Claim Missing Document
Check
Articles

POLARISASI GEO POLITIK KERAJAAN DI BALI ABAD XVI-XX Oka Purnawati, Desak Made
Media Komunikasi FPIPS Vol 10, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkfis.v10i2.460

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengkaji dua masalah pokok, yaitu : pertama, mengapa terjadi polarisai geopolitik kerajaan di Bali pada periode abad XVI sampai XX, yang ditunjukkan oleh faktor internal dari kerajaan-kerajaan di Bali dan kedua, menunjukkan faktor campur tangan Belanda yang mempercepat proses polarisasi geopolitik di Bali. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan memakai metode penelitian sejarah yang meliputi : heuristic dalam pengumpulan data, kritik ekstern dan intern untuk menentukan keabsahan dan keakuratan data, interpretasi untuk menganalisis dan mensintesis data-data yang sudah di dapat dan selanjutnya, historiografi dengan menyusun suatu cerita sejarah dengan memperhatikan prinsip-prinsip kausalitas, kronologis, serialisasi dan koligasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polarisasi geopolitik Kerajaan Bali pada abad XVI-XX mengalami fragmentasi dalam sembilan kerajaan kecil yang sekarang menjadi warisan dari geopolitik kabupaten/kota di Bali. Fragmentasi ini lebih disebabkan oleh perebutan hegemoni politik diantara kerajaaan kerajaan kecil di Bali sehingga memudahkan campur tangan pemerintah colonial Belanda untuk menguasainya yang dimulai saat penyerangan terhadap Kerajaan Buleleng, dan mengakhirinya dengan Perang Puputan Badung (1906) dan Perang Puputan Klungkung (1908).Kata-kata kunci : Polarisasi, geopolitik, kerajaan
TEGAL SUCI : PURA HINDU TANPA TEMPAT PEMUJAAN (Sejarah dan Makna di Balik Pertautan Islam-Hindu di Kintamani Bali) Purnawati, Desak Made Oka
Candra Sangkala Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v1i1.28757

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Pura Tegal Suci, bentuk, struktur, proses upacara, keyakinan, nilai dan sikap masyarakat tentang Pura Tegal Suci  yang menampakkan keunikan jika dibandingkan dengan  pura-pura umumnya di Bali, khususnya simbol persatuan bagi masyarakat setempat, menemukan serta menggali aplikasi nilai-nilai Islami yang melekat di Pura Tegal Suci. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dan hasilnya menunjukkan bahwa sejarah berdirinya Pura Tegal Suci tidak bisa dilepaskan dari hubungan dagang sejak jaman Bali Kuno yang membawa para pedagang muslim Cina, Bugis dan Bajo. Mereka adalah golongan pedagang yang secara intens terlibat dalam jalur perdagangan dari Bali Utara menuju Bali Tengah. Daerah ini merupakan daerah persinggahan kaum pedagang yang menyebabkan penguasa di Bonyoh Kintamani memberikan satu lahan untuk dijadikan tempat sholat. Oleh umat Hindu lokal, tempat ini dipelihara tanpa menghilangkan makna-makna simbol persatuan lintas agama yang sudah dirintis dari sejak awal. Sekalipun belakangan muncul pro kontra diantara generasi muda tentang adanya usulan untuk merubah struktur pura mengikuti pola umum pura di Bali. Namun, setelah masyarakat diberikan pemahaman tentang sejarah kelahiran Pura Tegal masyarakat sepakat untuk mempertahan keaslian Pura ini sebagai bentuk kesederhanaan toleransi antarmasyarakat di pegunungan Bonyoh Kintamani dan menyikapi perbedaan yang tak akan lekang oleh waktu.  Kata Kunci : Pura Tegal Suci, Jaringan Perdagangan, Hindu dan IslamArtana, M. B. (2003). Landasan Kebudayaan Bali, Yayasan Dharma Sastra, Denpasar   Agung, I. A. A. G. 1989. Bali pada Abad XIX, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Awig-awig Desa Bonyoh (tt). Atmaja, N.B. (1998). “Sistem Pertanian Pada Masyarakat Bali Kuno”. Aneka Widya,   VIII, Nomor 17.                      . (2002). Tanah Paruman Desa di Desa Adat Julah, Buleleng, Bali: Pengelolaan, Alih Status, dan Implikasinya terhadap Desa Adat. Laporan Penelitian. Jakarta: Pasca Sarjana UI.                      . (2003). Penyewaan Babi Pemacek: Masukan Finansial bagi Desa Adat Julah, Buleleng, Bali. Laporan Penelitian: IKIP Negeri Singaraja. Arga. (2000). Peraturan Irigasi dalam Awig-awig Subak Buleleng. Denpasar: UNUD Bali. Anonim, (1990). Desa-Desa Kuno di Bali. Denpasar: Balai Pustaka. Bagus, G. N., 1971. Kebudayaan Bali. Dalam Koentjaraningrat (ed), Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jambatan, Jakarta. Halaman 284-305. Berger P. L, 1997. Religion And Globalization, Soge Publications, London-New Delhi. Carspecken, P.F., (1998). Critical Etnography in Educational Research: A Theoritical an Practical Guide. London and New York: Routledge. Eiseman, F.B. 1989. Bali Sekala and Niskala, Volume I: Essy on Relegion, Ritual, and Art, Periplus Edition, Berkeley and Singapore: Geertz, H. dan Geertz, C. 1975. Khinsip in Bali, The University of Chicago Press, Chicago. Geertz, C., 1973. The Interpretation of Culture: Selected Essay, Basic Bokks Inc, New York. Griadi, W. (1999). Otonomi Desa Adt dan Kedudukannya dalam Tata Hukum   Indonesia. (Makalah). Denpasar: MPLA Bali. Kaler, I. G. K. (2001). Butir-butir Tercecer tentang Adat Bali Jilid I. Denpasar: Bali Agung. Kertih. (2005). Konsep Ajeg Bali (Hindu) Berbasis Ideologi Tri Hita Karana Dimaknai Di Lingkungan Sekolah. (Penelitian). Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. Kardji, I. W. (2003). “Kiwa Tengen dalam Budaya Bali”. Dalam Jiwa Atmaja (ed.).Kiwa-Tengen dalam Budaya Bali. Denpasar: Kayu Mas. Halaman 1332. Lasmawan, W. (2001). Tanah Laba Pura dan Pergeseran Nilai Sosial-Ekonomi  masyarakat Pedesaan. Jepang. The Toyota Foundation-Grant Number 017-Y-2000.                    . (1991). Peranan saih nembelas dalam pembangunan fisik di Desa Bonyoh Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli (Skripsi). FKIP UNUD – Bali  Milles and Huberman. (1994). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Graffiti Prress. Mantra I.B, 1996. Landasan Kebudayaan Bali, Yayasan Dharma Sastra, Denpasar Monografi Desa Bonyoh Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli – Bali.  Parisadha Agama Hindu Bali, (1978). Upadesa tentang Ajaran-ajaran Agama Hindu. Denpasar: Parisadha Hindu Dharma. Pitana, I Gde. (2001). Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Denpasar: PT. BP. Rtaning Jagad Bali, tt, Denpasar. Sujana, N. Naya. (2000). Manusia Bali di Persimpangan Jalan. Denpasar: PT. BP. Rtaning Jagad Bali, tt, Denpasar. Tisna, (2000). Etos Kerja Masyarakat Bali Tradisional. Denpasar: UNUD Bali.   Wiana, (2002). Memelihara Tradisi Veda. Denpasar: PT. BP. Wiana, (2000). Makna agama Dalam Kehidupan. Denpasar: PT. BP.
Monumen Perjuangan Panca Wirapati di Desa Bongancina, Buleleng,Bali. (Latar Belakang Sejarah, Nilai, Serta Pemanfaatannya Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Berbasis Kurikulum 2013) ., Pande Nyoman Suastawan; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i2.2564

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang pendirian Monumen Perjuangan Panca Wirapati di Desa Bongancina,Busungbiu,Buleleng, (2) mengetahui nilai-nilai apa saja yang dapat diwariskan dari Monumen Perjuangan Panca Wirapati di Desa Bongancina,Busungbiu,Buleleng , (3) mengetahui bagaimana pemanfaatan nilai-nilai kesejarahan Monumen Perjuangan Panca Wirapati di Desa Bongancina,Busungbiu,Buleleng dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS berbasis kurikulum 2013. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Monumen Perjuangan Panca Wirapati yaitu peristiwa gugurnya I Dewa Nyoman Tegeg, I Dewa Nyoman Jebot, I Dewa Nyoman Latera dan I Dewa Nyoman Nesa pada tahun 1946 serta gugurnya I Dewa Ketut Gateri pada tahun 1948 saat revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan NKRI. (2) Nilai-nilai yang diwariskan dari Monumen Perjuangan Panca Wirapati dapat dipilah menjadi dua aspek yaitu nilai-nilai dasar dan nilai-nilai operasional. (3) Nilai-nilai yang terkandung di dalam Monumen Perjuangan Panca Wirapati seperti nilai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jiwa dan semangat merdeka, nasionalisme, patriotisme serta rela dan iklas berkorban untuk tanah air dapat dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembeajaran (RPP) yang berbasis kurikulum 2013 pada kelas IX semester ganjil. Kata Kunci : monumen, pewarisan nilai-nilai sejarah, pemanfaatan nilai This research was aimed at (1) knowing the background of the establishment of Panca Wirapati Monument in Bongancina Village Busungbiu, Buleleng, (2) knowing what values can be inherited from Panca Wirapati Monument in Bongancina Village Busungbiu, Buleleng, (3) knowing to use historical values of Panca Wirapati Struggle Monument in Bongancina village, Busungbiu, Buleleng that can be used as a source of IPS-based learning curriculum in 2013. In this study, the data were collected using qualitative methods with these phases: (1) technique of determining the location of the research, (2) technique of determining informant, (3) data collection techniques (observation, interviews, review of documents), (4) the authenticity of the data guarantor techniques (data triangulation, triangulation methods), and (5) data analysis techniques. The result of this study showed that, (1) There is historical incidents that underlying the development of Panca Wirapati struggle monument that is death incidents of I Dewa Nyoman Tegeg, I Dewa Nyoman Jebot, I Dewa Nyoman and I Dewa Nyoman Latera Nesa in 1946 and the death incidents of I Dewa Ketut Gateri in 1948 when the physical revolution in order to maintain NKRI Independency. (2) The values inherited from Panca Wirapati Monument can be divided into two aspects: the basic values and operational values. (3) The values contained in Panca Wirapati Monument such as the value of piety towards Almighty God, the soul and the spirit of independence, nationalism, patriotism and sincere and willing to sacrifice for the country can be elaborated into the syllabus and lesson plan (RPP ) based on curriculum 2013 in class IX semester 1.keyword : Monument, inheritance of historical values, utilization value
Rumah Djiaw Kie Siong Di Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Di SMA ., FAJAR MAGHDA; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A.; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v8i2.18723

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar Belakang Pengasingan Soekarno dan Hatta ke rumah Djiaw Kie Siong, (2) Bentuk dan Pemaknaan rumah Djiaw Kie Siong, (3) Aspek-aspek yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran Sejarah di SMA dari Rumah Djiaw Kie Siong Desa Rengasdengklok Utara, Karawang, Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yaitu (1) Penentuan lokasi penelitian, (2) Teknik penentuan informan, (3) Teknik pengumpulan data (teknik observasi, teknik wawancara, teknik studi dokumen), (4) Teknik penjaminan keabsahan data (trianggulasi data dan trianggulasi metode), (5) Teknik analisis data, (6) Teknik penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Latar Belakang Pengasingan Soekarno dan Hatta ke rumah Djiaw Kie Siong, dipilih karena faktor geografis, faktor keamanan, dan faktor sosial (2) Bentuk rumah Djiaw Kie Siong yaitu bentuk rumah adat Sunda susuhunan jalopong, dan Pemaknaannya di aktualisasikan dalam bentuk altar, tempat tidur, dan posisi rumah. (3) Aspek-aspek yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran Sejarah di SMA dari Rumah Djiaw Kie Siong Desa Rengasdengklok Utara, Karawang, Jawa Barat dapat dilihat dari aspek pendidikan, aspek historis,dan aspek pariwisata.Kata Kunci : Rumah Djiaw Kie Siong, Desa Rengasdengklok Utara dan Sumber Belajar Sejarah This research was conducted in Rengasdengklok Utara Village, Rengasdengklok District, Karawang Regency, West Java. (1) Background of Soekarno and Hatta's Exile to Djiaw Kie Siong's house, (2) Form and Meaning of house Djiew Kie Siong, (3) Aspects that can be used as sources of learning History in High School for Djiew Kie Siong House, North Rengasdengklok Village, Karawang, West Java. The method used in this study is descriptive qualitative method with steps namely (1) Determination of the location of the study, (2) Technique of selecting informants, (3) Data collection techniques (collection techniques, interview techniques, document study techniques), (4) Technique for guaranteeing the validity of data (data triangulation and method triangulation), (5) Data analysis techniques, (6) Techniques for obtaining research results. The results showed that (1) Background of Soekarno and Hatta's exile to the house Djiaw Kie Siong, was chosen because of geographical factors, safety factors, and social factors (2) The form of Djiaw Kie Siong's house which is the form of Sundanese traditional house susuhunan jalopong, and its meaning starting in the form of the altar, bed, and position of the house. (3) Aspects that can be used as a source of learning History in high school from the House of Djiaw Kie Siong Village Rengasdengklok Utara, Karawang, West Java can be seen from the aspects of education, historical aspects, and the field of tourism.keyword : Djiaw Kie Siong House, North Rengasdengklok Village and Historical Learning Resources
MONUMEN BELANDA DI DESA TEMUKUS, BANJAR, BULELENG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SMP ., Kadek Virgotama Krissanta; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i1.4172

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang pendirian Monumen Belanda di Desa Temukus, Banjar, Buleleng, (2) mengetahui wujud aksi perjuangan rakyat Buleleng melawan penjajahan Belanda , (3) mengetahui bagaimana potensi yang dimiliki Monumen Belanda yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3 Banjar. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) metode penentuan lokasi penelitian, (2) metode penentuan informan, (3) metode pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) metode penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), (5) metode analisis data, dan (6) metode penulisan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Monumen Belanda oleh Belanda yaitu untuk mengenang gugurnya pimpinan pasukan Belanda yang bernama Letnan Steigman dan De Nijs bersama 20 serdadu Belanda yang gugur dalam pertempuran melawan laskar Banjar pada tahun 1868. (2) Fungsi yang terkandung pada Monumen antara lain: keberanian, kepahlawanan dan rela berkorban. (3) Potensi Monumen Belanda Sebagai Media Pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Banjar dapat dijabarkan ke dalam silabus yang berbasis kurikulum 2013 pada kelas VIII semester ganjilKata Kunci : monumen, fungsi monumen, dan media pembelajaran. This study aims to (1)knowing the background of dutch monument in temukus village, banjar, buleleng(2) knowing the form of army buleleng againts the dutch colonial (3)knowing how the potential of dutch monument which can be used as a source of learning IPS Terpadu in Smp N 3 Banjar. In this study, the data collected by using kualitatif method, which steps (1) method of determining the location of the study (2) method of determining the information (3) methods of data collection ( observation, interview, review of documents), (4) Guarantor method of data authenticity (triangulasi of data, triangulasi of method). (5) methods of data analysis and (6) method of writing. The results showed that (1) existence of historical events underlying the development of the dutch by the dutch monument is to commemorate the death of the leader of the dutch troops name Steigman Lieutenant and De Nijs with 20 dutch soldiers who died in battle againts of the Banjar army in 1868. (2) function of the monument are : educative function, inspirative function, recreative function, and socio-cultural function. (3) the potential of Dutch monument as a learning medium in Smp N 3 Banjar can be adjusted to reflect the 2013 syllabus curriculum based on class VIII of odd semester.keyword : Monument, The function of monument, and instructional media
Biografi Pejuang I Gusti Ayu Rija (Studi Tentang Pewarisan Nilai-Nilai Karakter Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA Berbasis Kurikulum 2013) ., Qori Bayyinaturrosyi; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i2.7062

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Biografi I Gusti Ayu Rija; (2) nilai-nilai karakter yang tersurat dan tersirat dari sosok I Gusti Ayu Rija; dan (3) nilai-nilai karakter dari I Gusti Ayu Rija yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah di SMA berbasis kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode penulisan sejarah yaiutu: (1) pengumpulan sumber (heuristic); (2) kritik sumber; (3) interpretasi; dan (4) penulisan sejarah (historiografi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa I Gusti Ayu Rija adalah putri ke-3 dari 7 bersaudara dari pasangan I Gusti Bagus Negara (putra generasi ke XI puri Anyar) dengan I Gusti Ngurah Rai dari Katiasa. I Gusti Ayu Rija lahir di puri Anyar, masa kecilnya kebanyakn dihabiskan bergaul dengan masyarakat biasa sehingga tumbuh besar menjadi seorang pejuang masa revolusi fisik di Buleleng 1946-1949. Nilai-nilai karakter yang terkandung pada sosok I Gusti Ayu Rija antara lain: (1) relegius; (2) jujur; (3) disiplin; (4) bertanggung jawab; (5) kerja keras; (6) percaya diri; (7) mandiri; (8) sadar diri; (9) patuh pada aturan sosial; (10) respek; (11) demokratis; (12) nasionalis; (13) suka menolong; (14) tangguh; dan (15) berani mengambil resiko. Nilai-nilai karakter I Gusti Ayu Rija dapat dimasukkan dalam sumber belajar sejarah SMA berbasis kurikulum 2013 kelas XI pada materi pokok “Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman sekutu dan Belanda”.Kata Kunci : Biografi, Nilai-Nilai Karakter, Kurikulum 2013 This study aims to know (1) I Gusti Ayu Rija’s biography; (2) the values of explicit and implicit character of the figure I Gusti Ayu Rija; and (3) of character values of I Gusti Ayu Rija which can be used as a source of learning in high school history curriculum based on 2013. This study uses historical writing namely: (1) the collection of resources (heuristic); (2) source criticism; (3) interpretation; and (4) the writing of history (historiography). The results showed that I Gusti Ayu Rija is the daughter of the 3rd of seven children of the couple I Gusti Bagus Negara (son generation to Anyar castle XI) with I Gusti Ngurah Rai from Katiasa. I Gusti Ayu Rija was born in the castle Anyar, mostly spent her childhood mingle with ordinary people that grow up to be a fighter the physical revolution in Buleleng 1946-1949. Character values embodied in the figure of I Gusti Ayu Rija, among others: (1) religious; (2) to be honest; (3) discipline; (4) is responsible; (5) hard work; (6) self-reliant; (7) independently; (8) self-conscious; (9) comply with social rules; (10) respect; (11) democratic; (12) nationalist; (13) prefer; (14) resilient; and (15) take risks. The values of I Gusti Ayu Rija characters can be entered in the source-based high school curriculum learning the history of class XI in 2013 on the subject matter "The struggle to defend the independence of the threat of allies and the Netherlands".keyword : Biography, Values Character, Curriculum 2013
PERSEPSI SISWA TERHADAP SITUS NEKARA PEJENG SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 3 TAMPAKSIRING DI KELAS VII A SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014, GIANYAR BALI). ., Ni Made Ary Wahyuni; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v5i3.3613

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Tampaksiring Desa Pejeng, Gianyar yang bertujuan untuk mengetahui: (1)Karakteristik Nekara Pejeng yang ada di Pura Penataran Sasih, baik dilihat dari sejarah, bentuk, maupun fungsinya bagi masyarakat Pejeng, (2) cara memanfaatkan situs Nekara Pejeng sebagai sumber pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Negeri 3 Tampaksiring, (3)Persepsi siswa terhadap pemanfaatan situs Nekara Pejeng sebagai sumber belajar IPS. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu: (1)Teknik Penentuan Informan, (2)Teknik Pengumpulan Data,(3)Teknik Observasi,(4)Teknik Wawancara,(5)Teknik Studi Dokumen,(6)Teknik Penjamin Keaslian Data,(7)Teknis Analisis Data. Hasil penelitian ini menunjukan dari segi sejarah: bahwa nekara perunggu terbesar yang berada di Pura Penataran Sasih berukuran 186,5 cm dengan garis tengah 160 cm. Nekara tersebut dianggap sangat suci dan di keramatkan oleh masyarakat Desa Pejeng. Nekara tersebut di letakkan di sebuah pelinggih yang disebut Ratu Sasih. Bentuk dari nekara pejeng dengan Karakteristik nekara pejeng merupakan semacam berumbung yang terbuat dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan di sisi atasnya tertutup. Fungsi dari situs Nekara Pejeng di persefektif pendidikan bisa dijadikan tempat belajar di luar kelas. Model pembelajaran yang di gunakan di SMP Negeri 3 Tampaksiring ialah model Karya Wisata. Menggunakan model pembelajaran Karya Wisata ternyata menemukan banyak kesulitan,jadi peneliti menawarkan menggunakan model pembelajaran CTL. Persepsi siswa terhadap situs Neakara Pejeng dari 42 orang siswa 30 (12,6%) mengetahui keberadaan situs Nekara Pejeng, dan dari jumlah 42 orang siswa 12 (5,04%) tidak mengetahui keberadaan situs Nekara Pejeng, dari 42 orang siswa 25 (10,5%) menyatakan tidak setuju menggunakan model pembelajaran CTL, sedangkan 42 orang siswa 17 (7,14%) menyatakan bahwa setuju menggunkan model pembelajaran CTL. Kata Kunci : Kata kunci : Sejarah, Sumber Pembelajaran, dan Persepsi Siswa ABSTRACT This research was conducted at SMP Negeri 3 Tampaksiring Pejeng Village, Gianyar which aims to determine: (1) Characteristics Nekara existing Pejeng Penataran Sasih, good views of the history, form, and function for the community Pejeng, (2) how to utilize the site Nekara Pejeng as a source of learning in the social studies class VII A 3 SMP Tampaksiring, (3) perception of students toward the use of the site as a learning resource Pejeng Nekara IPS. This research uses descriptive qualitative method, namely: (1) Determination Techniques informant, (2) Data Collection Techniques, (3) Observation Techniques, (4) Interview Techniques, (5) Technical Study Document, (6) Authenticity Assurance Engineering Data, (7) Technical Analysis Data. These results indicate historical terms: that nekara which is the largest bronze Penataran Sasih measuring 186.5 cm with a diameter of 160 cm. Nekara is considered very sacred and in keramatkan by Pejeng villagers. Nekara is in place at a shrine called the Queen Sasih. The shape of the characteristic nekara nekara Pejeng Pejeng a sort berumbung bronze waisted in the middle and on the side it covered. The function of the site Nekara persefektif Pejeng in education can be a place of learning outside the classroom. Learning model that is in use in SMP Negeri 3 Tampaksiring Study Tour is a model. Using a model of learning that finding work is much difficulty Travel, so researchers use learning model CTL offers. Students' perception of the site Neakara Pejeng of 42 students 30 (12.6%) knew of the existence Pejeng Nekara site, and from the number of students 42 12 (5.04%) did not know the whereabouts of the site Nekara Pejeng, 25 of 42 students (10 , 5%) disagree using learning model CTL, whereas 42 of 17 students (7.14%) stated that CTL agree to use the learning model. keyword : Keywords: History, Learning Resources, and Student Perceptions
Dusun Islam Wanasari di Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar, Bali (Latar Belakang Sejarah, Dinamika, serta Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA) ., ASVIANI; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A.; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i1.14733

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Latar belakang sejarah berdirinya Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar. (2) Dinamika yang terjadi di Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar. (3) Aspek-aspek apa saja dari sejarah Dusun Wanasari yang dapat digunakan sebagai sumber sejarah lokal di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah melalui beberapa langkah yakni: (1) Heuristik: tehnik observasi, tehnik wawancara, dan studi dokumen, (2) Kritik Sumber: Kritik eksternal dan kritik internal, (3) Interpretasi, (4) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, (1) Dusun Wanasari pada awalnya bernama Kampung Jawa kemudian menjadi Kampung Wanasari dan hingga saat ni menjadi Dusun Wanasari. (2) Setiap kelompok sosial pasti mengalami perubahan begitupula di Dusun Wanasari yang berdinamika dalam berbagai aspek diantaranya aspek politik pemerintahan, aspek sosial ekonomi, aspek budaya, aspek dinamika kehidupan keagamaan, dan hubungan antar etnis di Dusun Wanasari dan antar umat beragama. (3) Dusun Wanasari memiliki beberapa aspek yang dapat digunakan sebagai sumber sejarah lokal di SMA diantaranya aspek sejarah, aspek toleransi, aspek kerjasama, aspek, budaya, dan aspek kedamaian.Kata Kunci : Dinamika, Dusun Wanasari, Sejarah, Sumber Balajar This study aims to determine: (1) Background history of the foundation of Dusun Wanasari, Dauh Puri Kaja Village, Denpasar. (2) The dynamics that occurred in Dusun Wanasari, Dauh Puri Kaja Village, Denpasar. (3) What aspects of Dusun Wanasari hamlet history can be used as a source of local history in high school. This study uses historical research methods through several steps: (1) Heuristics: observation techniques, interview techniques, and document studies, (2) Source Criticism: External criticism and internal criticism, (3) Interpretation, (4) Historiography. The results of this study show that, (1) Dusun Wanasari was originally name is “Kampung Jawa” after that is “Kampung Wanasari” and until this then be became Dusun Wanasari. (2) Each social group must undergo a change similarly in Dusun Wanasari which is dynamic in various aspects such as political aspects of government, socio-economic aspects, cultural aspects, aspects of dynamics of religious life, and inter-ethnic relations in Dusun Wanasari and inter-religious communities. (3) Dusun Wanasari has several aspects that can be used as a source of local history in high school such as historical aspect, tolerance aspect, cooperation aspect, aspect, culture, and peace aspect.keyword : Dynamics, Dusun Wanasari, History, Learning Reasearch
PEMERTAHANAN TRADISI PENGUBURAN ARI-ARI PADA MASYARAKAT BALI AGA DI DESA PEKRAMAN BAYUNG GEDE, KINTAMANI, BANGLI (STUDI TENTANG REPRESENTASI NILAI KEAGAMAAN PADA RITUAL DALAM MASYARAKAT PRA AKSARA DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS DI SMP) ., Ni Luh Gede Lisiana; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum; ., Dra. Tuty Maryati,M.Pd
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i2.4166

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Masyarakat di Desa Pekraman Bayung Gede mempertahankan tradisi penguburan ari-ari (2). Sistem ritual penguburan ari-ari di Desa Pekraman Bayung Gede, Kintamani Bangli dan (3). Nilai-nilai yang ada pada tradisi penguburan ari-ari yang dapat di implementasikan sebagai sumber pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sesuai dengan Kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) teknik penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen); (4) teknik validitas data); (5) teknik analisis data; dan (6) penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asal mula masyarakat Desa Bayung Gede mempertahankan tradisi penguburan ari-ari karena adanya keyakinan bahwa masyarakat Desa Bayung Gede merupakan keturunan dari tued kayu (pangkal kayu) yang dihidupkan dengan tirta kamandalu yang dibawa dari Pulau Jawa oleh titisan Bhatara Bayu. Sistem ritual penguburan ari-ari yaitu ari-ari dibersihkan dan dimasukkan ke dalam kelapa yang dibelah menjadi dua, memasukkan ari-ari dalam kelapa menggunakan sepit dan ngad kemudian diberi abu dapur, setelah itu diberi kunyit, lemon, tengeh, dan anget- anget, kemudian kelapa disatukan dan direkatkan dengan kapur sirih dan diikat dengan tali lalu dibawa ke Setra Ari-Ari. Nilai-nilai yang terdapat pada tradisi penguburan ari-ari adalah nilai keagamaan, nilai kehidupan sosial, nilai tanggung jawab, nilai cinta damai dan nilai penghormatan kepada leluhur. Implementasi nilai-nilai pada tradisi penguburan ari-ari sebagai sumber pembelajaran IPS berdasarkan kurikulum 2013; (1) Kompetensi inti yaitu memahami pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak nyata; (2) Kompetensi Dasar yaitu memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa praaksara, dalam aspek budaya; (3)Materi pokok pola kehidupan dan kebudayaan pada masa pra aksara.Kata Kunci : Mempertahankan, sistem ritual, implementasi nilai keagamaan dan sumber pembelajaran IPS This study aimed to (1) People in the village of Pekraman Bayung Gede maintaining tradition burial ari-ari (2). Burial ritual system ari-ari Pekraman Bayung Gede village, Kintamani Bangli and (3). The values that exist in ari-ari burial tradition can implement as a source of learning in social sciences (IPS) in accordance with the 2013 curriculum this study used a qualitative approach, namely: (1) Determining the location of research techniques; (2) Determination techniques informants; (3) Data collection techniques (observation, interviews, studies of documents); (4) Technical validity of the data); (5) Data analysis techniques; and (6) Writing research. The results showed that the origin of the village community Bayung Gede retain placenta burial traditions because of the belief that the villagers are descendants of Bayung Gede tued wood (wood base) is turned on by tirta kamandalu brought from Java by the incarnation of lord Bayu. Burial ritual system placenta placenta is cleaned and put in coconut split in two, put the placenta in a coconut using tongs and ash kitchen ngad then given, after it was given turmeric, lemon, tengeh, and anget- anget, coconut then put together and glued with whiting and tied with ropes and taken to Setra Ari-Ari. The values contained in the placenta burial traditions are religious values, social values, the value of responsibility, the value of peace and value love respects to ancestors. Implementation of the values in the placenta burial tradition as a source of learning social studies based curriculum, 2013; (1) Basic competence is to understand changes in the praaksara Indonesian society, the cultural aspects; (2) The subject matter of life and cultural patterns in the pre script. keyword : Maintain, ritual system, the implementation of religious values and social studies learning resource
Peranan Nyoman Gempol Dalam Menentang Kolonialisme Belanda di Buleleng Tahun 1858 ( Nilai-nilai Kepahlawanan dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA/SMK) ., Made Arya Jini Setiawan; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i3.4274

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peranan Nyoman Gempol pada tahun 1858 dalam menentang kekuasaan Belanda tahun 1858, (2) Nilai – nilai kepahlawanan yang dapat diwariskan dari perjuangan Nyoman Gempol dalam menentang kekuasaan Belanda di Buleleng pada tahun 1858 dan (3) Nilai-nilai kepahlawanan perjuangan Nyoman Gempol yang dapat diwariskan dan bisa berkontribusi bagi sumber belajar sejarah SMA/SMK Kurikulum 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan langkah-langkah yaitu: (1) Pengumpulan Sumber / jejak-jejak sejarah (Heurisrik): studi dokumentasi, wawancara, dan observasi, (2) Kritik Sumber (eksternal dan internal), (3) Interpretasi/penafsiran, (4) Penulisan kisah Sejarah (Historiografi). Penelitian ini menghasilkan temuan, antara lain: (1) Pahlawan Nyoman Gempol di dalam menentang Kolonialisme Belanda di Buleleng pada tahun 1858 terjadi karena ketidaksetujuannya Raja Buleleng dari keturunan Panji Sakti dijadikan sebagai Regent Belanda, selain itu akibat meninggalnya Wayan Liar ayah dari Nyoman Gempol pada saat perang Buleleng mengakibatkan Nyoman Gempol dendam kepada Belanda, sehingga beliau mengadakan sebuah pemberontakan terhadap kekuasaan Belanda di Buleleng. (2) Nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung dari sosok Nyoman Gempol yaitu: (a) Keberanian; (b) patriotisme; (c) rela berkorban; (d) kewibawaan; (e) solidaritas, (f) religius, (g) kejujuran, dan (3) Nilai-nilai kepahlawanan Nyoman Gempol yang bisa berkontribusi menjadi sumber pembelajaran sejarah Indonesia di SMA/SMK.Kata Kunci : Pahlawan, Nilai-nilai kepahlawanan, Sumber Belajar This study aimed to determine (1) the role of Nyoman Gempol in 1858 in opposition to Dutch rule in 1858, (2) Value - the value of heroism that can be inherited from Nyoman Gempol struggle against Dutch rule in Buleleng in 1858 and (3) values Nyoman heroic struggle Gempol value that can be inherited and could contribute to the source to learn the history of SMA / SMK curriculum 2013. the method used in this study is the method of historical research with the steps are: (1) collection of source / traces of history (Heurisrik) : study of documentation, interviews, and observations, (2) Criticism Sources (external and internal), (3) interpretation / interpretation, (4) Writing History stories (historiography). The research resulted in findings, among others: (1) Heroes Nyoman Gempol inside against the Dutch Colonialism in Buleleng in 1858 occurred because of disapproval of the descendants of Raja Panji Sakti of Buleleng serve as Regent Netherlands, on the other hand due to the death of Wayan Liar who the father of Nyoman Gempol upon Buleleng war resulted Nyoman Gempol revenge against the Netherlands, so he organized a rebellion against Dutch rule in Buleleng. (2) The values of heroism embodied by the figure of Nyoman Gempol namely: (a) Courage; (b) patriotism; (c) self-sacrifice; (d) the authority; (e) solidarity, (f) religious, (g) honesty, and (3) The values of heroism Nyoman Gempol that could contribute to the source of the teaching of history Indonesian in high school / vocational school. Keywords: Heroes, The values of heroism, Learning Resources. keyword : Heroes, The values of heroism, Learning Resources.
Co-Authors ., AHMAD ROMLI ., ASVIANI ., DAFID RAHMAN ., ENI ILYANI ., FAJAR MAGHDA ., Febri Dwi Cahyo ., FIRDAUS RAMADANI ., FITRIYANAH ., Harisuddin ., I Made Ardi Sanjaya ., I Made Reynaldi Ambara Gita ., I Putu Yudi Permana Saputra ., I Wayan Roy Adnyana Putra ., INDRA SAPUTRA ., Jro Kadek Mudiartha ., Made Pradnyana Putra ., NAJI SHOLEH ., Ni Luh Sulandari ., NI MADE ERMAWATI ., Ni Putu Budiartini ., Nur Azizah ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A. ., Putu Agustina Setiawan ., Qori Bayyinaturrosyi ., RAHAYU ARINI ., Rini Anggraini ., RISTI OKDIYANI MISRAN ., SITI ROSIDAH ., USI HARIYADI ., USWATUN HASANAH A.A. Istri Pradnyana Asrama P. . Abd. Rasyid Syamsuri Abdullah . AHMAD ROMLI . Alista Lusia Viana Anjali, Alina Ratna ASVIANI . Both, Lusitiana Cala, Maria Ulda DAFID RAHMAN . Dedi . Desak Made Suprayanti . Dr. Tuty Maryati,M.Pd . Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum . Drs. I Wayan Mudana,M.Si. . Duwi Maulida Agistin DWI SURYANTO ENI ILYANI . Fahrizal Yunus FAJAR MAGHDA . Febri Dwi Cahyo . FIRDAUS RAMADANI . FITRIYANAH . Gusti Ayu Padmawati . Harisuddin . Hasan Herlina I Gede Oka Parwata . I Gede Putra . I Gede Raka Hariwarmajaya . I Gusti Made Aryana I Kadek Meiana Adi Putra I Kadek Parmadi . I Ketut Arya Sentana Mahartha I Ketut Suartana . I Made Ardi Sanjaya . I Made Pageh I Made Reynaldi Ambara Gita . I Putu Eka Arimbawa I Putu Gede Anom . I Putu Hendra Mas Martayana I Putu Yudi Permana Saputra . I Wayan Eka Juliartha . I Wayan Pardi I Wayan Putra Yasa I Wayan Roy Adnyana Putra . I Wayan Suastra I Wayan Widiarta . Ida Bagus Putu Arnyana Ifandy, M. Rizal Ikhsan Maulana Putra Prasetyo . Ikhsan Maulana Putra Prasetyo ., Ikhsan Maulana Putra Prasetyo Indah Ayu Novita Sari INDRA SAPUTRA . Jro Kadek Mudiartha . Kadek Virgotama Krissanta . Ketut Sedana Arta Luh Ayu Martasari Luttfy Chateriyan, Ivan M Al Qautsar Pratama . M Al Qautsar Pratama ., M Al Qautsar Pratama M.Si Drs. I Ketut Margi . Made Angga Setiawan . Made Arya Jini Setiawan . Made Pradnyana Putra . Mathias Maranata Surbakti Muhammad Rivai NAJI SHOLEH . Nama, Ida Bagus Putu Adi Ni Kadek Ari . Ni Kadek Ari Indrayani . Ni Kadek Ari Indrayani ., Ni Kadek Ari Indrayani Ni Komang Sukasih . Ni Komang Sukasih ., Ni Komang Sukasih Ni Luh Gede Lisiana . Ni Luh Made Ari Darmini . Ni Luh Sulandari . Ni Made Ary Wahyuni . Ni Made Cristia Dewi . NI MADE ERMAWATI . Ni Made Wibhu Satyayu Ni Nyoman Murdani . Ni Nyoman Tri Cahyani . Ni Putu Budiartini . Ni Putu Satya Oka Dewi Ni Putu Tika Indrayanti . Ni Putu Tika Indrayanti ., Ni Putu Tika Indrayanti Ni Wayan Astini . Ni Wayan Dewi Lasmi ., Ni Wayan Dewi Lasmi Ni Wayan Fany Juniasih Ni Wayan Ratih Paramita NUR AZIZAH . Pande Nyoman Suastawan . Paramita, Ni Wayan Ratih Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A. . Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA . Purnawibawa, R. Ahmad Ginanjar Putu Agustina Setiawan . Putu Eka Audria Maharani Putu Sulistyawati Qori Bayyinaturrosyi . Raden Ahmad Ginajar Purnawibawa RAHAYU ARINI . Rahayuni, Luh Sulistia Rini Anggraini . RISTI OKDIYANI MISRAN . Satyayu, Ni Made Wibhu Seruni, Yuri Sekar SITI ROSIDAH . Suadnyana, Kadek Nova Sulistyawati, Putu Susanti . Sutiarsana, Putu Rian USI HARIYADI . USWATUN HASANAH . Viana, Alista Lusia Widiani, Ni Kadek Yiena Wirawan, I Gusti Made Arya Suta Yunia Wulandari Yunus, Fahrizal Yuri Sekar Seruni