cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Buletin Eboni
ISSN : 08539200     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 140 Documents
Model Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat untuk Mendukung Urban Farming di Kota Makassar La Ode Asier; Muhammad Saad
Buletin Eboni Vol 13, No 1 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.016 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5075

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk berkorelasi langsung terhadap besarnya jumlah timbulan sampah yang dihasilkan. Kesadaran masyarakat sangat penting dalam pengendalian sampah agar tidak menimbulkan masalah lingkungan. Tulisan ini adalah untuk memberikan informasi tentang membangun model pengelolaan sampah oleh masyarakat secara mandiri dalam upaya mendukung urban farming dan ruang terbuka hijau di Kota Makassar. Penanganan masalah sampah yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Makassar begitu gencar sehingga program Revolusi Kebersihan yang dicanangkan oleh Walikota Makassar pada tanggal 15 Juni 2014 “Gemar Makassar tidak Rantasa” terus dikawal dengan berbagai upaya seperti peningkatan jumlah armada pengangkutan sampah, penambahan Tempat Penimbunan Akhir (TPA) dan upaya pembinaan masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar sebagai lembaga riset yang membidangi masalah lingkungan dan kehutanan, mencoba menginisiasi model penanganan sampah organik oleh masyarakat secara mandiri. Model pengelolaan sampah yang ditawarkan adalah pengelolaan sampah organik berbasis kelompok masyarakat. Hasil akhir dari pengolahan sampah organik ini adalah kompos yang dapat digunakan sendiri oleh kelompok masyarakat pengelola sampah secara mandiri. Diharapkan informasi ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mendukung program pengelolaan sampah berbasis masyarakat guna bertambahnya ruang terbuka hijau di Kota Makassar.
Budidaya Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamrk.) di Lahan Kebun Kelapa Sawit dengan Aplikasi Teknik Silvikultur Suhartati Suhartati
Buletin Eboni Vol 10, No 1 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.919 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5003

Abstract

Budidaya tanaman gaharu (Aquilaria malaccensis Lamrk.) pada lahan perkebunan kelapa sawit merupakan upaya optimalisasi pemanfaatan lahan. Tanaman gaharu adalah jenis tanaman yang menghasilkan produk gaharu, dan jenis ini dikenal dengan nama tanaman karas  yang telah dibudidayakan di lahan kebun sawit. Tanaman gaharu pertumbuhannya agak lambat sehingga perlu didukung teknik silvikultur untuk mempercepat pertumbuhannya.  Budidaya tanaman gaharu  di lahan  kelapa sawit dapat  ditanam dengan  jarak  4  m dari pohon kelapa sawit,  dan membutuhkan  naungan  hingga umur 12 bulan.  Teknik silvikultur yang diaplikasikan yaitu arang pelepah kelapa sawit sebanyak  5,0 kg/tanaman,  dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi 71,0% dan diameter batang 72,2 %.  Aplikasi kapur sebanyak  1,0 kg/tanaman  dapat meningkatkan  pertumbuhan tinggi  42,5 % dan diameter batang 125 %,  serta meminimalkan kadar kemasaman  tanah  dari   pH  4,0 meningkat menjadi pH 6,0. Selanjutnya aplikasi 150 g/tanaman pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi 77,6 % dan diameter  batang  34,85 %.  Diharapkan  nilai ekonomi tanaman kehutanan khususnya tanaman penghasil gaharu dapat bersaing dengan komoditi perkebunan, sehingga masyarakat termotivasi membudidayakan tanaman gaharu  secara tanaman campuran di lahan  kalapa sawit atau di hutan rakyat.
Pengawetan Bambu untuk Barang Kerajinan dan Mebel dengan Metode Tangki Terbuka Mody Lempang
Buletin Eboni Vol 13, No 2 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.268 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5081

Abstract

Bambu merupakan salah satu jenis hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang memiliki manfaat sebagai bahan bangunan, kerajinan dan mebel serta bahan baku industri. Di Indonesia tercatat sebanyak 160 jenis bambu yang tumbuh tersebar di seluruh daerah, 65 jenis di antaranya dinilai potensial untuk dikembangkan dan digunakan. Barang kerajinan dan mebel yang dibuat dari bahan bambu sering kali mengalami kerusakan biologis sehingga menyebabkan kualitas dan umur pakai barang yang dihasilkan berkurang. Kerusakan biologis tersebut dapat berupa pewarnaan yang kotor, berlubang-lubang dan lapuk. Organisme perusak bambu tersebut antara lain  jamur biru, kumbang ambrosia, rayap kayu kering dan bubuk kayu kering. Serangan organisme perusak bambu dapat dicegah dengan menggunakan bahan pengawet kimia melalui proses perendaman dengan metode tangki terbuka. Bahan pengawet yang pada umumnya digunakan untuk mengawetkan kayu seperti borax+asam borat, boron+flour, coper-8, TCMTB, MBT, TCMTB+borax, TCMTB+decametrin, CCA dan CCB dapat juga digunakan untuk mengawetkan bambu.  Pengawetan bambu untuk barang kerajinan dan mebel melalui proses perendaman dengan metode tangki terbuka dinilai sederhana dan mudah dilakukan serta kapasitas volume pengawetan tinggi. Efektivitas pencegahan pada organisme perusak bambu bervariasi menurut jenis bahan pengawet, konsentrasi larutan pengawet dan waktu perendaman bambu dalam proses pengawetan. Pengawetan bambu untuk barang kerajinan dan mebel dengan metode tangki terbuka menggunakan bahan pengawet Copper-Chrrome-Arsenic (CCA) relatif mudah dan efektif serta selain dapat memperpanjang umur pakai juga warna kulit bambu tetap tampak hijau.
Appendix Info Teknis Eboni Vol 10 Issue 1 2013 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 10, No 1 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.586 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5008

Abstract

Pemanfaatan Lignin Sebagai Bahan Perekat Kayu Mody Lempang
Buletin Eboni Vol 13, No 2 (2016): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.502 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5087

Abstract

Lignin pada kayu berasosiasi dengan selulosa dan hemiselulosa dan berperan sebagai pengikat antara individu sel kayu. Kadar lignin kayu (25-30%) yang terdapat di antara sel dan di dalam sel menyebabkan kayu menjadi keras dan kaku sehingga mampu menahan tekanan mekanis yang besar dan bertanggungjawab terhadap perubahan dimensi kayu akibat fluktuasi kadar air. Lignin merupakan polimer yang sangat melimpah dan berpotensi dimanfaatkan berkaitan dengan aplikasi-aplikasi polimer. Sebagian besar lignin yang diproduksi dalam proses pembuburan kayu dibakar sebagai bahan bakar pada tempat pembuburan kayu. Sementara konsumsi polimer sintetis dunia seperti perekat semakin meningkat. Karena jumlahnya besar, alami dan merupakan produk yang dapat diperbaharui, lignin mempunyai potensi besar untuk penggunaan beberapa industri. Akan tetapi lignin mempunyai keterbatasan pemanfaatan secara komersial disebabkan oleh sifat kimia dan fisikanya yang rumit dan karakteristiknya yang sangat bervariasi. Oleh karena itu, lignin merupakan polimer alam yang menarik untuk modifikasi kimia. Hasil modifikasi ini telah menghasilkan beberapa jenis produk perekat kayu antara lain  resin lignin fenol formaldehida (L-PF) dan resin resol.
Produksi Nata Pinnata dari Nira Aren Mody Lempang
Buletin Eboni Vol 14, No 1 (2017): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.573 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5092

Abstract

Aren  (Arenga pinnata Merr.) adalah pohon serbaguna yang sejak lama telah dikenal menghasilkan bahan-bahan industri. Hampir semua bagian fisik dan produksi tumbuhan ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Kegunaan aren dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat di dalam dan di sekitar hutan melalui penggunaan secara tradisional. Namun, saat ini masih terdapat bagian-bagian aren yang sesungguhnya  dapat ditingkatkan ragam pemanfaatannya, misalnya nira aren. Nira aren tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan minuman atau diolah menjadi gula, cuka dan alkohol, tetapi  juga dimanfaatkan untuk memproduksi nata pinnata yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Produk nata pinnata merupakan pangan fungsional yang dapat diproduksi melalui proses fermentasi nira aren. Proses produksi nata pinnata dilakukan dalam tiga tahapan proses, yaitu perbanyakan starter (bibit), produksi nata pinnata lembaran dan pengolahan nata pinnata lembaran menjadi produk (manisan) kemasan.
Optimalisasi Lahan Masyarakat dengan Penerapan Pola Usahatani Terpadu (Studi Kasus Bapak Sukri di Desa Mata Allo, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan) Nurhaedah Muin
Buletin Eboni Vol 10, No 2 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1802.576 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5017

Abstract

Produkvitas lahan sangat ditentukan oleh pemilik lahan. Umumnya lahan di Kabupaten Enrekang subur dengan kondisi iklim yang mendukung. Namun, belum semua lahan dimanfaatkan secara optimal. Sukri adalah salah seorang petani yang berusaha memanfaatkan lahan secara optimal dengan pola usahatani terpadu. Pertimbangannya adalah mengusahakan komoditi yang dapat tumbuh secara optimal, bernilai ekonomi, dan komoditinya  dapat dipadukan dengan komoditi lain. Informasi ini diharapkan  bermanfaat baik bagi petani di lokasi tersebut maupun di tempat lain, sehingga timbul motivasi untuk memanfaatkan lahan lahan tertinggal dengan komoditi yang memberikan hasil optimal, berkesinambungan, dan lestari. Pola usaha tani terpadu dapat menambah pendapatan dengan memaksimalkan penggunaan sumberdaya. Selain itu, juga memiliki banyak pengalaman dalam memanfaatkan waktu, menangani komoditi yang berbeda, serta menjalin ikatan sosial  dengan lingkungan.
Appendix Info Teknis Eboni Vol 14 Issue 1 2017 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 14, No 1 (2017): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.754 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5098

Abstract

Preface Info Teknis Eboni Vol.10 Issue 2, 2013 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 10, No 2 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.319 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5022

Abstract

Daya dan Kecepatan Berkecambah Benih Pulai (Alstonia scholaris (L.) R. Br. ) yang Disimpan Selama Enam Tahun pada Ruang Simpan Dingin Edi Kurniawan
Buletin Eboni Vol 14, No 2 (2017): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.184 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5103

Abstract

Ketersediaan benih yang bermutu dalam jumlah yang banyak sangat dibutuhkan dalam pembangunan hutan tanaman dan rehabilitasi lahan. Benih sebaiknya dipersiapkan sesuai kebutuhan kegiatan penanaman. Dalam persiapan benih dengan jumlah banyak dan sesuai kebutuhan diperlukan cara penyimpanan yang tepat, terutama untuk benih yang sifatnya ortodok seperti jenis pulai. Penelitian terdahulu yang terkait dengan waktu penyimpanan benih pulai, masih relatif singkat sehingga perlu uji coba waktu penyimpanan yang lebih lama. Pengujian penyimpanan benih pulai dilakukan pada ruang simpan dingin menggunakan lemari es pada suhu 10°C, kelembaban 50% dan wadah simpan menggunakan plastik klip selama enam tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya dan kecepatan berkecambah benih pulai setelah disimpan selama enam tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih pulai masih memiliki daya kecambah yang tinggi berkisar 90,85%-99,20% dan kecepatan berkecambah 10-13 hari.

Page 7 of 14 | Total Record : 140