Desa Bonyoh (tt). Atmaja, N.B. (1998). “Sistem Pertanian Pada Masyarakat Bali Kuno”. Aneka Widya,   VIII, Nomor 17.                      . (2002). Tanah Paruman Desa di Desa Adat Julah, Buleleng, Bali: Pengelolaan, Alih Status, dan Implikasinya terhadap Desa Adat. Laporan Penelitian. Jakarta: Pasca Sarjana UI.                      . (2003). Penyewaan Babi Pemacek: Masukan Finansial bagi Desa Adat Julah, Buleleng, Bali. Laporan Penelitian: IKIP Negeri Singaraja. Arga. (2000). Peraturan Irigasi dalam Awig-awig Subak Buleleng. Denpasar: UNUD Bali. Anonim, (1990). Desa-Desa Kuno di Bali. Denpasar: Balai Pustaka. Bagus, G. N., 1971. Kebudayaan Bali. Dalam Koentjaraningrat (ed), Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jambatan, Jakarta. Halaman 284-305. Berger P. L, 1997. Religion And Globalization, Soge Publications, London-New Delhi. Carspecken, P.F., (1998). Critical Etnography in Educational Research: A Theoritical an Practical Guide. London and New York: Routledge. Eiseman, F.B. 1989. Bali Sekala and Niskala, Volume I: Essy on Relegion, Ritual, and Art, Periplus Edition, Berkeley and Singapore: Geertz, H. dan Geertz, C. 1975. Khinsip in Bali, The University of Chicago Press, Chicago. Geertz, C., 1973. The Interpretation of Culture: Selected Essay, Basic Bokks Inc, New York. Griadi, W. (1999). Otonomi Desa Adt dan Kedudukannya dalam Tata Hukum   Indonesia. (Makalah). Denpasar: MPLA Bali. Kaler, I. G. K. (2001). Butir-butir Tercecer tentang Adat Bali Jilid I. Denpasar: Bali Agung. Kertih. (2005). Konsep Ajeg Bali (Hindu) Berbasis Ideologi Tri Hita Karana Dimaknai Di Lingkungan Sekolah. (Penelitian). Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. Kardji, I. W. (2003). “Kiwa Tengen dalam Budaya Bali”. Dalam Jiwa Atmaja (ed.).Kiwa-Tengen dalam Budaya Bali. Denpasar: Kayu Mas. Halaman 1332. Lasmawan, W. (2001). Tanah Laba Pura dan Pergeseran Nilai Sosial-Ekonomi  masyarakat Pedesaan. Jepang. The Toyota Foundation-Grant Number 017-Y-2000.                    . (1991). Peranan saih nembelas dalam pembangunan fisik di Desa Bonyoh Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli (Skripsi). FKIP UNUD – Bali  Milles and Huberman. (1994). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Graffiti Prress. Mantra I.B, 1996. Landasan Kebudayaan Bali, Yayasan Dharma Sastra, Denpasar Monografi Desa Bonyoh Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli – Bali.  Parisadha Agama Hindu Bali, (1978). Upadesa tentang Ajaran-ajaran Agama Hindu. Denpasar: Parisadha Hindu Dharma. Pitana, I Gde. (2001). Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Denpasar: PT. BP. Rtaning Jagad Bali, tt, Denpasar. Sujana, N. Naya. (2000). Manusia Bali di Persimpangan Jalan. Denpasar: PT. BP. Rtaning Jagad Bali, tt, Denpasar. Tisna, (2000). Etos Kerja Masyarakat Bali Tradisional. Denpasar: UNUD Bali.   Wiana, (2002). Memelihara Tradisi Veda. Denpasar: PT. BP. Wiana, (2000). Makna agama Dalam Kehidupan. Denpasar: PT. BP.
SEJARAH DAN STRUKTUR BANUA MENYALI DI BULELENG - BALI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA Heliana, I Komang Edi
Candra Sangkala Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v1i1.28759

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Latar belakang empat desa yang memiliki sebuah ikatan membentuk suatu Banua Meyali, (2)  Hubungan sosial keagamaan empat desa sebagai pencerminan dari hubungan Banua Menyali, (3) Sejarah dan struktur Banua Menyali di Buleleng – Bali dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sehingga langkah-langkah yang dilakukan adalah (1) Heuristik; (2) Kritik Sumber; (3) Interpretasi; (4) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Banua Menyali telah ada kira-kira dari tahun 1044-an, dilatarbelakangi seorang tokoh dari Desa Menyali bernama Jero Pasek Sakti Menyali melakukan persemedian di Pura Puncak Mangu (di daerah Desa Lemukih). Dan mendapatkan paica (anugrah) berupa Padi Berbuah Ketupat, dan Kapas Mebuah Kamen ; (2) Hubungan sosial keagamaan empat desa sebagai pencerminan dari hubungan Banua Menyali nampak pada aspek Ritual Bersama (Keagamaan),  Pelaksanaan Gotong Royong, dan aspek Pengaturan Sistem Perkawinan; (3) Banua Menyali di Buleleng – Bali dapat digunakan sebagai sumber belajar Sejarah di SMA karena mengandung nilai historis sebagai salah satu peninggalan sistem kemasyarakatan dari konsep Bali Aga  yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah lokal di SMA.Kata Kunci: Banua Menyali, Pencerminan Hubungan Banua, dan Sebagai Sumber Belajar
MENUJU WAJAH BARU PENGAJARAN SEJARAH Warini, Ni Luh
Candra Sangkala Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v2i1.28799

Abstract

Pendidikan itu penting bagi pengembangan kehidupan bangsa. Pendidikan sangat menentukan arah pembangunan bangsa. Salah satu agen penting dalam pendidikan yaitu guru. Seorang guru yang baik mestinya memiliki empat kompetensi guru yaitu kemampuan pedagogik, profesional, sosial dan individu. Kemampuan pedagogik dan profesional bisa di lihat dari pengusahaan materi, kemampuan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar yang ada di sekitarnya serta memiliki kemampuan dalam memilih dan melaksanakan berbagai metode pembelajaran dikelas secara maksimal. Penguasaan ketiga komponen tersebut memaksimalkan proses belajar mengajar di kelas yang ujungnya tentunya meningkatkan kualitas peserta didik. Hasil yang meningkat bisa dilihat dari kualitas dan kuantitas lulusan yang dihasilkan. Keywords:Materi,MediaSumber Belajar,Metode Pengajaran