Takdir Tahir
Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin, Makassar,Indonesia.

Published : 67 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

ANALYSIS COLLAGEN DENSITY ON DIABETIC AND NON-DIABETIC ACUTE WOUND MODEL: ANIMAL TRIAL USING WISTAR RATS Maryunis, Maryunis; Bakri, Syakib; Patellongi, Ilhamjaya; Aman, Makbul; Tahir, Takdir; Rahayu, Ade Irma; Hasriyani, Hasriyani; Yusuf, Saldy
in process
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Neuropathy and peripheral vascular disease are two major factors that lead to diabetic wounds. Additionally, diabetic wound healing process takes a long time. Collagen is one indicator to assess wound healing. Aim: This study aimed to compare the wound healing process DM and non-DM In Wistar with acute wounds modeling that uses the density collagen as indicators. Methods: This study used a randomized design Post Test Control Group who uses Wistar as research objects. Wistar rats were divided into 2 groups: Wistar DM and Non-DM groups. The total sample were 30 individuals that consisted of 15 rats each group. Wistar DM was induced by injection of Streptozotocin (STZ) intraperitoneal single dose of 40-50 mg / kg. The wound were created by using punch biopsy of each group. The wound were followed up for 14 days. Data analysis was done using the Kolmogorov - Smirnov test with a confidence level of 95%. All data were analyzed by SPSS version 21.0 software (SPSS, Inc. Chicago, IL). Results: The density of collagen in DM group (20%) was lower than in non DM group (40%). However there were no significant difference in collagen density in both groups (p=0,375). Nevertheless, the percentage of collagen density is higher in non DM group compared with DM group (20.0%). This shows the tendency of the wound healing process in the group of Non - DM is better than DM group. This shows the tendency of the wound healing process in the group of Non - DM is better than DM group. Conclusion : There is a tendency that the wound healing in non –DM group is better than in DM groups. More studies are needed in the future to confirm this findings. Key Words: Collagen Density, Acute Wound Model, DM
EFEK EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA AKUT DM DAN NON DM PADA WISTAR Tahir, Takdir; Bakri, Syakib; Patellongi, Ilhamjaya; Aman, Makbul; Miskad, Upik A.; Maryunis, Maryunis; Suryani, Ade Irma
in process
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan bahan alam sebagai penyembuhan luka merupakan alternatif yang banyak digunakan. Ekstrak Buah Naga Merah (EBNM) memiliki kandungan antioksidan dan anti-inflamasi yang dibutuhkan untuk mempercepat penyembuhan luka. Namun penelitian yang berhubungan dengan efek buah naga merah terhadap penyembuhan luka masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek Ekstrak Buah Naga Merah terhadap penyembuhan luka DM dan luka Non DM pada wistar. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain post test with control group design. Wistar jantan albino (n=30) berat badan (250-350 gr) dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A wistar DM + Eksisi dan kelompok B wistar Non-DM + Eksisi). Selanjutnya Wistar dilukai pada punggung kiri dan kanan dengan menggunakan punch biopsy 8 mm. Topikal krim EBNM 3.5%, 5% dan 7.5% dioleskan pada permukaan luka dengan menggunakan cotton bud. Jaringan diwarnai dengan Hematoksilin dan Eosin (HE) untuk mengetahui ketebalan granulasi, dan epitelisasi jaringan. Data dianalisis dengan menggunakan uji independent T test dan paired T test (SPSS 21, Chicago Inc.). Hasil: Skor granulasi lebih baik pada konsentrasi 7.5 % pada kelompok EBNM topikal dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif untuk DM (p
Studi Literatur Penggunaan Sabun Antiseptik untuk Pencucian Luka terhadap Penurunan Kolonisasi Bakteri pada Pasien dengan Luka Diabetik Hade, Nurwahidah; Yusuf, Saldy; Tahir, Takdir
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar belakang : Komplikasi penyakit Diabetes mellitus (DM) yang kronis dan serius adalah luka kaki diabetes (LKD) serta merupakan penyebab utama terjadinya amputasi tungkai bawah. Pada dasarnya hal tersebut dapat dicegah dengan manajemen luka yang optimal. Salah satu komponen dasar dari manajemen luka adalah pencucian luka. terdapat banyak solusi yang tersedia untuk penccucian luka salah satunya adalah sabun antiseptik. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mengetahui efek sabun antiseptik terhadap penurunan kolonisasi bakteri. Metode : Studi literatur ini dilakukan pada database PubMed, ScienceDirect dan Cochrane Hasil : Peneliti mengidentifikasi 156 artikel yang dipublikasikan dari tahun 2012 – 2017. Dari 156 artikel didapatkan 11 artikel yang memenuhi kriteria dan hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun antiseptik memiliki efek mikrobicida yang kuat sehingga mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen dan efektif menurunkan jumlah koloni bakteri. Kesimpulan : sabun antiseptik efektif mengurangi jumlah koloni bakteri dibandingkan dengan sabun biasa dan memiliki daya hambat yang paling kuat terhadap pertumbuhan bakteri sthapylococcus aureus dan eschericia coli.
Wound healing angiogenesis: A perspective of nurse Andriany, Alia; Tahir, Takdir; Sjattar, Elly Lilianty; Ake, Julianus; Nuru, Hasanuddin
Global Health Management Journal Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Yayasan Aliansi Cendekiawan Indonesia Thailand (Indonesian Scholars' Alliance)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.911 KB)

Abstract

- Abstract is not required -
Evaluasi Penggunaan Pencuci Luka Terhadap Wound Healing: Literature Review Paridah, Paridah; Tahir, Takdir; Yusuf, Saldy
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 4, No 1 (2019): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.915 KB) | DOI: 10.30651/jkm.v4i1.1855

Abstract

ABSTRACT Background : wound cleansing is part of wound management which performed to remove foreign bodies or pathogens that can cause infections in wounds to improve the wound healing process. Although it has been agreed that wound cleansing aims to reduce the incidence of infection but the reality is still debated among practitioners about the advantages and disadvantages of this implementation, so the selection of wound cleansers must be done wisely. This review literature aims to evaluate the use of available wound cleansers for wound healing. methods: Literatures was sourced from database Google scholar, PubMed, Proquest, ScienDirect, published from January 2011 to July 2018, there 14 articles were identified and after 9 filters were left. Results: from 9 articles that met the criteria, the results that showed the effect of wound cleansing use; Electrolyzed strong acid water, superoxidised, hydrogen peroxide, propylbetaine-polihesanide, povidine-iodine, chlorin dioxide, tap water with normal saline as a comparison group of the effectiveness in inhibiting infection, tissue toxicity, comfortably, timing and improvement of wound healing process. Based on the review results, it is generally stated that there is no significant difference between. Conclusions: There was no significant difference between wound cleanser. Based on this review it is recommended to pay attention to the type of wound before using wound Cleansing. Keywords: wound Cleansing, wound healing, literature review
Aktifitas Zat Aktif Berbasis Tanaman Tradisional Indonesia Dalam Penyembuhan Luka Nurfiah, Nurfiah; Tahir, Takdir; Yusuf, Saldy
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2019: EDISI KHUSUS
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.467 KB) | DOI: 10.30651/jkm.v4i2.2121

Abstract

Background: Wound healing is a series of complex events that are interrelated and depend on one another. Wound healing can be accelerated using traditional medicine. Traditional medicine is one of the efforts to overcome health problems that have been passed down from generation to generation, the use of traditional plants in Indonesia is part of national culture and has been widely used by people since centuries ago. Purpose: Information about traditional plants that can be used in wound healing. Method: Literature obtained based on scientific databases such as Science direct, and Google Scholar with current pharmacological evidence. Result: Traditional medicine has the activity as an antioxidant, anti-inflammatory, antibacterial in wound healing reported from various studies at this time. Therefore, their research can be introduced as something natural and can be used as a remedy for wound healing. Conclusion: Traditional plants can heal wounds through a mechanism. 
EFEK EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA AKUT DM DAN NON DM PADA WISTAR Tahir, Takdir; Bakri, Syakib; Patellongi, Ilhamjaya; Aman, Makbul; Miskad, Upik A.; Maryunis, Maryunis; Suryani, Ade Irma
Jurnal Luka Indonesia Vol 2 No 2 Juni 2016
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32538/jli.v0i0.26

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan bahan alam sebagai penyembuhan luka merupakan alternatif yang banyak digunakan. Ekstrak Buah Naga Merah (EBNM) memiliki kandungan antioksidan dan anti-inflamasi yang dibutuhkan untuk mempercepat penyembuhan luka. Namun penelitian yang berhubungan dengan efek buah naga merah terhadap penyembuhan luka masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek Ekstrak Buah Naga Merah terhadap penyembuhan luka DM dan luka Non DM pada wistar. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain post test with control group design. Wistar jantan albino (n=30) berat badan (250-350 gr) dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A wistar DM + Eksisi dan kelompok B wistar Non-DM + Eksisi). Selanjutnya Wistar dilukai pada punggung kiri dan kanan dengan menggunakan punch biopsy 8 mm. Topikal krim EBNM 3.5%, 5% dan 7.5% dioleskan pada permukaan luka dengan menggunakan cotton bud. Jaringan diwarnai dengan Hematoksilin dan Eosin (HE) untuk mengetahui ketebalan granulasi, dan epitelisasi jaringan. Data dianalisis dengan menggunakan uji independent T test dan paired T test (SPSS 21, Chicago Inc.). Hasil: Skor granulasi lebih baik pada konsentrasi 7.5 % pada kelompok EBNM topikal dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif untuk DM (p
ANALYSIS COLLAGEN DENSITY ON DIABETIC AND NON-DIABETIC ACUTE WOUND MODEL: ANIMAL TRIAL USING WISTAR RATS Maryunis, Maryunis; Bakri, Syakib; Patellongi, Ilhamjaya; Aman, Makbul; Tahir, Takdir; Rahayu, Ade Irma; Hasriyani, Hasriyani; Yusuf, Saldy
Jurnal Luka Indonesia Vol 2 No 3 Oktober 2016
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32538/jli.v0i0.29

Abstract

Background: Neuropathy and peripheral vascular disease are two major factors that lead to diabetic wounds. Additionally, diabetic wound healing process takes a long time. Collagen is one indicator to assess wound healing. Aim: This study aimed to compare the wound healing process DM and non-DM In Wistar with acute wounds modeling that uses the density collagen as indicators. Methods: This study used a randomized design Post Test Control Group who uses Wistar as research objects. Wistar rats were divided into 2 groups: Wistar DM and Non-DM groups. The total sample were 30 individuals that consisted of 15 rats each group. Wistar DM was induced by injection of Streptozotocin (STZ) intraperitoneal single dose of 40-50 mg / kg. The wound were created by using punch biopsy of each group. The wound were followed up for 14 days. Data analysis was done using the Kolmogorov - Smirnov test with a confidence level of 95%. All data were analyzed by SPSS version 21.0 software (SPSS, Inc. Chicago, IL). Results: The density of collagen in DM group (20%) was lower than in non DM group (40%). However there were no significant difference in collagen density in both groups (p=0,375). Nevertheless, the percentage of collagen density is higher in non DM group compared with DM group (20.0%). This shows the tendency of the wound healing process in the group of Non - DM is better than DM group. This shows the tendency of the wound healing process in the group of Non - DM is better than DM group. Conclusion : There is a tendency that the wound healing in non ?DM group is better than in DM groups. More studies are needed in the future to confirm this findings. Key Words: Collagen Density, Acute Wound Model, DM
Studi Literatur : Pengkajian Luka Kaki Diabetik Rasyid, Nur Awaliah; Yusuf, Saldy; Tahir, Takdir
Jurnal Luka Indonesia Vol 4 No 2 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32538/jli.v4i2.91

Abstract

Latar belakang : Luka kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit Diabetes Melitus. Proses penyembuhannya akan menjadi rumit jika tidak dilakukan manajemen perawatan dengan baik. Salah satunya adalah dengan melakukan penilaian atau pengkajian terstandar dalam pengelolaan luka kaki diabetik. Beberapa penilaian luka kaki diabetik dilakukan dengan menggunakan sistem klasifikasi dan penggunaan instrumen pengkajian luka. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mengidentifikasi pengkajian yang dapat digunakan dalam menilai luka kaki diabetik. Metode : Data base yang digunakan dalam pembuatan literatur review ini adalah Pubmed, Science Direct, Google Scholar dan Cochrane. Hasil : Terdapat 47 artikel yang diidentifikasi dan dipublikasikan dari tahun 2010-2018. Dari 47 artikel 7 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan penilaian luka kaki diabetik baik dengan menggunakan sistem klasifikasi maupun menggunakan instrumen pengkajian luka kaki diabetik. Diskusi : Pengkajian merupakan salah satu komponen penting dalam proses keperawatan. Selain itu pengkajian merupakan salah satu komponen manajemen luka kaki diabetik. Dengan adanya penilaian atau pengkajian dapat membantu praktisi dan peneliti dalam mengkaji dan mengelola kesehatan pasien serta melakukan pengembangan dan penilaian terapi yang baru. Kesimpulan : Pengkajian merupakan kegiatan pertama dan fase penting dalam proses keperawatan yang akan mempengaruhi proses keperawatan yang lain yang dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat pertimbangan klinis dan rencana tindakan selanjutnya.
Studi Literatur Penggunaan Sabun Antiseptik untuk Pencucian Luka terhadap Penurunan Kolonisasi Bakteri pada Pasien dengan Luka Diabetik Hade, Nurwahidah; Yusuf, Saldy; Tahir, Takdir
Jurnal Luka Indonesia Vol 4 No 2 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32538/jli.v4i2.110

Abstract

ABSTRAK Latar belakang : Komplikasi penyakit Diabetes mellitus (DM) yang kronis dan serius adalah luka kaki diabetes (LKD) serta merupakan penyebab utama terjadinya amputasi tungkai bawah. Pada dasarnya hal tersebut dapat dicegah dengan manajemen luka yang optimal. Salah satu komponen dasar dari manajemen luka adalah pencucian luka. terdapat banyak solusi yang tersedia untuk penccucian luka salah satunya adalah sabun antiseptik. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mengetahui efek sabun antiseptik terhadap penurunan kolonisasi bakteri. Metode : Studi literatur ini dilakukan pada database PubMed, ScienceDirect dan Cochrane Hasil : Peneliti mengidentifikasi 156 artikel yang dipublikasikan dari tahun 2012 ? 2017. Dari 156 artikel didapatkan 11 artikel yang memenuhi kriteria dan hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun antiseptik memiliki efek mikrobicida yang kuat sehingga mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen dan efektif menurunkan jumlah koloni bakteri. Kesimpulan : sabun antiseptik efektif mengurangi jumlah koloni bakteri dibandingkan dengan sabun biasa dan memiliki daya hambat yang paling kuat terhadap pertumbuhan bakteri sthapylococcus aureus dan eschericia coli.
Co-Authors Abdul Majid Ade Irma Rahayu, Ade Irma Ade Irma Suryani Afelya, Titi Iswanty Ahmad Mushawwir Ahmar, Hamdiah Ake, Julianus Alia Andriany Alia Andriany Andriany, Alia Anita Rosman Ardiansyah Rasyid Ariyanti Saleh Awal Darmawan Bahtiar Yusuf Dian Ika Pertiwi Elieser Toding Mendila Elly Lilianty Sjattar Erfina Erfina Erwin Purwanto Fatamorgana Abdullah Fatimah Farah Nur Suci Shabir Fitria Amrullah Fitriani Sangkala Gala, Merry Hade, Nurwahidah Hade, Nurwahidah Harisa, Akbar Harni Harniati Hasanuddin Nuru Hasanuddin Nuru Hasriyani Hasriyani Hasriyani Hasriyani, Hasriyani Huddu, Risma Ilhamjaya Patellongi Ilkafah Ilkafah, Ilkafah Irwan, Andi Masyitha Iskandar Zulkarnaen Jannah, Uyunul Julianus Ake Julianus Ake Kadar, Kusrini Kadek Ayu Erika Kadek Ayu Erika Kadek Ayu Kadek Ayu Kadek Erika Kasmawati Khoirul Anam Krismayanti Kusrini Kadar Kusrini S. Kadar Kusrini Semarwati Kadar Lande'eo, Imelda Olviana Lestari, Ima Mustika Tri Lilian Arifka Juli Abdullah M. Alfian Rajab Makbul Aman, Makbul Maria Jeinny Regar Maryunis Maryunis Mas’ud, Alfian Moh Gifari S Muhammad Adjiz Zuhri Muhammad Hidayat Muhammad Idhan Muhrawi Yunding Musdalifah Musdalifah Musdalipah Musdalipah Najihah, Najihah Nofita Tudang Rombeallo Nur Febrianti Nur Isriani Nur Khalid Nurbaya Nurbaya Nurfadhila Nurfadhila Nurfiah, Nurfiah Nurpa Masahude, Tendri Mariadjeng Nurwahidah Nurwahidah Paridah Paridah Putri, Egi Trisnayanti Ramla Wati Rasyid, Nur Awaliah Reni Astuti Risnah Risnah, Risnah Rosman, Anita Rosyidah Arafat, Rosyidah S, Moh Gifari Saldy Yusuf Saldy Yusuf Sitti Rahmatiah Sitti Salmawati Sjattar, Elly L. Sri Wahyuni Yunus Kanang Sriwahyuni Sriwahyuni St Syahriyani Suaib Suaib Suhirman Suhirman Sulistiani, Ita Suprataba Suprataba Suwardha Yunus Syahrul Ningrat Syahrul Ningrat Syahrul Syahrul Syahrul Syahrul Syahrul Syahrul Syahrul, Syahrul Syakib Bakri Syam, Yuliana Syam, Yuliana Tawil, Selviana Thalib, Abdul Upik A. Miskad, Upik A. Uyunul Jannah Wafiq Aulia Ramadhani Wati, Ramla Wijaya, I Kade Yacoline Pailungan, Ferly Yodang Yodang Yuliana Syam Yuliana Syam Yuliati - Yuliati Yuliati Yusuf, Bahtiar