cover
Contact Name
arief yanto
Contact Email
arief.yanto@unimus.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalilmukeperawatanjiwa@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa
ISSN : -     EISSN : 26212978     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa [e-ISSN 2621-2978] is a means of developing and publishing scientific works for researchers, lecturers and practitioners of mental nursing published by the Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa is an electronic journal with an open access journal system published twice a year, namely in May and November. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa publishes articles within the scope of mental nursing broadly but is limited, especially in the field of mental nursing in healthy, risk and disturbance groups. Articles must be the result of research, case studies, results of literature studies, scientific concepts, knowledge and technology that are innovative and renewed within the scope of mental nursing science both on a national and international scale.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 1 (2021): Februari 2021" : 20 Documents clear
An Analysis of the Social Interaction Disorder Concept Vivi Sovianti; Meidiana Dwidiyanti; Dian Yuli Wijayanti
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikj.v4i1.658

Abstract

Social interaction disorder is a condition where a person does not have a good interaction with others, society, and the environment. This will affect the cognitive, affective, and psychomotor aspects of the patient. Feelings that arise afterward will negatively impact and endanger the patient. The purpose of this literature is to clarify the concept of social interaction. Analysis of the concept of social interaction using the Walker and Avants method. This method uses an eight-step approach to conceptual analysis of social interaction. The concepts identified are 1) concept selection; 2) determine the purpose or objective of the analysis; 3) identify all concepts used; 4) define the attributes that define the concept; 5) create a case model; 6) forming a boundary line; 7) identify antecedents and consequences; and 8) define empirical references. The concept analysis of social interaction consist antecedent, attributes, and consequences. The antecedents of social interaction disorder is caused by low self-esteem, excessive anxiety, assuming that interact with others is not important, feeling useless, being alone and unpleasant experiences. The attributes of social interaction. Social isolation can be structurally described as disrupted social interaction, lack of contact and loss of relations with other people, family, friends or even the environment. For positive social interactions, we found that people who experience social interaction disorders prefer to have a relationship with someone who is considered worthy of interaction. Social isolation can cause disruption of social interaction. The negative effects caused are loneliness, depression, hallucinations and suicide.
Tingkat Stres Berhubungan dengan Pencapaian Tugas Perkembangan pada Remaja Siti Ma’ Rifatul Khasanah; Mamnuah Mamnuah
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikj.v4i1.726

Abstract

Remaja mempunyai tugas menyelesaikan perkembangan sesuai tahapannya. Tahap perkembangan remaja dapat terganggu apabila remaja mengalami stres. Stres berdampak pada pencapaian tugas perkembangan remaja. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat stress dengan pencapaian tugas perkembangan. Desain penelitian yang digunakan studi korelasi. Pendekatan waktu menggunakan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, jumlah responden sebanyak 72 responden. Instrumen menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji Kendall Tau. Ada hubungan signifikan tingkat stres dengan pencapaian tugas perkembangan pada remaja. Analisis Kendall Tau menunjukkan bahwa nilai p=0,003 (p<0,05) dan besar nilai koefisien korelasi sebesar -0,356.
Penatalaksanaan Psikologis pada Penderita Post Traumatic Stress Disorder Suprataba Suprataba; Ariyanti Saleh; Takdir Tahir
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikj.v4i1.735

Abstract

Saat ini PTSD masih menjadi masalah global. Penanganan PTSD dapat dilakukan dengan tindakan psikoterapi, obat-obatan dan kombinasi keduanya. Beberapa ragam studi intervensi psikoterapi telah dilakukan pada penderita PTSD yang semuanya telah terbukti dapat menurunkan gejala PTSD. Tujuan dari review ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk penatalaksanaan psikologis pada penderita PTSD yang diharapkan dapat menjadi ragam pilihan untuk perawatan penderita PTSD. Pencarian artikel dilakukan pada 4 database yaitu PubMed, Wiley, Science Direct dan Google Scholar. Studi pada penelitian ini berfokus pada intervensi psikologis pada penderita PTSD, artikel yang dipublikasikan tahun 2017-2020, full text dan studi berbahasa Inggris. Kata kunci yang digunakan yaitu “psychological interventions” OR “cognitive interventions” OR “psychoeducation” OR “psychological debriefing” AND "post traumatic stress disorder" OR “PTSD” OR "PTSD patient". Terdapat 65 artikel yang sesuai dengan pertanyaan penelitian, namun hanya 24 artikel yang masuk dalam kriteria inklusi. Ada beberapa intervensi psikologis  yang digunakan dalam menangani PTSD yang secara efektif dapat mengurangi gejala PTSD. Ragam intervensi psikologis ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan penderita PTSD. Temuan dalam studi ini menawarkan alternatif intervensi-intervensi psikologis berbasis kognitif dan telah menunjukkan bukti dan implikasi yang positif bagi penderita PTSD.
Upaya Peningkatan Perilaku Mitigasi Bencana Berbasis Aplikasi Pencegahan Resiko Insiden Pandemi Covid 19 pada Remaja Daerah Pesisir Baiq Nurainun Apriani Idris; Gladeva Yugiantari; Irwan Hadi
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikj.v4i1.768

Abstract

Indonesia merupakan daerah pesisir pantai yang sangat luas sehingga mempunyai resiko terjadinya bencana yang sangat tinggi. Perilaku mitigasi bencana dimasyarakat ditemukan masih kurang terutama pada remaja. Proses penyampaian informasi dan pelatihan manajeman mitigasi bencana dilakukan namun tidak berkelanjutan dan masih bersifat konvensional  sehingga dibutuhakan sistem infomasi sebagai media peningkatan perilaku mitigasi bencana pada remaja dalam pencegahan resiko terjadinya bencana berbasis aplikasi android. Tujuan untuk mengetahui efektivitas aplikasi pencecagahan resiko insiden (APRI) dalam meningkatkan perilaku mitigasi bencana dimasa pandemi covid 19 pada remaja didaerah pesisir. Penelitian kuantitaf menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Metode  pengumpulan data dengan menyebar kuesioner yang telah dilakukan validat dan realibilitas dan Observasi menggunakan Cheklist. Intervensi Aplikasi Pencegahan Resiko Insiden berbasis android diberikan pada Remaja didaerah pesisir dimasa pandemi covid 19 sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 50 responden intervensi dan 50 responden kontrol yang diberikan edukasi. analisis data menggunaan Uji T Test. Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan perilaku Mitigasi bencana sebelum dan setelah diberikan intervensi Aplikasi Pencegahan Resiko Insiden pada Remaja didaerah pesisir  pada kelompok intervensi dengan nilai signifikansi p value 0.000.
Autogenic Training Berpengaruh terhadap Tingkat Stres Orang dengan HIV/ AIDS Endang Mei Yunalia; Arif Nurma Etika; Eliya Rohani; Erik Irham Lutfi
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikj.v4i1.769

Abstract

Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu stressor psikososial pada penderitanya, karena penyakit HIV/AIDS adalah jenis penyakit kronis dan penyakit yang menimbulkan ancaman kematian. Selain kondisi fisik orang dengan HIV/AIDS yang memburuk, adanya tekanan sosial juga dapat menimbulkan terjadinya stres pada ODHA. Survei awal yang telah dilakukan menunjukkan tingginya kejadian stres pada kalangan ODHA. Stres dapat ditangani secara farmakologis atau non-farmakologis. Salah satu teknik non-farmakologis yang dapat menurunkan stres pada ODHA adalah Autogenic Training. Autogenic Training adalah jenis manajemen stres melalui pendekatan secara holistik. Penelitian ditujukan untuk mengetahui pengaruh Autogenic Training terhadap tingkat stres ODHA. Desain penelitian merupakan one group pre experiment dengan menggunakan rancangan pre-post test design. Sampel dalam penelitian sejumlah 20 orang dipilih menggunakan tekhnik purposive sampling dengan uji statistik data penelitian menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test. Berdasarkan uji statistik didapatkan kesimpulan adanya pengaruh pemberian Autogenic Training terhadap stres pada ODHA. Autogenic Training diharapkan dapat digunakan sebagai intervensi dalam mengurangi tingkat stres pada Orang dengan HIV/AIDS, sehingga orang dengan HIV/AIDS dapat meningkatkan kualitas kehidupan.
Peran Orangtua dalam Pencegahan terhadap Kejadian Adiksi Gadget pada Anak: Literatur Review Ikeu Nurhidayah; Jakariya Gilang Ramadhan; Iceu Amira; Mamat Lukman
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikj.v4i1.787

Abstract

Dalam lima tahun terkahir, pemakaian gadget pada anak mengalami peningkatan hampir dua kali lipat. Anak sangat rentan mengalami adiksi atau kecanduan gadget, yang berdampak negatif berupa perilaku yang berulang-ulang, dan menimbulkan masalah psikososial serta perubahan performa aktivitas sehari-hari anak. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap adiksi gadget pada anak, namun orangtua memiliki peran penting dalam pencegahan adiksi gadget tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian literatur mengenai peran orangtua dalam pencegahan adiksi gadget pada anak. Metode yang digunakan dalam studi literatur ini adalah descriptive review. Artikel berasal dari data based pada Google Scholar dan PubMed. Kata kunci yang digunakan yaitu the role of parents, addiction, gadget, children dengan menggunakan Boolean “OR” dan “AND”. Kriteria artikel yang digunakan adalah ber-Bahasa Indonesia dan Bahasa inggris, diterbitkan dalam periode 10 tahun terakhir (2010-2020). Hasil studi literatur menemukan dari 1153 artikel yang ditemukan, terdapat 10 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan dalam perannya sebagai orangtua, terdapat beberapa peran khusus yang dapat mencegah anak kecanduan gadget yaitu: peran memberikan pendampingan, pengawasan dan komunikasi yang tepat.
Gambaran Self-Injury Mahasiswa Akwila Verenisa; Suryani Suryani; Aat Sriati
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikj.v4i1.800

Abstract

Mahasiswa keperawatan mempunyai tingkat stres lebih tinggi dibandingkan mahasiswa kesehatan lainnya, sehingga mahasiswa keperawatan berisiko melakukan self-injury. Dari 16 mahasiswa S1 salah satu fakultas universitas di wilayah Bandung sebanyak 25% pernah melakukan dan 6,3% pernah berpikir melakukan self-injury. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran self-injury pada mahasiswa salah satu fakultas universitas di wilayah Bandung. Metode deskriptif kuantitatif digunakan sebagai desain penelitian dan total sampel 886 mahasiswa program Sarjana salah satu fakultas universitas di wilayah Bandung (dari tahun pertama sampai tahun keempat) dengan teknik sampling jenuh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah Functional Assessment of Self-Mutilation (FASM). Nilai validitas dan reliabilitas yaitu 0,62-0,85. Data penelitian dianalisis dengan metode statistik deskriptif. Hasil menunjukkan 32,1% mahasiswa melakukan self-injury. Tindakan yang paling banyak dilakukan yaitu memukul diri sendiri (9,7%) pada self-injury minor dan mengikis kulit (2%) pada self-injury sedang/berat, dilakukan 2-5 kali dalam setahun. Alasan yang paling banyak digunakan yaitu kelompok penguatan sosial pada self-injury minor, dan kelompok penguatan otomatis pada self-injury sedang/berat. Kesimpulannya sepertiga dari seluruh mahasiswa salah satu fakultas universitas di wilayah Bandung melakukan self-injury dalam setahun terakhir dengan tindakan yang paling umum dilakukan adalah self-injury minor.
Motivasi dan Task Value Berhubungan dengan Self-Directed Learning Readiness Mahasiswa Kedokteran Tahun Pertama Afridatul Luailiyah; Rizkia Indah Oktaviana; Kamila Dwi Utami
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikj.v4i1.806

Abstract

Sistem pembelajaran Problem Based Learning bertujuan untuk meningkatkan Self-directed learning rediness. Self-directed learning readiness pada mahasiswa kedokteran tingkat pertama di ASIA tergolong rendah. Self-directed learning readiness di pengaruhi faktor internal dan eksternal.Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan motivasi dan task value dengan Self-directed learning readiness mahasiswa kedokteran tahun pertama.Studi observasional analitik dengan cross-sectional design dilakukan pada Agustus 2020. Sampel penelitian adalah mahasiswa aktif tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) untuk melihat tingkat motivasi dan task value yang telah ,  sedangkan untuk melihat Self-directed learning readiness di gunakan Self Directed Learning Readiness Scale(SDLRS).Kuesioner MSLQ mempunyai nilai validitas 0,207 – 0,736 dan reliabilitas 0,865 , sedangkan Kuesioner SDLRS mempunyai nilai validitas 0,510 – 0,782  dan reliabilitas 0,967. Hubungan antar variabel dianalisis dengan uji korelasi Spearman, kemudian untuk menguji factor yang paling berpengaruh di gunakan regresi logistik multinomial.Terdapat perbedaan signifikan antara  motivasi ekstrinsik,motivasi intrinsik dan task value  dengan kesiapan belajar mandiri (p-value < 0,05).Motivasi Intrinsik merupakan factor yang paling berperan penting terhadap Self-directed learning readiness dengan nilai OR sebesar 4,274 (IK95%: 1,608 – 11,355). Mahasiswa dengan tingkat motivasi intrinsik tinggi lebih siap 4,27 kali untuk belajar mandiri. Mahasiswa yang memiliki motivasi interinsik mempunyai kemampuan mengatur waktu dengan baik, mejadikan belajar sebagai kebutuhan,dan dapat belajar dari kesalahan sehingga mereka punya semangat untuk menjadi lebih baik dalam kondisi apapun.
Risiko Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Pengguna Gadget Latifah Susilowati; Ammanah Syiti Hajjar; Suryati Suryati
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikj.v4i1.810

Abstract

Golden Age menjadi tahapan usia paling penting karena periode ini merupakan kesempatan emas dan juga waktu yang rentan terhadap pengaruh negatif. Anak yang tidak mendapatkan stimulasi secara tepat maka memiliki risiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Perilaku orangtua dalam memberikan stimulasi yang kurang tepat adalah membiarkan atau mengenalkan anak usia pra sekolah menggunakan gadget dan dapat memicu timbulnya risiko gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang risiko GPPH pada anak yang menggunakan gadget dalam kehidupan sehari-hari. Sebanyak 45 anak usia pra sekolah di RA Masyithoh Taruban menjadi sampel dalam penelitian ini dan diambil menggunakan teknik simple random sampling. Analisa data univariat menggunakan frekuensi dan persentas. Instrumen yang digunakan untuk menilai risiko GPPH adalah Abbreviated Conners Rating Scales (ACRS). ACRS sudah divalidasi pada cutoff score 13 dengan sensitivitas 90,1% dan spesifisitas 93,94%. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar anak di RA Masyithoh Taruban yang menggunakan gadget masuk kategori normal yaitu sebesar 55,6% dan berisiko mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas sebesar 44,4%.  75% anak yang mengalami risiko GPPH adalah laki-laki dan 55% berusia 5 tahun. 
Perilaku Sosial Remaja dalam Perspektif Tokoh Masyarakat Ardhian Indra Darmawan; Niken Setyaningrum
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikj.v4i1.813

Abstract

Perilaku sosial remaja dalam menjalin hubungan interaksi sosial dengan lingkungan perlu mendapatkan evaluasi dan kontrol dari tokoh masyarakat. Evaluasi dan kontrol penting dilakukan untuk menindaklanjuti dan membuat gambaran perkembangan masyarakat di beberapa tahun kedepan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui dasar perkembangan perilaku sosial remaja akibat perkembangan budaya digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian fenomenologi. Partisipan kualittif sebanyak 13 partisipan tokoh masyarakat. Wawancara dengan partisipan dilakukan pada 13 partisipan tokoh masyarakat yang diambil dengan purposive sampling dan analisa data kualitatif menggunakan tehnik indukif-deduktif. Hasil wawancara dengan partisipan kemudian dilanjutkan dengan analisa data ditemukan empat hal yang melatarbelakangi perilaku sosial remaja yaitu kontrol pendidikan sosial orang tua, pengabaian nilai sosial budaya masyarakat, aktivitas pergaulan remaja, dan aktivitas spiritual remaja. Empat hal tersebut muncul berdasarkan hasil kajian dan analisa yang dilakukan oleh partisipan atau tokoh masyarakat dalam bebrapa kurun waktu ini. Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini menjadikan orang tua sebagai tempat pembinaan pertama menjadi prioritas untuk menjalakan peran sebagai role dan kontrol perilaku sosial remaja.

Page 1 of 2 | Total Record : 20