cover
Contact Name
• Ishak Ryan, SP. M.Si
Contact Email
iryan75papua@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalfapertanak@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. nabire,
P a p u a
INDONESIA
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan
ISSN : 25408887     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 10 No. 1 (2025): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan" : 5 Documents clear
PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN KETUMBAR (Coriandrum sativum L.) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT ORGAN DALAM AYAM BROILER Palenga, Nurlaila Susilawati; Tumbal , Estepanus L.S.
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol. 10 No. 1 (2025): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air rebusan ketumbar dalam air minum terhadap berat organ dalam ayam broiler. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian perlakuan air rebusan ketumbar dalam air minum ayam broier sampai dosis 90 ml (P3), tidak berpengaruh nyata (P˃0,05) terhadap organ dalam ayam broiler penelitian, yang meliputi bobot hati, bobot rempela dan bobot jantung.
Perbandingan Kandungan Nutrisi Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum) Pada Dataran Tinggi dan Dataran Rendah Melalui Uji Proksimat Indey, Seblum; Dogomo, Emanuel; Dogomo, Ferdinan
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol. 10 No. 1 (2025): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrisi rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan perbandingan dataran yang berbeda secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan kadar air (10,12%) tertinggi pada dataran rendah dibandingkan dataran tinggi hanya (10,00%), kandungan kadar abu (8,55%) tertinggi pada dataran tinggi, sedangkan pada dataran rendah kandungan kadar abu hanya (6,74%), kandungan kadar lemak tertinggi yaitu pada dataran tinggi sebesar (4,65%) sedangkan pada dataran rendah (2,77%), kandungan protein tertinggi pada dataran tinggi sebesar (8,62%) sedangkan pada dataran rendah (7,27%), dan kandungan karbohidrat rumput gajah pada dataran tinggi sebesar (20,57%) dan pada dataran rendah sebesar (20,54%). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kandungan nutrisi rumput gajah yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah tidak memiliki perbedaan nilai nutrisi yang signifikan seperti halnya terlihat pada kandungan kadar protein pada dataran tinggi sebesar 8,62% dan pada dataran rendah 7,27%. Hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang diserap tanaman rumput gajah. Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan mengambil sampel tanah pada kedua dataran yang berbeda.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN SAGU (Metroxylon sagu Rottb) DI DISTRIK NAPAN KABUPATEN NABIRE, PROVINSI PAPUA TENGAH Dasnarebo, Simson Semuel Hwat; Hra, Petronela; Ramandey, Johanis M.; Ryan, Ishak; Roy, Marloza
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol. 10 No. 1 (2025): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi areal pertumbuhan, keragaman morfologi, dan kearifan lokal masyarakat dalam pemanfaatan sagu (Metroxylon sagu Rottb.) di Distrik Napan, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Metode yang digunakan adalah survei lapangan, analisis citra satelit, dan wawancara semi-terstruktur terhadap masyarakat lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Distrik Napan memiliki luasan Hutan Sagu Alam (DSA) sebesar 1.894 hektar dan Dusun Sagu Tanam (DST) seluas 909 hektar. Sebanyak 11 kultivar sagu ditemukan dan dikelompokkan dalam tiga kelompok berdasarkan kesamaan morfologi. Masyarakat memanfaatkan seluruh bagian sagu untuk kebutuhan pangan, bahan bangunan, obat tradisional, dan berbagai upacara adat. Kearifan lokal ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan lokal, tetapi juga merepresentasikan identitas budaya masyarakat Napan
PERBEDAAN DIMENSI TUBUH SAPI BALI DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN DIKANDANGKAN DAN DENGAN SISTEM PINDAH IKAT DI LAPANG Putra, Trijaya Gane; Simanjuntak , Mery Christina; Robinson, Paskalis
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol. 10 No. 1 (2025): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji perbedaan dimensi tubuh sapi Bali muda umur 1-2 tahun pada dua sistem pemeliharaan yang berbeda, yaitu dikandangkan dan pindah ikat di lapang (SPL). Metode penelitian menggunakan survei kuantitatif dengan purposive sampling pada 60 ekor sapi (30 ekor jantan, 30 ekor betina) di Kampung Wiraska, Distrik Yaro, Kabupaten Nabire. Parameter dimensi tubuh yang diukur meliputi tinggi pundak (TP), panjang badan (PB) dan lingkar dada (LD). Pengukuran parameter merujuk SNI 7651-4, 2023. Data hasil pengukuran dianalisis dengan uji-t menggunakan Excel. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang significan (P>0,05) pada seluruh parameter dimensi tuubuh, baik pada sapi jantan maupun sapi betina pada kedua sistem pemeliharaan tersebut. Rerata TP, PB dan LD sapi jantan sistem pemeliharaan dikandangkan vs. SPL masing-masing adalah 99,33±3,64 vs. 99,00 ±3,55 cm; 93,40±4,08 vs. 94,20±4,06 cm dan 119,00±4,00 vs.118,93±4,08 cm. Pada sapi betina 95,73± 4,10 vs. 96,33 ± 3,24 cm; 86,47±5,04 vs. 86,67±3,77 cm dan 118,53±4,05 vs. 116,00±3,15 cm. Hasil penelitian disimpulkan bahwa 1). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan ukuran parameter dimensi tubuh (TP, PB dan LD) pada sapi Bali Muda umur 1-2 tahun baik jantan maupun betina yang dipelihara dengan sistem dikandangkan dengan sistem pindah ikat di lapang. 2). Ukuran dimensi tubuh (TP, PB dan LD) seluruh sapi baik jantan maupun betina lebih besar dari sapi Bali umur 1-1,5 tahun dan lebih kecil dari sapi umur 1,5-2 tahun pada kategori kualitas bibit klas III menurut SNI 7651-4 tahun 2023
SISTEM PENGATURAN CAHAYA LAMPU TERHADAP PRODUKTIVITAS AYAM RAS PETELUR Sawo , Kostafina; Degei, Ance
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol. 10 No. 1 (2025): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas telur ayam ras petelur pada penggunaan cahaya alami / cahaya matahari (kontrol) dan penambahan cahaya lampu neon 2 jam dan 4 jam. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari tiga perlakuan dan tiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga diperoleh sembilan satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas empat ekor ayam ras petelur, sehingga dibutuhkan 36 ekor ternak ayam ras petelur. Hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa penambahan cahaya lampu neon 4 jam memberikan pengaruh yang sama dengan perlakuan tanpa peaembahan cahaya atau dengan penggunaan cahaya secara alami (cahaya matahari) terhadap variable konsumsi ransum, berat telur, konversi ransum, namun memberikan produksi telur yang berbeda lebih tinggi untuk variabel HDP. HDP yang terbaik diperoleh pada penambahan cahaya lampu neon selama 4 jam atau pada lama penyinaran 16 jam, yaitu HDP sebesar 95,278%.

Page 1 of 1 | Total Record : 5