cover
Contact Name
Rochmat Aldy Purnomo
Contact Email
purnomo@umpo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
istawa@umpo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
ISSN : 25025732     EISSN : 25410970     DOI : -
ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam (IJPI) [Journal of Islamic Education] is an International Education Journal published by Postgraduate Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Indonesia. The journal publishes empirically grounded and multidisciplinary work on Islamic Education and its related issues: spanning the history, quranic studies, exegesis, tradition, education, curriculum, politics, sufism, etc. It is a peer-reviewed journal of Education. The journal is published twice a year.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam" : 8 Documents clear
Indonesian Traditional Games: a Way to Implant Character Education on Children and Preserve Indonesian Local Wisdom Niswatin Nurul Hidayati
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.206 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2475

Abstract

Indonesia is a country that is rich in culture, one of which is reflected in a variety of traditional games. Traditional games are inherited from ancestors which are not only used for entertainment, but contain values and messages contained in them. At the end of this traditional game is not widely played or even unknown to children. This is because of the widespread use of gadgets and online games that have been played from an early age. In this short article, the author describes several traditional Indonesian games with the values contained therein. The author randomly chooses several traditional games to then describe them. This is done with the hope of promoting the return of traditional games for children, because in the game it is one way to instill the value of character education in children. In addition, by promoting traditional Indonesian games, Indonesia will also maintain local wisdom.Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, salah satunya tercermin dengan berbagai macam permainan tradisional yang dimiliki. Permainan tradisional adalah merupakan warisan dari leluhur yang tidak hanya digunakan untuk hiburan, namun mengandung nilai dan pesan yang terkandung di dalamnya. Akhir kahir ini permainan tradisional tidak banyak dimainkan atau bahkan tidak dikenal oleh anak anak. Hal ini karena maraknya penggunaan gadget dan online games yang telah dimainkan mulai usia dini. Dalam tulisan singkat ini, penulis mendeskripsikan beberapa permainan tradisional Indonesia dengan nilai nilai yang terkandung di dalamnya. Penulis memilih beberapa permainan tradisional secara acak untuk kemudian mendeskripsikannya. Hal ini dilakukan dengan harapan digalakkannya kemabali permainan tradisional untuk anak, karena dalam permainan tersebut menjadi salah satu cara untuk menanamkan nilai nilai Pendidikan karakter pada anak. Di samping itu, dengan digalakkannya permainan tradisional Indonesia, juga akan menjaga local wisdom yang dimiliki Indonesia
Religious Cultural-based Educational Model Through Mentoring to Form Islamic Humanistic Values Abdullah, Muhammad Luthfi; Nila Praja, Handayani; Mahendra, Diana; Busro, Busro
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.854 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2234

Abstract

The problem challenge in Education in Indonesia is actions that decrease human dignity. One of them is corruption that becomes a big agenda to be fought in this country. Besides, sexual abuse to children also needs to be taken care of. That is why efforts to return humanistic values are required to be alternatives in education. Consent and planned knowledge which tries to restore human dignity can be formed through culture. Mentoring program is one of the activities that can be used in developing religious culture. This research was aimed to: find out how humanistic and spiritual cultural-based education model is employed through mentoring, and find out how the education model influences humanistic values. This research employed a mixed method. The mixed-method design used is a sequel exploratory design. The research subjects are integrated internship students of Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon. The results of this research showed that; there were three activities as results of mentoring that described humanistic and religious cultural-based education model, those are physical development, social service, and public work for the environment; those three activities gave positive influences towards the forming of humanistic values.Tantangan masalah dalam pendidikan di Indonesia adalah tindakan yang menurunkan martabat manusia. Salah satunya adalah korupsi yang menjadi agenda besar untuk diperangi di negeri ini. Selain itu, pelecehan seksual kepada anak-anak juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengembalikan nilai-nilai humanistik sebagai alternatif dalam pendidikan. Persetujuan dan pendidikan terencana yang mencoba mengembalikan martabat manusia dapat dibentuk melalui budaya. Program pendampingan adalah salah satu kegiatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan budaya agama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana model pendidikan berbasis budaya humanistik dan agama dilakukan melalui pendampingan, dan mendeskripsikan bagaimana model pendidikan mempengaruhi nilai-nilai humanistik. Penelitian ini menggunakan metode campuran. Desain metode campuran yang digunakan adalah desain eksplorasi sequal. Subjek penelitian adalah mahasiswa magang terintegrasi Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga kegiatan sebagai hasil pendampingan yang menggambarkan model pendidikan berbasis budaya humanistik dan agama, yaitu pengembangan fisik, pelayanan sosial, dan pekerjaan bersama untuk lingkungan; ketiga kegiatan tersebut memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan nilai-nilai humanistik.
Interpersonal Skills and Powerpoint Training to Improve Presentation Skills Among the First-Year Student at Islamic University Safiruddin Al Baqi; Kharisul Wathoni
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.27 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2358

Abstract

Presentation is an essential ability for every college student, including a student at Islamic University, because many agendas require this ability both in class and organization. This study aims to determine the effectiveness of interpersonal skills training and PowerPoint training to improve the presentation skills of first-year students. This study used an experimental design that is one group pretest-posttest design. The subjects of this study were 24 first-year students (6 male; 18 female). The students were divided into seven groups consisting of 3 to 4 students. The training was carried out in 4 sessions, namely listening skills, public speaking, use of power points, and practice of preparing presentations. Pre-test and post-test data were taken before and after training by assessing the presentation skills of each group. Pre-test and post-test data show an increase in the average from 65.43 to 86.29. Further analysis using paired sample t-tests showed a significance value of 0.00 (0.05), so it can be concluded that there were differences in students' abilities in presentation between before and after training. These results will be more representative of the research used a broader population, so it is recommended to further researchers to reach a broader community to achieve more representative results.Presentasi merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki setiap mahasiswa termasuk mahasiswa di kampus Islam, karena banyak agenda yang menuntut akemampuan ini baik dikelas maupun organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pelatihan interpersonal skills dan pelatihan penggunaan power point untuk meningkatkan keterampilan presentasi mahasiswa baru. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen yaitu one group pretest-posttest design. Subjek penelitian ini merupakan mahasiswa tahun pertama yang berjumlah 24 orang (6 laki-laki; 18 perempuan). Mahasiswa tersebut kemudian dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 3 hingga 4 orang. Pelatihan dilakukan dalam 4 sesi yaitu tentang keterampilan menyimak, keterampilan public speaking, penggunaan power point, dan praktik menyiapkan presentasi. Data pre-test dan post-test diambil sebelum dan sesudah pelaksanaan pelatihan dengan meniai keamampuan presentasi masing-masing kelompok berdasarkan kemampuan public speaking dan penggunaan power point. Data pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata dari 65.43 menjadi 86.29. Analisis lebih lanjut menggunakan paired sample t-test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.00 (0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kemampuan mahasiswa dalam presentasi antara sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil ini akan lebih representatif jika penelitian dilakukan kapada populasi yang lebih luas, sehingga disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menjangkau populasi yang lebih luas untuk mencapai hasil yang lebih representatif
Education Thought Imam Zarkasyi and Relevance to the Development of Islamic Education in Indonesia Ana Maulida Sabila; Happy Susanto; Anip Dwi Saputro
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.719 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2271

Abstract

Colonialism in a matter of centuries that accrued in Indonesia had its impact in every aspect of life, including the education of the nation's children. The pre-independence period did not provide free space for Islamic Education and led it to a setback. This dilemma Gave birth to Reformers who would revitalize the education system in Indonesia. One of them was Imam Zarkasyi, together with his two brothers KH Ahmad Sahal and KH Zainuddin Gontor Fanani by establishing Pondok Modern Darussalam (PMDG). An educational institution in the form of a boarding school that integrates the madrasa system with the boarding system, Thus making it a 'modern' in its era. This integration has implications for the application of the day accompanied by a boarding schooling system, the implementation of written and hidden curriculum and various methods adapted to the milieu by design Gontory's. With this, the thoughts of the leaders of the renewal of Islamic Education are important to study to find an ideal model of education in Indonesia. Based on the results of the study, Imam Zarkasyi's educational thinking is relevant for the development of Islamic Education in Indonesia in the aspects of the system and institutions, aims, educators, students, and the educational situation.Kolonialisme dalam hitungan abad yang terjadi di Indonesia membawa dampak tersendiri dalam setiap sendi kehidupan, tak terkecuali pendidikan anak bangsa. Masa pra-kemerdekaan tak memberikan ruang bebas bagi Pendidikan Islam dan mengantarkannya pada roda kemunduran. Dilema inilah yang melahirkan para pembaharu yang akan merevitalisasi sistem pendidikan di Indonesia. Salah satunya Imam Zarkasyi, bersama kedua saudaranya KH Ahmad Sahal dan KH Zainuddin Fanani dengan mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Sebuah lembaga pendidikan berbentuk pesantren yang mengintegrasikan sistem madrasah dengen sistem pesantren, sehingga menjadikannya bercorak ‘modern’ pada zamannya. Integrasi tersebut berimplikasi pada penerapan day-schooling diiringi dengan boarding system, pemberlakuan written and hidden curriculum dan berbagai metode yang disesuaikan dengan milieu by design Gontory. Dengan ini, pemikiran para tokoh pembaharuan Pendidikan Islam penting untuk dikaji demi menemukan model pendidikan ideal di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, maka pemikiran pendidikan Imam Zarkasyi relevan bagi pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia dalam aspek sistem dan kelembagaan, tujuan, pendidik, peserta didik, dan situasi pendidikan.
Basic Values and the Morality of Islamic Education Leadership Ali Rohmad
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.375 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2613

Abstract

This research aims to determine the basic values and leadership morality in SMPN 1 Jogorogo. This research is qualitative research with the descriptive method, data collection with observation, and interview techniques. Principal leadership is democratic; principals are open in making policies involving teachers and employees, especially in making plans for school programs. The principal receives input and suggestions from parties related to the systems made. The basic values of leadership applied by the principal take the benefits of the four characteristics of the Prophet Muhammad. Namely, shidiq, amanah, tabligh, and fathanah. While the leadership of morality is applied is faith and devotion to Allah SWT, competent and knowledgeable, patient, humble, and prioritizes deliberation in making decisions.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai dasar dan moralitas kepemimpinan di SMPN 1 Jogorogo. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara. Kepemimpinan kepala sekolah adalah demokratis, dan kepala sekolah terbuka dalam membuat kebijakan yang melibatkan guru dan karyawan, terutama dalam membuat rencana untuk program sekolah. Kepala sekolah menerima masukan dan saran dari pihak terkait dengan sistem yang dibuat. Nilai-nilai dasar kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah mengambil manfaat dari empat karakteristik Nabi Muhammad. Yaitu, shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Sedangkan moralitas kepemimpinan yang diterapkan adalah iman dan pengabdian kepada Allah SWT, kompeten dan berpengetahuan luas, sabar, rendah hati, dan memprioritaskan musyawarah dalam pengambilan keputusan. 
Strategy for Establishment Santri Leadership Character Aldo Redho Syam; Nurul Ulfatin; Maisyaroh Maisyaroh
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.504 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2197

Abstract

The purpose of this study was to describe the Strategic Forming of Santri Leadership Character in Islamic Boarding Schools. This research uses a qualitative approach. Data collected by interview and observation methods. The location of the study was Pondok Modern Darussalam Gontor. As for the results of his research are as follows: (1) In shaping the character of leadership of students, Islamic boarding schools have a purpose that is directed, as for the objectives are: a) students are able to form leadership characters in themselves; b) students are able to be confident in their abilities and potential; c) students are able to have a directed mindset in choosing their life goals; and d) students are able to build dynamic attitudes and behavior; (2) Care of students as an extension of the leadership of Islamic boarding schools and leaders in student activities for 24 hours, has been able to design strategies in shaping the character of student leadership with the following steps, direction; training; assignment; refraction; and escort; and (3) In addition to making steps in shaping the character of santri leadership, the nurturing of santri has also set benchmarks of success in the process of shaping the character of santri leadership, namely: testing with problems; test to make a choice; test to be ready to sacrifice; test to be firm in attitude; and test to evaluate yourself.Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan strategi pembentukan karakter kepemimpinan santri di pondok pesantren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan  metode wawancara, dan observasi. Lokasi penelitian adalah Pondok Modern Darussalam Gontor. Adapun hasil penelitiannya adalah: (1) Dalam membentuk karakter kepemimpinan santri, Pondok Pesantren telah memiliki tujuan yang terarah, adapun tujuanya adalah: a) santri mampu membentuk karakter kepemimpinan dalam dirinya sendiri; b) santri mampu percaya diri terhadap kemampuan dan potensi dirinya; c) santri mampu memiliki pola pikir terarah dalam memilih tujuan hidup mereka; dan d) santri mampu membangun sikap dan tingkah laku yang dinamis; (2) Pengasuhan santri sebagai kepanjangan tangan dari pimpinan pondok pesantren dan pemimpin dalam aktifitas santri selama 24 jam, telah mampu merancang strategi dalam pembentukan karakter kepemimpinan santri dengan langkah-langkah sebagai berikut, pengarahan; pelatihan; penugasan; pembiasan; dan pengawalan; dan (3) Selain membuat langkah-langkah dalam pembentukan karakter kepemimpinan santri, pengasuhan santri juga telah menetapkan tolak ukur keberhasilan dalam proses pembentukan karakter kepemimpinan santri, yaitu: menguji dengan permasalahan; menguji untuk memutuskan pilihan; menguji untuk siap berkorban; menguji untuk tegas dalam bersikap; dan menguji untuk mengevaluasi diri sendiri.
The An-Nahdliyah and The Yanbu'a Method in Learning to Read the Qur'an in the Vocational High School: Comparative Study Suminto Suminto; Arinatussadiyah Arinatussadiyah
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.634 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2497

Abstract

This research is motivated because there are still very few people who can read the Al-Qur'an with the correct recitation. Efforts must be made to conduct Al-Qur'an learning in educational institutions, both formal and informal. This paper aims to describe the implementation and implications of learning to read the Koran with an-nahdliyah and yanbu'a methods. This research uses a qualitative approach. Data analysis techniques used single case analysis and cross-case analysis. Research results: (1) The implementation of Al-Qur'an reading and writing learning with an-nahdliyah method in Nahdlatul 'Ulama Vocational High School (SMK-NU) and yanbu'a method in Islamic Vocational High School (SMKI) Al-Azhaar Tulungagung which aims so that students can read the Qur'an in accordance with the science of recitation with implementation: opening prayer, classical, private, evaluation, motivation, and closing prayer. (2) Learning material at SMK-NU: volume books (volumes 1-6), Al-Qur'an, and the book "Provisions for Prospective Leaders. While the material in the ISMS: beginner Juz, Juz 1-7, Al-Qur'an, and rote learning. (3) Implications of learning with an-nahdliyah method and yanbu’a methods include. In essence, students can read the Qur'an by the knowledge of recitation and can write the letters of the Qur'an correctly and adequately.Penelitian ini dilatarbelakangi karena masih sedikitnya masyarakat yang dapat membaca Al-Qur’an dengan tajwid yang benar. Upaya yang harus dilakukan mengadakan pembelajaran Al-Qur’an di lembaga-lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal. Naskah ini bertujuan mendeskripsikan implementasi dan implikasi pembelajaran baca tulis alqur'an dengan metode an-nahdliyah dan yanbu'a. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik analisis data menggunakan analisis kasus tunggal dan analisis lintas kasus. Hasil penelitian: (1) Pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dengan metode an-nahdliyah di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul 'Ulama (SMK-NU) dan metode yanbu’a di Sekolah Menengah Kejuruan Islam (SMKI) Al-Azhaar Tulungagung yang bertujuan agar peserta didik dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan ilmu tajwid dengan implementasi: do’a pembuka, klasikal, privat, evaluasi, motivasi, dan do’a penutup. (2) Materi pembelajarannya di SMK-NU: buku jilid (jilid 1-6), Al-Qur’an, dan buku “Bekal Calon Pemimpin. Sedangkan materi di SMKI: Juz pemula, Juz 1-7, Al-Qur’an, dan materi hafalan. (3) Implikasi dari pembelajaran dengan metode an-nahdliyah dan metode yanbu’a antara lain: peserta didik dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan ilmu tajwid dan dapat menulis huruf Al-Qur’an dengan baik dan benar.
The Concept of Wasatiyyah in The Views of al-Zamakhshari and Fakhr al-Dīn al-Rāzī Tumin Tumin; Firman Mansir; Halim Purnomo
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.287 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2416

Abstract

Bombings in the name of Islam, such as in Turkey, Indonesia, and the French have damaged the integrity of Islam. These acts of extremism are ubiquitous and lead to Islamophobia especially in western countries. While in fact, Islam has taught and promoted the concept of moderation (wasatiyyah) since its emergence in order to avoid extremism among humankind. One of the main underpinning verses in the Qur’an that talks about the concept of wasatiyyah is Surah Al-Baqarah, Verse 143. This paper explores two different views of theological schools, namely Al-Zamakhshari, who represents the Mu‘tazilites and Fakhr al-Dīn al-Rāzī, who represents the Ash’arites in dealing with the verse and its interpretations. In its analysis, the paper applied a theological approach to analyze the primary materials. It is expected that the findings will help in the implementation of the concept of moderation (Wasatiyyah) in the contemporary era. Finally, it will also serve as a guide on the ideal way of practicing Islam in order to eliminate and reduce extremism and foster peaceful co-existence between Muslims and adherents of other religions in the world.Pemboman atas nama Islam, seperti di Turki, Indonesia, dan Prancis telah merusak integritas Islam. Tindakan ekstremisme ini ada di mana-mana dan mengarah ke Islamofobia terutama di negara-negara barat. Padahal sebenarnya, Islam telah mengajarkan dan mempromosikan konsep moderasi (wasatiyyah) sejak kemunculannya untuk menghindari ekstremisme di antara umat manusia. Salah satu ayat utama yang mendasari dalam Al-Qur'an yang berbicara tentang konsep wasatiyyah adalah Surah Al-Baqarah, Ayat 143. Makalah ini mengeksplorasi dua pandangan yang berbeda dari sekolah-sekolah teologis, yaitu Al-Zamakhshari, yang mewakili Mu'tazilah dan Fakhr al-Dīn al-Rāzī, yang mewakili kaum Ash'ari dalam kaitannya dengan ayat dan interpretasinya. Dalam analisisnya, makalah ini menerapkan pendekatan teologis untuk menganalisis bahan-bahan primer. Diharapkan temuan ini akan membantu dalam penerapan konsep moderasi (wasatiyyah) di era kontemporer. Akhirnya, itu juga akan berfungsi sebagai panduan tentang cara ideal mempraktikkan Islam untuk menghilangkan dan mengurangi ekstrimisme dan menumbuhkan ko-eksistensi damai antara Muslim dan penganut agama lain di dunia.

Page 1 of 1 | Total Record : 8