cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Teknik Sipil dan Arsitektur
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur" : 9 Documents clear
PENGARUH ABU AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN TERHADAP SIFAT KADAP AIR BETON SRI HARYONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abu ampas tebu memiliki kandungan unsur silika (SiO2) yang cukup tinggi apabila dilakukan pembakaran dengan suhu secara terkontrol. Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan abu ampas tebu dari Pabrik Gula Mojo – Sragen – Jawa Tengah, pada temperatur pembakaran 700° C selama 60 menit, kandungan silika ( SiO2) abu ampas tebu tercatat sebesar 86,20 %. Penelitian ini mengkaji pengaruh abu ampas tebu sebagai bahan substitusi semen pada campuran beton dan pengaruhnya terhadap rembesan air (kekedapan) beton.  Prosentase jumlah abu ampas tebu sebagai bahan substitusi sebesar 10%, 15 %, 20 %, 25 %, 30 % dan 35 % dari berat semen. Dari hasil penelitian, substitusi abu ampas tebu sebesar 15 % dari berat semen,. Pengujian benda uji pada umur beton 28 dan 56 hari besarnya serapan air (absorbsi) untuk beton kontrol sebesar 4,61% dan 4,38 %, sedangkan untuk beton dengan substitusi abu ampas tebu sebesar 15 % sebesar 2,73 % dan 2,60 % untuk lama perendaman 24 jam. Sedangkan dari pengujian penetrasi air ke dalam beton, untuk beton dengan substitusi abu ampas tebu 15 %, rembesan air pada tekanan air sebesar 3 bar selama 24 jam, 7 bar selama 24 jam, 1 bar selama 48 jam mengalami penurunan masing – masing sebesar  10 %, 12,50 %, dan 7,14 % dari beton kontrolnya.
PERUBAHAN PENATAAN RUANG PERMUKIMAN PADA KERATON KASUNANAN SURAKARTA DANARTI KARSONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keraton Kasunanan Surakarta sebagai pusat pemerintahan kerajaan merupakan sumber atau pusat kebudayaan pada saat itu, hal ini dapat dilihat pada bangunan-bangunan telah berdiri mempunyai orientasi dan mengambil panutan pada pola bangunan keraton. Peanataan ruang pada Komplek perumahan Baluwarti adalah merupakan kawasan perumahan yang ada di dalam tembok keraton, didalam komplek ini status kepemilikan tanah adalah milik keraton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara deskriptif didalam mengusahakan perkembangan pola permukiman yang terjadi dengan tetap menjaga kelestarian nilai-nilai budaya tradisional dari temuan factor pengaruh perubahan tersebut dengan menihat fenomena perubahan social budaya serta implikasi perubahan fisik yang terjadi. Berdasarkan pengamatan menunjukan bahwa masyarakat Keraton baik dalam arti fisik, cultural, filosofis maupun mitologis sangat mewarnai totalitas pola kehidupan masyarakat di kawasan ini, sehingga apabila terjadi suatu perubahan pada salah satu factor akan berpengaruh pada factor-faktor lain yang berhubungan. Proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada permukiman ini diperkuat dengan intervensi pemerintah sebagai upaya pengembangan lingkungan. Stimulan dari pemerintah sebagai upaya dari ekonomi (bagian dari budaya) membawa perubahan-perubahan di dalam pola penggunaan lahan. Perubahan budaya sifatnya sangat komplek, karena tidak terlepas dari perubahan-perubahan bidang ekonomi, social, politis dan sebagainya, yang didalamnya terdapat pengaruh timbale balik antara budaya dan aspek-aspek tersebut. Dari hasil pembahasan kajian perubahan penataan ruang permukiman pada Keraton Kasunanan Surakarta ini dapat diambil kesimpulan bahwa system kekerabatan yang sangat kuat  nampak pada pola  permukiman yang merupakan salah satu unsure budaya cerminan hidup yang akrab dan mempunyai hirarki yang ketat sebagai warisan budaya dan terbukti bertahan menghadapi perkembangan jaman
KEAMANAN STUKTURAL JEMBATAN BETON DAN KEMAMPUAN PAKAI JEMBATAN BETON BERKAITAN DENGAN KOROSI (KARAT) DIAN ARUMNINGSIH DIAH P
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Model analisa reliabilitas sebuah struktural dikembangkan untuk mencakup interaksi antara retakan melintang, difusi klorida, dan mulainya korosi; pengaruh spesifikasi desain pada mulainya korosi dan perambatannya; serta batas kemampuan untuk bisa dipakai (misalnya remuk beton -- spalling). Model reliabilitas digunakan untuk mengevaluasi kegagalan struktural dan kegagalan kemampuan jembatan untuk bisa dipakai pada kondisi batas remuk (spalling) dan penekukan (flexure), untuk beton jembatan yang dikuatkan dengan lempeng kontinyu (reinforced). Kontaminasi klorida akan terjadi karena penggunaan garam pembuang es (deicing salt). Dikonfirmasikan bahwa penggunaan garam deicing mengakibatkan  reduksi yang signifikan dalam reliabilitas struktural dan reliabilitas kemampuan jembatan untuk bisa dipakai; observasi ini bersesuaian dengan data lapangan performa jembatan. Lebih lanjut, analisa reliabilitas memungkinkan efek korosi diukur secara kuantitatif. Pengaruh lapisan beton dan kekuatan tekan beton tertentu ditemui sangat signifikan terhadap kemungkinan remuk (spalling). Analisa reliabilitas digunakan untuk menunjukkan seberapa diketahui terlampaui-nya kondisi batas kemampuan untuk bisa di pakai bisa digunakan untuk memperbaharui (up-date) kemungkinan kegagalan struktural.
PENGEMBANGAN ARSITEKTUR SURYA DI INDONESIA UNTUK PENGKONDISIAN UDARA SEBAGAI ARSITEKTUR HEMAT ENERGI DJUMIKO FT UTP
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam upaya mewujudkan arsitektur surya di Indonesia yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi alam, khususnya radiasi surya ke dalam bangunan, perlu dilakukan pengkajian, khususnya penggunaan energi surya untuk pengkondisian udara. Hal ini dimaksudkan, selain tercipta arsitektur yang dapat menyediakan energi sendiri, sekaligus mengurangi ketergantungan pemakaian energi fosil bumi, serta mengurangi biaya pada masa operasional bangunan tersebut. Bangunan yang menggunakan energi surya, diperlukan komponen-komponen  seperti : kolektor, penyimpanan, distribusi, transport, energi bantuan, kontrol, mesin AC, dan sistem distribusi udara dingin. Seluruh komponen di atas agar dapat berfungsi dengan baik, maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengintegrasikan kedalam bangunan, sehingga seluruh komponen penggunaan energi surya dan komponen teknologi bangunan menjadi satu kesatuan dalam bangunan. Untuk mengintegrasikan komponen energi surya kedalam bangunan, perlu mempertimbangkan kriteria perancangan meliputi : orientasi kolektor, orientasi bangunan, elemen bangunan penangkap energi surya, pengetrapan komponen energi surya ke dalam bangunan, distribusi udara dingin, jarak antar bangunan, penghalang sinar surya, dan gubahan masa bangunan. Untuk mengetahui manfaat arsitektur surya untuk pengkondisian udara dibuat model, dari hasil pengkajian disimpulakn : Jika seluruh atap dipasang kolektor, maka dapat menghasilkan 8 lantai yang dapat didinginkan.Dinding barat yang dipasang kolektor, akan menghasilkan 2 lantai yang dapat didinginkan.Perbandingan biaya operasional antara pengkondisian udara energi surya dengan energi listrik, biaya operasional energi surya = 20 % dari biaya energi listrik untuk operasional siang hari.  Bilamana operasional selama 24 jam, biaya operasional energi surya= 52,5 % dari biaya energi listrik.Penggunaan pengkondisian udara energi surya ekonomis, jika harga maksimum investasi awal mesin energi surya 4 x mesin energi listrik, dan masa operasionalnya lebih dari 10 tahun. Ternyata hasilnya sangat dimungkinkan dan feasible untuk dipertimbangkan.
KEUNIKAN ARSITEKTUR TRADISIONAL KASEPUHAN ADAT BANTEN KIDUL DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN KASUS: KAMPUNG CIPTARAS DWI SUCI SRI LESTARI
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendokumentasian arsitektur lokal di Indonesia, sesederhana apapun dapat diibaratkan sebagai penyusunan keping-keping mozaik sebagai bagian-bagian, yang di kemudian hari akan  menjadi susunan sejarah arsitektur di Indonesia secara relatif utuh. Termasuk dalam hal ini adalah penidentifikasian Kampung Ciptarasa Kasepuhan Adat Banten Kidul (Selatan). Lokasi kampungnya, di tepi hutan Kawasan Konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Penghuni kampung seluruhnya adalah warga Kasepuhan Adat Banten Kidul yang berpeninggalan tradisi leluhur sejak 633 tahun lalu. Tradisi dimaksud berupa upacara-upacara adat,  cara bertani sebagai pekerjaan utamanya, keseniannya, maupun fisik arsitekturalnya. Dalam arsitektur, bentuk peninggalan tradisi yang dipegang teguh, berkaitan dengan pengaturan pemanfaatan lahan secara tegas, maupun tata kampung yang diatur berdasarkan orientasi dan hirarki. Masa bangunan disusun berbentuk klaster. Bahan bangunannya adalah bahan alamiah berasal dari lingkungan sekitar. Bentuk  kampung  yang berkeunikan arsitektur dan budaya sedemikian  sangat menarik dan berharga untuk diungkapkan.
ELEMEN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM FENOMENA KEBUTUHAN TATA RUANG PERKOTAAN ENY KRISNAWATI
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai bagian dari rencana tata ruang kota (RTRK), kedudukan ruang terbuka hijau (RTH) merupakan ruang terbuka publik yang direncanakan pada suatu kawasan atau  lingkungan , yang tersusun atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Ruang terbuka hijau, memiliki fungsi dan peran khusus pada masing-masing kawasan yang ada pada setiap perencanaan tata ruang kota, yang direncanakan dalam bentuk penataan tumbuhan, tanaman  dan vegetasi dari jenis tanaman penyejuk, pelindung, penutup tanah  , serta instrumen kelengkapan lain, agar dapat berperan dalam mendukung fungsi ekologis, sosial budaya, dan estetika/arsitektural, sehingga dapat memberi manfaat optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Ruang terbuka memiliki peran yang cukup penting dalam memberikan keleluasaan gerak penggunanya,  karena aktivitas dan perkembangan kota yang semakin lama semakin berkembang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan manusia yang hidup di dalamnya. Dengan adanya ruang terbuka,  manusia dihadapkan pada suasana yang berbeda dengan aktivitas kesehariannya.
KERANCUAN ATURAN PENATAAN BANGUNAN SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA DEGRADASI KUALITAS KAWASAN CAGAR BUDAYA KAWASAN KRATON YOGYAKARTA RULLY FT UTP
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya kawasan yang berpotensi di Indonesia belum dikelola secara baik, sebagian peraturan yang ada masih bersifat peraturan secara umum, sehingga belum mampu berfungsi sebagai alat pengendali pada tingkat operasional di lapangan. Kenyataan tersebut disebabkan oleh desain kota/kawasan yang masih lebih bersifat dua dimensi dan penjelmaannya menjadi tiga dimensi, tidak lagi bersekala kota/kawasan tetapi lebih kepada pekerjaan individu dalam bentuk kapling. Disamping itu pranata-pranata pembangunan yang telah dipunyai oleh masing-masing Daerah (RIK, RDTK, RTRK dan sebagainya) sifatnya masih umum, dan walaupun telah dapat digunakan sebagai acuan untuk kawasan yang khusus sulit sekali dalam penerapannya dilapangan. Oleh karena itu upaya penanganannya tidak mungkin dapat dilaksanakan tanpa melalui peraturan yang mampu menjangkau ke arah pengendalian arsitektur bangunan secara tiga dimensional. Dari hasil penelitian: Peran Peraturan Bangunan Khusus dalam Meminimalisir Degradasi Kualitas Kawasan Cagar Budaya diperoleh gambaran tentang memnurunnya kualitas kawasan cagar budaya oleh beberapa masalah yang salah satunya adalah belum adanya panduan baku rancangan khusus yang menjembatani pembangunan fisik di Kawasan Cagar Budaya Kraton Yogyakarta tersebut.  
ANALISIS SIMPANG TAK BERSINYAL DENGAN BUNDARAN (Studi Kasus Simpang Gladak Surakarta) SUMINA FT UTP
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi kasus di simpang Gladak Surakarta pada hakikatnya dilatar belakangi oleh kinerja simpang tersebut, dimana jenis kendaraan yang melewati simpang teridri dari berbagai macam kendaraan seperti becak, sepeda, sepeda motor, mobil, bus, dan lain-lain. Hal tersebut perlu mendapat perhatian karena ramainya arus lalu lintas yang terjadi sehingga menyebabkan kemacetan terutama pada jam-jam sibuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa, pengaruh simpang tak bersinyal dengan bundaran terhadap kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan peluang antrian yang terjadi pada simpang Gladak Surakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam pengambilan data adalah observasi dan pencatatan secara langsung di lapangan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer deperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil instansi terkait. Sebagai dasar penyelesaian atau analisa data digunakan rumusan yang terdapat pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 untuk mengetahui tingkat pelayanan simpang. Adapun hasil analisis menunjukkan bahwa dari survey pada senin 8 Desember 2008, tingkat pelayanan simpang Gladak Surakarta ini masih cukup baik. Pada jam puncak nilai kapasitasnya untuk bagian jalinan AB = 5858 smp/jam, bagian jalinan BC = 6799 smp/jam, bagian jalinan CD = 6008 smp/jam, bagian jalinan DA = 3199 smp/jam. Sedangkan derajat kejenuhannya (DS), bagian jalinan AB = 0,11, bagian jalinan BC = 0,10, bagian jalinan CD = 0,07 dan bagian jalinan DA = 0,01 Sedangkan kinerja pada tahun 2011 pada jam puncaknya nilai kapasitas diasumsikan sama dengan tahun 2008. Untuk derajat kejenuhannya (DS) bagian jalinan AB = 0,14, bagian jalinan BC = 0,11, bagian jalinan CD = 0,03 dan bagian jalinan DA = 0,01. Sehingga tingkat pelayanan simpang Gladak Surakarta in pada tahun 2011 tidak layak dalam melayani arus lalu lintas.
KAJIAN DRAINASE PERMUKAAN DI KAMPUS UNIVERSITAS SLAMET RIYADI YULIMAN ZILIWU
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Universitas Slamet Riyadi adalah perguruan tinggi swasta yang ada di Surakarta, yang tepatnya di Jalan Sumpah Pemuda no.18 Joglo Kadipiro, permasalahan banjir terjadi pada saluran drainase di kampus UNISRI setiap tahun. Beberapa kemungkinan penyebab banjir adalah kapasitas tampung saluran drain yang tidak mampu mengalirkan debit banjir dengan curah hujan yang sangat tinggi. Cara analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis debit banjir rancangan (2 tahun) dengan Metode Hidrograf Rasional dan muka air banjir “Steady Flow” dengan Metode Step Method. Dari hasil analisis di dapatkan sebagian debit banjir melimpas antara lain di saluran tersier 8, 11, 5, 21, 24, 25, 28, 29, disebabkan kurang memadainya dimensi saluran untuk menampung debit yang berlebih. Hal ini dapat di atasi dengan merencanakan sumur resapan yang berfungsi untuk menampung debit banjir di hulu sumur resapan, direncanakan penempatan sumur resapan di 2 tempat yaitu saluran tersier 2 dan saluran primer 22, sehingga muka air banjir disaluran muara atau hilir turun sebesar 45,586%

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2009 2009


Filter By Issues
All Issue Vol 30 No 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 30 No. 1 (2025): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 29 No. 2 (2024): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 29 No. 1 (2024): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 28 No. 2 (2023): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 28 No. 1 (2023): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 27 No. 2 (2022): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 27 No. 1 (2022): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 26 No. 2 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 26 No. 1 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 25 No. 2 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 25 No. 1 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 24 No. 2 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 24 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 23 No. 27 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 22 No. 26 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 21 No. 25 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 20 No. 24 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 19 No. 23 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 18 No. 22 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 17 No. 21 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 16 No. 20 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 15 No. 19 (2014): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 14 No. 18 (2013): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 13 No. 17 (2013): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 12 No. 16 (2012): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 11 No. 15 (2012): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 10 No. 14 (2011): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 9 No. 13 (2011): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 8 No. 12A (2010): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 8 No. 12 (2010): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 7 No. 11 (2010): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 6 No. 10 (2009): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 5 No. 9 (2008): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 5 No. 9.A (2008): JURNAL TEKNIL SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 4 No. 8 (2007): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 3 No. 7 (2006): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 2 No. 6 (2003): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 2 No. 5 (2003): JURNAL TEKNIL SIPIL DAN ARSITEKTUR Vol. 2 No. 4 (2002): jurnal teknik sipil dan arsitektur Vol. 2 No. 2 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 3 (2001): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 1 No. 2 (2001): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR More Issue